Latar Belakang Masalah Analisis Pengaruh Ketidakpuasan Konsumen, Kebutuhan Mencari Variasi dan Iklan Pesaing Terhadap Keputusan Perpindahan Merek Dari Pasta Gigi Pepsodent Ke Pasta Gigi Lain Pada Mahasiswa Program S-1 Reguler Fakultas Ekonomi USU

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Persaingan bisnis yang dihadapi perusahaan-perusahaan pada saat ini semakin ketat, sehingga menuntut manajemen perusahaan untuk lebih cermat dalam menentukan strategi bersaingnya agar dapat memenangkan persaingan yang dihadapi. Dari perspektif pemasaran, manajemen perusahaan yang dihadapkan pada situasi persaingan demikian dan agar dapat keluar sebagai pemenang dituntut untuk dapat mendesain dan mengimplementasikan strategi pemasaran yang mampu menciptakan, mempertahankan dan meningkatkan kepuasan konsumennya, sehingga pada akhirnya dapat tercipta loyalitas yang tinggi dari kosumennya terhadap produk yang ditawarkan perusahaan. Sebagaimana diketahui bersama bahwa banyak sekali produk dengan berbagai merek yang ditawarkan oleh perusahaan dalam rangka meningkatkan keinginan konsumen untuk mencoba produk dan merek tersebut. Beragamnya produk dan merek telah mengakibatkan konsumen sedikit banyak mempunyai keinginan untuk berpindah ke merek lain. Perilaku perpindahan merek pada pelanggan merupakan suatu fenomena yang kompleks yang dipengaruhi oleh faktor-faktor keperilakuan, persaingan dan waktu Pada saat kosumen dihadapkan pada berbagai macam merek pada suatu produk kategori, maka ia akan mengevaluasi tiap-tiap merek sebelum akhirnya memutuskan untuk membeli. Setelah konsumen mencoba suatu produk tertentu, Universitas Sumatera Utara 2 maka akan muncul pikiran kritis mengenai produk tersebut dimana ia akan mengevaluasi kepercayaan terhadap merek, sikap terhadap merek tersebut dan pada keputusan untuk membeli ulang produk tersebut. Keterlibatan yang rendah Low Involvement adalah untuk pembelian produk yang kurang besar resiko, murah dan tidak perlu banyak waktu dan energi untuk mendapatkannya Asyhari, 2005: 117. Jika keterlibatan rendah maka konsumen akan mudah berganti merek karena kebosanan dan mencoba merek lain Junaidi dan Dharmmesta, 2002. Brand Switching behavior adalah perilaku perpindahan merek yang dilakukan konsumen karena beberapa alasan tertentu, atau diartikan juga sebagai kerentanan konsumen untuk berpindah ke merek lain yang dikarenakan adanya ketidakpuasan terhadap merek yang mereka beli. Ketidakpuasan pasca konsumsi yaitu perbedaan yang timbul antara kinerja produk dengan harapan konsumen setelah mengkonsumsi produk tersebut. Konsumen membentuk harapan mereka berdasarkan pesan yang diterima dari produsen. Jika produsen melebih-lebihkan manfaat suatu produk maka harapan konsumen tidak akan tercapai sehingga mengakibatkan ketidakpuasan Kotler,2005:89. Schiffman dan Kanuk 2007:115 mengemukakan bahwa sifat yang digerakkan oleh kepribadian yang persis sama dan berhubungan dengan Tingkat Stimulasi Optimum TSO adalah pencari variasi atau kesenangan baru. Ketika stimulasi dalam bentuk kompleksitas, arousal, dan sebagainya berada di bawah level ideal, individu menjadi jenuh dan ia mencoba untuk lebih menghasilkan Universitas Sumatera Utara 3 input stimulasi melalui perilaku seperti exploration dan novelty seeking. Sebaliknya, ketika stimulasi mengalami peningkatan melebihi level ideal, individu akan berusaha menurunkan input stimulasi. Kebutuhan mencari variasi adalah perilaku konsumen untuk melepaskan suatu kejenuhan karena keterlibatan rendah pada merek atau produk. Perilaku ini dikarakteristikkan dengan sedikitnya pencarian informasi dan pertimbangan memunculkan komitmen terhadap merek produk tersebut. Periklanan merek brand advertising membantu meningkatkan penjualan merek dengan mendorong konsumen untuk beralih dari merek pesaing, meningkatkan konsumsi di antara pengguna, menarik non pengguna dari jenis produk, dan mempertahankan penjualan para pengguna sekarang Kotler, 2005: 277. Sebagian besar upaya melakukan periklanan menyangkut tujuan untuk mendorong permintaan terhadap merek tertentu. Produk yang dijadikan sebagai obyek penelitian adalah produk toiletries yaitu pasta gigi. Merek pasta gigi banyak sekali beredar di pasaran saat ini . Seperti pasta gigi Pepsodent, Formula, Close Up, Ciptadent, Sensodyne, dan lain- lain. Semua merek pasta gigi tersebut pada dasarnya fungsinya sama, yaitu digunakan untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut. Namun dalam perkembangannya, diantara produk-produk tersebut memiliki ciri tersendiri, terutama dalam hal fungsi-fungsi tambahan yang diberikan oleh produk-produk tersebut. Hal tersebut bertujuan untuk mendukung kesuksesan program pemasaran yang disusun oleh perusahaan. Sehingga pada akhirnya, produk mereka diperhitungkan oleh konsumen. Universitas Sumatera Utara 4 Industri pasta gigi di Indonesia saat ini menghadapi persaingan yang ketat sebagaimana dapat dilihat dari kenyataan bahwa produsen pasta gigi telah meluncurkan promosi agresif melalui media cetak maupun elektronik. Kepedulian masyarakat terhadap pentingnya kebersihan mulut dan gigi saat ini membuat sejumlah produsen pasta gigi hampir tiap tahun mengeluarkan jenis pasta gigi baru. PT Unilever Indonesia Tbk adalah pemimpin pasar di Industri Consumer Goods di Indonesia. Komitmennya adalah mengembangkan The Leading Power Brand sebagai kekuatan sekaligus daya saing Unilever. Pasta gigi Pepsodent merupakan pasta gigi pertama di Indonesia yang merek dagangnya di bawah naungan PT Unilever Indonesia Tbk yang memperkenalkan pasta fluoride sejak tahun berdirinya 1951. Stimulasi dari Pepsodent yang sudah terbentuk dan dikenal oleh banyak orang yaitu mencegah gigi berlubang, mengandung flouride, memutihkan gigi dan menyegarkan nafas. Semakin banyaknya jenis masalah kesehatan gigi dan mulut saat ini, menuntut para produsen untuk memenuhi kebutuhan konsumen untuk mengatasi masalah tersebut. Seperti yang telah diketahui, walaupun Pepsodent terus berinovasi dalam mengeluarkan varian gigi sensitif, ternyata lebih dari 50 konsumen menggunakan Pepsodent untuk perlindungan gigi berlubang. Hal ini disebabkan karena produk pasta gigi Pepsodent sudah lama membangun positioning nya sebagai pasta gigi perlindungan gigi berlubang , sehingga varian itu cukup melekat di masyarakat dan mempengaruhi dorongan pembelian. Untuk bersaing dengan Universitas Sumatera Utara 5 Pepsodent, beberapa produsen pasta gigi telah mengadopsi strategi yang berbeda. Salah satu adalah dengan menggunakan kemasan yang menarik, harga rendah, dan berkualitas serta differensiasi produk. Setiap produsen tentunya berusaha untuk memberi yang terbaik kepada konsumen melalui pemenuhan kebutuhan mereka serta menciptakan keunggulan bersaing agar dapat bertahan hidup atau survive dalam persaingan bisnis saat ini. Tabel 1.1 Top Brand Index Pasta Gigi Di Indonesia Tahun 2010-2013 No. Merek Brand Index 2010 Brand Index 2011 Brand Index 2012 Brand Index 2013 1. Pepsodent 74,8 73,6 75 71,6 2. Ciptadent 7,7 9,8 7,6 9,1 3. Formula 6,8 6,3 5,9 7,1 4. Close Up 8,0 6,0 6,7 7,5 5. Sensodyne - 1,0 1,5 1,8 Sumber: www.topbrand-award.com, diakses pada 15 November 2013 Tabel 1.1 menunjukkan bahwa produk Pepsodent mengalami ketidakstabilan setiap tahunnya . Dapat dilihat pada tahun 2012, Brand Index Pepsodent sebesar 75 dan mengalami penurunan menjadi 71,6 . Brand Index menurut Tanadi Santoso 2012, merupakan tingkat kepercayaan konsumen terhadap merek, apabila brand index mengalami penurunan, maka mengindikasikan konsumen merasa tidak puas dan tidak loyal terhadap merek tersebut, sehingga ada kecenderungan akan beralih atau mencari produk merek lain yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Top Brand Index TBI dihitung berdasarkan pengukuran tiga parameter yang didapat dari hasil survei langsung kepada pelanggan suatu produkjasa dari berbagai merek dalam kategori tertentu. Parameter pertama adalah top of mind Universitas Sumatera Utara 6 brand awareness TOM BA, yang merupakan indikator sejauh mana kekuatan merek tertentu menguasai benak pelanggan mind share. Parameter kedua adalah last usage LU, yaitu merek yang responden gunakan saat initerakhir kali market share. Ketiga adalah future intention FI, yang merupakan indikator loyalitas responden terhadap merek produkjasa yang ingin digunakandikonsumsi di masa mendatang commitment share. Persaingan yang terjadi dalam pemasaran produk pasta gigi membuat produk Pepsodent mengalami penurunan dari 75 menjadi 71,6 . Hal ini mengindikasikan adanya perpindahan merek pasta gigi Pepsodent ke pasta gigi merek lain. Pepsodent memiliki positioning yang kuat sebagai pasta gigi yang mempunyai manfaat untuk memutihkan gigi. Pepsodent menonjolkan fungsinya dari mulai gigi putih, perlindungan gusi sampai perlindungan gigi berlubang. Pasta gigi Pepsodent juga lebih mengarah pada segmen keluarga. Penulis memilih Mahasiswa Fakultas Ekonomi USU sebagai objek penelitian karena mahasiswa merupakan golongan anak muda yang lebih sering diidentikkan konsumtif, mudah sekali berpindah merek karena ingin menjadi beda dan terbaik dari yang lain. Krisis yang dialami anak muda adalah pertentangan antara identitas diri versus kekaburan peran yang ditandai dengan pertanyaan tentang dirinya sendiri dan mereka akan mengeksplorasi minat-minat baru, serta berusaha menerjemahkan nilai-nilai yang diyakininya. Kawula muda ingin dimengerti dinamika hidup mereka yaitu ingin tampil lebih percaya diri di depan lawan jenis dan nafas yang segar dengan aroma yang khas . Hal ini dibuktikan dari hasil pra survei yang dilakukan penulis yaitu 17 dari 30 mahasiswa ketika Universitas Sumatera Utara 7 diminta keterangan apakah pernah melakukan perpindahan merek pasta gigi dan hasilnya pernah serta pasta gigi yang digunakan sebelum berpindah merek adalah Pepsodent. Hal ini menunjukkan mahasiswa Fakultas Ekonomi USU layak untuk diteliti. Konsumen dalam melakukan konsumsi baik barang maupun jasa akan menggunakan pengalaman pemakaian di masa lalu sebelum mengambil keputusan menggunakannya, jika pengalaman konsumen pada pembelian sebelumnya adalah positif maka konsumen mempunyai kecenderungan untuk mengulangi pembelian dengan memilih merek yang sama pada pembelian berikutnya. Tetapi jika perusahaan tidak dapat menciptakan keunggulan dari produk yang di dihasilkannya maka kemungkinan konsumen untuk melakukan perpindahan merek pada produk yang dikonsumsinya akan semakin tinggi. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS PENGARUH KETIDAKPUASAN KONSUMEN, KEBUTUHAN MENCARI VARIASI, DAN IKLAN PESAING TERHADAP KEPUTUSAN PERPINDAHAN MEREK DARI PASTA GIGI PEPSODENT KE PASTA GIGI LAIN PADA MAHASISWA PROGRAM S-1 REGULER FAKULTAS EKONOMI USU” 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah ketidakpuasan konsumen, kebutuhan mencari variasi dan iklan pesaing secara serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap Universitas Sumatera Utara 8 keputusan perpindahan merek dari pasta gigi Pepsodent ke pasta gigi lain Pada Mahasiswa Program S-1 Reguler Fakultas Ekonomi USU? 2. Apakah ketidakpuasan konsumen, kebutuhan mencari variasi dan iklan pesaing secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan perpindahan merek dari pasta gigi Pepsodent ke pasta gigi lain Pada Mahasiswa Program S-1 Reguler Fakultas Ekonomi USU?

1.3. Tujuan Penelitian