perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
42
siswa sampai pada tahap evaluasi formatif. Sedangkan pebedaannya adalah pada tahapan revisi pengajaran dan pelaksanaan evaluasi summatif yang hanya
dilaksanakan pada desain Dick, Carey and Carey.
D. Needs Assessment
Needs a ssessment
atau dikenal dengan
needs ana lysis
memiliki peran yang sangat penting dalam proses merancang dan membuat sebuah media. Iwai et al.
dalam Haseli 2008:2 menyebutkan bahwa
needs a na lysis
secara umum merupakan aktivitas yang meliputi pengumpulan informasi yang akan dijadikan
dasar dalam pengembangan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Arief S. Sadiman 2011:100 menyebutkan bahwa
needs
kebutuhan adalah kesenjangan antara kemampuan, keterampilan dan sikap siswa yang kita
inginkan dengan kemampuan, keterampilan dan sikap siswa yang mereka miliki sekarang. Oleh karena itu, ketika mengembangkan suatu media maka diperlukan
pengetahuan mengenai kebutuhan siswa. Tujuannya adalah agar media yang dikembangkan tersebut sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa.
Smaldino Anitah, 2011:95 mengemukakan sebuah teori tentang Dalam model ASSURE tersebut terdapat satu bagian yang terkait
dengan
needs a na lysis
yaitu
a na lyze lea rner char acteristics.
Ada tiga faktor yang dipertimbangkan dalam membuat keputusan tentang penggunaan metode ataupun
media, yaitu 1 karakteristik umum usia, pendidikan, sosial ekonomi, posisi dan kebudayaan, 2 kemampuan awal yang berasumsi bahwa siswa telah memiliki
kemampuan awal dan 3 gaya belajar yang berkenaan dengan pengelompokan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
43
sifat-sifat psikologis yang menentukan bagaimana seorang individu merasakan interaksi dengan dan merespon secara emosional pada lingkungan belajar.
Dari ketiga pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
needs a ssessment
merupakan prasyarat awal yang harus dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data dan informasi terkait dengan kondisi siswa. Data dan informasi
tersebut akan dijadikan dasar dalam pengembangan pembuatan desain media.
E. Evaluasi Multimedia Pembelajaran
Evaluasi dalam pengembangan media terdiri dari dua macam evaluasi, yaitu evaluasi formatif dan evaluasi summatif. Evaluasi formatif adalah proses
yang dimaksudkan untuk mengumpulkan data tentang efektivitas dan efisiensi bahan-bahan pembelajaran. Tujuannya adalah untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Data-data
tersebut dimaksudkan
untuk memperbaiki
dan mnyempurnakan media yang bersangkutan agar lebih efektif dan efisien.
Setelah dilakukan evaluasi formatif, pada akhir proses pengembangan maka perlu dilakukan evaluasi kembali yaitu evaluasi summatif. Tujuannya
adalah untuk menentukan apakah media yang telah dikembangkan layak untuk digunakan dalam situasi-situasi tertentu.
Terdapat tiga tahapan evaluasi formatif, yaitu evaluasi satu lawan satu
one to one
, evaluasi kelompok kecil
sma ll group eva lua tion
, dan evaluasi lapangan
field eva lua tion
Borg, Gall Gall, 2007:572. Pada evaluasi satu lawan satu mengambil minimal 2 anak untuk uji coba produk yang dikembangkan
yang disajikan secara individual. Informasi yang didapatkan dari evaluasi tahap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
44
ini adalah kesalahan pemilihan kata atau uraian-uraian yang tak jelas, kesalahan dalam memilih lambang-lambang visual, kurangnya contoh, terlalu banyak atau
sedikitnya materi, urutan penyajian yang keliru, pertanyaan atau petunjuk yang kurang jelas, tujuan tak sesuai dengan materi dan sebagainya.
Pada tahap evaluasi kelompok kecil, media diujicobakan kepada 10-20 orang siswa yang dapat mewakili populasi target. Siswa yang dipilih diusahakan
mencerminkan karakteristik populasi. Sementara itu, evaluasi lapangan atau
field evaluation
adalah tahap akhir dari evaluasi formatif yang perlu dilakukan. Dalam tahap ini, dipilih sekitar 30 anak dengan berbagai karakteristik tingkat
kepandaian, kelas, latar belakang, jenis kelamin, usia, kemajuan belajar, dan sebagainya sesuai dengan karakteristik populasi sasaran.
F. Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar