Kondisi pada Saat Penelitian

52 Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa 24 siswa 77,42 siswa belum tuntas atau belum mencapai standar nilai KKM. Dengan demikian siswa yang telah memperoleh nilai di atas KKM masih tergolong rendah yaitu hanya 7 siswa 22,58 dari total 31 siswa.

3. Kondisi pada Saat Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Hasil penelitian pada setiap siklus dideskripsikan sebagai berikut.

a. Siklus I 1 Perencanaan

Pada tahap perencanaan, peneliti melaksanakan hal-hal sebagai berikut. a Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP disusun sebelum kegiatan penelitian dilaksanakan. RPP disusun secara kolaborasi dengan guru kelas V SDN Bakalan kemudian dikonsultasikan kepada dosen pembimbing skripsi. RPP berisi rencana kegiatan pembelajaran dari awal sampai akhir tentang operasi penjumlahan pecahan. Kegiatan inti dalam RPP disesuaikan dengan langkah- langkah Pembelajaran Matematika Realistik yang digunakan untuk meningkatkan hasil belajar matematika. RPP disusun untuk dua kali pertemuan. RPP yang telah disepakati digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran matematika di kelas. b Membagi kelompok heterogen siswa 53 Membagi siswa dalam 6 kelompok yang terdiri dari 5 orang siswa. Pembagian kelompok sesuai dengan nilai UAS semester gasal mata pelajaran matematika. Selain itu, antara siswa laki-laki dan perempuan disebar secara merata di setiap kelompok tersebut. c Mempersiapkan alat peraga dan perlengkapan yang digunakan saat proses pembelajaran. Peneliti mempersiapkan satu timbangan kodok beserta bandulnya, buah jeruk, salak, dan beras. Alat peraga ini digunakan di depan kelas saat proses pembelajaran. d Mempersiapkan Lembar Kerja Siswa LKS. Peneliti berkolaborasi dengan guru menyusum LKS yang disesuaikan dengan materi operasi penjumlahan pecahan. LKS pada pertemuan pertama mengenai penjumlahan pecahan biasa dengan pecahan biasa, penjumlahan dua pecahan campuran, dan penjumlahan pecahan campuran dengan pecahan biasa. Sedangkan LKS pada pertemuan kedua mengenai penjumlahan tiga pecahan berturut-turut dan masalah yang berkaitan dengan penjumlahan pecahan. e Mempersiapkan lembar observasi guru dan aktivitas siswa Peneliti menyusun lembar observasi guru dan aktivitas siswa yang digunakan sebagai instrumen penelitian. Lembar observasi guru digunakan sebagai pedoman pengamatan terhadap pelaksanaan Pembelajaran Matematika Realistik, sedangkan lembar observasi siswa digunakan sebagai pedoman pengamatan sikap siswa selama pembelajaran matematika Lampiran 1. 54 f Mempersiapkan soal post test untuk siswa Peneliti menyusun soal post test dengan berkolaborasi bersama guru kelas V disesuaikan dengan materi penjumlahan pecahan. Pelaksanaan post test dilaksanakan setiap akhir pertemuan. Post test digunakan untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai materi yang baru saja dipelajari Lampiran 2. 2 Tindakan Pelaksanaan tindakan siklus I dalam penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali pertemuan yaitu pada tanggal 13 dan 17 Januari 2017, sesuai jadwal pelajaran matematika. Pada pelaksanaan, guru bertugas sebagai pengajar, pendidik, dan pembimbing siswa. Sedangkan peneliti dibantu rekan peneliti bertugas mengamati berlangsungnya proses pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran. a Siklus I Pertemuan 1 Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada hari Jum’at, 13 Januari 2017 pukul 07.00 – 08.10. Pembelajaran dilaksanakan pada jam pertama dan kedua dengan alokasi waktu 2 x 35 menit yang dideskripsikan sebagai berikut. 1 Kegiatan awal Setelah bel masuk sekolah berbunyi, siswa kelas V dan guru masuk ke dalam kelas. Semua siswa berdoa bersama dengan bimbingan guru kemudian memberi salam kepada guru. Selanjutnya guru melakukan presensi menanyakan siapa yang tidak hadir. Guru memulai pelajaran dengan memberikan apersepsi dengan bertanya pada siswa, “Anak-anak sekarang sedang musim buah apa?”. Ada beberapa siswa menjawab musim salak, 55 jeruk, rambutan. Guru memberikan pertanyaan kembali, “Jika kalian membeli buah itu membeli per biji atau satuan?”. Beberapa siswa menjawab satuan Bu. Guru memberikan pertanyaan kembali, “Biasanya kalian membeli berapa kg buah?”. Beberapa siswa menjawab 1 kg bu. Setelah melakukan tanya jawab, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan siswa yaitu mempelajari penjumlahan pecahan. 2 Kegiatan Inti Kegiatan inti yang pertama yaitu tahap penggunaan konteks, siswa mendapatkan masalah kontekstual dari guru yang berkaitan dengan penjumlahan pecahan biasa dengan pecahan biasa, yaitu: Ibu pergi ke pasar membeli kg buah jeruk dan kg salak. Berapa kg jumlah buah yang ibu beli? Guru menyediakan buah jeruk dalam plastik seberat kg dan menyediakan buah salak dalam plastik seberat kg salak. Kemudian Siswa kembali mendapatkan masalah kontekstual dari guru yang berkaitan dengan penjumlahan dua pecahan campuran, yaitu: Dini mempunyai beras sebanyak kg dan Safa mempunyai kg. Berapa kg jumlah beras mereka? Guru menyediakan beras dalam plastik seberat kg dan menyediakan beras dalam platik seberat kg. Siswa kembali mendapatkan masalah kontekstual dari guru yang berkaitan dengan penjumlahan pecahan campuran dengan pecahan biasa, yaitu: Bibi memiliki beras sebanyak 1 kg dan nenek memiliki beras 56 kg. Berapa kg jumlah beras mereka?. Secara bersama-sama siswa membaca permasalahan yang disajikan oleh guru. Tahap matematisasi progresif, beberapa siswa maju berusaha menyelesaikan permasalahan dengan menimbang buah jeruk, salak, dan beras menggunakan alat peraga timbangan kodok dengan bimbingan guru. Siswa lain memperhatikan temannya yang sedang maju ke depan. Tahap pemanfaatan hasil konstruksi siswa, guru membagi siswa menjadi 6 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa. Pembagian kelompok berdasarkan nilai UAS matematika semester gasal dan siswa laki- laki dan perempuan disebar secara merata di setiap kelompok tersebut. Guru meminta bantuan kepada siswa untuk membagikan LKS kepada masing- masing kelompok. Setiap kelompok berdiskusi mengerjakan LKS yang telah diberikan guru. Guru berkeliling mengawasi jalannya diskusi. Tahap interaktivitas, setelah diskusi selesai guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi. Anggota kelompok lain dapat memberikan tanggapan atas hasil diskusi temannya. Tahap keterkaitan, guru mengaitkan konsep penjumlahan pecahan dengan konsep Kelipatan Persekutuan Kecil KPK dalam menyamakan penyebut pecahan. 3 Kegiatan akhir Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi penjumlahan pecahan biasa dengan pecahan biasa, penjumlahan dua pecahan campuran, dan 57 penjumlahan pecahan campuran dengan pecahan biasa yaitu dengan menyamakan penyebutnya terlebih dahulu. Semua siswa mengerjakan soal post test secara individu. Guru memperhatikan siswa mengerjakan dengan seksama. Guru menutup pembelajaran dengan memberikan motivasi supaya siswa lebih rajin belajarnya. a Siklus I Pertemuan 2 Pertemuan kedua pada siklus I dilaksanakan pada hari Selasa, 17 Januari 2017 pukul 07.00 – 08.10. Pembelajaran dilaksanakan pada jam pertama dan kedua dengan alokasi waktu 2 x 35 menit yang dideskripsikan sebagai berikut. 1 Kegiatan awal Setelah bel masuk sekolah berbunyi, siswa kelas V dan guru masuk ke dalam kelas. Semua siswa berdoa bersama dengan bimbingan guru kemudian memberi salam kepada guru. Selanjutnya guru melakukan presensi menanyakan siapa yang tidak hadir. Guru memulai pelajaran dengan dengan bertanya pada siswa, “Kemarin kita telah mempelajari penjumlahan pecahan biasa dengan pecahan biasa, siapakah yang masih ingat cara penyelesaiannya?”. Ada beberapa siswa menjawab saya bu. Guru memberikan pertanyaan kembali, “Hari ini kita akan melanjutkan belajar penjumlahan pecahan, sudah siap belajar?”. Semua siswa menjawab siap Bu. Setelah melakukan tanya jawab, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan siswa yaitu mempelajari penjumlahan pecahan. 2 Kegiatan Inti 58 Kegiatan inti yang pertama yaitu tahap penggunaan konteks, siswa mendapatkan masalah kontekstual dari guru yang berkaitan dengan penjumlahan tiga pecahan berturut-turut, yaitu: Nenek memiliki gula pasir sebanyak 1 kg, kemudian membeli di pasar sebanyak kg, dan memperoleh gula pasir dari ibu sebanyak kg. Berapa kg jumlah gula pasir milik nenek?. Kemudian siswa kembali mendapatkan masalah kontekstual dari guru yang berkaitan dengan pemecahan masalah penjumlahan pecahan, yaitu: Ayah mempunyai tali merah sepanjang meter dan Andi mempunyai tali biru sepanjang meter. Berapa jumlah panjang tali mereka? . Secara bersama-sama siswa membaca permasalahan yang disajikan oleh guru. Tahap matematisasi progresif, beberapa siswa maju berusaha menyelesaikan permasalahan dengan bimbingan guru. Siswa lain memperhatikan temannya yang sedang maju ke depan. Tahap pemanfaatan hasil konstruksi siswa, guru memberi kebebasan siswa untuk menyelesaikan permasalahan dengan berdiskusi yakni membagi siswa menjadi 6 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa. Pembagian kelompok berdasarkan nilai UAS matematika semester gasal dan siswa laki-laki dan perempuan disebar secara merata di setiap kelompok tersebut. Guru meminta bantuan kepada siswa untuk membagikan LKS kepada masing-masing kelompok. Setiap kelompok berdiskusi mengerjakan LKS yang telah diberikan guru. Guru berkeliling mengawasi jalannya diskusi. 59 Tahap interaktivitas, setelah diskusi selesai guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi. Anggota kelompok lain dapat memberikan tanggapan atas hasil diskusi temannya. Tahap keterkaitan, guru mengaitkan konsep penjumlahan pecahan dengan konsep Kelipatan Persekutuan Kecil KPK dalam menyamakan penyebut pecahan. 3 Kegiatan akhir Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi penjumlahan tiga pecahan berturut-turut dan pemecahan masalah penjumlahan pecahan yaitu dengan menyamakan penyebutnya terlebih dahulu. Kemudian semua siswa mengerjakan soal post test secara individu. Guru memperhatikan siswa mengerjakan dengan seksama. Guru menutup pembelajaran dengan memberikan motivasi supaya siswa lebih rajin belajarnya. 3 Pengamatan Observasi yang dilakukan pada siklus I meliputi dua pertemuan. Dari kedua pertemuan tersebut, guru telah melakukan semua aktivitas yang ada dalam lembar observasi Lampiran 1, halaman 101. Observasi dilakukan bersamaan dengan berlangsungnya proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Pertemuan pertama adalah materi penjumlahan pecahan biasa dengan pecahan biasa, penjumlahan dua pecahan campuran, dan penjumlahan pecahan campuran dengan pecahan biasa. Pada kegiatan awal, guru memberikan apersepsi 60 dengan bertanya kepada siswa. Selanjutnya guru memberikan permasalahan- permasalahan kontekstual kepada siswa. Beberapa siswa menyelesaikan permasalahan tersebut menggunakan alat peraga. Kemudian guru membentuk siswa menjadi 6 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa. Setiap kelompok berdiskusi mengerjakan LKS. Semua kelompok menyampaikan hasil diskusi dan anggota kelompok lain menyampaikan tanggapan. Guru membimbing siswa dalam diskusi kelas namun ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan. Guru membimbing siswa untuk menemukan konsep matematika yang telah dipelajari. Pada pertemuan kedua, materi yang akan dipelajari tentang penjumlahan tiga pecahan berturut-turut dan pemecahan masalah penjumlahan pecahan. Pada kegiatan awal, guru memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan tersebut mengenai pengulangan materi yang telah dipelajari sebelumnya. Selanjutnya guru memberikan permasalahan-permasalahan kontekstual kepada siswa. Beberapa siswa menyelesaikan permasalahan tersebut menggunakan alat peraga. Kemudian guru membentuk siswa menjadi 6 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa. Setiap kelompok berdiskusi mengerjakan LKS. Semua kelompok menyampaikan hasil diskusi dan anggota kelompok lain menyampaikan tanggapan. Guru membimbing siswa dalam diskusi kelas namun ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan. Guru membimbing siswa untuk menemukan konsep matematika yang telah dipelajari. 61 Selain itu peneliti akan memaparkan hasil belajar kognitif dan afektif siswa. Hasil belajar kognitif berupa nilai matematika yang diperoleh siswa setelah mempelajari operasi penjumlahan pecahan. Sedangkan hasil belajar afektif berupa aktivitas siswa selama pembelajaran. Hasil belajar kognitif dan afektif siswa yang telah diperoleh pada siklus I sebagai berikut. a Hasil Belajar Kognitif Perolehan hasil tes belajar Matematika setelah tindakan post test siklus I pada siswa kelas V SDN Bakalan sebagai berikut. Tabel 8. Rekapitulasi Hasil Tes Belajar Matematika Setelah Tindakan Post test Siklus I pada Siswa Kelas V SDN Bakalan No Nama Siswa Skor Pert 1 Skor Pert 2 Nilai Keterangan 1 AM 14 12 68,4 Belum Tuntas 2 CP 5 10 39,5 Belum Tuntas 3 MAA 5 8 34,2 Belum Tuntas 4 NAR 10 8 47,4 Belum Tuntas 5 PPW 10 8 47,4 Belum Tuntas 6 RBAS 16 13 76,3 Tuntas 7 ANM 20 15 92,1 Tuntas 8 ANP 16 13 76,3 Tuntas 9 ABCA 14 15 76,3 Tuntas 10 ASG 18 16 89,5 Tuntas 11 ARA 14 16 78,9 Tuntas 12 ADA 20 14 89,5 Tuntas 13 ASPR 20 10 78,9 Tuntas 14 ADA 19 12 81,6 Tuntas 15 BAS 18 12 78,9 Tuntas 16 CG 18 16 89,5 Tuntas 17 CED 16 15 81,6 Tuntas 18 FPA 5 8 34,2 Belum Tuntas 19 FH 20 10 78,9 Tuntas 20 MSA 10 12 57,9 Belum Tuntas 21 MINH 5 11 42,1 Belum Tuntas 62 No Nama Siswa Skor Pert 1 Skor Pert 2 Nilai Keterangan 22 NFM 20 12 84,2 Tuntas 23 NKA 10 8 47,4 Belum Tuntas 24 NN 17 15 84,2 Tuntas 25 NNH 15 16 81,6 Tuntas 26 NNM 16 15 81,6 Tuntas 27 RPS 18 13 81,6 Tuntas 28 RN 20 13 86,8 Tuntas 29 SH 10 8 47,4 Belum Tuntas 30 SYP 17 13 78,9 Tuntas 31 BNR 19 9 73,7 Belum Tuntas Jumlah 2186,80 Rata-rata 70,54 Nilai Tertinggi 97,4 Nilai Terendah 34,2 Berdasarkan tabel di atas, dapat disajikan persentase perolehan hasil tes belajar matematika setelah tindakan post test siklus I siswa kelas V SDN Bakalan sebagai berikut. Tabel 9. Analisis Hasil Tes Belajar Matematika Setelah Tindakan Postest Siklus I Siswa Kelas V SDN Bakalan No Kriteria Jumlah Siswa Persentase 1. Tuntas 20 64,51 2. Belum Tuntas 11 35,49 Jumlah 100 Perolehan hasil tes belajar matematika siswa kelas V SDN Bakalan pada pra tindakan dan siklus I memiliki perbedaan sebagai berikut. Tabel 10. Analisis Persentase Jumlah Siswa yang Tuntas Belajar pada Pra Tindakan dan Siklus I Kategori Pra Tindakan Siklus I Siswa Siswa Tuntas 7 22,58 20 64,51 Belum Tuntas 24 77,42 11 35,49 Jumlah 31 100 31 100 63 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 20 siswa atau 64,51 siswa dari seluruh siswa mendapatkan nilai ≥ 75 dibandingkan data nilai pra tindakan yang hanya 7 siswa atau 22,58, sedangkan jumlah siswa yang belum tuntas adalah 11 siswa atau 35,49 siswa mendapatkan nilai 75. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan terjadi peningkatan 41,93 jumlah siswa yang tuntas belajar dilaksanakan pada siklus I. Perbandingan hasil belajar pada pra tindakan dan siklus I diperjelas pada diagram batang sebagai berikut. Gambar 5. Perbandingan Hasil Belajar Matematika pada Pra Tindakan dan Siklus I Siswa Kelas V SDN Bakalan b Hasil Belajar Afektif Berupa Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran Pengamatan dilakukan bersamaan pada saat pelaksanaan pembelajaran matematika pada pertemuan pertama materi penjumlahan pecahan biasa dengan pecahan biasa, penjumlahan dua pecahan campuran, penjumlahan pecahan campuran dengan pecahan biasa, pada pertemuan kedua materi penjumlahan tiga 64 pecahan berturut-turut, dan pemecahan masalah penjumlahan pecahan. Dalam penelitian ini pengamatan dilakukan oleh peneliti bersama seorang observer pendamping bernama Puji Lestari 12520241002 pada pertemuan pertama dan Rafika Rahmi 1310824 pada pertemuan kedua. Pengamatan dilakukan dengan berpedoman pada lembar observasi yang telah dibuat sebelumnya. Hasil observasi aktivitas siswa pada mata pelajaran matematika siklus I pertemuan 1 sebagai berikut. Tabel 11. Hasil Rekapitulasi Observasi Aktivitas Siswa pada Mata Pelajaran Matematika Siklus I Pertemuan 1 No Nama Siswa Skor 1 AM 2 2 3 2 3 1 1 3 2 CP 3 3 3 2 2 1 2 3 3 MAA 2 2 3 2 2 2 2 3 4 NAR 2 3 3 3 2 2 3 3 5 PPW 2 2 3 2 1 1 2 2 6 RBAS 3 3 3 2 2 2 2 3 7 ANM 3 3 3 3 2 2 3 4 8 ANP 4 3 3 3 2 2 2 3 9 ABCA 3 4 3 3 3 2 2 3 10 ASG 3 4 4 4 3 2 4 3 11 ARA 3 4 3 4 3 2 3 4 12 ADA 3 3 4 4 4 2 4 4 13 ASPR 3 4 3 4 2 3 4 4 14 ADA 2 3 3 2 3 2 2 3 15 BAS 2 2 3 2 2 2 2 3 16 CG 2 2 3 3 2 2 2 3 17 CED 3 2 3 3 2 2 3 3 18 FPA 2 2 3 3 2 2 1 2 19 FH 3 3 3 3 2 2 3 4 20 MSA 2 2 3 2 2 2 2 3 21 MINH 3 4 3 4 2 2 3 3 22 NFM 2 4 3 3 2 2 3 3 23 NKA 3 2 3 4 2 2 3 4 24 NN 3 4 3 4 3 2 2 3 65 No Nama Siswa Skor 25 NNH 3 3 3 4 3 2 3 3 26 NNM 3 2 3 3 2 2 2 3 27 RPS 3 3 3 4 3 2 2 3 28 RN 3 4 3 4 3 2 3 3 29 SH 2 2 3 2 2 1 2 2 30 SYP 3 3 3 4 3 2 3 3 31 BNR 2 2 3 3 3 2 2 3 Jumlah 80 76 73 83 77 83 88 86 Persen 64,5 61,2 58,8 66,9 62 66,9 70,9 69 Sedangkan hasil observasi aktivitas siswa pada mata pelajaran matematika siklus I pertemuan 2 sebagai berikut. Tabel 12. Hasil Rekapitulasi Observasi Aktivitas Siswa pada Mata Pelajaran Matematika Siklus I Pertemuan 2 No Nama Siswa Skor 1 AM 3 2 3 3 2 2 2 3 2 CP 3 2 3 3 2 4 3 4 3 MAA 3 2 2 3 2 2 3 4 4 NAR 2 3 3 2 3 2 4 3 5 PPW 3 3 2 3 2 3 2 3 6 RBAS 2 4 2 3 2 3 3 3 7 ANM 2 3 2 3 3 2 3 4 8 ANP 3 3 2 3 3 2 3 3 9 ABCA 3 3 2 3 3 3 2 4 10 ASG 4 3 4 3 3 3 4 3 11 ARA 2 3 3 4 3 3 3 3 12 ADA 2 4 3 3 4 4 4 3 13 ASPR 4 3 2 3 3 3 3 2 14 ADA 2 3 4 3 2 3 2 4 15 BAS 2 3 3 2 2 3 3 3 16 CG 3 3 2 3 4 3 3 3 17 CED 2 2 3 2 3 3 4 3 18 FPA 3 3 2 3 3 2 3 2 19 FH 2 2 2 3 3 4 3 2 20 MSA 2 3 3 3 2 4 3 3 21 MINH 3 2 2 3 3 3 2 3 22 NFM 3 3 2 2 3 3 3 2 66 No Nama Siswa Skor 23 NKA 3 2 3 3 3 2 3 3 24 NN 2 3 3 2 2 3 3 2 25 NNH 3 2 3 3 2 3 3 3 26 NNM 3 3 2 3 2 2 3 3 27 RPS 3 4 3 3 2 3 4 3 28 RN 3 2 2 2 3 3 3 4 29 SH 3 3 2 3 3 2 3 4 30 SYP 2 2 3 2 3 3 3 4 31 BNR 2 3 3 3 2 3 3 3 Jumlah 82 86 80 87 82 88 93 96 Persen 66,1 69,3 64,5 70,1 66,1 70,9 75 77,4 Berikut ini adalah tabel analisis dari hasil observasi terhadap aktivitas siswa pada pelaksanaan pembelajaran Matematika siklus I. Tabel 13. Analisis Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Pelaksanaan Pembelajaran Matematika Siklus I No Aspek yang di amati Rata-rata skor penyataan Pertemuan 1 Pertemuan 2 1. Siswa menanyakan mengenai masalah yang diberikan oleh guru 2,58 2,65 2. Siswa menanyakan semua hal yang belum dipahami selama pembelajaran 2,45 2,77 3. Siswa membentuk kelompok menjadi 6 kelompok terdiri dari laki-laki dan perempuan yang memiliki kemampuan beragam 2,35 2,58 4. Siswa mendiskusikan pengerjaan Lembar Kerja Siswa LKS mengenai operasi penjumlahan atau pengurangan pecahan yang diberikan guru 2,68 2,81 5. Semua kelompok menyampaikan hasil diskusi 2,48 2,65 6. Kelompok lain menyampaikan tanggapan 2,68 2,84 7. Siswa menyampaikan kesimpulan materi operasi penjumlahan atau pengurangan yang telah dipelajari 2,84 3 8. Siswa mengerjakan soal yang diberikan guru 2,77 3,1 Jumlah Rata-rata 20,83 22,40 Persentase 65,1 70 Rata-rata Maksimum 32 32 67 Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran pada pertemuan pertama dan kedua terjadi peningkatan sebesar 4,9. Hasil observasi aktivitas siswa pada pertemuan pertama yakni 65,1. Sedangkan hasil observasi aktivitas siswa pada pertemyan kedua yakni 70. Perbandingan hasil observasi aktivitas siswa pada pelaksanaan pembelajaran matematika realistik siklus I adalah sebagai berikut. Gambar 6. Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Pelaksanaan Pembelajaran Matematika Realistik Siklus I 4 Refleksi Kegiatan refleksi ini dimaksudkan sebagai bahan masukan pada perencanaan siklus selanjutnya. Refleksi pada siklus I dilakukan oleh peneliti dan guru kelas V. Pelaksanaan refleksi dilakukan satu hari setelah pelaksanaan siklus I selesai dan dilaksanakan pada saat pulang sekolah di ruang kelas. Peneliti dan guru kelas V berdiskusi membahas hambatan apa saja yang terjadi selama pembelajaran, 68 kemudian mencari solusi terbaik. Tujuan dari kegiatan refleksi adalah untuk membahas hal-hal apa saja yang menjadi hambatan pada pelaksanaan siklus I. Setelah dilakukan refleksi diharapkan pelaksanaan siklus II dapat lebih baik dari pelaksanaan siklus sebelumnya. Adapun hasil refleksi yang diperoleh pada siklus I dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 14. Refleksi siklus I dan perencanaan siklus II Refleksi Siklus I Perencanaan Siklus II Kesesuaian dengan PMR Suasana kelas yang masih kurang kondusif penyebabnya adalah beberapa siswa tidak memperhatikan penjelasan guru. Guru akan menyuruh beberapa siswa membaca permasalahan yang disajikan guru di depan kelas. Penggunaan konteks Ada beberapa siswa yang mengobrol sendiri saat temannya maju ke depan. Guru akan lebih menegur siswa yang sedang mengobrol dan memberikan sebuah pertanyaan kepada siswa yang mengobrol. Matematisasi progresif Beberapa siswa terlihat pasif dan tidak mengikuti diskusi, ada yang mengobrol maupun sibuk dengan mainannya dikarenakan anggota kelompok yang terlalu banyak. Guru akan membagi kelompok menjadi 8 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 3-4 siswa. Dan guru akan lebih memperhatikan setiap individu dengan mendekati siswa yang kurang aktif untuk diberi motivasi dan bimbingan. Pemanfaatan hasil konstruksi siswa Ada beberapa anggota kelompok yang tidak memperhatikan saat kelompok lain menyampaikan hasil diskusinya. Guru akan memberikan pertanyaan pada anggota kelompok lain yang tidak memperhatikan. Interaktivitas Siswa masih malu untuk menyampaikan kesimpulan pembelajaran. Guru akan langsung menunjuk beberapa siswa untuk menyampaikan kesimpulan pembelajaran. Keterkaitan 69

a. Siklus II 1 Perencanaan

Pada tahap perencanaan, peneliti melaksanakan hal-hal sebagai berikut. a Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP disusun sebelum kegiatan penelitian dilaksanakan. RPP disusun secara kolaborasi dengan guru kelas V SDN Bakalan. RPP berisi rencana kegiatan pembelajaran dari awal sampai akhir tentang operasi pengurangan pecahan. Kegiatan inti dalam RPP disesuaikan dengan langkah-langkah Pembelajaran Matematika Realistik yang digunakan untuk meningkatkan hasil belajar matematika. RPP disusun untuk dua kali pertemuan. RPP yang telah disepakati digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran matematika di kelas. b Membagi kelompok heterogen siswa Membagi siswa dalam 8 kelompok yang terdiri dari 3-4 orang siswa. Pembagian kelompok sesuai dengan nilai post test siklus I mata pelajaran matematika. Selain itu, antara siswa laki-laki dan perempuan disebar secara merata di setiap kelompok tersebut. c Mempersiapkan alat peraga dan perlengkapan yang digunakan saat proses pembelajaran. Peneliti mempersiapkan satu buah meteran, gunting, kain biru, tali kuning, dan coklat. Alat peraga ini digunakan di depan kelas saat proses pembelajaran. d Mempersiapkan Lembar Kerja Siswa LKS. 70 Peneliti berkolaborasi dengan guru menyusum LKS yang disesuaikan dengan materi operasi pengurangan pecahan. LKS pada pertemuan pertama mengenai pengurangan pecahan dengan penyebut tidak sama dan pengurangan pecahan dari bilangan asli. Sedangkan LKS pada pertemuan kedua mengenai pengurangan tiga pecahan berturut-turut dan Memecahkan masalah yang berkaitan dengan pengurangan pecahan. e Mempersiapkan lembar observasi guru dan aktivitas siswa Peneliti menyusun lembar observasi guru dan aktivitas siswa yang digunakan sebagai instrumen penelitian. Lembar observasi guru digunakan sebagai pedoman pengamatan terhadap pelaksanaan Pembelajaran Matematika Realistik, sedangkan lembar observasi siswa digunakan sebagai pedoman pengamatan sikap siswa selama pembelajaran matematika Lampiran 1 halaman 96. f Mempersiapkan soal post test untuk siswa Peneliti menyusun soal post test dengan berkolaborasi bersama guru kelas V disesuaikan dengan materi pengurangan pecahan. Pelaksanaan post test dilaksanakan setiap akhir pertemuan. Post test digunakan untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai materi yang baru saja dipelajari Lampiran 2 halaman 152. 2 Tindakan Pelaksanaan tindakan siklus II dalam penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali pertemuan yaitu pada tanggal 24 dan 31 Januari 2017, sesuai jadwal pelajaran matematika. Pada pelaksanaan, guru bertugas sebagai pengajar, pendidik, dan 71 pembimbing siswa. Sedangkan peneliti dibantu rekan peneliti bertugas mengamati berlangsungnya proses pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran. a Siklus II Pertemuan 1 Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada hari Selasa, 24 Januari 2017 pukul 07.00 – 08.10. Pembelajaran dilaksanakan pada jam pertama dan kedua dengan alokasi waktu 2 x 35 menit yang dideskripsikan sebagai berikut. 1 Kegiatan awal Setelah bel masuk sekolah berbunyi, siswa kelas V dan guru masuk ke dalam kelas. Semua siswa berdoa bersama dengan bimbingan guru kemudian memberi salam kepada guru. Selanjutnya guru melakukan presensi menanyakan siapa yang tidak hadir. Guru memulai pelajaran dengan memberikan apersepsi dengan bertanya pada siswa, “Anak-anak siapakah yang pernah memberikan coklat atau roti kepada temannya?”. Ada beberapa siswa menjawab saya pernah Bu. Guru memberikan pertanyaan kembali, “Kalian memberikan berapa coklat atau roti?”. Beberapa siswa menjawab satu coklat Bu, setengah roti Bu. Setelah melakukan tanya jawab, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan siswa yaitu mempelajari pengurangan pecahan. 2 Kegiatan Inti Kegiatan inti yang pertama yaitu tahap penggunaan konteks, siswa mendapatkan masalah kontekstual dari guru yang berkaitan dengan pengurangan pecahan dengan penyebut tidak sama yaitu Rifqi mempunyai 72 tali kuning meter. Sebanyak meter tali diberikan kepada Dewi. Berapa sisa tali milik Rifqi?. Kemudian Siswa kembali mendapatkan masalah kontekstual dari guru yang berkaitan dengan pengurangan pecahan dari bilangan asli yaitu Yumna membeli kain sepanjang 2 meter. Kemudian kain itu dipotong meter. Berapa sisa kain Yumna yang belum dipotong?. Secara bersama-sama siswa membaca permasalahan yang disajikan oleh guru. Kemudian guru akan menyuruh beberapa siswa untuk mengulangi membaca permasalahan tersebut. Tahap matematisasi progresif, beberapa siswa maju berusaha menyelesaikan permasalahan dengan memotong kain biru dan tali kuning menggunakan alat peraga gunting dengan bimbingan guru. Siswa lain memperhatikan temannya yang sedang maju ke depan. Jika ada siswa yang sedang mengobrol, guru akan langsung menegur dan memberikan pertanyaan kepada siswa tersebut. Tahap pemanfaatan hasil konstruksi siswa, guru membagi siswa menjadi 8 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 3-4 siswa. Pembagian kelompok berdasarkan nilai post test siklus I matematika dan siswa laki-laki dan perempuan disebar secara merata di setiap kelompok tersebut. Guru meminta bantuan kepada siswa untuk membagikan LKS kepada masing- masing kelompok. Setiap kelompok berdiskusi mengerjakan LKS yang telah diberikan guru. Guru berkeliling mengawasi jalannya diskusi. Guru 73 memperhatikan setiap individu dengan mendekati siswa yang kurang aktif untuk diberi motivasi dan bimbingan. Tahap interaktivitas, setelah diskusi selesai guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi. Anggota kelompok lain dapat memberikan tanggapan atas hasil diskusi temannya. Beberapa siswa terlihat sedang mengobrol sendiri kemudian guru memberikan pertanyaan, “Coba diulang kembali pertanyaan dari teman kalian?”. Tahap keterkaitan, guru mengaitkan konsep pengurangan pecahan dengan konsep Kelipatan Persekutuan Kecil KPK dalam menyamakan penyebut pecahan. 3 Kegiatan akhir Guru langsung menunjuk beberapa siswa untuk menyimpulkan materi pengurangan pecahan dengan penyebut tidak sama dan pengurangan pecahan dari bilangan asli yaitu dengan menyamakan penyebutnya terlebih dahulu. Semua siswa mengerjakan soal post test secara individu. Guru memperhatikan siswa mengerjakan dengan seksama. Guru menutup pembelajaran dengan memberikan motivasi supaya siswa lebih rajin belajarnya. b Siklus II Pertemuan 2 74 Pertemuan pertama pada siklus II dilaksanakan pada hari Selasa, 31 Januari 2017 pukul 07.00 – 08.10. Pembelajaran dilaksanakan pada jam pertama dan kedua dengan alokasi waktu 2 x 35 menit yang dideskripsikan sebagai berikut. 1 Kegiatan awal Setelah bel masuk sekolah berbunyi, siswa kelas V dan guru masuk ke dalam kelas. Semua siswa berdoa bersama dengan bimbingan guru kemudian memberi salam kepada guru. Selanjutnya guru melakukan presensi menanyakan siapa yang tidak hadir. Guru memulai pelajaran dengan bertanya pada siswa, “Anak-anak siapakah yang masih ingat cara menyelesaikan pengurangan pecahan?”. Ada beberapa siswa menjawab saya Bu. Guru memberikan pertanyaan kembali, “Hari ini kita akan melanjutkan materi pengurangan pecahan, siap belajar?”. Beberapa siswa menjawab siap Bu. Setelah melakukan tanya jawab, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan siswa yaitu mempelajari pengurangan pecahan.\ 2 Kegiatan Inti Kegiatan inti yang pertama yaitu tahap penggunaan konteks, siswa mendapatkan masalah kontekstual dari guru yang berkaitan dengan pengurangan tiga pecahan berturut-turut yaitu Sarah memiliki 1 coklat, diberikan kepada adik sebanyak bagian coklat dan kepada kakaknya sebanyak bagian coklat. Berapa sisa coklat yang dimiliki Sarah sekarang? . Kemudian Siswa kembali mendapatkan masalah kontekstual dari guru yang berkaitan dengan pemecahan masalah pengurangan pecahan yaitu Ani 75 membeli tali merah sepanjang 2 meter. Kemudian dipotong sepanjang liter. Berapa sisa tali merah Ani yang belum dipotong?. Secara bersama-sama siswa membaca permasalahan yang disajikan oleh guru. Kemudian guru akan menyuruh beberapa siswa untuk mengulangi membaca permasalahan tersebut. Tahap matematisasi progresif, beberapa siswa maju berusaha menyelesaikan permasalahan dengan memotong coklat dan tali merah menggunakan alat peraga gunting dengan bimbingan guru. Siswa lain memperhatikan temannya yang sedang maju ke depan. Jika ada siswa yang sedang mengobrol, guru akan langsung menegur dan memberikan pertanyaan kepada siswa tersebut. Tahap pemanfaatan hasil konstruksi siswa, guru membagi siswa menjadi 8 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 3-4 siswa. Pembagian kelompok berdasarkan nilai post test siklus I matematika dan siswa laki-laki dan perempuan disebar secara merata di setiap kelompok tersebut. Guru meminta bantuan kepada siswa untuk membagikan LKS kepada masing- masing kelompok. Setiap kelompok berdiskusi mengerjakan LKS yang telah diberikan guru. Guru berkeliling mengawasi jalannya diskusi. Guru memperhatikan setiap individu dengan mendekati siswa yang kurang aktif untuk diberi motivasi dan bimbingan. Tahap interaktivitas, setelah diskusi selesai guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi. Anggota 76 kelompok lain dapat memberikan tanggapan atas hasil diskusi temannya. Beberapa siswa terlihat sedang mengobrol sendiri kemudian guru memberikan pertanyaan, “Coba diulang kembali pertanyaan dari teman kalian?”. Tahap keterkaitan, guru mengaitkan konsep pengurangan pecahan dengan konsep Kelipatan Persekutuan Kecil KPK dalam menyamakan penyebut pecahan. 3 Kegiatan akhir Guru langsung menunjuk beberapa siswa untuk menyimpulkan materi pengurangan tiga pecahan berturut-turut dan pemecahan masalah pengurangan pecahan yaitu dengan menyamakan penyebutnya terlebih dahulu. Semua siswa mengerjakan soal post test secara individu. Guru memperhatikan siswa mengerjakan dengan seksama. Guru menutup pembelajaran dengan memberikan motivasi supaya siswa lebih rajin belajarnya. 3 Pengamatan Observasi yang dilakukan pada siklus II meliputi dua pertemuan. Dari kedua pertemuan tersebut, guru telah melakukan semua aktivitas yang ada dalam lembar observasi Lampiran 1 halaman 101. Observasi dilakukan bersamaan dengan berlangsungnya proses pembelajaran. Pertemuan pertama adalah materi pengurangan pecahan. Pada kegiatan awal, guru memberikan apersepsi dengan bertanya kepada siswa. Selanjutnya guru 77 memberikan permasalahan-permasalahan kontekstual kepada siswa. Guru menyuruh beberapa siswa membaca permasalahan yang disajikan guru di depan. Beberapa siswa menyelesaikan permasalahan tersebut menggunakan alat peraga. Kemudian guru membentuk siswa menjadi 8 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 3-4 siswa. Setiap kelompok berdiskusi mengerjakan LKS. Semua kelompok menyampaikan hasil diskusi dan anggota kelompok lain menyampaikan tanggapan. Guru membimbing siswa dalam diskusi kelompok namun ada beberapa siswa yang kurang aktif diskusi kemudian guru mendekati siswa tersebut memberi bimbingan. Guru membimbing siswa untuk menemukan konsep matematika mengenai materi yang telah dipelajari. Pada pertemuan kedua, lanjutan materi pengurangan pecahan. Pada kegiatan awal, guru memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan tersebut mengenai pengulangan materi yang telah dipelajari sebelumnya. Selanjutnya guru memberikan permasalahan-permasalahan kontekstual kepada siswa. Guru menyuruh beberapa siswa membacakan permasalahan yang disajikan oleh guru di depan. Beberapa siswa menyelesaikan permasalahan tersebut menggunakan alat peraga. Kemudian guru membentuk siswa menjadi 8 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 3-4 siswa. Setiap kelompok berdiskusi mengerjakan LKS. Semua kelompok menyampaikan hasil diskusi dan anggota kelompok lain menyampaikan tanggapan. Guru membimbing siswa dalam diskusi kelas namun ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan kemudian guru mendekati siswa 78 tersebut memberi bimbingan. Guru membimbing siswa untuk menemukan konsep matematika mengenai materi yang dipelajari. Selain hasil observasi yang berupa aktivitas guru, peneliti akan memaparkan hasil belajar kognitif dan afektif siswa yang telah diperoleh pada siklus II sebagai berikut. a Hasil Belajar Kognitif Hasil belajar pada siklus II diperoleh setiap akhir pertemuan. Perolehan hasil tes belajar Matematika setelah tindakan post test siklus II pada siswa kelas V SDN Bakalan sebagai berikut. Tabel 15. Rekapitulasi Hasil Tes Belajar Matematika Setelah Tindakan Post test Siklus II pada Siswa Kelas V SDN Bakalan No Nama Siswa Skor Pert 1 Skor Pert 2 Nilai Keterangan 1 AM 20 30 78,9 Tuntas 2 CP 5 18 60,5 Belum Tuntas 3 MAA 12 14 68,4 Belum Tuntas 4 NAR 20 18 100 Tuntas 5 PPW 18 18 94,7 Tuntas 6 RBAS 20 18 100 Tuntas 7 ANM 20 18 100 Tuntas 8 ANP 20 18 100 Tuntas 9 ABCA 20 18 100 Tuntas 10 ASG 20 17 97,3 Tuntas 11 ARA 20 18 100 Tuntas 12 ADA 20 18 100 Tuntas 13 ASPR 20 18 100 Tuntas 14 ADA 20 10 78,9 Tuntas 15 BAS 18 18 94,7 Tuntas 16 CG 18 15 86,8 Tuntas 17 CED 20 18 100 Tuntas 18 FPA 5 15 52,6 Belum Tuntas 19 FH 20 15 92,1 Tuntas 20 MSA 18 18 94,7 Tuntas 79 No Nama Siswa Skor Pert 1 Skor Pert 2 Nilai Keterangan 21 MINH 20 18 100 Tuntas 22 NFM 20 14 89,4 Tuntas 23 NKA 16 18 89,4 Tuntas 24 NN 20 18 100 Tuntas 25 NNH 20 18 100 Tuntas 26 NNM 20 18 100 Tuntas 27 RPS 20 18 100 Tuntas 28 RN 18 18 94,7 Tuntas 29 SH 20 14 89,4 Tuntas 30 SYP 20 10 78,9 Tuntas 31 BNR 20 18 100 Tuntas Jumlah 2841,4 Rata-rata 91,65 Nilai Tertinggi 100 Nilai Terendah 52,6 Berdasarkan tabel di atas, dapat disajikan persentase perolehan hasil tes belajar matematika setelah tindakan post test siklus II siswa kelas V SDN Bakalan sebagai berikut. Tabel 16. Analisis Hasil Tes Belajar Matematika Setelah Tindakan Postest Siklus II Siswa Kelas V SDN Bakalan No Kriteria Jumlah Siswa Persentase 1. Tuntas 28 90,32 2. Belum Tuntas 3 9,68 Jumlah 100 Perolehan hasil tes belajar matematika siswa kelas V SDN Bakalan pada pra tindakan, siklus I, dan siklus II memiliki perbedaan sebagai berikut. 80 Tabel 17. Analisis Persentase Jumlah Siswa yang Tuntas Belajar pada Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II Kategori Pra Tindakan Siklus I Siklus II Siswa Siswa Siswa Tuntas 7 22,58 20 64,51 28 90,32 Belum Tuntas 24 77,42 11 35,49 3 9,68 Jumlah 31 100 31 100 31 100 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui pada siklus II sebanyak 28 siswa atau 90,32 siswa dari seluruh siswa mendapatkan nilai ≥ 75 dibandingkan data nilai siklus I yang hanya 20 siswa atau 64,51, sedangkan jumlah siswa yang belum tuntas adalah 3 siswa atau 9,68 siswa mendapatkan nilai 75. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan terjadi peningkatan 25,81 jumlah siswa yang tuntas belajar dilaksanakan pada siklus II. Perbandingan hasil belajar pada pra tindakan dan siklus I diperjelas pada diagram batang sebagai berikut. Gambar 7. Perbandingan Hasil Belajar Matematika pada Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II Siswa Kelas V SDN Bakalan b Hasil Belajar Afektif Berupa Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran 81 Pengamatan dilakukan bersamaan pada saat pelaksanaan pembelajaran matematika pada pertemuan pertama materi pengurangan pecahan dengan penyebut tidak sama dan pengurangan pecahan dari bilangan asli, pertemuan kedua materi pengurangan tiga pecahan berturut-turut dan pemecahan masalah pengurangan pecahan. Dalam penelitian ini pengamatan dilakukan oleh peneliti bersama seorang observer pendamping bernama Erthienda Mahardika I. 13108241 pada pertemuan pertama dan Puji Lestari 12520241002 pada pertemuan kedua. Pengamatan dilakukan dengan berpedoman pada lembar observasi yang telah dibuat sebelumnya Lampiran 1, halaman 96. Hasil observasi aktivitas siswa pada mata pelajaran matematika siklus II pertemuan 1 sebagai berikut. Tabel 18. Hasil Rekapitulasi Observasi Aktivitas Siswa pada Mata Pelajaran Matematika Siklus II Pertemuan 1 No Nama Siswa Skor 1 AM 3 3 4 4 3 3 3 4 2 CP 3 3 4 3 3 4 4 4 3 MAA 3 2 4 3 3 2 3 4 4 NAR 4 4 4 4 4 3 4 4 5 PPW 3 3 4 4 2 3 3 4 6 RBAS 3 4 3 3 2 3 3 4 7 ANM 3 3 2 4 3 2 3 4 8 ANP 4 4 3 4 3 3 3 4 9 ABCA 3 3 4 4 3 3 3 4 10 ASG 4 3 4 4 4 3 4 3 11 ARA 3 3 4 4 3 3 3 4 12 ADA 3 4 3 4 4 4 3 4 13 ASPR 4 3 3 4 3 3 4 3 14 ADA 3 3 3 4 3 3 3 3 15 BAS 4 3 3 3 3 3 4 4 16 CG 3 3 4 4 4 3 3 4 17 CED 3 3 3 4 3 3 4 3 18 FPA 3 3 4 4 3 3 3 3 19 FH 3 3 4 3 3 4 3 4 82 No Nama Siswa Skor 20 MSA 3 3 3 4 3 4 3 4 21 MINH 3 2 4 4 3 3 2 3 22 NFM 3 3 2 2 3 3 3 3 23 NKA 3 3 3 4 3 3 3 4 24 NN 3 3 3 3 2 3 3 3 25 NNH 3 2 3 4 2 3 3 4 26 NNM 3 3 2 3 2 2 3 3 27 RPS 3 4 3 3 2 3 4 3 28 RN 3 3 3 4 3 3 3 4 29 SH 3 3 2 3 3 2 3 4 30 SYP 3 2 4 2 3 3 3 4 31 BNR 3 3 3 4 3 3 3 3 Jumlah 98 94 102 111 91 93 99 113 Persen 79,1 75,8 82 89,5 73,4 75 79,8 91,1 Sedangkan hasil observasi aktivitas siswa pada mata pelajaran matematika siklus II pertemuan 2 sebagai berikut. Tabel 19. Hasil Rekapitulasi Observasi Aktivitas Siswa pada Mata Pelajaran Matematika Siklus II Pertemuan 2 No Nama Siswa Skor 1 AM 4 3 4 4 3 4 3 4 2 CP 3 4 4 3 4 4 4 4 3 MAA 3 3 4 4 3 3 3 4 4 NAR 4 4 4 4 4 3 4 4 5 PPW 3 3 4 4 3 4 3 4 6 RBAS 3 4 3 4 3 3 3 4 7 ANM 3 3 4 4 4 3 3 4 8 ANP 4 4 3 4 3 4 3 4 9 ABCA 4 3 4 4 3 3 4 4 10 ASG 4 3 4 4 4 3 4 4 11 ARA 4 3 4 4 3 3 3 4 12 ADA 3 4 3 4 4 4 3 4 13 ASPR 4 3 3 4 3 3 4 4 14 ADA 3 3 3 4 3 4 3 4 15 BAS 4 3 4 4 3 3 4 4 16 CG 4 3 4 4 4 3 3 4 17 CED 3 4 3 4 3 3 4 3 18 FPA 3 4 4 4 3 3 3 3 83 No Nama Siswa Skor 19 FH 4 3 4 3 4 4 3 4 20 MSA 3 4 3 4 3 4 4 4 21 MINH 4 3 4 4 3 3 3 4 22 NFM 3 3 3 3 3 3 3 3 23 NKA 3 3 3 4 3 3 3 4 24 NN 3 3 3 3 2 4 3 3 25 NNH 4 3 3 4 3 3 3 4 26 NNM 3 3 3 3 3 4 3 4 27 RPS 3 4 4 4 3 3 4 3 28 RN 4 3 3 4 3 3 3 3 29 SH 3 3 3 4 3 3 3 3 30 SYP 3 3 4 3 3 3 3 4 31 BNR 4 3 3 4 3 3 3 3 Jumlah 107 102 109 118 99 103 102 116 Persen 86,2 82,1 87,9 95,1 79,8 82,1 82,1 93,5 Berikut ini adalah tabel analisis dari hasil observasi terhadap aktivitas siswa pada pelaksanaan pembelajaran Matematika siklus II. Tabel 20. Analisis Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Pelaksanaan Pembelajaran Matematika Siklus II No Aspek yang di amati Rata-rata skor penyataan Pertemuan 1 Pertemuan 2 1. Siswa menanyakan mengenai masalah yang diberikan oleh guru 3,16 3,45 2. Siswa menanyakan semua hal yang belum dipahami selama pembelajaran 3,03 3,29 3. Siswa membentuk kelompok menjadi 6 kelompok terdiri dari laki-laki dan perempuan yang memiliki kemampuan beragam 3,29 3,51 4. Siswa mendiskusikan pengerjaan Lembar Kerja Siswa LKS mengenai operasi penjumlahan atau pengurangan pecahan yang diberikan guru 3,58 3,8 5. Semua kelompok menyampaikan hasil diskusi 2,93 3,19 84 No Aspek yang diamati Rata-rata skor pernyataan Pertemuan 1 Pertemuan 2 6. Kelompok lain menyampaikan tanggapan 3 3,32 7. Siswa menyampaikan kesimpulan materi operasi penjumlahan atau pengurangan yang telah dipelajari 3,19 3,29 8. Siswa mengerjakan soal yang diberikan guru 3,64 3,74 Jumlah Rata-rata 25,82 27,59 Persentase 80,68 86,21 Rata-rata Maksimum 32 32 Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran pada pertemuan pertama dan kedua terjadi peningkatan yakni dari 80,68 menjadi 86,21. Pada siklus II pertemuan 1 dan 2, siswa sudah lebih fokus melaksanakan pembelajaran dan lebih percaya diri dalam menyampaikan pendapat dalam bertanya jawab dengan guru maupun saat diskusi kelompok. Hasil aktivitas siswa siklus II sudah mencapai indikator pencapaian keberhasilan yang telah ditetapkan, yaitu 86,21. Perbandingan hasil observasi aktivitas siswa pada pelaksanaan pembelajaran matematika realistik siklus II adalah sebagai berikut. 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 Pert 1 Pert 2 Pert 1 Pert 2 Gambar 8. Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Pelaksanaan Pembelajaran Matematika Realistik Siklus II 85 4 Refleksi Refleksi pada siklus II dilakukan peneliti bersama guru kelas untuk melakukan penilaian selama proses pembelajaran matematika dengan menggunakan pendidikan matematika realistik. Berdasarkan hasil diskusi, dapat dikatakan bahwa pelaksanaan pendidikan matematika realistik dalam pembelajaran matematika telah terlaksana dengan baik sesuai langkah yang disusun sebelumnya. Hasil observasi guru dalam pendidikan matematika realistik pada siklus II yaitu guru telah melaksanakan semua aktivitas dalam lembar pengamatan siklus II. Hasil observasi aktivitas siswa menunjukkan bahwa jumlah siswa yang telah memenuhi kriteria keberhasilan meningkat menjadi 86,21 dari 31 siswa. Tindakan dalam penelitian ini dihentikan karena telah mencapai indikator keberhasilan yaitu ≥ 80 dari 31 siswa. Hasil belajar siswa yang telah mencapai nilai KKM sebesar ≥ 75 meningkat sejumlah 8 siswa, dari siklus I jumlah siswa yang tuntas belajar adalah 20 siswa pada siklus II menjadi 28 siswa. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran dapat dikatakan berhasil karena telah memenuhi kriteria keberhasilan yaitu ≥ 90 karena dalam siklus II ini sebanyak 28 siswa 90,32 dari keseluruhan siswa yaitu 31 siswa sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM. Tindakan dalam penelitian ini dikatakan berhasil dan diberhentikan pada siklus II karena telah memenuhi kriteria keberhasilan. B. Pembahasan Penelitian tindakan kelas ini meliputi 2 siklus yang terdiri dari siklus I dan siklus II. Setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan dan terdiri dari tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pelaksanaan siklus II merupakan perbaikan dari siklus sebelumnya. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini terdiri dari data tes yang berupa hasil belajar kognitif diperoleh melalui tes dan hasil 86 observasi aktivitas siswa selama pelaksanaan pembelajaran matematika. Hasil dari kedua siklus digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika tentang operasi hitung pecahan melalui Pendidikan Matematika Realistik pada siswa kelas V SDN Bakalan, Sewon, Bantul. Data yang diperoleh sebelum dan setelah dilaksanakan tindakan menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa yang ditunjukkan dengan hasil tes. Sebelum diterapkannya Pendidikan Matematika Realistik dalam pembelajaran matematika, diperoleh sebanyak 7 siswa atau 22,58 siswa mendapat nilai ≥ 75, sedangkan 24 siswa atau 77,42 siswa mendapat nilai 75. Namun setelah pelaksanaan Pendidikan Matematika Realistik pada siklus I dan II diperoleh data bahwa hasil belajar siswa meningkat. Hasil tes siklus I diperoleh 20 siswa atau 64,51 dari seluruh siswa mendapat nilai ≥ 75, sedangkan 11 siswa atau 35,49 dari seluruh siswa belum mendapat nilai ≥ 75. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan terjadi peningkatan 41,93 jumlah siswa yang tuntas belajar pada tindakan siklus I. Pada hasil siklus II menunjukkan 28 siswa atau 90,32 dari seluruh siswa mendapat nilai ≥ 75, sedangkan 11 siswa atau 35,49 dari seluruh siswa belum mendapat nilai ≥ 75. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan terjadi peningkatan 25,81 jumlah siswa yang tuntas belajar pada tindakan siklus II. Dilihat dari nilai rata-rata tes yang diperoleh siswa, saat dilakukan tes pra tindakan yaitu 49,23. Nilai rata-rata hasil tes siklus I yaitu 70,54 sedangkan nilai rata-rata tes siklus II yaitu 91,65. Berdasarkan data di atas, diperoleh bahwa 87 terjadi peningkatan nilai rata-rata siswa dari pra tindakan, siklus I, dan siklus II. Setelah dilaksanakan tindakan siklus I rata-rata hasil tes meningkat 21,31 menjadi 70,54. Kemudian pada tindakan siklus II juga terjadi peningkatan rata-rata hasil tes meningkat 21,11 menjadi 91,65. Pelaksanaan pendidikan matematika realistik juga dapat meningkatkan hasil belajar afektif berupa peningkatan aktivitas siswa yang berlangsung di dalam kelas selama pembelajaran berlangsung. Peneliti melakukan observasi awal pada saat pembelajaran matematika sedang berlangsung di kelas V SDN Bakalan, guru menyampaikan pembelajaran dengan metode ceramah tetapi ada sebagian besar siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru. Pada siklus I dan II diterapkan pembelajaran matematika realistik. Permasalahan-permasalahan yang dapat dibayangkan siswa diberikan pada awal pembelajaran matematika untuk menunjukkan bahwa matematika dekat dengan siswa. Alat peraga berupa benda-benda nyata digunakan untuk siswa dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. Guru memberikan kesempatan kepada siswa menemukan konsep matematika secara mandiri melalui kegiatan diskusi kelompok, sehingga siswa berlatih menyampaikan pendapat dan bekerja sama. Semakin sering dilaksanakan kegiatan diskusi dapat mendorong siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran sehingga hasil belajar akan meningkat. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sugihartono 2013: 109 bahwa pengamatan sangat penting dalam menuntun proses belajar. 88 Oleh karena itu dalam belajar diupayakan siswa mengalami sendiri dan terlibat langsung dengan objek yang dipelajarinya. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dapat dilihat bahwa siswa lebih aktif dari sebelum dilakukan tindakan. Hal tersebut dikarenakan pada pelaksanaan pendidikan matematika realistik guru memberikan pengalaman langsung kepada siswa dengan melakukan berbagai kegiatan yang menuntut siswa aktif secara kognitif, afektif, dan psikomotor. Dalam kemampuan kognitif, siswa diberi tugas untuk menemukan sendiri penyelesaian tugas kelompok melalui kegiatan diskusi. Kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan hasil diskusi di depan kelas dan anggota kelompok lain menanggapi. Setelah itu guru membimbing siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari serta memberikan motivasi. Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V SDN Bakalan melalui pendidikan matematika realistik. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya peningkatan pada setiap siklus. 89

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Peningkatan hasil belajar matematika siswa melalui pendekatan realistik pada pokok bahasan pecahan

2 17 79

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI ”OPERASI HITUNG PECAHAN” MELALUI METODE EVALUASI PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI ”OPERASI HITUNG PECAHAN” MELALUI METODE EVALUASI KECAKAPAN DALAM MEMECAHKAN MASALAH PADA SISWA KELAS IV SD

0 0 15

PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PECAHAN PADA SISWA TUNARUNGU KELAS V SDLB.

0 3 41

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Kompetensi Dasar Perkalian dan Pembagian Pecahan Melalui Pendekatan Matematika Realistik Siswa Kelas V SDN Mendala 03 Sirampog.

0 1 1

PENINGKATAN HASIL BELAJAR OPERASI HITUNG BILANGAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 GRENGGENG.

0 3 179

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA MATERI PENJUMLAHAN PECAHAN SISWA KELAS IV SD 02 BAKALAN KRAPYAK

0 0 23

Pendekatan Matematika Realistik Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas I Pada Operasi Hitung

0 0 8

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Operasi Hitung melalui Pendekatan Matematika Realistik

0 0 7

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa melalui Pendekatan Matematika Realistik pada Operasi Hitung di Kelas Ii SD Negeri 22 Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman

0 0 7

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Pendekatan Matematika Realistik Pada Operasi Hitung Di Kelas II SDN 16 Sungai Sirah Kecamatan Pariaman Timur Kota Pariaman

0 0 7