Kitab Kuning Kitab Minhajul ‘abidin

35 hadits sebagai pedoman, sehingga para penganjur hadits mendapat penghargaan sebagai khalifah Rasulullah yang dimintai rakhmat oleh Nabi kepada Allah SWT, sebagaimana yang dikatakan Ibnu ‘Abbas, Rasulullah berdoa: ‘Ya Allah, rakhmatilah khalidahku’. ‘Wahai Rasulullah, siapakah khalifah tuan?’ tanya kami. ‘Yaitu orang yang meriwayatkan hadits haditsku dan mengajarkannya kepada masyarakat’ jawab Nabi. HR At Thabarany Rasulullah juga mendoakan orang yang selalu menyampaikan apa yang di dengarnya dari Nabi, agar berseri seri wajahnya, seperti yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud : Rasulullah berdoa: ‘Semoga Allah mencemerlangkan wajah orang yang mendengarkan sesuatu dariku, lalu ia sampaikan seperti apa yang telah didengarnya. Tidak sedikit orang yang menerima anjuran itu, lebih paham daripada orang yang mendengar sendiri’ HR Tirmidzi. HTTP : NABIMUHAMMAD . INFO 201001 PEDOMAN - SELAIN - AL - QURAN

2.10.2. Kitab Kuning

Term kitab kuning bukan merupakan istilah untuk kitab yang kertasnya kuning saja, akan tetapi ia merupakan istilah untuk kitab yang dikarang oleh para cendekiawan masa silam. Istilah tersebut digunakan karena mayoritas kitab klasik menggunakan kertas kuning, namun belakangan ini penerbit-penerbit banyak yang menggunakan kertas putih. Yang pasti, istilah tersebut digunakan untuk produk pemikiran salaf. Sementara itu, produk pemikiran salaf dikalangan akademisi lebih populer dengan sebutan turats. Turats secara harfiah berarti sesuatu yang ditinggalkan diwariskan. Di dunia pemikiran Islam, turats digunakan dalam khazanah intelektual Islam klasik yang 36 diwariskan oleh para pemikir tradisional. Istilah turats yang berarti khazanah tradisional Islam merupakan asli ciptaan bahasa Arab kontemporer. Sejarah mencatat bahwa para pembuat kitab kuning turats dalam memainkan perannya di panggung pergulatan pemikiran Islam tak pernah sepi dari polemik dan hal-hal yang berbau kontradiktif. Sengitnya perdebatan antara Mu’tazilah, Murji’ah, Rafidhah, dan Ahlu al Sunnah yang direkam secara rinci oleh Abdul Qohir ibn Thahir ibn Muhammad al Baghdadi w. 4291037 dalam karyanya al Farqu bain al Firaq. Dalam buku tersebut tergambar dengan jelas kemajemukan pemahaman agama terlebih masalah akidah. Setelah melakukan pencarian dan kajian yang mendalam para tokoh aliran masing-masing menemukan konklusi yang berbeda-beda. http:www.pesantrenvirtual.comindex.phpseputar-pesantren1218-metode- memahami-kitab-kuning

2.10.2. Kitab Minhajul ‘abidin

Minhajul ‘abidin adalah salah satu karya Imam Al-Ghazali q.s. yang terakhir. Kitab ini diriwayatkan dengan cara didiktekan dari Imam Al-Ghazali q.s. kepada murid beliau Syaikh ‘Abdul Malik bin ‘Abdullah. Kitab ini merupakan kelengkapan dari kitab-kitab Imam Al-Ghazali yang lain, terutama kitab Ihya Ulumiddin. Kitab Ihya Ulumiddin menyajikan teori dan konsep hidup yang baik dan benar dalam segala aspeknya, kitab Minhajul ‘Abidin menyajikan secara sistematis kurikulum yang ditempuh dalam pendidikan dan perjalanan spiritual sebagai upaya menjadi hamba yang baik dan benar sehingga mendapat ridho Allah SWT. Minhajul ‘Abidin menyajikan tujuh tingkat aqobah yang harus ditempuh 37 bagi orang yang ingin mendapatkan ridho dan ampunan Allah SWT. Aqobah tersebut adalah : 1. Aqobatul ‘ilmi wal ma’rifat menuntut ilmu 2. Aqobatut taubah bertaubat – menyadari kesalahan, memohon ampun dan memperbaiki diri 3. Aqobatul ‘awaiq halangan dan rintangan 4. Aqobatul ‘awarid godaan 5. Aqobatul bawa’is dorongan dan motivasi 6. Aqobatul qowadih celaan 7. Aqobatul hamdi wasy syukri puji dan syukur Pada Minhajul ‘Abidin ini, Imam Al-Ghazali q.s. menyajikan apa masalah yang dihadapi pada setiap tingkat serta terapi dan solusi yang diperlukan untuk menyelesaikannya. Ketujuh aqobah ini adalah kondisi umum yang dilewati oleh setiap penempuh jalan spiritual suluk menuju ridho Allah SWT. Siapa pun yang berhasil menyelesaikannya, maka ia akan menjadi hamba yang terpilih yang akan dirahmati dengan berbagai kemuliaan karamah dari Allah SWT. http:www.scribd.comdoc36931830Studi-Kitab-Minhajul-Abidin-Di-Ponpes- Maslakul-Huda-Pati-Jateng

2.11. Ilmu Fiqih

Dokumen yang terkait

MOTIF PEMIRSA TELEVISI SURABAYA DALAM MENONTON ACARA VARIETY SHOW “EAT BULAGA INDONESIA” DI SCTV (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Motif Pemirsa Televisi Surabaya Terhadap Acara Variety Show Eat Bulaga Indonesia Segmen Kuis Indonesia Pintar di SCTV).

2 4 163

MOTIF PEMIRSA MENONTON PROGRAM ACARA BLAKRA’AN DI JTV ( Studi Deskriptif Motif Pemirsa di Surabaya Menonton Program Acara Blakra’an di JTV ).

1 1 94

MENGUKUR KEPUASAN PEMIRSA TV9 SURABAYA : STUDI SURVEI KEPUASAN PEMIRSA TV9 DI KOTA SURABAYA.

2 2 78

DAKWAH ISLAM DALAM BINGKAI MEDIA PENYIARAN TELEVISI LOKAL : KAJIAN TERHADAP PROGRAM ACARA DAKWAH JTV SURABAYA.

1 3 71

PERSEPSI SANTRI PONDOK PESANTREN MAHASISWA AL-JIHAD SURABAYA TERHADAP PROGRAM DAKWAH DI TV9 DAN JTV.

1 3 138

EKSISTENSI TV9 SEBAGAI MEDIA DAKWAH (STRATEGI PENGUKUHAN EKSISTENSI TV9 SEBAGAI MEDIA DAKWAH).

0 3 98

PENCERAPAN NILAI HIBURAN DAN PESAN DAKWAH BAGI AUDIENCE DI PROGRAM KISWAH TV9 SURABAYA.

1 2 37

OPINI PEMIRSA TERHADAP DUBBING DALAM PROGRAM ACARA FILM ASING SUROBOYOAN DI JTV (Studi Deskriptif tentang Opini Pemirsa JTV di Surabaya terhadap Dubbing dalam Program Acara Film Asing Suroboyoan di JTV) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 1 153

SIKAP PEMIRSA TENTANG ACARA DAKWAH KAJIAN ISLAM ASWAJAH (KISWAH) DI TV9 SURABAYA (Studi Deskriptif Terhadap Sikap Pemirsa Surabaya Tentang Acara Dakwah Kajian Islam Aswajah “Kiswah” di TV9)

0 1 23

MOTIF PEMIRSA MENONTON PROGRAM ACARA BLAKRA’AN DI JTV ( Studi Deskriptif Motif Pemirsa di Surabaya Menonton Program Acara Blakra’an di JTV )

0 1 22