Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Kegiatan Pembelajaran 3 76 dapat menggunakan TIK dalam kehidupan sehari-hari menuntut pengembangan kualitas sumber daya manusia agar dapat mengoperasikan teknologi yang canggih tersebut. Pemerintah melalui kebijak nasional dalam bidang TIK telah melakukan terobosan yang tertuang dalam Rencana Strategis Kementerian Pendidikan Nasional Tahun 2009 - 2014 yang meruapakan penerapan TIK dalam pembelajaran sebagai pendukung terselenggaranya layanan prima pendidikan untuk membentuk peserta didik yang cerdas komprehensi. Penerapan TIK untuk pembelajaran jenjang pendidikan dasar terdiri dari: 1 Tantangan guru di era global 2 Desain pembelajaran berbasis TIK 3 Desain komunikasi visual dalam penyusunan media pembelajaran 4 Aplikasi VBA dalam penyusunan media pembelajaran Dalam penerapan TIK untuk pembelajaran jenjang pendidikan dasar Semua guru jenjang sekolah dasar SD selayaknya dibekali ilmu cara membuat media pembelajaran interaktif menggunakan power point berbasis macros dan VBA. Sedangkan Hasil yang diharapkan adalah semua guru PJOK mampu membuat media pembelajaran interaktif dan diaplikasikan dalam tugasnya, sehingga pelaksanaan pembelajaraan dapat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan.

2. Penerapan TIK dalam Pembelajaran Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan PJOK

Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan disamakan dengan pendidikan, maka segala aktivitas jasmani membawa nilai-nilai pendidikan, yang tidak terikat ataupun tertuju kepada gerakan-gerakan dalam peraturan-peraturan dan ketentuan- ketentuan yang umum berlaku seperti olahraga. Oleh karena itu, pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan PJOK SD KK H 77 perkembangan seluruh rana, jasmani, psikomotor, kognitif, dan afektif setiap peserta didik. Konsep pendidikan jasmani yang diuraikan Nixon dan Jewet, dapat dikatakan searah dengan pemahaman di Indonesia yang diuraikan Rusli Lutan 2001: 18, bahwa pendidikan jasmani sebagai sebuah subjek yang penting bagi pembinaan fisik yang dipandang sebagai mesin dalam konteks pendidikan jasmani yang mengandung isi pendidikan melalui aktivitas jasmani. Karenanya konsep pendidikan jasmani perlu dikuasai oleh para calon guru mahapeserta didik penjas dan guru yang bersangkutan, sehingga dalam penerapannya memperlihatkan kesetaraan pemahaman. Maka dari itu diharapkan dapat melakukan pemetaan konsep dalam penerapan pendidikan jasmani berdasarkan jenjang pendidikan kesesuaian kurikulum pendidikan jasmani, termasuk memaksimalkan potensi-potensi lokal, dalam hal ini permainan tradisional yang dapat dimodifikasi. Sebagai batasan atau rumusan dari konsep pendidikan jasmani, Arma Abdoellah 2003;42 menguraikan sebagai salah satu aspek dari proses pendidikan keseluruhan peserta didik melalui kegiatan jasmani yang dirancang secara cermat, yang dilakukan secara sadar dan terprogram dalam usaha meningkatkan kemampuan dan keterampilan jasmani dan sosial serta perkembangan kecerdasan. Inti dari substansi pendidikan jasmani ialah pengetahuan tentang gerak insani dalam konteks pendidikan yang terkait dengan semua aspek pengetahuan yang berlangsung secara didaktik, rekreatif, untuk dipahami dan dapat dilakukan oleh peserta didik secara utuh. Oleh karena itu, pendidikan jasmani dan olahraga adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan beIajar diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh rana, jasmani, psikomotor, kognitif, dan afektif setiap peserta didik.