Pengembangan media pembelajaran rumah boneka pada materi pokok mengenal teks petunjuk kesehatan tubuh dalam subtema gemar berolahraga untuk siswa kelas satu I sekolah dasar

(1)

ii

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN RUMAH BONEKA PADA MATERI POKOK MENGENAL TEKS PETUNJUK KESEHATAN TUBUH

DALAM SUBTEMA GEMAR BEROLAHRAGA UNTUK SISWA KELAS SATU I SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Regina Delmina Tiran NIM. 131134256

RINTISAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU TERINTEGRASI (PPGT) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2017


(2)

iii

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN RUMAH BONEKA

PADA MATERI POKOK MENGENAL TEKS PETUNJUK KESEHATAN TUBUH DALAM SUBTEMA GEMAR BEROLAHRAGA

UNTUK SISWA KELAS SATU I SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

REGINA DELMINA TIRAN NIM. 131134256

RINTISAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU TERINTEGRASI (PPGT) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2017


(3)

(4)

(5)

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan untuk :

Tuhan Yesus Kristus Sang Juruselamat yang selalu memberkati saya dan menuntun saya sampai pada tahap ini

Ayah dan ibu tercinta Seprianus Tiran dan Nelci Antonia Tiran selan yang selalu memberi cinta dan kasih sayang setulus hati, dan juga memberi

dukungan melalui doa maupun materi

Bapak Daniel Otemusu, mama Victoria Otemusu, oma Ester Selan, opa Filipus Selan, opa Christian Tiran (alm), oma Ferderika Tiran bea Adonika Sarlin Olbata Selan, bea Romerus Olbata, Om Mickael Selan, Tante Yuliana Selan Nainatun Om Sembri Selan,Om Yockson Selan, Kici Soleh Tanehe, Kici Noldi

Tanehe yang selalu memberi semangat melalui materi maupun doa

Kakak-kakak terbaik saya Kristian Laiskodat, Elda Laiskodat, Decki Otemusu, Welci Otemusu, Dian Otemusu, Jhon Melkisedek Lasboy, Regina Meriana Lasboy Olbata, Marta Yumina Olbata, Olfi Selan yang senantiasa menjadi

panutan buat saya

Adik-adik yang saya sayangi Atriana Susana Tiran, Ayub Deni Tiran, Daniel Gavrilo Tiran, Lia Laiskodat , Wiliam Laiskodat, Angel Otemusu,Fayola

Otemusu, Airin Otemusu, Aldi Jorgi Olbata, Okran Olresto, Fardi Selan, Andre Valentino, Putri Refena, Helen Evelin yang memotifasi saya untuk tetap

semangat

Keluarga saya di jogja Ody Afi, Esta, Yeri Henuk, Herlin Kapitan, Boby Sakbana, Serli Bureni, Merlin Juwita Neno, Vino Ottu, Ovila Tiran, Caesar


(6)

vii

Usfal, Rendy Pandie, Irvan Nahak, Muhammad Alif yang selalu mendampingi saya melewati masa-masa sulit selama berada jauh dari orang tua

Kekasih terbaik Domi Lobang yang memberi perhatian, semangat, dan dukungan

Teman-teman ppgt 3 Rahma, Susan, Hilda, Serlin, Tini, Meigi, Lia, Delila, Della, Elsa, Gustin, Yanti, Lendra, Riko, Robert yang selalu setia bersama saya bahkan menjadi teman yang memotivasi saya untuk tetap maju saat saya mulai

lelah

Dosen-dosen terbaik: Ibu Maslichah, Ibu Ika, Pak Galih, Pak Rohandi, Pak Rusmawan, Pak Adimassana, Pak Paulus Wahana dan Pak Puji sebagai inspirator dan motivator yang mendukung dalam menyelesaikan tugas akhir

ini.

Keluarga besar Student Residence, Pamong, dan teman-teman Student Residence Sanata Dharma yang selalu memberi perlindungan, nasihat, dan

kasih sayang

Secara khusus saya persembahkan karya ini untuk almamater tercinta Universitas Sanata Dharma Yogyakarta


(7)

viii MOTTO

Di berkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan.

(Yeremia 17:7)

Jika Anda Jatuh Ribuan Kali, Berdirilah Jutaan Kali Karena Anda Tidak Tahu Seberapa Dekat Anda Dengan Kesuksesan

(If You Fall A Thousand Times Because You Do Not Know How Close You Are


(8)

ix

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Dengan ini saya ingin mengatakan bahwa sesungguhnya karya yang saya buat tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah di sebutkan dalam kutipan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 15 Maret 2017


(9)

(10)

xi ABSTRAK

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN RUMAH BONEKA PADA MATERI POKOK MENGENAL TEKS PETUNJUK KESEHATAN

TUBUH DALAM SUBTEMA GEMAR BEROLAHRAGA UNTUK KELAS SATU (I) SEKOLAH DASAR

Regina Delmina Tiran Universitas Sanata Dharma

2017

Pendidikan merupakan pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan dan penelitian. Pendidikan bertujuan untuk mencapai cita-cita yang di inginkankan oleh setiap individu. Pendidikan diarahkan pada proses pembelajaran didalam kelas. Dalam hal ini, guru harus memiliki kompetensi pedagogik misalnya, memiliki kemampuan dalam hal perancangan dan pelaksanaan pembelajaran harus bisa menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, salah satunya dengan penggunaan media pembelajaran.

Media pembelajaran adalah salah satu alat yang dapat membantu guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran yang dipakai dalam proses pembelajaran dapat membantu siswa untuk lebih mudah memahami materi yang diajarkan. Karena itu, Penelitian ini dilakukan berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kelas. Penelitian dan pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan sebuah produk berupa Rumah Boneka.

Tahap pertama yang dilakukan oleh peneliti adalah observasi dan wawancara, adanya kesulitan pada beberapa materi yang belum begitu dipahami oleh siswa, salah satunya mengenai membaca. Untuk itu peneliti menciptakan suatu produk media pembelajaran Rumah Boneka untuk membantu siswa kelas I membaca dan media ini dinilai oleh 2 pakar media pembelajaran.

Berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh dua pakar media pembelajaran, media tersebut memperoleh skor rata-rata 3,2 (baik) dan 3,4 (baik). Penilaian yang dilakukan oleh dua guru kelas I (satu) SD menghasilkan skor rata-rata yang sama yaitu 3,9 (baik) dan 4.00 (baik). Hasil penilaian oleh keempat validator tersebut dirata-rata sehingga media tersebut memperoleh skor rata-rata 3,62 dengan kategori “baik”. Dengan demikian, media yang dikembangkan sudah layak digunakan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah-sekolah khususnya bagi siswa kelas I (satu) sekolah dasar.

Kata kunci : Media pembelajaran Rumah Boneka bertujuan untuk membantu siswa mengenal teks petunjuk kesehatan tubuh dalam subtema gemar berolahraga.


(11)

xii

ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF DOLL HOUSE LEARNING MEDIA IN MAIN MATERIAL OF KNOWING BODY HEALTH MANUAL TEXT

IN SUB-THEME OF LOVE SPORTS FOR I GRADE STUDENTS OF ELEMENTARY SCHOOL

Regina Delmina Tiran University of Sanata Dharma

2017

Education was learning of knowledge, skills and a group of person habit heredited from one generation to next generation through teaching, training and research. Education was aimed to achieve aspiration desired by every individual. Education was directed to learning process in a classroom. In this case, teacher should have a pedagogic competence such as: having ability in learning design and implementation should be able to create a fun learning that one of them was by using a learning media.

Learning media was one of instruments that able to help teachers and students in a learning process. The learning media used in the learning process could help students more understanding materials taught. Therefore, this research was conducted based on observation results and interview with classroom teachers. This research and development was aimed to yield a product in form of a Doll House.

First step conducted by the researcher was observation and interview, difficulties in some materials that were not understood by students one of them was reading. Therefore, the researcher created a learning media product of Doll House to help I grade students reading and this media was judged by 2 learning media experts.

Based on the research conducted by two learning media experts, the media obtained average score of 3.2 (good) and 3.4 (good). The research conducted by two teachers I grade of elementary school yielded same average score of 3.9 (good) and 4.00 (good). The judgment results by the four validators were averaged so that the

media obtained average score of 3.62 with “good”category. Therefore, the media

developed has been proper to use in school learning activities, especially for I grade students of elementary school.

Keywords: learning media of Doll House aimed to help students knowing body helth manual text in sub-theme of love sports.


(12)

xiii KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan bimbingan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran Rumah Boneka Pada Materi Pokok Mengenal Teks Petunjuk Kesehatan Tubuh Dalam Subtema Gemar Berolahraga Untuk Siswa Kelas Satu (I) Sekolah Dasar”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Penyusunan skripsi ini melibatkan banyak pihak. Kerjasama dan dukungan yang diberikan kepada peneliti sungguh-sungguh menjadi kekuatan terbesar yang membantu terselesaikannya skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD.

3. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku Koordinator Program Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi (PPGT) sekaligus dosen pembimbing.

4. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. selaku validator Pakar Media Pembelajaran Rumah Boneka yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian.

5. Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd. selaku validator Pakar Media Pembelajaran Rumah boneka yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian.

6. Semua dosen dan Staf PGSD yang telah melayani peneliti selama ini.

7. Sarjono, S.Pd.,SD. selaku kepala sekolah SDN Kalasan 1 yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan wawancara (analisis kebutuhan) dan validasi Media Pembelajaran Rumah Boneka.

8. Istri Ayuwati, SPd. selaku guru kelas I SDN Kalasan Baru yang telah melakukan validasi produk penelitian berupa Rumah Boneka.


(13)

xiv

9. Sartini, S.Pd. selaku guru kelas I SDN Kalasan Baru yang telah melakukan validasi produk penelitian berupa Rumah Boneka.

10. Bapak dan Ibu tercinta, Seprianus Tiran dan Nelci Antonia Tiran Selan yang telah memberikan kepercayaan dan senantiasa mendoakan peneliti selama penelitian dan penyusunan skripsi.

11. Bapak Daniel Otemusu, mama Victoria Otemusu, opa Filipus Selan, oma Ester Selan, opa Crishtian Tiran (alm), oma Ferderika Tiran, bea Adonika Sarlin Olbata Selan, bea Romerus Olbata, Om Mickael Selan, Tante Yuliana Selan Nainatun, Om Sembri Selan,Om Yockson Selan, Kici Soleh Tanehe, Kici Noldi Tanehe yang selalu memberi semangat melalui materi maupun doa.

12. Kakak-kakak terbaik saya Kristian Laiskodat, Elda Laiskodat, Decki Otemusu, Welci Otemusu, Dian Otemusu, Jhon Melkisedek Lasboy, Regina Meriana Lasboy Olbata, Marta Yumina Olbata, Olfi Selan yang senantiasa menjadi panutan buat saya.

13. Adik-adik yang saya sayangi Atriana Susana Tiran, Ayub Deni Tiran, Daniel Gavrilo Tiran, Lia Laiskodat, Wiliam Laiskodat, Angel Otemusu, Fayola Otemusu, Airin Otemusu, Aldi Jorgi Olbata, Okran Olresto, Fardi Selan, Andre Valentino, Putri Refena, Helen Evelin yang memotifasi saya untuk tetap semangat.

14. Keluarga saya di jogja Ody Afi, Esta, Yeri Henuk, Herlin Kapitan, Boby Sakbana, Serli Bureni, Merlin Juwita Neno, Vino Ottu, Ovila Tiran, Rendy Pandie, Irvan Nahak, Muhamad Alif yang selalu mendampingi saya melewati masa-masa sulit selama berada jauh dari orang tua.

15. Kekasih terbaik Domi Lobang yang memberi perhatian, semangat, dan dukungan.

16. Teman-teman ppgt 3 Rahma, Susan, Hilda, Serlin, Tini, Meigi, Lia, Delila, Della, Elsa, Gustin, Yanti, Lendra, Riko, Robert yang selalu setia bersama saya bahkan menjadi teman yang memotifasi saya untuk tetap maju saat saya mulai lelah.


(14)

xv

17. Dosen-dosen terbaik: Ibu Maslichah, Ibu Ika, Pak Galih, Pak Rohandi, Pak Rusmawan, Pak Adimassana, Pak Paulus Wahana, dan Pak Puji yang membimbing, menuntun saya sampai pada tahap ini.

18. Keluarga besar Student Residence, Pamong, dan teman-teman SR yang selalu memberi perlindungan, nasihat, dan kasih sayang.

19. Segenap pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu oleh peneliti; pihak-pihak yang telah membantu dan mendukung secara tidak langsung melalui doa. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak untuk melengkapi skripsi ini. Peneliti juga berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 15 maret 2017 Peneliti


(15)

xvi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... ...viii

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT ... x

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR BAGAN ...xiii

DAFTAR GAMBAR ... xix

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

BAB I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C.Tujuan Penelitian ... 6

D.Manfaat Penelitian ... 7

E. Batasan Istilah ... 8

F. Spesifikasi Produk ... 9

BAB II. LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka ... 11

1. Media pembelajaran ... 11

a. Pengertian media ... 11

b. Ciri-ciri media pembelajaran ... 13


(16)

xvii

d. Fungsi media pembelajaran ... 16

e. Manfaat media pembelajaran ... 17

f. Kriteria Pemilihan media ... 18

g. Media Pembelajaran Rumah Boneka ...22

B. Penelitian yang Relevan ... 25

C. Kerangka Pikir ... 28

D. Pertanyaan Penelitian... 30

BAB III. METODE PENELITIAN A. Pengertian metode penelitian ... 31

B. Setting penelitian ... 31

C. Prosedur Pengembangan ... 32

D. Teknik pengumpulan data... 40

E. Instrumen Penelitian ... 44

F. Teknik analisis data ... 48

G. Jadwal Penelitian ... 50

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kebutuhan ... 51

1. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan... 51

2. Pembahasan Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 54

B. Deskripsi Produk Awal ... 55

1. Rencana pelaksanaan Pembelajaran Tematik (RPPTH) ... 56

2. Media pembelajaran Rumah Boneka ... 58

C. Data Hasil Validasi Pakar Media Pembelajaran Rumah Boneka dan Revisi Produk ... 58

D. Data Hasil Validasi Guru SD Kelas I dan Revisi produk ... 61

E. Kajian Produk Akhir dan Pembahasan ... 62

1. Kajian Produk Akhir ... 62

2. Pembahasan... 63

BAB V. KESIMPULAN, KETERBATASAN PENGEMBANGAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 70


(17)

xviii

B. Keterbatasan Penelitian ... 71

C. Saran ... 72

DAFTAR REFERENSI ... 73

LAMPIRAN ... 74


(18)

xix DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Panduan Wawancara Analisis Kebutuhan ... 41

Tabel 3.2 Instrumen validasi pakar media pembelajaran dan guru SD ... 43

Tabel 3.3 Kriteria kelayakan ... 44

Tabel 3.4 Konversi nilai Skala Lima ... 47

Tabel 3.5 Kriteria Skor Skala Lima ... 59

Tabel 3.6 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 50

Tabel 4.1 Komentar & Saran Perbaikan Validator P.P Dan Revisi ... ... 60

Tabel 4.2 Komentar & Saran Perbaikan Validator P.I Dan Revisi ... 60


(19)

xx DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Literature Map Hasil Penelitian yang Relevan ... 28

Bagan 2.2 Kerangka Berpikir ... 29

Bagan 3.1 Langkah-langkah Penggunaan Metode (R&D) ... 33


(20)

xxi DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Rumah Boneka ... 67

Gambar 4.2 Tampak isi Rumah boneka ... 68

Gambar 4.3 Tampak Bagian Atap Rumah Boneka ... 69


(21)

xxii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Keterangan Penelitian ... 74

Lampiran 2. Surat Izin Penelitian ... 76

Lampiran 3. Surat Izin Validasi Produk ...79

Lampiran 4. Rangkuman Wawancara Survei Kebutuhan ... 81

Lampiran 5. Data Mentah Skor Validasi Ahli ... 85

Lampiran 6. Data Mentah Skor Validasi Guru Kelas I (Satu) SD ... 94

Lampiran 7. Silabus & Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian ...103


(22)

BAB I

PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi dibawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak. Pendidikan merupakan salah satu prioritas utama dalam masyarakat dan kebudayaan. Dengan pendidikan kita bisa mencegah kemiskinan, dan buta huruf di dalam masyarakat dan membangun kepribadian yang baik sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat. Dengan pendidikan juga dapat membantu masyarakat mencapai tujuan yang diinginkan. Tujuan yang diinginkan disini seperti menuju kearah cita-cita yang ingin dicapai. Jadi dengan adanya pendidikan dapat membantu kita memahami apa arti dan hakikat hidup. Selain itu kita juga dapat membangun hidup kita sesuai dengan kehidupan yang kita inginkan.

(Mulyasana, 2012:2) menyatakan pendidikan adalah proses menjadi, yakni menjadikan seseorang menjadi dirinya sendiri yang tumbuh sejalan dengan bakat, watak, kemampuan dan hati nuraninya secara utuh. Pendidikan tidak dimaksudkan untuk mencetak karakter dan kemampuan peserta didik sama seperti gurunya. Proses pendidikan diarahkan pada proses berfungsinya semua potensi peserta didik secara manusiawi agar mereka menjadi dirinya sendiri yang mempunyai kemampuan dan kepribadian unggul.

Ki Hajar Dewantara (1889-1959) mengacu pada Mulyasana (2012; 2) memandang, “Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan budi


(23)

pekerti (karkter, kekuatan batin, pikiran (intellect), dan jasmani anak-anak selaras dengan alam dan masyarakat.

H. Home mengacu pada Mulyasana (2012; 2) berpendapat bahwa pendidikan adalah proses yang terus menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada Tuhan, seperti termanifestasi alam sekitar intelektual, emosional, dan kemanusiaan dari manusia.

Dalam pendidikan siswa harus betul-betul belajar dengan baik. belajar bukan berarti siswa menghafal apa yang dibaca dan dipelajarinya di buku, tetapi belajar adalah dimana siswa harus bisa memahami dan memaknai apa yang dibacanya dan dipelajarinya. Dengan belajar siswa bisa memahami nilai-nilai yang baik dan buruk, sehingga apa yang dipelajari atau dipahami bisa menjadi pedoman dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Belajar bukan berarti siswa hanya memahami dan mempelajari apa yang ada di buku atau mempelajari apa yang didapatkanya di sekolah, tetapi belajar bisa siswa lakukan dimana saja dan kapanpun siswa inginkan. Siswa bisa belajar dari masyarakat setempat, dari pengalaman pribadi dan dari kehidupan sehari-hari. Semua itu bisa membantu perkembangan siswa menjadi seseorang yang lebih baik dan seperti yang dikatakan diatas belajar bukan membuat siswa menjadi asing terhadap dirinya sendiri tetapi siswa menjadi dirinya sendiri.

Oleh karena itu untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas atau seperti yang kita harapkan, salah satu caranya dengan memiliki guru yang berkualitan dan profesional. Guru yang berkualitas ini adalah guru yang


(24)

memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dan memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional (UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen).

Guru yang memiliki kompetensi pedagogik misalnya, memiliki kemampuan dalam hal perancangan dan pelaksanaan pembelajaran harus bisa menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, salah satu caranya dengan penggunaan media pembelajaran. Banyak guru yang masih tidak menggunakan media dalam proses pembelajaran, malahan banyak yang menggunakan metode ceramah. Metode ceramah sudah menjadi kebiasaan yang digunakan para guru untuk menjelaskan suatu materi, dengan metode ini siswa tidak mudah memahami apa yang diajarkan, tetapi metode ini lebih kearah hanya sekadar guru mentransfer ilmu kepada siswa, dan siswa tidak memahami dengan baik apa yang didapatkannya.

Media adalah salah satu alat yang dapat membantu guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Media yang dipakai dalam proses pembelajaran dapat membantu siswa untuk lebih mudah memahami materi yang diajarkan. Selain itu juga dapat membantu guru dalam menjelaskan suatu materi dan menarik perhatian siswa, agar siswa fokus terhadap materi yang diberikan, dengan begitu siswa dapat dikatakan sedang melakukan kegiatan pembelajaran.

Gegne (1970) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya belajar. Sementara itu, Briggs (1970) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat


(25)

menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar buku, film bingkai adalah contoh-contohnya.

Lebih rinci Kustandi & Sutjipto (2011:9) mengungkapkan bahwa media pembelajaran merupakan alat yang dapat membantu proses belajar mengajar guna memperjelas makna pesan yang disampaikan agar mencapai tujuan pembelajaran yang sempurna. Hal ini sejalan dengan tujuan utama media, yakni sebagai alat untuk mengefektifkan proses komunikasi pembelajaran sehingga tercapai tujuan pembelajarannya. Apapun anggapan yang disampaikan, ada persamaan diantara anggapan tersebut yaitu bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebutkan media pembelajaran.

Siswa akan sangat perhatian dan tidak malas mengikuti pelajaran, jika proses pembelajaran di kelas menyenangkan. Salah satu cara agar proses pembelajaran di kelas menyenangkan dengan guru menyampaikan materi menggunakan media.

Jika dalam pembelajaran guru menggunakan media, siswa akan lebih mudah untuk menerima ide, gagasan atau pendapat yang disampaikan guru, karena siswa langsung diajarkan kepada hal-hal yang kontekstual, bukan kepada sesuatu yang abstrak. Sesuatu yang abstrak tersebut dapat membuat siswa tidak


(26)

menerima ide, gagasan atau pendapat yang diajarkan. Sehingga media yang digunakan oleh guru akan sangat membantu proses pembelajaran baik di dalam atau di luar kelas dengan begitu prestasi siswa akan semakin meningkat.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan ibu B kelas I SDN Kalasan Baru pada hari sabtu 26 september 2015 pukul 11:20. Secara keseluruhan guru sudah mampu memahami suatu media yang cocok untuk suatu pembelajaran dan dapat menarik minat siswa untuk belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Namun ada kesulitan pada beberapa materi yang belum begitu dipahami oleh siswa walaupun guru sudah menyampaikan dengan menggunakan media, kesulitan lain di alami oleh guru saat menyampaikan materi mengenai membaca. Pada materi membaca, ada beberapa siswa yang masih mengalami kesulitan pada penggabungan suatu ejaan menjadi satu kata, namun adapula yang masih sulit untuk mengeja, sehingga guru masih memikirkan media yang menarik yang dapat membuat siswa lebih mudah memahami.

Berdasarkan masalah tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengembangkan media pembelajaran konvensional yang dibutuhkan oleh guru dan siswa dengan judul “Pengembangan Media rumah boneka Pada Materi mengenal teks petunjuk kesehatan tubuh Subtema Gemar Berolahraga untuk Siswa Kelas 1 Sekolah Dasar.” Dengan media ini dapat membantu guru menyampaikan materi mengenal teks Petunjuk Kesehatan Tubuh untuk digunakan dalam proses pembalajaran.


(27)

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana pengembangan media pembelajaran rumah boneka pada materi pokok Mengenal Teks Petunjuk Kesehatan Tubuh melalui gambar/benda subtema Gemar Berolahraga untuk siswa kelas 1 Sekolah Dasar ?

2. Bagaimana kualitas produk media pembelajaran rumah boneka pada materi pokok Membaca Teks Petunjuk Kesehatan Tubuh melalui gambar/benda subtema Gemar Berolahraga untuk siswa kelas 1 Sekolah Dasar ?

C.Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui langkah-langkah mengembangkan media pembelajaran rumah boneka pada materi pokok Mengenal Teks Petunjuk Kesehatan Tubuh melalui gambar/benda subtema Gemar Berolahraga untuk siswa kelas 1 Sekolah Dasar? 2. Untuk mendeskripsikan tingkat kualitas produk media pembelajaran rumah

boneka pada materi pokok Mengenal Teks Petunjuk Kesehatan Tubuh melalui gambar/benda subtema Gemar Berolahraga untuk siswa kelas 1 Sekolah Dasar ?


(28)

D.Manfaat Peneliti

Penelitian pengembangan media pembelajaran rumah boneka ini diharapkan bermanfaat bagi:

1. Bagi Mahasiswa

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan memperluas pengalaman peneliti terkait pengembangan dan penggunaan media dalam proses pembelajaran di kelas.

2. Bagi Guru

Penelitian ini bermanfaat untuk membantu guru menciptakan/membuat media yang lebih kreatif dalam menjelaskan suatu materi yang sulit dijelaskan kepada siswa, menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran dan menciptakan suasana belajar aktif di dalam kelas. Selain itu guru juga bisa menggunakan media pembelajaran rumah boneka ini untuk membantu guru menjelaskan materi pokok Mengenal Teks Petunjuk Kesehatan Tubuh.

3. Bagi Siswa

Bagi siswa penelitian ini bermanfaat untuk membantu siswa memahami materi yang sulit dipahami dengan lebih mudah dalam proses pembelajaran, seperti penggunaan media pembelajaran ini siswa akan lebih mudah memahami materi Mengenal Teks Petunjuk Kesehatan Tubuh.

4. Bagi Sekolah

Manfaat penelitian ini bagi sekolah adalah membantu menciptakan/membuat media pembelajaran yang kreatif untuk digunakan dalam proses pembelajaran di kelas.


(29)

5. Bagi Prodi

Penelitian ini bagi prodi diharapkan dapat menambah bahan bacaan terkait dengan pengembangan media pembelajaran rumah bonekapada materi pokok mengenal Teks Petunjuk Kesehatan Tubuh dalam Subtema Gemar Berolahraga untuk siswa kelas 1 SD.

E.Batasan Istilah

1. Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dikembangkan untuk meningkatkan 4 kemampuan siswa yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan yang diintegrasikan menggunakan pembelajaran tematik, pendekatan saintifik dan penilaian otentik.

2. Media Pembelajaran adalah alat yang digunakan untuk membantu guru menyampaikan ide, pendapat atau gagasan mengenai suatu materi dan membantu siswa menerima dengan baik materi yang diajarkan.

3. Media pembelajaran rumah boneka adalah sebuah benda yang berbentuk seperti kubus dengan ukuran panjang setiap sisi 25 cm, lebarnya 15 cm dan tinggi 10 cm. Box ini dibuat menggunakan kertas papan. Box ini dikatakan rumah boneka karena di dalam rumah tersebut terdapat boneka yang memperagakan gerakan non lokomotor dan di lengkapi dengan teks yang memudahkan siswa untuk memperagakan gerakan non lokomotor tersebut sebagai bentuk menjaga kesehatan tubuh.

4. Membaca teks merupakan suatu proses pengolahan bacaan atau teks yang bertujuan untuk menggali informasi yang terdapat dalam teks dan melibatkan


(30)

komponen kebahasaan, gagasan, nada dan gaya serta yang termasuk dalam ketegori konteks, dan komponen konteks yang berada diluar komponen kebahasaan.

F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

Dalam penelitian ini peneliti akan mengembangkan produk berupa: 1. Media pembelajaran rumah boneka adalah media yang akan digunakan pada

materi pokok Mengenal Teks Petunjuk Kesehatan Tubuh dalam kurikulum 2013 yang diajarkan pada tema 2 kegemaranku, subtema 1 gemar berolahraga. 2. Media pembelajaran rumah boneka ini adalah media yang sangat mudah

didapat karena bahan-bahannya mudah dijangkau.

3. Media pembelajaran rumah boneka ini merupakan media yang sangat menarik karena cara menggunakannya sangat mudah yaitu dengan membuka tutupan rumah atau yang di sebut dengan atap rumah tersebut yang di gembok kemudian di dalamnya terdapat boneka dan teks petunjuk dan kemudian siswa dengan mudah memperagakan gerakan non-lokomotor tersebut sebagai bentuk menjaga kesehatan tubuh.

4. Media pembelajaran rumah boneka ini dapat membantu siswa dalam membaca teks petunjuk menjaga kesehatan tubuh.

5. Sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Maksudnya adalah media rumah boneka ini cocok di gunakan untuk siswa kelas 1 Sekolah Dasar karena boneka-boneka yang lucu dan di tambah dengan bonekanya bergerak sehingga dapat menarik minat siswa dalam belajar.


(31)

6. Ukuran media pembelajaran rumah boneka ini sangat proporsional. Maksudnya adalah ukuran media ini di desain dengan ukuran yang tidak kecil sekali dan tidak besar sekali melainkan didesain dengan sangat sedang, sehingga dapat digunakan dalam kelompok kecil yang terdiri dari 2 orang sampai 4 orang. 7. Dapat digunakan berulang-ulang. Maksudnya media pembelajaran rumah

boneka ini menggunakan kotak yang dinamai dengan rumah yang dapat melindungi boneka dan teks dan bonekanya pun sangat kuat karena dilapisi dengan kertas karton yang tebal dan dilaminating sehingga tidak mudah rusak. 8. Media pembelajaran rumah boneka ini juga dilengkapi dengan per yang

membuat boneka tersebut dapat bergerak dan dapat menarik minat siswa dalam belajar.

9. Pemilihan warnanya sangat menarik. Maksudnya media pembelajaran rumah boneka ini didesain dengan warna yang menarik sehingga membuat siswa tidak bosan untuk menggunakan media pembelajaran tersebut.

10. Surprise. Maksudnya adalah media pembelajaran rumah boneka ini jika dibuka atap rumah atau tutupan kotak tersebut maka akan mengejutkan karena boneka dan teks petunjuk kesehatan akan bergerak dengan sendirinya sehingga membuat siswa dapat dengan gembira menggunakan media pembelajaran rumah boneka.

11. Gambar yang di gunakan sangat jelas. Maksudnya gambar boneka yang digunakan pada media pembelajaran rumah boneka sangat jelas dan ukuran


(32)

BAB II

LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka

1. Media Pembelajaran a. Pengertian

Dalam buku Yudhi Muhandi. 2013:5 mengatakan bahwa Media adalah sebagai penyalur atau penghubung pesan ajar yang diadakan dan atau diciptakan secara terencana oleh para guru atau pendidik. Kata media berasal dari Bahasa Latin, yakni medius yang secara harfiahnya berarti ‘tengah’, ‘pengantar’ atau

‘perantara’. Dalam bahasa arab, media disebut ‘wasial’ bentuk jama dari ‘wasilah’ yakni sinonim alwasth yang artinya juga ‘tengah’. Kata ‘tengah’ itu sendiri bararti berada diantara dua sisi, maka disebut juga sebagai ‘perantara’ (wasiah) atau yang mengantarai kedua sisi tersebut. karena posisinya berada ditengah ia bisa juga disebut sebagai pengantar atau penghubung, yakni yang mengantarkan atau menghubungkan atau menyalurkan sesuatu hal dari satu sisi ke sisi lainnya. menurut Raharjo dalam Kustandi dan Sutjipto (2011:7), media merupakan wadah dari pesan yang oleh sumbernya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut. Pendapat dari beberapa ahli tersebut menegaskan bahwa media merupakan pengantar atau pengatara pesan/ informasi.

Apabila dipahami secara garis besar, media menurut Gerlach & Ely dalam Arsyad (2007:3) adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi sehingga membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan dan


(33)

sikap. Dengan demikian, berdasarkan beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu yang dijadikan sebagai perantara dalam penyampaian materi/ informasi.

Dalam arti yang lebih khusus, media dalam proses belajar mengajar dipahami sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis guna menangkap, memproses dan menyusun informasi berupa gambar maupun suara/perkataan (Kustadi & Sutjipto, 2011:8). Secara lebih lanjut, Kustadi dan Sutjipto (2011:9) menyimpulkan, “media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan sempurna”. Menurut Hanafiah dan Suhana (2009:59) “media pembelajaran merupakan segala bentuk perangsang dan alat yang disediakan guru untuk mendorong siswa belajar secara cepat, tepat, mudah, benar dan tidak terjadinya verbalisme”. Media pembelajaran yang dimaksud dapat berupa media pendengaran (audio), penglihatan (visual), maupun keduanya atau yang sering disebut audiovisual.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dijadikan alat untuk membantu proses belajar mengajar dengan menyalurkan informasi berupa materi secara lebih jelas untuk mencapai tujuan pembelajaran yang lebih baik. Dengan demikian, media menjadi hal yang tidak terpisahkan dalam proses pembelajaran, akan tetapi kehadiran media bukan berarti menghilangkan peran guru. Guru tetap menjadi vasilitator dalam proses pembelajaran.


(34)

b. Ciri-Ciri Media Pembelajaran

Gerlach dan Ely (1971) dalam Kustadi & Sutjipto (2011:13-15) mengungkapkan, media memiliki tiga ciri yang menjadi alasan mengapa media perlu digunakan. Ciri-ciri tersebut antara lain sebagai berikut.

1) Ciri Fiksatif (fixative property)

Merupakan kemampuan media untuk merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Media dapat merekam, menyimpan dan menampilkan kembali suatu objek maupun peristiwa kapan saja.

2) Ciri Manipulatif (manipulative property)

Kemampuan ini membuat media dapat melakukan transformasi suatu kejadian. Kejadian atau peristiwa yang memakan waktu lama, dapat disajikan/ditampilkan dalam waktu yang singkat. Contohnya adalah metamorfosis kupu-kupu, dapat disajikan dalam waktu yang lebih singkat menggunakan gambar atau rekaman video.

3) Ciri Distributif (distributive property)

Media memungkinkan sebuah kejadian atau objek dapat dipindah tanpa terbatas ruang dan waktu dengan adanya ciri distributif. Selain itu juga dapat digunakan secara berulang-ulang.


(35)

c. Jenis-Jenis Media Pembelajaran

Ada berbagai macam media yang digunakan dalam pembelajaran. Menurut Djamarah dan Zain (2006:124-125) dilihat dari jenisnya, media dibagi ke dalam beberapa jenis, yaitu:

1) Media Auditif

Media auditif adalah media yang hanya menggunakan suara atau mengandalkan kemampuan suara saja. Contoh media auditif tersebut antara lain radio, kaset recorder, piringan hitam, rekaman suara. Kelemahan media ini yaitu tidak dapat dipergunakan pada siswa yang menderita kelainan pendengaran seperti tuli dan lainnya.

2) Media Visual

Media visual adalah media yang lebih mengandalkan kemampuan penglihatan atau hanya menggunakan indera penglihatan. Beberapa cara yang dilakukan dalam media visual ini, antara lain gambar diam seperti film strip (film rangkai), slides (film bingkai foto, gamabar, lukisan dan cetakan. Selain itu, media visual juga dapat menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film kartun dan film bisu.

3) Media Audio-Visual

Media audiovisual merupakan gabungan antara media auditif dan media visual, sehingga media audiovisual menjadi media yang memiliki dua unsur yaitu suara dan juga gambar. Media audiovisual dibagi lagi ke dalam dua jenis, yakni audiovisual diam yang menampilkan suara dengan gambar


(36)

tak bergerak seperti film rangkai suara dan cetak suara, serta audiovisual gerak yang menampilkan gambar bergerak disertai suara seperti film bersuara atau kaset video.

Harjanto (2006:237-238) mengungkapkan, terdapat beberapa jenis media pendidikan yang biasa digunakan dalam proses pengajaran, antara lain sebagai berikut.

1) Media grafis atau lebih dikenal dengan media dua dimensi adalah media yang mempunyai ukuran panjang dan lebar. Contoh media grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, poster, kartun, komik dan lain-lain.

2) Media tiga dimensi merupakan media dalam bentuk model, seperti padat (solid model), model penampang, model susun, model kerja, mock up, diorama dan lain-lain.

3) Media proyeksi adalah media yang memanfaatkan alat proyeksi seperti slide, filmstrip, film, penggunaan OHP dan lain-lan.

4) Penggunaan lingkungan sebagai media pendidikan, yakni memanfaatkan segala aspek yang ada di lingkungan sebagai alat dalam belajar.

Media yang dikembangkan dalam penelitian ini terdiri atas jenis media visual 3 dimensi. Jenis media yang dikembangkan yaitu rumah boneka. rumah boneka ini merupakan media pembelajaran yang digunakan untuk membantu siswa memahami materi pokok membaca teks petunjuk kesehatan tubuh melalui gambar ataupun benda. Media ini


(37)

berbentuk kotak dan didalam kotaknya berisi boneka-boneka yang menunjukan cara melakukan gerak senam sebagai bentuk menjaga kesehatan tubuh.

d. Fungsi Media Pembelajaran

Media sebagai penyalur informasi memiliki dua fungsi utama, yaitu sebagai alat bantu dan sumber belajar (Djamarah & Zain, 2006:121-123). Berikut uraian keduanya:

1) Media Sebagai Alat Bantu

Dalam proses belajar mengajar, seringkali siswa merasa bosan terutama pada materi-materi yang dianggapnya sukar. Oleh karena itu media dibutuhkan untuk membantu, tidak hanya menjadi penyalur materi tetapi juga memudahkan siswa untuk memahami materi sekaligus meningkatkan minat siswa dalam proses belajar mengajar. Media membantu guru dalam menyampaikan materi pada siswa secara lebih baik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

2) Media Sebagai Sumber Belajar

Siswa belajar untuk memperoleh pengetahuan beserta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Dalam belajar, siswa memerlukan sumber belajar yang menjadi referensinya dan yang dikenal selama ini sebagai sumber belajar siswa adalah guru. Namun, dengan hadirnya media maka bertambah sumber belajar siswa. Media dapat menjadi sumber belajar bagi siswa, karena media dapat memberikan pemahaman secara


(38)

nyata/kontekstual. Siswa dapat belajar melalui media-media yang memang dibuat untuk mendukung proses pembelajaran.

Levie dan Lentz (1982) dalam Kustandi & Sutjipto (2011:21-22) memaparkan bahwa media, khususnya media visual, memiliki empat kegunaan sebagai berikut.

1) Fungsi Atensi, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi dalam proses pembelajaran melalui visual/gambar yang ditampilkan.

2) Fungsi Afektif, yaitu meningkatkan kenikmatan siswa ketika belajar melalui gambar-gambar yang menjadi variasi dalam teks yang dibaca.

3) Fungsi Kognitif, yaitu memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar yang ditampilkan.

4) Fungsi Kompensatoris, yaitu dengan adanya gambar-gambar dapat membantu siswa mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.

e. Manfaat Media Pembelajaran

Secara lebih khusus, Kemp dan Dayton (1985: 3) sebagaimana dikutip Tini Prastini dalam Sutirman (2013: 17) mengidentifikasi delapan manfaat media dalam pembelajaran, yaitu:


(39)

b)Pembelajaran cenderung menjadi lebih menarik. c)Pembelajaran menjadi lebih interaktif.

d)Lama waktu pembelajaran dapat dikurangi. e)Kualitas hasil belajar siswa lebih meningkat.

f)Pembelajaran dapat berlangsung di mana dan kapan saja.

g)Sikap positif siswa terhadap materi belajar dan proses belajar dapat ditingkatkan.

h)Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif.

Sudjana dan Rivai (1992: 2) dalam Sutimar (2013: 17), menyebutkan bahwa media pembelajaran dalam proses belajar bermanfaat agar:

a) Pembelajaran lebih menarik perhatian sehingga membutuhkan motivasi belajar siswa.

b) Materi pembelajaran akan lebih mudah dipahami oleh siswa.

c) Metode mengajar menjadi lebih variatif sehingga dapat mengurangi kebosanan belajar.

d) Siswa lebih katif melakukan kegiatan belajar.

f. Kriteria Pemilihan Media

Harjanto (2006:238-239) mengungkapkan, dalam melakukan pemilihan dan pemanfaatan media dalam pengajaran, guru hendaknya memperhatikan beberapa kriteria berikut.


(40)

Media yang dipilih hendaknya menunjang tujuan pengajaran yang telah dirumuskan. Media dianggap layak untuk digunakan apabila kehadiran media tersebut mampu mendukung ketercapaian tujuan pengajaran.

2) Ketepatan (validitas)

Maksud dari validitas yakni media yang dipilih hendaknya tepat dan berguna bagi pemahaman siswa terhadap bahan/ materi yang dipelajari. 3) Keadaan Siswa

Pemilihan media yang tepat untuk digunakan dalam proses pembelajaran perlu mempertimbangkan kemampuan daya pikir dan besar kecilnya kelemahan siswa. Media yang digunakan haruslah sesuai dengan tingkat daya tangkap siswa agar makna pembelajaran dapat tersalurkan dengan baik.

4) Ketersediaan

Dalam pemilihan media, guru perlu memperhatikan ada atau tidaknya media tersebut di perpustakaan/ di sekolah. Selain itu juga perlu dipertimbangkan mudah sulitnya media tersebut dibuat atupun diperoleh. 5) Mutu Teknis

Kriteria ini berkaitan dengan desain atau layout media yang akan digunakan. Media hendaknya memiliki kualitas yang baik dalam memvisualisasikan materi pembelajaran agar siswa memperoleh kejelasan makna.


(41)

6) Biaya

Perlu adanya pertimbangan terhadap keseimbangan antara bianya yang dikeluarkan untuk membuat ataupun memperoleh media dengan hasil yang diperoleh dalam pembelajaran.

Menurut Arsyad (2014:74-75), kriteria pemilihan media bersumber dari konsep bahwa media merupakan bagian dari sistem instruksional secara keseluruhan. Oleh karena itu, Arsyad mengemukakan beberapa kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media sebagai berikut. 1) Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan tujuan

instruksional yang telah ditetapkan yang secara umum mengacu kepada salah satu atau gabungan dari dua hingga tiga ranah, yakni kognitif, afektif, dan psikomotor.

2) Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi. Media hendaknya selaras dan sesuai dengan kebutuhan tugas pembelajaran dan kemampuan mental siswa. Hal ini diperlukan agar media dapat membantu proses pembelajaran secara efektif.

3) Praktis, luwes, dan bertahan. Kriteria ini menuntun para guru untuk memilih media yang ada, mudah diperoleh, atau mudah dibuat sendiri oleh guru. Media yang dipilih sebaiknya dapat digunakan di mana pun dan kapan pun dengan peralatan yang tersedia di sekitarnya, serta mudah dipindahkan dan dibawa ke mana-mana.

4) Guru terampil menggunakannya. Apapun media itu, guru harus mampu menggunakannya dalam proses pembelajaran Nilai dan manfaat media


(42)

amat ditentukan oleh guru yang menggunakannya. Ini merupakan salah satu kriteria utama dalam pemilihan media.

5) Pengelompokan sasaran. Ada media yang tepat untuk jenis kelompok besar, kelompok sedang, kelompok kecil dan perorangan.

6) Mutu teknis. Pengembangan visual baik gambar maupun fotograf harus memenuhi persyaratan teknis tertentu. Misalnya, visual atau gambar harus jelas, dan lain-lain.

Kustandi & Sutjipto (2013:81-83) mengemukakan beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media sebagai berikut. 1) Sesuaikan jenis media dengan materi kurikulum

Saat memilih jenis media yang akan dikembangkan atau diadakan, yang perlu diperhatikan adalah jenis materi pelajaran yang mana yang terdapat di dalam kurikulum yang dinilai perlu ditunjang oleh media pembeajaran. Selanjutnya dilakukan penelaahan terkait jenis media apa yang dinilai tepat untuk menyajikan materi pelajaran yang dikehendaki tersebut.

2) Keterjangkauan dalam pembiayaan

Dalam pengembangan atau pengadaan media pembelajaran hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan anggaran yang ada.

3) Ketersediaan perangkat keras untuk pemanfaatan media pembelajaran Merancang dan mengembangakn media pembelajaran perlu memperhatikan dukungan ketersediaan peralatan pemanfaatannya di kelas. 4) Ketersediaan media pembelajaran di pasaran


(43)

Hal ini berkaitan dengan media yang dibeli dalam bentuk jadi atau yang telah diproduksi. Dalam mengadakan media pembelajaran, perlu diperhatikan ketersedian media tersebut di pasaran.

5) Kemudahan memanfaatkan media pembelajaran

Media pembelajaran yang diadakan atau dikembangkan hendaknya mudah digunakan oleh guru maupun murid.

g. Media Pembelajaran Rumah Boneka 1) Pengertian

Media pembelajaran rumah boneka adalah media pembelajaran yang dibuat untuk membantu siswa dalam belajar membaca teks petunjuk menjaga kesehatan tubuh dengan cara mempraktekkan gerakan nonlokomotor. Media ini di namakan rumah boneka karena berbentuk rumah.

Media pembelajaran rumah boneka tergolong media visual dan sejalan dengan fungsi media pembelajaran menurut Levie dan Lentz (1982) dalam Kustandi & Sutjipto (2011:21-22) memaparkan bahwa media, khususnya media visual, memiliki empat kegunaan sebagai berikut. 1.) Fungsi Atensi, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi dalam proses pembelajaran melalui visual/gambar yang ditampilkan.2.) Fungsi Afektif, yaitu meningkatkan kenikmatan siswa ketika belajar melalui gambar-gambar yang menjadi variasi dalam teks yang dibaca. 3.) Fungsi Kognitif, yaitu


(44)

memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar yang ditampilkan. 4.) Fungsi Kompensatoris, yaitu dengan adanya gambar-gambar dapat membantu siswa mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.

2) Bahan

Bahan yang digunakan dalam media pembelajaran rumah boneka ini antara lain papan triplek yang dibentuk menjadi kotak, paku untuk melekatkan satu triplek dengan triplek lainnya agar terbentuk menjadi satu kotak, handle di gunakan sebagai pegangan agar mudah dibawah kemana-mana, cat berfungsi untuk menciptakan warna-warni yang dapat menarik perhatian siswa, peer digunakan untuk melenturkan boneka agar mudah di gerakkan kekiri, kekanan, maupun keatas dan kebawah. Kertas karton yang di gunakan untuk menggambar boneka, lem untuk merekatkan boneka pada kertas karton, pensil untuk menggambar boneka, kain flanel sebagai dasar/alas pada bagian dalam kotak.

3) Cara menggunakan

Pertama-tama Siswa dibagi dalam kelompok kecil, Guru berkeliling ke masing-masing kelompok untuk menunjukan cara penggunaan media, Siswa mengamati bagian luar kotak, Salah satu siswa dalam kelompok membuka tutupan kotak tersebut, Pada saat kotak tersebut sudah terbuka siswa akan mendapati ada teks petunjuk


(45)

kesehatan tubuh, Siswa membaca teks yang ada dalam kotak tersebut dengan suara nyaring, Siswa dalam kelompok berlatih gerakan dasar senam pada teks petunjuk kesehatan tubuh, Perwakilan kelompok mempresentasikan di depan kelas.

4) Kekuatan dan kelemahan Kekuatan

1) Media rumah boneka dapat mencapai tujuan pembelajaran.

2) Media pembelajaran rumah boneka dapat memberikan motivasi atau semangat kepada siswa karena dilengkapi dengan berbagai gambar yang bervariasi.

3) Dapat digunakan berulang-ulang. Maksudnya ialah rumah boneka ini didesain menggunakan bahan yang tahan lama sehingga tidak digunakan hanya sekali tetapi bisa digunakan kapan saja.

4) Mudah dibawa kemana-mana. Maksudnya adalah rumah boneka didesain dengan ukuran yang tidak terlalu besar dan nyaman untuk dibawa kemana-mana.

5) Sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Maksudnya ialah media pembelajaran rumah boneka cocok digunakan untuk siswa kelas 1 sekolah dasar karena didesain dalam bentuk rumah seperti yang di dalamnya banyak boneka dengan berbagai teks.

6) Berdasarkan konsep yang jelas maksudnya ialah rumah boneka dapat menjelaskan konsep mengenal teks petunjuk kesehatan tubuh dalam mempraktekan gerakan dasar non-lokomotor.


(46)

7) Dapat digunakan untuk komunikasi yang efektif ialah media rumah boneka didesain dengan bahasa yang sederhana dimana di setiap boneka yang memperagakan gerakan non-lokomotor terdapat teks yang jelas.

8) Warnanya menarik. Maksudnya ialah warna yang digunakan dalam rumah menarik baik gambar maupun papannya sehingga membuat siswa senang untuk menggunakannya.

9) Media rumah boneka ini di lengkapi dengan gambar alat musik yang memudahkan siswa untuk mengenal bunyi alat musik.

Kelemahan

1. Media pembelajaran rumah boneka ini hanya bisa di gunakan dalam kelompok kecil yang terdiri dari 1-4 orang siswa karena ukurannya yang kecil.

2. Mudah di makan rayap apabila di simpan di tempat yang lembab.

B. Penelitian Relevan

Mencari dan menemukan penelitian lain yang relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti merupakan salah satu persyaratan dalam mengembangkan penelitian ini. Penelitian yang dilakukan adalah Pengembangan Media Pembelajaran rumah boneka Pada Sub Tema gemar berolahraga Untuk Siswa Kelas I Sekolah Dasar. Oleh karena itu peneliti mencoba menemukan penelitian yang releven dengan penelitian yang dilakukan penulis.


(47)

1. Penelitian pertama yang dilakukan oleh Muhammad Suyatno dengan judul “Pembelajaran membaca cepat pada Siswa Kelas 1 SD (studi kasus pada SD Negeri 6 Wonogiri). Dalam penelitian tersebut diuraikan bahwa pembelajaran bahasa yang mencakup aspek ketrampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis sampai sekarang dianggap belum memuaskan. Sampai sekarang masih banyak ditemukan suara di masyarakat yang menyatakan ketidakpuasan terhadap hasil pembelajaran bahasa, disamping realitas menunjukan bahwa kemampuan bahasa para anak atau lulusan sekolah menengah dinilai kurang baik. Dalam penelitian tersebut mengangkat pokok permasalahan diantaranya: 1) Bagaimana proses pembelajaran membaca cepat pada siswa kelas 1 SD Negeri 6 Wonogiri. 2) Bagaimana Interaksi guru dan murid selama proses belajar mengajar pada pembelajaran membaca cepat menggunakan alat peraga ? Dari penelitian tersebut dapat ditarik kesimpulan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa alat peraga atau media pembelajaran memiliki peran yang sangat penting. 2. Penelitian yang kedua peningkatan kreativitas membaca permulaan

menggunakan permainan kartu kata pada pemelajaran bahasa indonesia kelas I”. Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa Universitas TunjangPura Pontianak pada Tahun 2013 Nur Aini. Tujuan dari penelitian ini adalah melalui permainan kartu kata pada pembelajaran bahasa indonesia kelas I mampu meningkatkan kreativitas membaca permulaan kartu kata dapat meningkatkan keterampilan membaca permulaan.

3. Penelitian ketiga “ peningkatan kemampuan membaca permulaan melalui media pembelajaran kartu bergambar pada siswa I SDN Jajar I no. 73 Laweyan


(48)

Surakarta”. Penelitian ini juga dilakukan oleh mahasiswa Sebelas Maret Surakarta pada tahun 2009/2010 yang bernama Ester Dwy Kartika sari. Tujuan dari penelitian ini adalah melalui media pembelajaran kartu bergambar siswa kelas I SDN Jajar I no. 73 laweyan surakarta mampu meningkatkan kemampuan membaca permulaan. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa media pembelajaran kartu bergambar dapat meningkatkan keterampilan membaca permulaan.

Mengacu pada beberapa penelitian yang peneliti cari dan peneliti temui, peneliti belum ada menemukan adanya penelitian yang memfokuskan pada pengembangan media pembelajaran rumah boneka Pada Sub Tema Gemar Berolahraga Untuk Siswa Kelas I Sekolah Dasar. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa penelitian ini merupakan sumbangan yang baru bagi dunia pendidikan.


(49)

Penelitian relevan di atas akan dipaparkan dalam literatur map di bawah ini.

Bagan 2.1 literatur map C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan uraian di atas maka disusun kerangka berpikir tentang pengembangan media pembelajaran pada subtema Gemar Berolahraga untuk siswa kelas I Sekolah Dasar mengacu pada kurikulum 2013. Hal tersebut dikarenakan kurikulum saat ini kurikulum yang diberlakukan adalah kurikulum 2013 yang mengharuskan siswa kelas siswa belajar secara terpadu, melalui pembelajaran tematik integratif. Oleh karena itu, dibutuhkan media dan model pembelajaran yang mendukung tercapainya tujuan pembelajaran secara lebih efektif, inovatif, dan efisien.

Meningkatkan Keterampilan Membaca Cepat Pada Siswa Kelas 1 Studi Kasus Pada SD Negeri 6 Wonogiri belum mendpatkan alat peraga

yang tepat untuk materi membaca cepat. Muhammad Suyatno

Meningkatkan Kreativitas Membaca Permulaan Menggunakan Permainan

Kartu Kata Pada Pembelajaran Bahasa

Indonesia Kelas I Nur ‘Aini

Meningkatan Kemampuan Membaca

Permulaan Melalui Media Pembelajaran Kartu Bergambar Pada Siswa Kelas I SDN Jajar

I No. 73 Laweyan Surakarta

Ester Dwy Kartika Sari

Peningkatan Media Pembelajaran Rumah Boneka Pada Materi Pokok Mengenal Teks Petunjuk Kesehatan Tubuh Dalam Subtema Gemar Berolahraga Untuk Siswa

Kelas I SDN Kalasa Baru Regina Delmina Tiran


(50)

Pada penelitian ini peneliti mengembangkan media pembelajaran berupa rumah boneka agar lebih menarik perhatian ketika proses pembelajaran berlangsung. Media pembelajaran ini akan sangat cocok bila digunakan dalam pembelajaran tematik karena SDN kalasan Baru sudah menggunakan kurikulum 2013. Melalui media pembelajaran tersebut siswa akan melihat dan meraba secara langsung. Hal ini karena tahap-tahap perkembangan anak usia SD masih dalam tahap operasioanal konkret. Jadi harapannya siswa akan terlibat aktif dalam pembelajaran dengan adanya media pembelajaran tersebut.

Berikut adalah bagan kerangka berpikir.

Bagan 2.2 Kerangka berpikir

Kurikulum 2013 Perangkat Pembelajaran

Silabus RPP Media

ICT Konvensional

LKS

Membaca Permulaan Rumah Boneka

Media Pembelajaran Rumah Boneka Pada Materi Pokor Mengenal Teks Petunjuk Kesehatan Tubuh Dalam Subtema Gemar Berolahraga


(51)

D. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimana mengembangkan media pembelajaran rumah boneka pada materi pokok mengenal teks petunjuk kesehatan tubuh dalam subtema “gemar berolahraga” untuk siswa kelas 1 Sekolah Dasar?

2.a. Bagaimana kualitas produk media pembelajaran rumah boneka pada materi pokok mengenal teks petunjuk kesehatan tubuh dalam subtema “Gemar Berolahraga” untuk siswa kelas 1 Sekolah Dasar menurut pakar media ?

b. Bagaimana kualitas produk media pembelajaran rumah boneka pada subtema gemar berolahraga untuk siswa kelas I Sekolah Dasar menurut guru SD kelas I ?


(52)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Pengertian Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang dikenal sebagai penelitian R & D (Research and development). Penelitian dan pengembangan/ R & D (Research and development) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut, (Sugiyono, 2014: 407). Pada penelitian ini peneliti akan mengembangkan sebuah media konvensional yaitu berupa media pembelajaran rumah boneka pada pembelajaran Bahasa Indonesia yang digunakan di kelas 1 rumah boneka pada materi pokok Membaca teks petunjuk kesehatan tubuh dalam subtema Gemar berolaraga. Untuk mengetahui kualitas dari media pembelajaran yang dikembangkan Rencananya hasil atau produk ini akan dilakukan uji coba terbatas pada beberapa siswa. Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui kualitas media yang dikembangkan.

B. Setting Penelitian a. Obyek penelitian

Dalam Penelitian ini obyek penelitian yang digunakan yaitu pengembangan media pembelajaran rumah boneka mengacu pada kurikulum 2013. Pengembangan media pembelajaran rumah boneka ini untuk materi pokok mengenal teks petunjuk kesehatan tubuh pada tema 2 kegemaranku, subtema 1 gemar berolahraga, dan pembelajaran ke 2 dan pembelajaran ke 4.


(53)

b. Subyek penelitian

Dalam penelitian ini ada beberapa hal yang menjadi setting penelitian yakni: 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah SD Negeri Kalasan Baru. Alasannya karena sekolah tersebut sudah menerapkan kurikulum 2013.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama lima belas bulan terhitung mulai dari bulan Oktober 2015 sampai Desember 2016. Penelitian akan dimulai dengan melakukan anlisis kebutuhan dan diakhiri dengan pembuatan artikel penelitian.

C. Prosedur pengembangan

Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pengembangan oleh Borg and Gall yakni metode Research and Development (R&D) yang merupakan penelitian yang menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2014:407-408). Menurut Sugiyono (2014:409), terdapat 10 langkah yang harus dilaksanakan dalam penelitian research and development.

Langkah-langkah pengembangan menurut Sugiyono tersebut dapat dipaparkan dalam bagan sebagai berikut:


(54)

Bagan 3.1 Langkah-langkah Penggunaan Metode Research and Development (R&D)

1. Potensi Masalah

Penelitian diawali dengan adanya potensi atau masalah. Potensi dan masalah yang dikemukakan dalam penelitian harus menunjukkan data faktual yang sesuai dengan pengalaman (empirik). Data tentang potensi dan masalah tidak harus dicari sendiri tetapi bisa dari berdasarkan laporan penelitian orang lain, atau dokumentasi laporan kegiatan dari perorangan atau instansi tertentu yang masih up to date. 2. Pengumpulan Data

Setelah mendapatkan potensi atau masalah, maka langkah selanjutnya adalah mengumpulkan informasi yang digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk. Perencanaan produk tersebut bertujuan untuk mengatasi masalah yang didapatkan.

Potensi dan Masalah Validasi Desain Pengumpulan Data Desain Produk Revisi Desain Ujicoba Produk Revisi Produk Uji coba Pemakaian Revisi Produk Produksi Masal


(55)

3. Desain Produk

Pada langkah ini desain produk yang dihasilkan harus lengkap dengan spesifikasinya. Produk yang dihasilkan juga harus sesuai dengan konteks yang akan ditangani.

4. Validasi Desain

Langkah ini bertujuan untuk menilai rancangan produk yang telah dibuat dan mengetahui kelemahan serta kelebihan pada produk yang dihasilkan. Validasi produk dapat dilakukan oleh pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai desain tersebut.

5. Revisi Desain

Setelah melakukan desain produk, langkah selanjutnya yaitu memperbaiki desain produk dari kelemahan yang telah diketahui. 6. Ujicoba Produk

Uji coba produk bertujuan untuk mengetahui keefektifan dan keefisienan produk dalam mengatasi masalah. Pada langkah ini, uji coba dilakukan secara terbatas.

7. Revisi Produk

Setelah melakukan ujicoba produk secara terbatas maka dapat diketahui kinerja produk yang dibuat. Langkah selanjutnya yaitu merevisi desain produk mengenai kelemahan yang didapatkan. Setelah desain produk direvisi maka perlu dilakukannya uji coba produk sesungguhnya.


(56)

8. Ujicoba Pemakaian

Pada langkah ini dilakukan uji coba produk secara nyata dalam pemakaian produk yang dibuat.

9. Revisi Produk

Revisi produk ini dilakukan, apabila masih terdapat kelemahan dan kekurangan yang masih perlu diperbaiki.

10.Produksi Masal

Pembuatan produk masal ini dilakukan apabila produk yang dihasilkan sudah dapat dinyatakan efektif dan layak untuk diproduksi secara masal.

Selain itu Borg and Gall dalam Sukmadinata (2010: 169) menjelaskan sepuluh langkah pelaksanaan strategi penelitian dan pengembangan sebagai berikut.

1. Penelitian dan pengumpulan data (research and information collecting).

Langkah pertama ini terdiri dari: pengukuran kebutuhan, studi literatur, penelitian dalam skala kecil, dan pertimbangan-pertimbangan dari segi nilai.

2. Perencanaan (planning).

Perencanaan ini meliputi rancangan produk yang akan dikembangkan (tujuan penggunaan produk, pengguna produk, dan deskripsi komponen produk) serta proses pengembangannya.


(57)

Pada langkah ini, peneliti mengembangkan bahan pembelajaran, proses pembelajaran, dan instrumen evaluasi.

4. Uji coba lapangan awal (preliminary field testing)

Kegiatan uji coba lapangan awal ini dilakukan pada 1 sampai 3 sekolah dengan subjek uji coba antara 6 sampai 12 orang.

5. Merevisi hasil uji coba (main product revision)

Pada tahap tahap ini, peneliti memperbaiki dan menyempurnakan hasil uji coba sebelumnya yang dilakukan.

6. Uji coba lapangan (main field testing)

Kegiatan uji coba lapangan mencakup lebih banyak sekolah dan subjek uji coba yakni 5 sampai 15 sekolah dan 30 sampai 100 subjek uji coba.

7. Penyempurnaan produk hasil uji coba lapangan (operasional product revision)

Karena sudah melakukan uji coba, maka peneliti perlu menyempurnakan kembali produk yang telah diujicobakan.

8. Uji pelaksanaan lapangan (operasional field testing)

Kegiatan uji coba yang ketiga ini sangat luas karena mencakup 10 sampai 30 sekolah dengan melibatkan 40 sampai 200 subjek uji coba.


(58)

Produk yang telah diuji cobakan pada kegiatan uji pelaksanaan lapangan, pada tahap ini akan disempurnakan berdasarkan saran dan komentar yang diberikan oleh subjek uji coba.

10. Diseminasi dan implementasi (dissemination and implementation) Pada tahap terakhir ini, peneliti melaporkan produk yang telah diujicobakan selama beberapa kali kemudian diterbitkan dan disebarkan secara luas untuk mengontrol kualitas.

Berdasarkan prosedur pengembangan tersebut di atas akan dijadikan sebagai acuan dalam penelitian ini sesuai dengan kebutuhan peneliti. Namun karena keterbatasan waktu maka penelitian ini hanya dibatasi pada 5 langkah prosedur pengembangan, yaitu (1) Potensi dan masalah, (2) Pengumpulan data, (3) Desain produk, (4) Validasi ahli, dan (5) Revisi desain. Dari kelima langkah tersebut akan dilakukan secara bertahap hingga menghasilkan salah satu produk berupa media pembelajaran rumah boneka.


(59)

Bagan 3.2 Desain Penelitian Pengembangan

Pada tahap pertama, yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu mengkaji suatu potensi dan masalah sesuai dengan hasil wawancara. Dalam

TAHAP KEDUA

Pembuatan Kisi-kisi

Angket

Konsultasi Dosen

Revisi Angket Angket analisis kebutuhan

TAHAP KEEMPAT Validasi Media Pembelajaran

Kisi-kisi Pembuatan Kuesioner Validasi Konsultasi Dosen Revisi Instrumen Siap Digunakan Validasi Media

Pakar Media Pembelajaran

Guru Kelas I

Analisis TAHAP KELIMA Revisi Produk Hasil Validasi Oleh Pakar Revisi Produk

Prototipe Media Pembelajaran Konvensional Kebutuhan Wawancara

TAHAP KETIGA

Desain Media Pembelajaran Konvensional berbasis Kecerdasan Ganda

RPPH Desain Media Pembelajaran Konvensional Pengumpulan Bahan Pembuatan Media Pembelajaran


(60)

hal ini potensi dan masalah sesuai dengan tema pelajaran yang terdapat di kelas I. Tema yang digunakan dalam penelitian adalah “kegemaranku” dengan subtema ”Gemar berolahraga”.

Dalam tahap ke dua ini, pertama-tama peneliti melakukan analisis dan membuat daftar pertanyaan terkait membaca dan perangkat pembelajaran yang dikhususkan pada media pembelajaran. Selanjutnya peneliti membuat kuesioner berdasarkan analisis tersebut kemudian dikonsultasikan kepada dosen pembimbing. Kuesioner kemudian direvisi sesuai hasil konsultasi terhadap dosen pembimbing. Analisis kebutuhan dilakukan di satu SD, yakni SDN Kalasan 1. Tujuan analisis kebutuhan ini dilakukan adalah untuk mengetahui kepentingan pengembangan media pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda untuk kelas I.

Tahap ketiga adalah tahap memproduksi media pembelajaran konvensional untuk kelas I. Tahap ini diawali dengan pembuatan RPPH sesuai KI dan KD dalam subtema “Gemar Berolahraga”. Setelah itu dilanjutkan dengan mendesain tiap-tiap media yang akan dibuat dan pengumpulan bahan yang akan dikembangkan dalam penelitian ini. Setelah semua bahan telah tersedia, selanjutnya akan dibuat sesuai desain yang telah dirancang. Media pembelajaran konvensional rumah boneka ini untuk kelas I yang akan dibuat terdiri atas: kotak berupa rumah dan beberapa boneka yang menunjukan gerakan non-lokomotor sebagai bentuk menjaga kesehatan tubuh.

Tahap keempat merupakan tahap pembuatan instrumen validasi dan melakukan validasi produk. Instrumen yang dibuat berupa kuesioner dan akan


(61)

digunakan untuk validasi produk penelitian oleh pakar media pembelajaran serta guru. Hasil validasi dari para pakar tersebut dijadikan bahan untuk merevisi produk yang akan dikembangkan.

Tahap kelima dan merupakan tahap akhir yakni revisi produk. Revisi produk dilakukan berdasarkan komentar saran dan masukan oleh para pakar serta dosen pembimbing sehingga menjadi produk berupa media pembelajaran rumah boneka untuk kelas I.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian pengembangan ini, peneliti menggunakan wawancara dan studi pustaka dalam teknik pengumpulan data.

1. Wawancara

Sugiyono (2014:194) mengungkapkan bahwa wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal secara mendalam dari responden dan jumlah respondennya sedikit. Teknik pengumpulan data melalui wawancara dapat dilakukan menggunakan wawancara terstruktur maupun tidak terstruktur. Selain itu, dapat pula melalui tatap muka maupun menggunakan telepon. Wawancara dilakukan oleh peneliti untuk mencari tahu ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran di SD yang bersangkutan. Wawancara juga dilakukan peneliti untuk mencari tahu sejauh mana penerapan teori kecerdasan ganda dalam pembelajaran di SD yang bersangkutan. Hasil wawancara akan digunakan peneliti sebagai bahan pertimbangan produk yang akan dikembangkan.


(62)

Daftar pertanyaan sebagai panduan wawancara analisis kebutuhan dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 3.1 Panduan Wawancara Analisis Kebutuhan

No. Daftar Pertanyaan Jawaban Pertanyaan 1. Apakah Bapak/ Ibu sudah pernah

menggunakan media pembelajaran? 2. Seperti apakah pemahaman Bapak/

Ibu mengenai media

pembelajaran?

3. Mengapa media pembelajaran penting dalam proses belajar-mengajar?

4. Seberapa sering Bapak/ Ibu menggunakan media pembelajaran, dengan cara seperti apa, dan kenapa dengan cara seperti itu?

5. Media jenis apakah yang digunakan oleh Bapak/ Ibu dalam mengajar? Mengapa memilih jenis media tersebut?

6. Apakah media itu dibuat sendiri oleh Bapak/ Ibu atau cuplikan dari


(63)

No. Daftar Pertanyaan Jawaban Pertanyaan orang lain (buku)?

7. Mengapa Bapak/ Ibu memilih

membuat sendiri media

pembelajaran atau mengikuti dari buku?

8. Bagaimana dasar membuat media pembelajaran itu, dan dari mana sumber yang dipakai?

9. Apakah Bapak/ Ibu sudah mengenal media pembelajaran rumah boneka? Bagaimana pandangan Bapak/ Ibu mengenai trend pembelajaran masa kini dalam mengembangkan teknik membaca ?

11. Kesulitan apa yang Bapak/ Ibu hadapi dalam mengembangkan media pembelajaran membaca untuk anak kelas 1 ?


(64)

2. Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner dan wawancara. Kedua instrumen tersebut digunakan terkait dengan analisis kebutuhan dan validasi produk.

Tabel 3.2 Instrumen lembar kuesioner yang digunakan untuk validasi produk oleh pakar media pembalajaran dan guru SD

No Aspek

Kriteria

5 4 3 2 1 SB B CB KB SKB 1. Media pembelajaran rumah boneka ini memuat

petunjuk cara menggunakannya.

2. Media pembelajaran rumah boneka ini dapat menunjang ketercapaian tujuan pembelajaran. 3. Media pembelajaran rumah boneka tidak

mengandung salah konsep

4. Media pembelajaran rumah boneka ini sesuai dengan karakteristik siswa

5. Media pembelajaran rumah boneka memudahkan siswa dalam memahami materi

6. Media pembelajaran rumah boneka memfasilitasi siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran 7. Konkrit sesuai dengan materi pembelajaran


(65)

8 Mudah digunakan oleh guru dan siswa 9. Ukuran proporsional

10 Bahan yang digunakan mudah di dapat dan murah 11. Media pembelajaran yang di gunakan tahan lama

dan bisa di gunakan berulang-ulang

12. Pemilihan warna yang digunakan indah dan menarik 13. Gambarnya jelas

14. Bahasa yang digunakan sederhana

15. Media pembelajaran rumah boneka ini tidak membahayakan keselamatan pengguna.

Total Skor

Rata-rata Jumlah Total Skor

Jumlah Semua Item =

Tabel 3.3 Kriteria Kelayakan

Interval Skor Kriteria

4,22 – 5 Sangat Baik

3,41 – 4,21 Baik

2,61 – 3,40 Cukup Baik

1,80 – 2,60 Kurang Baik


(66)

Komentar umum dan saran perbaikan

Kesimpulan (mohon dilingkari salah satu):

1. Media pembelajaran konvensional layak digunakan/ uji coba tanpa revisi. 2. Media pembelajaran konvensional layak digunakan/ uji coba dengan revisi

sesuai saran.

3. Media pembelajaran konvensional tidak layak untuk digunakan/ uji coba lapangan.

Yogyakarta, ……… Penilai

( ……....………..)

3. Teknik analisis data

Data dalam penelitian ini akan dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif, dengan penjelasan sebagai berikut :

1. Data Kualitatif

Sugiyono (2015:13) mengatakan bahwa metode kualitatif dinamakan sebagai metode baru, karena popularitasnya belum lama, dinamakan metode postpositivistik karena berlandaskan pada filsafat postpositivisme. Metode ini disebut juga sebagai metode artistik karena


(67)

proses penelitian lebih bersifat seni (kurang terpola), dan disebut sebagai metode interpretive karena data hasil penelitian lebih berkenaan interprestasi terhadap data yang ditemukan di lapangan. Dalam penelitian ini data kuantitatif berupa skor dari pakar media pembelajaran dan guru. Data dianalisis sebagai dasar untuk memperbaiki dan mengetahui kelayakan produk yang dihasilkan.

2. Data Kuantitatif

Sugiyono (2015:13) mengatakan bahwa metode kuantitatif dinamakan juga metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini sebagai metode ilmiah karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis. Metode ini juga disebut sebagai metode discovery karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Data berupa skor dari penilaian oleh pakar media pembelajaran, dan guru kelas I sekolah dasar. Data yang dianalisis sebagai dasar dari hasil penilaian kuesioner diubah menjadi data interval. Skala penilaian terhadap perangkat pembelajaran yang dikembangkan yaitu 5 (sangat baik), 4 (baik), 3 (cukup baik), 2 (kurang baik), 1 (sangat kurang baik). Skor yang sudah didapat kemudian


(68)

dikonversikan menjadi data kualitatif skala lima dengan acuan Sukardjo (2008:101) sebagai berikut:

Tabel 3.4 Konversi Nilai Skala Lima

Interval Skor Kategori

X >X̅i + 1,80 Sbi Sangat baik

X̅i + 0,60 Sbi< X ≤ X̅i + 1, 80Sbi Baik

X̅i– 0,60 Sbi < X ≤ X̅i + 0,60Sbi Cukup

X̅i– 1,80 Sbi < X ≤ X̅i– 0,60Sbi Kurang

X ≤ X̅i– 1,80Sbi Sangat Kurang

Keterangan:

Rerata ideal (X̅i) : (skor maksimal ideal + skor minimal ideal) Simpangan baku ideal (Sbi) :

6 (skor maksimal ideal - skor minimal ideal)

X : Skor aktual

Berdasarkan rumus konversi di atas perhitungan data-data kuantitatif dilakukan untuk memperoleh data kualitatif dengan menerapkan rumus konversi tersebut. Penentuan rumus kualitatif pengembangan ini diterapkan dengan konversi sebagai berikut.

Diketahui:

Skor maksimal ideal : 50 Skor minimal ideal : 30


(69)

Simpangan baku ideal (SBi) :

6 (50-10) = 6,67 Ditanyakan:

Interval skor kategori sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan sangat kurang baik.

Jawaban:

Kategori sangat baik = X >X̅i + 1,80 SBi = X > 30 + (1,80 .6,67) = X > 30 + 1,21

= X >4,21

Kategori baik = X̅i + 0,60SBi < X ≤ X̅i + 1,80SBi

= 3+ (0,60 . 0,67) < X ≤ 3 + (1,80 .0,67) = 3 + (0,40)< X ≤ 3+ (1,21)

= 3,40< X ≤ 4,21

Kategori cukup baik = X̅i - 0,60SBi < X≤ X̅i + 0,60SBi

= 3 - (0,60 .0,67) < X ≤ 3 + (0,60.0,67) = 3 – (0,40)< X≤ 3+ (0,40)

= 2,60< X≤ 3,40

Kategori kurang baik = X̅i - 1,80SBi < X≤ X̅i - 0,60SBi

= 3- (1,80 .6,67) < X ≤ 3 - (0,60 .6.67) = 3 - (1,21) < X ≤ 3 – (0,40)

= 1,79< X ≤ 2,60 Kategori sangat kurang baik = �≤ X̅i– 1,80SBi


(70)

= X ≤ 3 – 1,21 = X ≤ 1,79

Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh konversi data kuantitatif menjadi data kualitatif skala lima sebagai berikut.

Tabel 3.5 Kriteria Skor Skala Lima

Interval Skor Kriteria

4,22 – 5 Sangat Baik

3,41 – 4,21 Baik

2,61 – 3,40 Cukup Baik

1,80 – 2,60 Kurang Baik

1 – 1,79 Sangat Kurang Baik

Hasil dari penghitungan skor masing-masing validasi yang dilakukan akan dicari rata-rata skor perolehannya kemudian dapat dikonversikan dari data kuantitatif ke data kualitatif dalam kategori tertentu seperti yang tertera pada tabel kriteria skor skala lima.


(71)

G. Jadwal Penelitian

Tabel 3.6 Jadwal kegiatan penelitian

No Kegiatan

Bulan Ok tober Nove m b er De se m b e r Jan u ar i Fe b ru ar i M ar et

April M

ei Ju n i Ju li Agus tus S ep te m b er Ok tober Nove m b er De se m b e r 1

Potensi dan Masalah

2

Pengumpulan Data

3 Desain Produk

4

Validasi produk


(72)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan adalah langkah awal dimana peneliti melakukan penelitian untuk mengetahui sejauh mana kesulitan Guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Dalam analisis kebutuhan ini juga di utamakan untuk membantu guru dalam mempermudah proses pembelajaran sehingga kesulitan siswa dalam memahami materi yang disampaikan oleh Guru bisa di atasi dengan menggunakan media pembelajaran yang akan di kembangkan oleh peneliti. Dengan demikian peneliti dapat mengembangkan salah satu media pembelajaran baru agar kesulitan guru dan siswa dapat teratasi.

Pada awal analisis kebutuhan ini, peneliti melakukan wawancara dengan Ibu S dan Ibu I yang merupakan guru kelas 1 A dan guru kelas 1 B di SDN Kalasan Baru. Wawancara ini di lakukan untuk mengetahui masalah yang di hadapi oleh guru dan juga siswa didalam kelas terkait dengan penggunaan media pembelajaran. Hasil dari wawancara tersebut di jadikan dasar oleh peneliti untuk mengembangkan produk media pembelajaran dalam mengatasi masalah yang di temui dilapangan.

1. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan

Wawancara dilakukan dengan panduan daftar pertanyaan yang semuanya berjumlah 13 pertanyaan yang telah dibuat peneliti. Berikut ini merupakan data hasil wawancara dengan guru kelas 1 A dan 1 B SD Negeri Kalasan Baru.


(73)

Pertanyaan pertama yaitu tentang materi apa yang sulit dikuasai siswa pada mata pelajaran inti? Guru menjawab bahwa dalam setiap mata pelajaran pasti ada materi tertentu yang sulit dipahami oleh sebagian kecil siswa dalam kelas tetapi itu masih bisa di atasi oleh Guru dengan menggunakan media yang sudah di sediakan oleh pihak sekolah. Namun ada salah satu mata pelajaran yang masih sulit di pahami oleh sebagian besar siswa dalam kelas yaitu matapelajaran bahasa indonesia kesulitan ini di rasakan oleh guru tersebut di karenakan tidak tersedianya media pembelajaran pada materi tersebut.

Pertanyaan kedua yaitu tentang apa saja upaya yang dilakukan oleh guru untuk membantu kesulitan siswa tersebut? Guru tersebut menjawab bahwa selama ini beliau sudah menggunakan media pembelajaran ICT yaitu dengan menggunakan power point namun siswa masih sulit memahami materi tersebut. Pertanyaan ketiga yaitu apakah dalam setiap pelajaran Bapak/Ibu mengajar selalu menggunakan media? Guru tersebut menjawab bahwa mengguna media tetapi tidak semua materi pelajaran dikarenakan kurangnya penyediaan media pembelajaran.

Pertanyaan keempat yaitu jenis media apa yang paling sering digunakan? Guru tersebut menjawab bahwa beliau sering media pembelajaran ICT yaitu power point.

Pertanyaan kelima yaitu apakah media itu dibuat sendiri oleh Bapak/Ibu atau cuplikan dari orang lain (buku)? Guru tersebut menjawab bahwa media yang digunakan tersebut dibuat sendiri tetapi terkadang di ambil dari internet atau dari buku panduan guru maupun buku panduan siswa.


(1)

(Melaporkan hasil kerja)

Laporkan hasil kerja kelompokmu di depan kelas!

Penggalan 2

(Mengamati gambar) Amati teka-teki silang

Temukan kata yang berhubungan dengan olahraga di dalam kotak berikut!

a

l

a

a

a

a

a

a

a

a

s

o

t

t

e

n

i

s

a

a

e

m

a

a

a

a

a

b

l

a

h

p

a

a

l

a

r

i

a

a

a

a

b

b

a

s

k

e

a

a

t

t

a

a

a

a

s

i

a

t

a

a

r

r

e

n

a

n

a

a

a

a

k

k

u

a

t

a

a

a


(2)

Siswa melingkari teka-teki silang

1. Sehat 2. Lompat 3. Tenis 4. Lari

5. Bola 6. Basket 7. Silat 8. Renang 9. Kuat

(Berdiskusi) Perhatikan gambar di bawah ini!

Berdasarkan gambar itu, dalam kelompok ceritakan mengapa kita harus berolahraga?


(3)

(Bercerita)

Ceritakan dengan bahasa Indonesia yang baku tentang mengapa kita harus berolahraga!


(4)

REFLEKSI

Ceritakan perasaanmu setelah mengikuti pelajaran hari ini !


(5)

LAMPIRAN 8


(6)

Regina Delmina Tiran lahir di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada tanggal 05 Desember 1995, pernah menempuh pendidikan di SDN Baun I, Sekolah Menengah Pertama di tempuh di SMPN II Amarasi Barat, Sekolah Menengah Atas ditempuh di SMAN IV Kupang.

Pada Tahun 2013, mendapat kesempatan dari Rintisan Program Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi (PPGT) untuk melanjutkan studi di perguruan tinggi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Guru Sekolah Dasar (PGSD). Pendidikan di perguruan tinggi di akhiri dengan menulis skripsi berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran Rumah Boneka Pada Materi Pokok Mengenal Teks Petunjuk Kesehatan Tubuh