BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi
berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi dibawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak.
Pendidikan merupakan salah satu prioritas utama dalam masyarakat dan kebudayaan. Dengan pendidikan kita bisa mencegah kemiskinan, dan buta huruf
di dalam masyarakat dan membangun kepribadian yang baik sesuai dengan nilai- nilai dalam masyarakat. Dengan pendidikan juga dapat membantu masyarakat
mencapai tujuan yang diinginkan. Tujuan yang diinginkan disini seperti menuju kearah cita-cita yang ingin dicapai. Jadi dengan adanya pendidikan dapat
membantu kita memahami apa arti dan hakikat hidup. Selain itu kita juga dapat membangun hidup kita sesuai dengan kehidupan yang kita inginkan.
Mulyasana, 2012:2 menyatakan pendidikan adalah proses menjadi, yakni menjadikan seseorang menjadi dirinya sendiri yang tumbuh sejalan dengan
bakat, watak, kemampuan dan hati nuraninya secara utuh. Pendidikan tidak dimaksudkan untuk mencetak karakter dan kemampuan peserta didik sama seperti
gurunya. Proses pendidikan diarahkan pada proses berfungsinya semua potensi peserta didik secara manusiawi agar mereka menjadi dirinya sendiri yang
mempunyai kemampuan dan kepribadian unggul. Ki Hajar Dewantara 1889-1959 mengacu pada Mulyasana 2012; 2
memandang, “Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan budi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pekerti karkter, kekuatan batin, pikiran intellect, dan jasmani anak-anak selaras dengan alam dan masyarakat.
H. Home mengacu pada Mulyasana 2012; 2 berpendapat bahwa pendidikan adalah proses yang terus menerus abadi dari penyesuaian yang lebih
tinggi bagi manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada Tuhan, seperti termanifestasi alam sekitar intelektual,
emosional, dan kemanusiaan dari manusia. Dalam pendidikan siswa harus betul-betul belajar dengan baik. belajar
bukan berarti siswa menghafal apa yang dibaca dan dipelajarinya di buku, tetapi belajar adalah dimana siswa harus bisa memahami dan memaknai apa yang
dibacanya dan dipelajarinya. Dengan belajar siswa bisa memahami nilai-nilai yang baik dan buruk, sehingga apa yang dipelajari atau dipahami bisa menjadi
pedoman dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Belajar bukan berarti siswa hanya memahami dan mempelajari apa yang ada di buku atau mempelajari apa
yang didapatkanya di sekolah, tetapi belajar bisa siswa lakukan dimana saja dan kapanpun siswa inginkan. Siswa bisa belajar dari masyarakat setempat, dari
pengalaman pribadi dan dari kehidupan sehari-hari. Semua itu bisa membantu perkembangan siswa menjadi seseorang yang lebih baik dan seperti yang
dikatakan diatas belajar bukan membuat siswa menjadi asing terhadap dirinya sendiri tetapi siswa menjadi dirinya sendiri.
Oleh karena itu untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas atau seperti yang kita harapkan, salah satu caranya dengan memiliki guru yang
berkualitan dan profesional. Guru yang berkualitas ini adalah guru yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dan memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,
dan kompetensi professional UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Guru yang memiliki kompetensi pedagogik misalnya, memiliki kemampuan dalam hal perancangan dan pelaksanaan pembelajaran harus bisa
menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, salah satu caranya dengan penggunaan media pembelajaran. Banyak guru yang masih tidak menggunakan
media dalam proses pembelajaran, malahan banyak yang menggunakan metode ceramah. Metode ceramah sudah menjadi kebiasaan yang digunakan para guru
untuk menjelaskan suatu materi, dengan metode ini siswa tidak mudah memahami apa yang diajarkan, tetapi metode ini lebih kearah hanya sekadar
guru mentransfer ilmu kepada siswa, dan siswa tidak memahami dengan baik apa yang didapatkannya.
Media adalah salah satu alat yang dapat membantu guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Media yang dipakai dalam proses pembelajaran dapat
membantu siswa untuk lebih mudah memahami materi yang diajarkan. Selain itu juga dapat membantu guru dalam menjelaskan suatu materi dan menarik
perhatian siswa, agar siswa fokus terhadap materi yang diberikan, dengan begitu siswa dapat dikatakan sedang melakukan kegiatan pembelajaran.
Gegne 1970 menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya belajar. Sementara itu,
Briggs 1970 berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar buku, film bingkai adalah contoh-contohnya.
Lebih rinci Kustandi Sutjipto 2011:9 mengungkapkan bahwa media pembelajaran merupakan alat yang dapat membantu proses belajar mengajar
guna memperjelas makna pesan yang disampaikan agar mencapai tujuan pembelajaran yang sempurna. Hal ini sejalan dengan tujuan utama media, yakni
sebagai alat untuk mengefektifkan proses komunikasi pembelajaran sehingga tercapai tujuan pembelajarannya. Apapun anggapan yang disampaikan, ada
persamaan diantara anggapan tersebut yaitu bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima
sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Apabila media
itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebutkan media
pembelajaran. Siswa akan sangat perhatian dan tidak malas mengikuti pelajaran, jika
proses pembelajaran di kelas menyenangkan. Salah satu cara agar proses pembelajaran di kelas menyenangkan dengan guru menyampaikan materi
menggunakan media. Jika dalam pembelajaran guru menggunakan media, siswa akan lebih
mudah untuk menerima ide, gagasan atau pendapat yang disampaikan guru, karena siswa langsung diajarkan kepada hal-hal yang kontekstual, bukan kepada
sesuatu yang abstrak. Sesuatu yang abstrak tersebut dapat membuat siswa tidak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menerima ide, gagasan atau pendapat yang diajarkan. Sehingga media yang digunakan oleh guru akan sangat membantu proses pembelajaran baik di dalam
atau di luar kelas dengan begitu prestasi siswa akan semakin meningkat. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan ibu B kelas
I SDN Kalasan Baru pada hari sabtu 26 september 2015 pukul 11:20. Secara keseluruhan guru sudah mampu memahami suatu media yang cocok untuk suatu
pembelajaran dan dapat menarik minat siswa untuk belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Namun ada kesulitan pada beberapa materi yang
belum begitu dipahami oleh siswa walaupun guru sudah menyampaikan dengan menggunakan media, kesulitan lain di alami oleh guru saat menyampaikan
materi mengenai membaca. Pada materi membaca, ada beberapa siswa yang masih mengalami kesulitan pada penggabungan suatu ejaan menjadi satu kata,
namun adapula yang masih sulit untuk mengeja, sehingga guru masih memikirkan media yang menarik yang dapat membuat siswa lebih mudah
memahami. Berdasarkan
masalah tersebut,
maka peneliti
tertarik untuk
mengembangkan media pembelajaran konvensional yang dibutuhkan oleh guru dan siswa dengan judul “Pengembangan Media rumah boneka Pada Materi
mengenal teks petunjuk kesehatan tubuh Subtema Gemar Berolahraga untuk Siswa Kelas 1 Sekolah Dasar.” Dengan media ini dapat membantu guru
menyampaikan materi mengenal teks Petunjuk Kesehatan Tubuh untuk digunakan dalam proses pembalajaran.
B. Rumusan Masalah