Pembelajaran fisika tentang tata surya dengan menggunakan media audiovisual (youtube) untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa SMP Kanisius Pakem kelas IX tahun ajaran 2014/2015.
ABSTRAK
Devi Eka Septiyanti. 2015. PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG TATA SURYA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL (YOUTUBE) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA SMP KANISIUS PAKEM KELAS IX TAHUN AJARAN 2014/2015. Skripsi, Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pembimbing: Prof. Dr. Paul Suparno, S.J., M.S.T.
Kata kunci: Motivasi, Hasil Belajar, Audiovisual, YouTube.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) tingkat motivasi siswa pada materi fisika tentang tata surya selama menggunakan pembelajaran dengan media audiovisual (YouTube) di SMP Kanisius Pakem, (2) tingkat prestasi siswa pada materi fisika tentang tata surya selama menggunakan pembelajaran dengan media audiovisual (YouTube) di SMP Kanisius Pakem. Analisis yang digunakan dalam penelitian adalah statistik Test-T untuk kelompok dependen.
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 23 November 2014 sampai dengan 24 November 2014 dengan mengambil sampel sebanyak 26 siswa. Instrumen yang digunakan yaitu pretest dan posttest sebagai tes tertulis dan kuesioner motivasi belajar.
Hasil dari penelitian ini adalah pembelajaran fisika pada pokok bahasan Tata Surya menggunakan metode menonton video YouTube di SMP Kanisius Pakem: (1) dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, (2) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
(2)
ABSTRACT
Devi Eka Septiyanti. 2015. LEARNING PHYSICS OF THE SOLAR SYSTEM BY USING AUDIOVISUAL MEDIA (YOUTUBE) IN ORDER TO INCREASE THE MOTIVATION AND LEARNING RESULT OF STUDENT IN CLASS IX KANISIUS PAKEM JUNIOR HIGH SCHOOL YOGYAKARTA SCHOOL YEAR OF 2014/2015. Thesis, Physics Education Study Program, Department of Mathematics and Natural Sciences, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta, Supervisor: Prof. Dr. Paul Suparno, S.J., M.S.T.
Key Word: Motivation, Learning Result, Audiovisual, YouTube.
The aim of this research is to investigate: (1) the level of student’s motivation in class XI Kanisius Pakem Junior High School using audiovisual media (YouTube) about Solar System, (2) the level of student’s learning result in class XI Kanisius Pakem Junior High School using audiovisual media (YouTube) about Solar System. Analysis which used in this research is Test-T statistic for dependent group.
This research was held on November 23 – November 24, 2014 with 26 students as sample in this research. The instruments of this research were pretest, posttest and questionnaires of student motivation.
The result of this research is that physics teaching about Solar System using audiovisual media (YouTube) in Kanisius Pakem Junior High School is able to: (1) increase student’s motivation and (2) increase student’s learning result.
(3)
MENGGUNAKA MENINGKATKAN MO
PAKEM
Diajuk Me
PROG JURUSAN PENDIDIKA
FAKULTA UN
KAN MEDIA AUDIOVISUAL (YOUTUBE) OTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA S M KELAS IX TAHUN AJARAN 2014/2015
SKRIPSI
jukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Disusun Oleh: Devi Eka Septiyanti
NIM: 101424033
OGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA AN MATEMATIKA DAN ILMU PENGET TAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKA
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2015
) UNTUK
A SMP KANISIUS 15
ETAHUAN ALAM KAN
(4)
MENGGUNAKA MENINGKATKAN MO
PAKEM
Diajuk Me
PROG JURUSAN PENDIDIKA
FAKULTA UN
i
KAN MEDIA AUDIOVISUAL (YOUTUBE) OTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA S M KELAS IX TAHUN AJARAN 2014/2015
SKRIPSI
jukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Disusun Oleh: Devi Eka Septiyanti
NIM: 101424033
OGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA AN MATEMATIKA DAN ILMU PENGET TAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKA
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2015
) UNTUK
A SMP KANISIUS 15
ETAHUAN ALAM KAN
(5)
(6)
(7)
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini, penulis persembahkan untuk Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan begitu banyak berkat bagi penulis…
“Tears are prayer too.
They travel to GOD when we can’t speak.” PSALM 56: 8
(8)
(9)
(10)
vii ABSTRAK
Devi Eka Septiyanti. 2015. PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG TATA SURYA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL (YOUTUBE) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA SMP KANISIUS PAKEM KELAS IX TAHUN AJARAN 2014/2015. Skripsi, Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pembimbing: Prof. Dr. Paul Suparno, S.J., M.S.T.
Kata kunci: Motivasi, Hasil Belajar, Audiovisual, YouTube.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) tingkat motivasi siswa pada materi fisika tentang tata surya selama menggunakan pembelajaran dengan media audiovisual (YouTube) di SMP Kanisius Pakem, (2) tingkat prestasi siswa pada materi fisika tentang tata surya selama menggunakan pembelajaran dengan media audiovisual (YouTube) di SMP Kanisius Pakem. Analisis yang digunakan dalam penelitian adalah statistik Test-T untuk kelompok dependen.
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 23 November 2014 sampai dengan 24 November 2014 dengan mengambil sampel sebanyak 26 siswa. Instrumen yang digunakan yaitu pretest dan posttest sebagai tes tertulis dan kuesioner motivasi belajar.
Hasil dari penelitian ini adalah pembelajaran fisika pada pokok bahasan Tata Surya menggunakan metode menonton video YouTube di SMP Kanisius Pakem: (1) dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, (2) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
(11)
viii ABSTRACT
Devi Eka Septiyanti. 2015. LEARNING PHYSICS OF THE SOLAR SYSTEM BY USING AUDIOVISUAL MEDIA (YOUTUBE) IN ORDER TO INCREASE THE MOTIVATION AND LEARNING RESULT OF STUDENT IN CLASS IX KANISIUS PAKEM JUNIOR HIGH SCHOOL YOGYAKARTA SCHOOL YEAR OF 2014/2015. Thesis, Physics Education Study Program, Department of Mathematics and Natural Sciences, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta, Supervisor: Prof. Dr. Paul Suparno, S.J., M.S.T.
Key Word: Motivation, Learning Result, Audiovisual, YouTube.
The aim of this research is to investigate: (1) the level of student’s motivation in class XI Kanisius Pakem Junior High School using audiovisual media (YouTube) about Solar System, (2) the level of student’s learning result in class XI Kanisius Pakem Junior High School using audiovisual media (YouTube) about Solar System. Analysis which used in this research is Test-T statistic for dependent group.
This research was held on November 23 – November 24, 2014 with 26 students as sample in this research. The instruments of this research were pretest, posttest and questionnaires of student motivation.
The result of this research is that physics teaching about Solar System using audiovisual media (YouTube) in Kanisius Pakem Junior High School is able to: (1) increase student’s motivation and (2) increase student’s learning result.
(12)
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan karunia-Nya dalam penyusunan skripsi yang berjudul “Pembelajaran Fisika Tentang Tata Surya Dengan Menggunakan Media Audiovisual (YouTube) Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa SMP Kanisius Pakem Kelas IX Tahun Ajaran 2014/2015” dapat diselesaikan dengan baik.
Skripsi ini merupakan tugas akhir untuk memenuhi syarat kelulusan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Universitas Sanata Dharma. Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik berkat bantuan dari beberapa pihak. Oleh karena itu didalam kata pengantar ini penulis ingin berterimakasih kepada orang- orang yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, yakni:
1. Prof. Dr. Paul Suparno, S.J., M.S.T. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, dukungan dan motivasi kepada penulis dalam meyelesaikan skripsi ini.
2. Andrias Rudy Purnama S.T., S.Pd. selaku kepala sekolah SMP Kanisius Pakem yang telah memberikan ijin bagi penulis untuk melakukan penelitian disekolah tersebut.
3. Teman- teman kelas XI SMP Kanisius Pakem atas kerjasamanya selama penelitian berlangsung.
(13)
x
4. Bapak Aloysius Chomiyanto dan mamah Cicilia Sutinah, kedua adikku Firnandus Dwi Fariyanto dan Klara Christanti yang selalu setia mendoakan dan memberikan semangat sehingga dapat terselesaikan skripsi ini.
5. Suamiku tercinta Sondah Elmashal Adison S.Pd. untuk kesetiaannya mengingatkan, membantu dan menyemangati dalam proses penyusunan skripsi ini.
6. Valentina Bara yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah mendoakan dan membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.
Akhir kata penulis berharap bahwa skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembacanya dan dapat dikembangkan menjadi penelitian yang lebih baik.
(14)
xi DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………...…....i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……….…….ii
HALAMAN PENGESAHAN………iii
HALAMAN PERSEMBAHAN……….iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……….……….v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI……….vi
ABSTRAK………...………..vii
ABSTRACT……….…………viii
KATA PENGANTAR………...…ix
DAFTAR ISI……….………..xi
DAFTAR TABEL………..xv
(15)
xii
BAB I PENDAHULUAN………..…..1
A. Latar Belakang……….1
B. Rumusan Masalah………...……5
C. Tujuan Penelitian……….5
D. Hipotesis……….……..5
E. Manfaat Penelitian………...6
BAB II LANDASAN TEORI……….….7
A. Hakikat Pembelajaran………...…...7
1. Pengertian Belajar………...….7
2. Pengertian Mengajar………..………10
B. Media Pembelajaran………...……11
1. Pengertian Media Pembelajaran………...……..11
2. Jenis-jenis Media Pembelajaran………...…...12
C. Media Pembelajaran YouTube………...….…..….15
1. Pengertian Media YouTube………..…15
2. Media Pembelajaran Audiovisual (YouTube) Tentang Tata Surya………..20
D. Motivasi Belajar Siswa………..………23
1. Pengertian Motivasi Belajar Siswa………..……..23
2. Aspek- aspek Motivasi Belajar Siswa………...…….24
3. Ciri-ciri Orang yang Termotivasi……….….26
(16)
xiii
E. Prestasi Belajar………...……….29
1. Pengertian Prestasi Belajar……….29
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar………...….30
F. Tinjauan Tentang Materi Sistem Tata Surya………..………...32
1. Pengertian Sistem Tata Surya………...………….32
2. Matahari Sebagai Pusat Tata Surya………...…….…33
3. Anggota Tata Surya………...……33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN………..…….37
A. Jenis Penelitian……….…….…….…37
B. Waktu Dan Tempat………....………37
C. Subyek Penelitian……….…….……….37
D. Treatmen………..………..37
1. Pertemuan I………...….…....38
2. Pertemuan II………...40
E. Instrument Penelitian………...41
Tes Tertulis………...………...42
F. Metode Analisis Data……….…....50
1. Pretest dan Posttest ………....…...50
2. Kuesioner/ Angket Motivasi ……….…………52
BAB IV DATA DAN ANALISA DATA………...58
A. Deskripsi Penelitian………..…….………58
1. Kegiatan Sebelum Penelitian………..59
(17)
xiv
B. Data Dan Analisis Data Penelitian..…………..………...66
1. Peningkatan Hasil Belajar Siswa…………..……….66
2. Peningkatan Motivasi Siswa…………..………...69
C. Pembahasan……….……….………..73
1. Peningkatan Motivasi Siswa………...……….73
2. Peningkatan Hasil Belajar ………...………75
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….……78
A. Kesimpulan………78
B. Keterbatasan Penelitian………..78
C. Saran………..……….…80
DAFTAR PUSTAKA………82
(18)
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Tabel Kisi- kisi Pembuatan Pretest dan Posttest………..…44
Tabel 3.2. Tabel Pengembangan Kisi-kisi Motivasi………..46
Tabel 3.3. Tabel Kategori Skala………..…………..48
Tabel 3.4. Tabel Pengembangan Kisi-kisi Motivasi………..…49
Tabel 3.5. Skala Pengukuran Kuesioner Motivasi Pembelajaran Fisika…..….53
Tabel 3.6. Skor Motivasi Belajar Awal/Akhir…..……….53
Tabel 3.7. Interval Jumlah Skor Motivasi Belajar Fisika………..………56
Tabel 4.1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian………..……...61
Tabel 4.2. Nilai Pretest dan Posttest Siswa……….…..67
Tabel 4.3. Uji T – Dependen Nilai Pretest dan Posttest Siswa……….…68
Tabel 4.4. Data Angket Penelusuran Motivasi Awal dan Motivasi Akhir Siswa……….…70
Tabel 4.5. Uji T – Dependen Motivasi Awal dan Motivasi Akhir Siswa…….71
Tabel 4.6. Kualifikasi Tingkat Motivasi Awal Siswa………….………..72
(19)
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian………85
Lampiran 2. RPP………86
Lampiran 3. Kuesioner Motivasi Belajar Awal………….………96
Lampiran 4. Kuesioner Motivasi Belajar Akhir………….………...97
Lampiran 5. Instrument Pretest……….98
Lampiran 6. Instrument Posttest………..…101
Lampiran 7. Pedoman Jawaban Pretest dan Posttest………..104
Lampiran 8. Sampel Kuesioner Motivasi Belajar Awal ………...109
Lampiran 9. Sampel Kuesioner Motivasi Belajar Akhir …..…………...113
Lampiran 10. Sampel Instrument Pretest…………..………..……….117
Lampiran 11. Sampel Instrument Posttest…………..…………..………...123
Lampiran12. Daftar Distribusi Skor Motivasi Awal………...………….129
Lampiran 13. Daftar Distribusi Skor Motivasi Akhir……….……….130
Lampiran 14. Daftar Distribusi Skor Pretest………...131
Lampiran 15. Daftar Distribusi Skor Posttest……….……...132
(20)
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan yang terjadi di berbagai segi kehidupan manusia, mengakibatkan terbukanya persaingan yang ketat di berbagai bidang. Persaingan tersebut menuntut sumber daya manusia untuk semakin berkualitas supaya tidak tenggelam di dalam ketatnya arus persaingan. Sumber daya manusia yang berkualitas dapat diperoleh apabila manusia tersebut mendapatkan pendidikan yang baik.
Pendidikan merupakan hal penting bagi kehidupan manusia. Kualitas manusia dalam segi tertentu dapat dinilai dari latar belakang pendidikan manusia itu. Semakin baik latar belakang pendidikannya maka semakin berkualitas manusia tersebut. Pendidikan dapat menumbuhkembangkan potensi-potensi yang dimiliki oleh manusia, semakin baik pendidikan yang diperoleh oleh manusia semakin banyak potensi yang dikembangkan maka semakin berkualitas manusia tersebut.
(21)
Pengembangan potensi-potensi yang diperoleh melalui pendidikan tidak lepas dari kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh guru dalam menciptakan proses belajar mengajar bagi siswa. Proses belajar mengajar yang efektif dapat tercipta apabila terjadi interaksi dan komunikasi multiarah di antara guru dan murid.
Guru IPA dapat menciptakan komunikasi multiarah dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode yang tepat, yang dapat memancing siswa untuk aktif sehingga bersemangat belajar dan bersemangat untuk mencari serta membangun pengetahuannya sendiri.
Materi pelajaran IPA khususnya materi mengenai sistem tata surya di sekolah-sekolah masih banyak diajarkan dengan cara yang monoton yakni dengan metode ceramah dan hanya menggunakan media buku pelajaran sebagai bahan pelajaran bagi siswa. Hal ini membuat suasana pembelajaran menjadi membosankan bagi siswa karena siswa menjadi pembelajar yang pasif dan pembelajaran menjadi berpusat pada guru (teacher centered). Suasana seperti ini dalam pembelajaran memberikan dampak rendahnya motivasi dan pemahaman siswa pada materi fisika tentang sistem tata surya.
(22)
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengubah suasana pembelajaran yang membosankan pada mata topik sistem tata surya adalah dengan menggunakan metode pembelajaran yang berpusat pada siswa dan menyenangkan bagi siswa. Salah satu cara untuk membuat suasana pembelajaran yang berpusat pada siswa adalah dengan meminimalisir peran guru sebagai pemberi informasi dan lebih memberikan kesempatan pada siswa untuk mencari informasi guna membangun pengetahuannya sendiri. Kegiatan pencarian informasi oleh siswa dapat dilakukan di dalam kelompok dimana akan memungkinkan bagi siswa untuk belajar bersama dan saling bekerja sama untuk mengkonstruksi pemahaman terhadap suatu materi. Bentuk kerja kelompok di atas termasuk dalam kategori pembelajaran secara co-operative. Pembelajaran co-operative adalah merupakan sebuah strategi mengajar yang memberikan peran terstruktur bagi siswa seraya menekankan interaksi siswa-siswa (Eggen & Kauchak, 2012).
Media sumber pembelajaran bagi siswa tidaklah terbatas pada buku pelajaran saja. Terdapat banyak sekali sumber yang lebih menarik dibandingkan dari buku. Salah satu contoh media pembelajaran yang dapat diakses dengan mudah oleh siswa dan menyenangkan bagi siswa adalah media visual seperti video-video pembelajaran yang ada di YouTube.
(23)
Memberikan tugas kelompok yang berkaitan dengan pencarian informasi pada materi tata surya dalam bentuk visual dari YouTube tentu akan memberikan dampak yang baik pada siswa jika dibandingkan hanya dengan membaca dari buku pelajaran. Walaupun di dalam buku pelajaran siswa mungkin dapat melihat gambar-gambar tentang planet, galaksi dan sistem tata surya, namun buku teks pelajaran masih menyimpan banyak kekurangan. Seringkali gambar yang disajikan tidak jelas, tidak berwarna, terlalu kecil, ragamnya terlalu sedikit, terbatas dan lebih banyak terdapat teks-teks untuk dibaca.
Kebanyakan siswa sangat malas untuk disuruh membaca buku pelajaran dan jika mereka hanya diberikan informasi dari buku pelajaran pengetahuan yang mereka dapat hanyalah akan terbatas pada kegiatan menghafal. Dalam menyajikan pembelajaran tentang tata surya akan lebih baik jika siswa tidak hanya sekedar tahu definisi apakah itu galaksi atau apakah itu tata surya karena menghafal definisi dari buku, melainkan dapat lebih mendeskripsikan gambaran seperti apakah sitem tata surya itu karena siswa pernah memiliki pengalaman langsung untuk mencari informasi dan melihat seperti apakah sitem tata surya itu. Dengan demikian, pembelajaran akan berpusat pada siswa, memungkinkan siswa untuk lebih aktif menggali informasi dan berinteraksi bersama teman-temannya, mengungkapkan ide serta membangun pemahaman bersama. Akibatnya proses pembelajaran akan lebih menyenangkan bagi siswa, siswa termotivasi untuk belajar dan prestasi mereka pun akan meningkat.
(24)
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pembelajaran fisika tentang tata surya dengan menggunakan media audiovisual (YouTube) dapat meningkatkan motivasi belajar siswa SMP Kanisius Pakem?
2. Apakah pembelajaran fisika tentang tata surya dengan menggunakan media audiovisual (YouTube) dapat meningkatkan prestasi siswa SMP Kanisius Pakem?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Peningkatan motivasi siswa pada materi fisika tentang tata surya dengan menggunakan media audiovisual (YouTube) di SMP Kanisius Pakem. 2. Peningkatan prestasi siswa pada materi fisika tentang tata surya dengan
menggunakan media audiovisual (YouTube) di SMP Kanisius Pakem.
D. Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah akan terdapat perbedaan yang signifikan pada motivasi belajar dan prestasi belajar antara sebelum dan setelah penggunaan metode audiovisual (YouTube), dimana rata-rata nilai setelah penerapan metode tersebut akan lebih tinggi dibandingkan sebelum penerapan metode.
(25)
E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Sekolah
Manfaat penelitian ini bagi sekolah adalah sebagai informasi tambahan mengenai pengembangan pembelajaran fisika tentang tata surya dengan menggunakan media audiovisual (YouTube) dan pemberian tugas presentasi kelompok di sekolah yang beliau pimpin.
2. Bagi Guru dan Calon Guru
Manfaat penelitian ini bagi guru dan calon guru adalah sebagai contoh nyata mengenai pengembangan pembelajaran fisika tentang tata surya dengan menggunakan media audiovisual (YouTube) dan pemberian tugas presentasi kelompok serta sebagai referensi bagi penelitian berikutnya.
3. Bagi Penelitian Pendidikan Fisika
Manfaat penelitian ini bagi pendidikan fisika adalah sebagai salah satu upaya pengembangan metode pembelajaran fisika pada pokok bahasan sistem tata surya dengan menggunakan media audiovisual (YouTube). Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk mengembangkan media pembelajaran dengan menggunakan YouTube dalam mengajarkan materi fisika pada pokok bahasan sistem tata surya.
(26)
7 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Hakikat Pembelajaran
Pembelajaran merupakan aktivitas yang melibatkan proses belajar dan mengajar. Proses belajar dan mengajar merupakan proses yang di dalamnya mengandung interaksi antara guru dan peserta didik. Terdapatnya hubungan atau interaksi antara guru dan perseta didik ini menjadikan proses belajar dan mengajar sebagai proses yang penting di dalam pembelajaran.
1. Pengertian Belajar
Belajar menurut kaum konstruktivis merupakan proses aktif pelajar mengkonstruksi arti melalui teks, dialog, pengalaman fisis dan lain-lain. Belajar berarti membentuk makna dimana makna yang diciptakan oleh siswa dapat berasal dari apa yang mereka lihat, mereka dengar, rasakan dan alami (Suparno, 1997). Bettencourt (dalam Suparno, 1997) menyatakan bahwa belajar merupakan pengalaman aktif siswa dengan dunia fisik dan lingkungannya. Dengan demikian belajar merupakan suatu proses untuk membentuk atau mengkonstruksi pamahaman melalui pengalaman aktif, dimana pengalaman itu dapat berupa sesatu yang dapat didengar, dilihat,
(27)
dirasakan dan dialami. Proses pembelajaran berlangsung karena adanya tujuan yang ingin dicapai oleh seseorang. Sardiman (2007) mengemukakan bahwa tujuan belajar pada umumnya ada tiga, yaitu:
a. Untuk mendapatkan pengetahuan b. Penanaman konsep dan keterampilan c. Pembentukan sikap.
Taxonomy Bloom (dalam Lefrancois, 2000) memberikan susunan suatu tujuan belajar yang harus dicapai oleh seseorang yang belajar, sehingga terjadi perubahan dalam dirinya. Perubahan terjadi pada tiga ranah, yaitu:
a. Ranah Kognitif
Perubahan di ranah kognitif meliputi hasil berupa pengetahuan, kemampuan dan kemahiran intelektual, yakni:
1) pengetahuan 2) pemahaman 3) penerapan 4) analisa 5) sintesa 6) evaluasi.
(28)
b. Ranah Afektif
Perubahan di ranah afektif meliputi hasil belajar yang berhubungan dengan perasaan sikap, minat, dan nilai, yaitu:
1) penerimaan 2) partisipasi 3) penilaian 4) organisasi
5) pembentukan pola hidup. c. Ranah Psikomotorik
Perubahan yang terjadi di ranah psikomotorik meliputi kemampuan fisik seperti ketrampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf, yaitu:
1) persepsi 2) kesiapan
3) gerakan terbimbing 4) gerakan yang terbiasa 5) gerakan yang komplek 6) kreativitas.
Dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan tujuan pembelajaran adalah perubahan perilaku hasil belajar yang diharapkan terjadi, dimiliki, atau dikuasai oleh siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran tertentu.
(29)
2. Pengertian Mengajar
Mengajar merupakan aktivitas untuk memberikan pengalaman kepada siswa dengan tujuan para siswa mampu membangun pengetahuannya sendiri. Mengajar bukanlah aktivitas transfer ilmu pengetahuan dari guru kepada murid atau dari orang yang tahu kepada orang yang belum tahu. Menurut Paul Suparno (1997) mengajar memiliki arti partisipasi dengan pelajar dalam membentuk pengetahuan, membuat makna, mencari kejelasan, bersikap kritis, dan mengadakan justifikasi. Dengan kata lain mengajar merupakan kegiatan yang dilakukan agar seseorang mampu mengkonstruksi pengetahuannya sendiri melalui proses membentuk pengetahuan, membuat makna, mencari kejelasan, bersikap kritis dan mengadakan justifikasi. Melihat definisi mengajar di atas, maka posisi guru dalam kegaiatan mengajar bukanlah sebagai pentransfer ilmu atau pengetahuan akan tetapi lebih sebagai mediator dan fasilitator.
Suparno (1997) menjelaskan tugas atau peran guru sebagai mediator dan fasilitator dalam mengajar adalah sebagai berikut ini:
a. Menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan murid bertanggung jawab dalam membuat rancangan, proses dan penelitian;
(30)
b. Menyediakan atau memberikan kegiatan-kegiatan yang merangsang keingintahuan murid dan membantu mereka untuk mengekspresikan gagasan- gagasannya dan mengkomunikasikan ide ilmiah mereka (Watts & Pope, 1989);
c. Memonitor, mengevaluasi, dan menunjukkan apakah pemikiran murid jalan atau tidak.
B. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Menurut NEA (Riyana, 2008) media adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun audiovisual, termasuk teknologi dan perangkat kerasnya. Sedangkan Schram (Riyana, 2008) mengemukakan bahwa media adalah teknologi pembawa pesan yang dapat digunakan untuk keperluan pembelajaran. Miarso (Riyana, 2008) memaparkan bahwa media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa dalam belajar. Dengan kata lain media merupakan alat bantu apa saja yang dapat menyalurkan pesan guna tercapainya tujuan pembelajaran.
(31)
Media pembelajaran dapat diartikan secara umum sebagai alat bantu proses belajar mengajar. Media pembelajaran dapat berupa apa pun yang dapat digunakan untuk memberikan rangsangan pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan belajar siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Briggs (Riyana, 2008) memaparkan pengertian sebagai sarana fisik untuk menyampaikan isi/ materi pembelajaran seperti: buku, film, video dan sebagainya. National Education Associaton (Riyana, 2008) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar dan termasuk teknologi perangkat keras.
2. Jenis-jenis Media Pembelajaran
Media pembelajaran jika dilihat dari cara penggunaannya dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu: media visual, media audio dan media audiovisual. Ketiga jenis media pembelajaran tersebut dijelaskan sebagai berikut ini:
a. Media Visual
Media visual merupakan media pandang yang dalam penggunaanya untuk memperoleh informasi menggunakan indera penglihatan. Contoh-contoh media pembelajaran visual yang sering digunakan dalam proses pembelajaran adalah grafik, diagram, poster dan gambar.
(32)
Media visual dapat dibedakan menjadi 2 jenis yakni media visual non- proyeksi dan media visual berproyeksi. Media non- proyeksi adalah media yang berbentuk karakter dua dimensi atau tiga dimensi, penggunaanya tidak memerlukan proyektor sebagai pembawa informasi. Sedangkan media berproyeksi adalah media yang berbentuk karakter dua dimensi atau tiga dimensi, penggunaanya memerlukan proyektor sebagai pembawa informasi.
Media pengajaran yang berupa media visual berguna dalam merangsang motivasi, ingatan dan pemahaman. Media visual dapat membantu siswa dalam memahami pelajaran, memperkuat ingatan, menumbuhkan minat siswa dan dapat menghubungkan materi pelajaran dengan alam sekitar.
Media visual yang tergolong dalam media visual proyeksi merupakan media pengajaran yang memerlukan proyeksi dalam penyampaian informasinya. Media pandang berproyeksi merupakan media yang diproyeksikan, media ini terdiri dari hardware dan software. Adapun yang termasuk media ini antara lain:
(33)
1) Overhead Projector (OHP)
OHP merupakan alat yang dipakai untuk memproyeksikan suatu obyek transparan ke permukaan layar, proyeksi dari obyek tersebut menghasilkan gambar yang cukup besar. Alat- alat yang digunakan untuk mejalankan OHP terdiri dari: proyektor OHP yang merupakan hardware, program- program yang merupakan software dan juga transparasi.
2) Slide
Slide merupakan salah satu media visual yang dalam penggunaanya akan memproyeksikan gambar transparan melalui proyektor. Dalam penggunaan slide biasanya dapat dilengkapi dengan sound, penggunaan secara bersamaan ini dikenal dengan istilah sound slide.
b. Media Dengar (Audio)
Media Audio merupakan media yang dalam penyampaian pesannya menggunakan bentuk verbal (kata-kata/ bahasa lisan) dan non verbal, pesan- pesan tersebut akan diterima oleh penerima pesan melalui indera pendengaran.
(34)
Pesan yang dikeluarkan oleh media audio dikenal sebagai suara atau bunyi. Adapun contoh- contoh media pendengaran adalah sebagai berikut: radio, tape recorder, dan headphone.
c. Media (Audio-Visual)
Media pembelajaran audio- visual merupakan media pembelajaran yang menggabungkan media audio dan media visual. Media pembelajaran ini merupkan media yang paling lengkap karena dengan menggunakan media ini penerima pesan akan menggunakan indera pendengaran dan penglihatannya untuk menangkap pesan.
C. Media Pembelajaran YouTube 1. Pengertian Media YouTube
YouTube merupakan sebuah situs web yang disediakan bagi mereka yang melakukan pencarian video, mendownloadnya atau menontonnya secara langsung. Menurut Ratna (2013) YouTube merupakan situs video yang menyediakan berbagai informasi berupa gambar bergerak dan bisa diandalkan. Selain menonton dan mondownload video, kita dapat mengunggah video dan menyebarkannya ke seluruh dunia melaui YouTube.
(35)
a. Bentuk Media YouTube
Bentuk media YouTube dapat digolongkan kedalam bentuk audio-visual, hal ini dikarenakan YouTube banyak berisikan video yang berupa gambar-gambar bergerak dan disertai dengan suara. Seperti yang dilansir oleh pihak yang mendirikan YouTube, YouTube berisikan video dengan format berkas FLV (Flash Video) yang merupakan bentuk format standar pengodean video yang di-upload oleh para pengguna YouTube.
b. Kelebihan Media YouTube
Penggunaan YouTube sebagai media pembelajaran dimungkinkan karena YouTube memiliki beberapa keunggulan untuk dijadikan sebagai media pembelajaran. Menurut Ratna (2013) YouTube sebagai media pembelajaran memiliki beberapa keunggulan yakni:
1) Potensial
YouTube merupakan situs yang paling populer di dunia internet saat ini yang mampu memberikan edit value terhadap pendidikan.
(36)
2) Praktis
YouTube mudah digunakan dan dapat diikuti oleh semua kalangan termasuk siswa dan guru.
3) Informatif
YouTube memberikan informasi tentang perkembangan ilmu pendidikan, teknologi, dll.
4) Interaktif
YouTube memfasilitasi kita untuk berdiskusi ataupun melakukan tanya jawab bahkan mereview sebuah video pembelajaran.
5) Shareable
YouTube memiliki fasilitas link HTML, Embed kode video pembelajaran yang dapat di share di jejaring sosial seperti facebook, twitter dan juga blog/ website.
6) Ekonomis
YouTube gratis untuk semua kalangan, untuk menonton ataupun mendownload video dalam YouTube tidak deikenakan biaya sama sekali.
(37)
7) Terdapatnya TeacherTube
Terdapat alternative lain yang merupakan bagian dari YouTube yakni TeacherTube. Tahun 2007 lalu telah diluncurkan TeacherTube yaitu sebuah komunitas guru online untuk memposting dan melihat video buatan para pendidik. Burke & Snyder (Rahma, 2012) memaparkan bahwa TeacherTube akan lebih mempermudah pencarian video dan menawarkan lebih banyak konten yang tepat bagi mahasiswa.
c. Kelemahan Media YouTube
YouTube sebagai media pembelajaran tidak hanya memiliki keunggulan akan tetapi juga memiliki kelemahan yang merupakan tantangan bagi pengajar untuk dapat mengatasinya. Berikut ini beberapa kelemahan YouTube sebagai media pembelajaran seperti yang dilansir oleh Rahma (2012), yaitu:
(38)
1) Ketersediaan video
Tidak semua materi yang diajarkan di kelas terdapat videonya di dalam YouTube. Oleh karena itu sebelum memmutuskan untuk menggunakan YouTube sebagai media pembelajaran pendidik harus memantau ketersediaan video di dalam YouTube. Beberapa video di YouTube juga hanya tersedia untuk rentang waktu tertentu.
2) Kualitas Konten
Freeman & Chapman (Rahma, 2012) memaparkan bahwa pendidik harus memperhatikan tanggal video untuk mengetahui bahwa informasi dalam video tidak ketinggalan jaman. Sedangkan Aqazio & Bickley (dalam Rahma, 2012) menambahkan bahwa kualitas isi video juga harus diperhatikan karena seringkali video dibuat perorangan tanpa batas dan seringkali video juga melanggar aturan kesusilaan karena menampilkan video yang tidak senonoh.
(39)
3) Proses Pencarian Video
Butuh keterampilan untuk dapat memilah dan memilih video apa yang akan kita gunakan dalam pembelajaran. Dalam proses pencarian video dapat dihasilkan tampilan video yang terlalu banyak. Oleh karena itu Trier (Rahma, 2012) mengemukakan bahwa salah satu cara untuk mempersempit pencarian adalah dengan fokus pada username yang meng-upload video.
2. Media Pembelajaran Audiovisual (YouTube) tentang Tata Surya Media pembelajaran audiovisual (YouTube) yang digunakan untuk mengajarkan materi Tata Surya pada penelitian ini adalah berupa gabungan 2 buah video dokumenter yang memuat seluruh proses dan aktivitas tata surya yang sesungguhnya terjadi. Penggunaan metode menonton video audiovisual di dalam mengajarkan materi Tata Surya merupakan suatu hal yang sangat baik jika dibandingkan dengan hanya mengajarkan Tata Surya menggunakan buku cetak, karena dengan menggunakan video audiovisual siswa dapat melihat dan mendengar proses dan aktivitas yang sesungguhnya terjadi di luar angkasa tanpa harus pergi ke Boscha, planetarium ataupun luar angkasa yang membutuhkan waktu dan biaya yang banyak. Oleh karena itu penggunaan metode menonton video audiovisual YouTube cocok
(40)
digunakan untuk materi pembelajaran dengan karakteristik sebagai berikut ini:
1) Materi pembelajaran yang tidak memungkinkan untuk diajarkan secara langsung dikarenakan keterbatasan indra manusia menyebabkan materi pelajaran tersebut tidak mungkin untuk dapat diobservasi dengan pengindraan manusia secara langsung, contohnya adalah mengamati atom dan sel- sel makhluk hidup yang ukurannya sangat kecil dan tidak dapat dilihat oleh mata telanjang, mengamati matahari, bulan, planet, galaksi yang ukurannya sangat besar sehingga tidak mungkin untuk dapat dibawa kedalam kelas untuk diobservasi dengan pengindraan manusia secara langsung;
2) Materi pembelajaran yang tidak memungkinkan untuk diajarkan secara langsung dikarenakan membutuhkan alokasi waktu yang panjang; 3) Materi pembelajaran yang terlalu berbahaya jika
diajarkan secara langsung, contohnya adalah mengajarkan bagaimana contoh pembentukan tenaga nuklir dan contoh uji coba senjata nuklir.
(41)
Di dalam pemilihan video audiovisual (YouTube) untuk mengajarkan suatu materi dibutuhkan kecermatan dalam memilih, menyajikan dan menyajikannya kepada murid untuk digunakan sebagai media pembelajaran. Oleh karenanya sebelum menggunakan video audiovisual (YouTube) untuk mengajarkan materi Tata Surya, peneliti melakukan langkah- langkah sebagai berikut ini untuk mendapatkan media pembelajaran audiovisual (YouTube) yang digunakan untuk mengajarkan materi Tata Surya:
1) Membuka website YouTube dengan mengetikan alamat website www.youtube.com pada kolom halaman browser di komputer. Setelah website YouTube terbuka, dilakukan pencarian video yang diinginkan;
2) Melakukan pencarian video dengan mengetikan key word solar system pada kolom search yang terdapat di halaman website YouTube;
3) Memilih video yang cocok untuk mengajarkan materi tata surya. Video yang dipilih harus berupa video dokumenter audiovisual dan berasal dari sumber yang terpercaya. Sumber- sumber yang terpercaya biasanya melakukan kerja sama dengan NASA dalam pembuatan video dokumentasi tentang tata surya. Terdapat 2 video yang dipilih
(42)
untuk digunakan pada penelitian ini yakni video berjudul How The Universe Work: Extreme Orbits dan Journey to the Edge of The Universe. Kedua video tersebut berbahasa inggris;
4) Menerjemahkan kedua video yang berbahas inggris itu kedalam bahasa Indonesia dengan menggunakan subtitle pada video tersebut. Pembuatan subtitle pada video menggunakan aplikasi bernama agie sub. Aplikasi ini merupakan software berbayar yang digunakan untuk membuat subtitle pada video- video kartun, aplikasi ini dilengkapi dengan kamus dan forum online untuk membantu penerjemahan bahasa.
D. Motivasi Belajar Siswa
1. Pengertian Motivasi Belajar Siswa
Motivasi memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan siswa dan memiliki dampak yang besar terhadap sikap dan perilaku siswa ketika belajar. Siswa yang memiliki motivasi yang tinggi dapat dikatakan akan memiliki kemauan yang lebih baik untuk belajar dibandingkan dengan siswa lain yang memiliki motivasi yang rendah.
(43)
Lefrancois (2000) mengemukakan bahwa motivasi adalah sesuatu yang menggerakkan kita, motivasi menyebabkan kita melakukan sesuatu, “Motives are what moves us; they are the causes of what we do”. Dweck (dalam Lefrancois, 2000) berkata “motives are the causes of all our goal- directed activity”, motivasi adalah semua sebab-sebab yang mengarahkan kita untuk melakukan aktivitas guna mencapai tujuan kita. Motivasi bukan hanya apa yang menyebabkan kita melakukan sesuatu motivasi juga merupakan alasan untuk sebuah tingkah laku tertentu, alasan- alasan itu akan memberikan penjelasan mengapa kita bertindak atau memilki tingkah laku seperti itu, ‘Motives are also reason for behavior, in the sense that reasons are axplanations” (Lefrancois, 2000).
2. Aspek- aspek Motivasi Belajar Siswa
Santrock (2007), membedakan motivasi menjadi 2 aspek yang berbeda yaitu:
a. Motivasi ekstrinsik, yaitu segala cara yang dilakukan untuk mendapatkan apa yang ditawarkan atau dirangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik dipengaruhi oleh rangsangan eksternal seperti imbalan dan hukuman. Misalnya, untuk mendapatkan nilai yang baik siswa belajar dengan tekun. Lefrancois (2000) mengatakan bahwa “those who are extrinsically motivated engage in behaviors for the external
(44)
rewards they expect to follow”, mereka yang termotivasi secara external akan bertingkah laku untuk mendapatkan hadiah yang ditawarkan sebagai rangsangan dari luar yang mereka ikuti.
b. Motivasi intrinsik, yaitu motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu kepuasan diri sendiri. Misalnya, murid belajar menghadapi ujian karena dia senang pada mata pelajaran yang diujikan itu. Lefrancois (2000) mengatakan, “Those who are instrically motivated respond to internal sources of reinforcement”, mereka yang termotivasi secara instrinsik merespon rangsangan internal untuk bertingkah laku. Agbor- Baiyee (dalam Lefrancois, 2000) mengatakan “Evidence shows that those who respond to instrinsic motives are more commited, enjoy their activities more and are more presitent in the face of fairlure”, bukti menunjukkan bahwa mereka yang termotivasi secara instrinsik akan lebih berkomitmen dan lebih menikmati aktivitas mereka serta lebih baik dalam menghadapi kegagalan.
(45)
Santrock (2007) membagi motivasi intrinsik menjadi 2 bagian, yaitu:
1) Motivasi intrinsik berdasarkan determinasi diri. Dalam pengertian ini, murid melakukan sesuatu karena kemauan sendiri, bukan karena penghargaan atau imbalan eksternal. Motivasi intrinsik siswa akan meningkat jika mereka mempunyai peluang untuk bertanggung jawab secara personal dalam proses pembelajaran.
2) Motivasi intrinsik berdasarkan pengalaman nyata. Pengalaman nyata terjadi ketika orang merasa mampu dan berkonsentrasi penuh saat melakukan suatu aktivitas serta terlibat dalam suatu kegiatan yang memacu semangat mereka.
3. Ciri-ciri Orang yang Termotivasi
Siswa yang termotivasi dapat dilihat dari ciri-ciri yang melekat pada diri siswa tersebut. Ciri-ciri siswa yang termotivasi antara lain tidak mudah putus asa dalam menyelesaikan suatu pekerjaan, selalu merasa ingin membuat prestasinya semakin meningkat, ulet dalam menyelesaikan tugas, tekun belajar, menunjukan minat, selalu memperhatikan, semangat dan adanya keinginan untuk berhasil.
(46)
Sardiman (2007) mengemukakan motivasi yang ada pada setiap orang itu memiliki ciri- ciri sebagai berikut:
a. Tekun menghadapi tugas; b. Ulet menghadapi kesulitan;
c. Menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah; d. Lebih senang bekerja mandiri;
e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin; f. Dapat mempertahankan pendapatnya;
g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu; h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
Nana Sudjana (2007) berpendapat motivasi siswa dapat dilihat dari beberapa hal, antara lain:
a. Minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran;
b. Semangat siswa untuk melakukan tugas-tugas belajarnya; c. Tanggungjawab siswa dalam mengerjakan tugas-tugas
belajarnya;
d. Reaksi yang ditunjukkan siswa terhadap stimulus yang tugas yang diberikan.
(47)
4. Mengukur Motivasi Siswa
Pengukuran pada dasarnya adalah kegiatan penentuan angka terhadap suatu obyek secara sistematis (Mardapi, 2008). Obyek- obyek yang terdapat dialam semesta ini memiliki karakteristik yang dapat diukur. Pengukuran terhadap suatu obyek dilakukan dengan memberikan angka atau nilai terhadap obyek yang diukur. Pengukuran yang terjadi di dalam dunia pendidikan tidak hanya terjadi pada ranah kognitif tetapi juga pada ranah afektif.
Pengukuran pada ranah kognitif meliputi pengukuran pengetahuan, pemahaman, keterampilan intelektual dan lain- lain. Pengukuran yang dilakukan pada ranah afektif meliputi pengukuran sikap, nilai moral emosi dan lain- lain (Mardapi, 2008). Pengukuran motivasi termasuk pengukuran dalam ranah afektif. Ketika mengukur motivasi maka yang dapat kita ukur adalah sikap atau tingkah laku. Dweck (dalam Lefrancois, 2000) berkata “motives are the causes of all our goal- directed activity”, sedangkan Lefrancois berkata “Motives are also reason for behavior, in the sense that reasons are axplanations”, dari kedua kutipan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi berhubungan dengan sikap, motivasi adalah sesuatu yang dapat memengaruhi sikap kita, motivasi adalah alasan dari sebuah sikap atau tingkah laku tertentu yang kita lakukan.
(48)
E. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Menurut Abdullah (2008) prestasi dalam proses pendidikan dapat diartikan sebagai hasil dari proses belajar mengajar yakni, penguasaan, perubahan emosional, atau perubahan tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu. Sedangkan Syah (Abdullah, 2008) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku yang dianggap penting yang diharapkan dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik yang berdimensi cipta, dan rasa maupun yang berdimensi karsa. Sedangkan Sutratinah (2001) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu. Jadi prestasi belajar merupakan hasil belajar setelah mengikuti program pembelajaran dalam kurun waktu tertentu yang dapat dinyatakan dengan skor atau nilai.
Untuk mengetahui prestasi belajar siswa perlu diadakan suatu evaluasi yang bertujuan untuk mengetahui sejauh manakah proses belajar dan pembelajaran itu berdampak pada siswa. Dampak yang dihasilkan akan mampu memperlihatkan keefektifan proses belajar pada kemampuan mahasiswa menguasai materi pelajaran.
(49)
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam memberikan gairah, semangat, dan rasa senang dalam belajar adalah motivasi. Tinggi rendahnya motivasi belajar seorang siswa turut mempengaruhi keberhasilan belajar siswa itu. Dengan memiliki motivasi yang tinggi siswa cenderung mempunyai energi yang lebih banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar. Oleh karenanya motivasi belajar perlu dikembangkan terutama motivasi intrinsik. Jika siswa kurang memiliki motivasi instrinsik maka bantuan yang dapat diberikan adalah berupa dorongan dari luar yaitu motivasi ekstrinsik agar siswa termotivasi untuk belajar.
Faktor Eksternal yang memengaruhi kondisi motivasi siswa menurut Sutratinah (2001) adalah sebagai berikut:
a. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu:
1) Lingkungan Alami
Lingkungan alami seperti keadaan suhu, kelembaban udara berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar.
(50)
2) Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial, baik yang berwujud manusia dan representasinya (wakilnya), walaupun yang berwujud hal yang lain langsung berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar.
b. Faktor Instrumental
Faktor-faktor instrumental adalah faktor- faktor yang penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan belajar yang telah dirancang.
Faktor-faktor instrumental yang diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan belajar dapat berupa :
1) Perangkat keras (hardware) misalnya gedung, perlengkapan belajar, alat-alat praktikum, dan sebagainya.
2) Perangkat lunak (software) seperti kurikulum, program, dan pedoman belajar lainnya.
(51)
F. Tinjauan Tentang Materi Sistem Tata Surya 1. Pengertian Sistem Tata Surya
Tata surya adalah susunan benda-benda langit yang terdiri atas matahari sebagai pusatnya dan planet-planet, meteorid, komet, serta asteroid yang mengelilingi matahari. Susunan tata surya terdiri atas matahari, delapan planet, satelit-satelit pengiring planet, komet, asteroid, dan meteorid. Peredaran benda langit yang berupa planet dan benda langit lainnya dalam mengelilingi matahari disebut revolusi. Sebagian besar garis edarnya (orbit) berbentuk elips. Bidang edar planet-planet mengelilingi matahari disebut bidang edar, sedangkan bidang edar planet bumi disebut bidang ekliptika. Selain berevolusi benda-benda langit juga berputar pada porosnya yang disebut rotasi, sedangkan waktu untuk sekali berotasi disebut kala rotasi.
2. Matahari Sebagai Pusat Tata Surya
Matahari merupakan pusat tata surya yang berupa bola gas yang bercahaya. Matahari merupakan salah satu bintang yang menghiasi galaksi Bima Sakti. Suhu permukaan matahari 6.000 derajat celsius yang dipancarkan ke luar angkasa hingga sampai ke permukaan bumi, sedangkan suhu inti sebesar 15-20 juta derajat celsius.
(52)
3. Anggota Tata Surya a. Planet
Sebelum bulan Agustus 2006, para astronom masih berpendapat ada sembilan planet dalam tata surya, yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto. Venus dan Uranus berotasi dengan gerak yang berbeda dengan planet-planet yang lain yakni dari timur ke barat. Setiap planet mempunyai kala revolusi dan kala rotasi yang berbeda-beda. Planet tidak bisa memancarkan cahaya sendiri tetapi hanya memantulkan cahaya yang diterima dari matahari.
Pada tanggal 24 Agustus 2006 Majelis Umum Uni Astronomi Internasional (IAV) di Praha, Ceko, menyatakan bahwa Pluto bukan lagi sebagai planet, bahkan pada tanggal 7 September 2006 nama Pluto diganti dengan deretan enam angka, yaitu 134340. Dengan demikian, sejak tanggal 24 Agustus 2006 di tata surya terdapat 8 planet.
Ukuran antara planet satu dengan yang lain berbeda. Begitu pula jaraknya terhadap matahari. Planet yang terdekat terhadap matahari mempunyai kala revolusi terkecil.
(53)
b. Komet
Komet berasal dari bahasa Yunani, yaitu Kometes yang artinya berambut panjang. Komet menurut istilah bahasa adalah benda langit yang mengelilingi matahari dengan orbit yang sangat lonjong. Komet terdiri atas es yang sangat padat dan orbitnya lebih lonjong daripada orbit planet. Komet menyemburkan gas bercahaya yang dapat terlihat dari bumi.
Bagian-bagian komet, antara lain adalah: 1) inti komet, yaitu bagian komet yang kecil tetapi padat tersusun dari debu dan gas; 2) koma, yaitu daerah kabut di sekeliling inti; 3) ekor komet, yaitu bagian yang memanjang dan panjangnya mampu mencapai satu satuan astronomi (1SA = jarak antara bumi dan matahari).
Arah ekor komet selalu menjauhi matahari. Hal itu dikarenakan ekor komet terdorong oleh radiasi dan angin matahari. Kebanyakan komet tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, tetapi harus dengan menggunakan teleskop. Komet yang terkenal adalah komet Halley yang ditemukan oleh Edmunt Halley. Komet itu muncul setiap 76 tahun sekali. Komet sering disebut sebagai bintang berekor.
(54)
c. Asteroid
Asteroid adalah benda langit yang mirip dengan planet-planet, yang terletak di antara orbit Mars dan Yupiter. Asteroid disebut juga planetoid atau planet kerdil. Asteroid yang terbesar dan yang pertama adalah Ceres yang ditemukan oleh Giussepe Piazzi (astronom Italia). Icarus adalah salah satu asteroid yang pernah mendekati bumi dengan orbit yang berbentuk lonjong.
d. Meteorid
Meteorid adalah batuan-batuan kecil yang sangat banyak dan melayang-layang di angkasa luar. Batuan-batuan ini banyak mengandung unsur besi dan nikel. Batuan-batuan ini masuk ke atmosfer bumi karena pengaruh gravitasi bumi. Gesekan dengan atmosfer bumi menghasilkan panas yang membakar habis batuan-batuan itu sebelum sempat mencapai permukaan bumi.
Batuan-batuan atau benda langit yang bergesekan dengan atmosfer bumi dan habis terbakar sebelum sampai di permukaan bumi disebut meteor. Adapun batuan-batuan yang tidak habis terbakar dan sampai di permukaan bumi disebut meteorit. Ada sebuah meteorit yang jatuh di Arizona USA dengan ukuran yang sangat besar hingga
(55)
membentuk sebuah kawah. Kawah tersebut dinamakan Kawah Barringer. Contoh meteorit dapat dilihat di Museum Geologi, Bandung.
e. Bulan
Bulan merupakan benda langit yang mengitari bumi. Karena bumi mengitari matahari, maka bulan juga mengitari matahari bersamaan dengan bumi. Selain itu, bulan juga berputar pada porosnya sendiri. Dengan demikian bulan mempunyai tiga gerakan sekaligus.
Benda-benda langit yang berada di dalam tata surya tersusun secara rapi. Selama bergerak benda-benda itu tidak saling bertabrakan. Hal itu terjadi karena adanya gaya gravitasi pada masing-masing benda langit. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa yang menyebabkan gerakan benda-benda langit teratur adalah gaya gravitasi.
(56)
37 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif. Termasuk kedalam penelitian kuantitatif karena dalam penelitian ini untuk mengetahui prestasi belajar siswa dan motivasi belajar siswa menggunakan media audiovisual (YouTube) digunakan data berupa skor dan dianalisis dengan statistik. Data yang dikumpulkan dengan riset kuantitatif berupa angka atau skor. Pada penelitian ini data yang berupa angka atau skor akan dianalisis dengan menggunakan statistik Test-t.
B. Waktu dan Tempat
Penelitian dilakukan bulan November 2014 di SMP Kanisius Pakem Yogyakarta.
C. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa kelas IX SMP Kanisius Pakem Yogyakarta.
D. Treatmen
Treatmen merupakan perlakuan peneliti kepada subyek yang mau diteliti agar nantinya mendapatkan data yang diinginkan (Suparno, 2007). Pada penelitian ini, peneliti menerapkan treatmen pada subyek penelitian berupa kegiatan pembelajaran menggunakan media audiovisual
(57)
(YouTube). Siswa sebagai subjek pada penelitian ini akan belajar dari video yang berasal dari YouTube, dimana video tersebut telah di-download oleh guru, telah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dan diberikan kepada siswa untuk kemudian dipelajari di dalam kelas. Pelaksanaan pemberian treatmen pembelajaran di bagi menjadi 2 pertemuan.
1. Pertemuan 1
Pada pertemuan pertama ini, kegiatan difokuskan untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa mengenai materi yang akan diajarkan yakni dengan menyebarkan pretest kepada siswa, mengenalkan bagaimana metode pembelajaran dengan menggunakan audiovisual YouTube dan bagaimana peran siswa dalam kegiatan pembelajaran menggunakan metode ini serta pemberian tugas kelompok kepada siswa sebagai penerapan treatmennya.
a. Pembukaan
1) Peneliti memperkenalkan diri dan menjelaksan tentang metode pembelajaran dengan menggunakan media audiovisual YouTube;
(58)
3) Siswa diberikan apersepsi:
Pernahkah kalian mendengar bahwa bumi akan kiamat dan mars adalah planet yang akan menjadi tempat tinggal kita setelah bumi musnah? Apakah planet bumi akan musnah suatu hari nanti? Apakah planet mars bisa kita tinggali ketika bumi benar-benar sudah musnah?.
b. Kegiatan Inti
1) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok; 2) Siswa diberikan soal pretest;
3) Siswa mengerjakan pretest secara individu;
4) Siswa mengumpulkan pretest yang telah dikerjakan; 5) Siswa diberikan gambaran pengetahuan awal
tentang jagad raya, galaksi, dan tata surya;
6) Peneliti menunjukkan video yang terdapat pada YouTube tentang system tata surya;
7) Siswa menonton video yang diberikan oleh peneliti; 8) Siswa diberikan soal yang berkaitan dengan video
yang telah diputar;
9) Siswa mengerjakan soal tersebut sambil menonton video;
(59)
10)Siswa diberikan tugas kelompok untuk dikerjakan di rumah dan dibawa kembali pada pertemuan berikutnya.
c. Kegiatan Penutup
Siswa membuat kesimpulan tentang materi yang dipelajari bersama- sama dengan guru.
2. Pertemuan 2
Pada pertemuan kedua ini difokuskan untuk melihat hasil kerja kelompok dari siswa dengan presentasi dan melihat bagaimana motivasi siswa ketika proses KBM serta mengukur seberapa jauh pemahaman siswa setelah dilakukan treatmen dengan menyebarkan posttest pada akhir pelajaran.
a. Pembukaan
1) Peneliti menyapa para siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran pada hari ini;
2) Siswa diberikan penjelasan tentang alur diskusi pada hari ini.
(60)
b. Kegiatan Inti
1) Para siswa berdiskusi di dalam kelompok mengenai video yang telah ditonton. Setiap kelompok memberikan kesimpulan dari apa yang telah mereka tonton, siswa yang lain diberi kesempatan untuk menanggapi dan mengajukan pertanyaan tertang materi yang telah dipresentasikan;
2) Siswa bersama-sama dengan guru menyimpulkan apa yang telah didiskusikan pada hari ini.
c. Penutup
1) Siswa mengerjakan soal posttest; 2) Siswa mengerjakan angket motivasi.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 buah instrumen. Instrumen tersebut adalah instrumen yang berupa test tertulis yakni pretest-posttest dan kuesioner/ angket. Pengukuran keberhasilan pembelajaran menggunakan media audiovisual YouTube dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan instrumen tertulis yakni instrumen pretest dan instrumen posttest. Pengukuran motivasi siswa sebelum dan sesudah mendapatlan treatmen pembelajaran dengan menggunakan media audiovisual (YouTube) adalah dengan menggunakan kuesioner/ angket.
(61)
1. Tes Tertulis
Di dalam penelitian ini, peneliti membagi tes tertulis menjadi 2 bagian yakni:
a. Pretest
Pretest merupakan suatu bentuk pertanyaan yang biasanya diberikan guru kepada murid sebelum memulai suatu pelajaran. Pertanyaan- pertanyaan pada pretest berisikan materi yang akan dipelajari pada hari pretest itu diberikan.
Pretest yang diberikan oleh guru sebelum memulai pelajaran bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah kemampuan awal siswa mengenai pelajaran yang disampaikan. Dengan mengetahui kemampuan awal siswa ini, guru akan dapat menentukan cara penyampaian pelajaran yang akan di tempuhnya nanti.
b. Posttest
Posttest merupakan bentuk pertanyaan yang diberikan setelah pelajaran/materi telah disampaikan. Singkatnya, posttest adalah evaluasi akhir saat materi yang diajarkan pada hari itu telah diberikan yang mana seorang guru memberikan posttest dengan maksud apakah murid sudah mengerti dan memahami mengenai
(62)
materi yang baru saja diberikan pada hari itu. Manfaat dari diadakannya posttest ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang kemampuan yang dicapai setelah berakhirnya penyampaian pelajaran. Hasil posttest ini dibandingkan dengan hasil pretest yang telah dilakukan sehingga akan diketahui seberapa jauh pengaruh dari pengajaran yang telah dilakukan, disamping sekaligus dapat diketahui bagian bagian mana dari bahan pengajaran yang masih belum dipahami oleh sebagian besar siswa.
Bentuk soal pretest dan posttest dalam penelitian ini adalah dalam bentuk essay. Tiap soal didalam pretest dan posttest memiliki tingkat kesulitan yang berbeda, dengan kata lain tiap soal dalam pretest dan posttetst memiliki skor yang berbeda. Jumlah soal yang diberikan oleh peneliti baik untuk pretest dan posttest adalah 15 butir soal. Bentuk soal pretest dan posttest adalah sama. Pembuatan soal pada pretest dan posttest didasarkan dengan uji validitas isi yakni mengacu pada isi materi yang akan diajarkan. Berikut merupakan table kisi-kisi pembuatan pretest dan posttest (Tabel 3.1.):
(63)
Tabel 3.1. Tabel Kisi- Kisi Pembuatan Pretest Dan Posttest
Materi Pokok Inti Materi Soal Skor
Tata Surya
Anggota- anggota tata surya Sebutkan anggota- anggota tata
surya kita! 3
Susunan system tata surya secara berurutan
Gambarkanlah bagaimana
susunan tata surya kita! 3 Deskripsi mengenai matahari
sebagai salah satu bintang di dalam tata surya
Deskripsikanlah mangapa matahari merupakan salah satu bintang!
5
Matahari sebagai pusat tata surya Jelaskanlah mengapa matahari merupakan pusat tata surya!
6
Pengaruh yang ditimbulkan oleh gaya gravitasi matahri
Mengapa planet- planet bergerak mengelilingi matahari?
6
Pengaruh yang ditimbulkan oleh gaya gravitasi matahri
Apakah ketika mengorbit ke matahri planet- planet dapat saling bertabrakan? Berikanlah
penjelasan! 6
Orbit planet Gambarkanlah orbit dari planet
merkurius! 3
Karakteristik planet merkurius yang ditimbulkan ketika ia bergerak mengelilingi matahari
Sebutkanlah karakteristik dari planet merkurius yang
disebabkan oleh keistimewaan bentuk orbitnya ketika bergerak mengelilingi matahari!
(64)
Materi Pokok Inti Materi Soal Skor
Tata Surya
Hubungan antara gaya gravitasi matahari dengan revolusi planet- planet
Mengapa planet yang letaknya jauh dari matahari memiliki waktu revolusi yang lebih lama dibandingkan dengan planet yang jaraknya lebih dekta dengan matahari?
6
Syarat sebuah benda angkasa dapat dikategorikan sebagai planet
Deskripsikanlah mengapa bumi termasuk salah satu planet!
6 Salah satu contoh planet
didalam tata surya
Sebutkanlah salah satu planet yang dikabarkan dapat menggantikan bumi untuk ditinggali!
3
Karakteristik planet- planet di dalam tata surya
Deskripsikanlah 3 buah planet yang ada di dalam system tata
surya! 5
Syarat sebuah benda angkasa dapat dikategorikan sebagai planet
Mengapa asteroid tidak dapat disebut sebagai planet?
6 Karakteristik meteorid Deskripsikanlah seperti apa
wujud meteorid!
5 Proses pembentukan komet Bagaimanakah komet
terbentuk? Gambarkanlah
(65)
c. Kuesioner
Kuesioner/ angket digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan motivasi belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran audiovisual/ YouTube. Angket/ kuesioner motivasi ini diberikan kepada siswa setelah siswa mengerjakan posttest.
Angket/ kuesioner motivasi ini digunakan untuk mengukur motivasi siswa melalui sikap murid dalam kegiatan pembelajaran. Dalam mengembangkan instrumen untuk mengukur sikap Mardapi (2008), merumuskan kisi-kisi instrumen dalam bentuk tabel berikut ini (Tabel 3.2.):
Tabel 3.2. Tabel Pengembangan Kisi-kisi Motivasi
No. Indikator Jumlah Butir Pertanyaan/Pernyataan Skala
1. 2. …
Pertanyaan atau penyataan yang terdapat pada table kisi-kisi tersebut mengacu pada pertanyaan yang meminta responden untuk menunjukkan perasaan positif atau negatif terhadap objek maupun kegiatan. Kata-kata
(66)
yang dapat digunakan untuk menunjukkan sikap responden dapat berupa kata-kata yang menunjukkan perasaan seseorang seperti, menerima atau menolak, menyenangi atau tidak menyenangi menyenangi, baik atau buruk, diingini atau tidak diingini.
Indikator dalam pengembangan instrumen ini dapat berupa semua hal atau kegiatan yang berlangsung selama proses pembelajaran seperti, membaca, diskusi, megerjakan soal dll. Di dalam penelitian ini kegiatan belajar terdiri dari kumpulan kegiatan yang melibatkan interaksi antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, kegiatan menonton, mencatat, mengerjakan soal, memberikan gagasan dan berdiskudi didalam kelompok. Oleh karena itu indikator dalam penyusunan angket ini terdiri dari:
1) Berdiskusi di dalam kelompok;
2) Belajar dengan menonton video dari YouTube;
3) Berinteraksi dengan siswa lain di dalam kelompok;
(67)
5) Kesanggupan untuk tetap fokus dalam belajar dengan menggunakan video tata surya dari YouTube.
Skala pengukuraan yang digunakan dalam instrumen ini menggunakan skala Likert yang telah disesuaikan. Skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini merupakan skala yang terdiri dari 4 kategori. Skala maksimum dalam skala Likert bernilai 4 dan yang minimum bernilai 1. Kategori- kategori dalam skala ini dijabarkan dalam bentuk tabel berikut ini (Tabel 3.3.):
Tabel 3.3. Tabel Kategori Skala Kategori Keterangan Skala
I Iya 4
J Jarang 3
SJ Sangat Jarang 2 TP Tidak Pernah 1
1) I = Iya 2) J = Jarang
3) SJ = Sangat Jarang 4) TP = Tidak Pernah.
(68)
Dipilih ke-empat kategori di atas, karena kita mau mengukur sikap siswa, jadi jawaban yang dipilih oleh siswa harus bisa terukur dan bukan jawaban setuju atau tidak setuju melainkan jawaban iya, jarang, sangat jarang dan tidak pernah. Berdasarkan penjelasan di atas maka dikembangkanlah kisi-kisi motivasi sebagai berikut ini (Tabel 3.4.):
Tabel 3.4. Tabel Pengembangan Kisi-kisi Motivasi
No. Indikator Jumlah Butir Pertanyaan/Pernyataan Skala
1 Berdiskusi di dalam
kelompok 6
Jika saya diminta berdiskusi didalam kelompok, maka saya menjadi terpacu untuk belajar fisika lebih giat
4 3 2 1
Saya ikut ambil bagian dalam kegiatan diskusi kelompok dengan menyumbangkan ide dan gagasan kepada kelompok.
4 3 2 1
Di dalam diskusi kelompok saya memperhatikan gagasan dan ide yang dikemukakan oleh teman-teman dalam kelompok.
4 3 2 1
2
Interaksi dengan siswa dalam diskusi
kelompok
2
Di dalam diskusi kelompok saya bertanya kepada teman-teman dari kelompok lain.
4 3 2 1 Saya senang membahas
soal-soal di dalam diskusi kelompok.
(69)
F. Metode Analisa Data 1. Pretest dan Posttest
Pretest dan posttest akan dianalisa melalui beberapa tahap dibawah ini:
a. Memberikan skor untuk setiap jawaban dari 15 butir soal pretest dan posttest. Skor dari setiap jawaban merupakan tingkat kebenaran siswa dalam menjawab setiap soal yang diberikan. Setiap soal dalam pretest dan posttest memiliki jumlah skor yang berbeda sesuai dengan tingkat kesulitan yang terdapat pada soal tersebut.
b. Menghitung jumlah skor keseluruhan atau skor total. Skor total merupakan tingkat kebenaran siswa dalam menjawab soal secara keseluruhan. Skor total diperoleh dengan menjumlahkan seluruh skor dari setiap jawaban dalam 15 butir soal pretest dan posttest.
c. Menghitung nilai akhir pretest dan posttest setiap siswa dengan menggunakan persamaan berikut ini:
(70)
d. Membandingkan nilai akhir pretest dan posttest menggunakan statistik berupa uji-T untuk kelompok dependen. Persamaan umum yang digunakan pada uji-T kelompok dependen ini adalah sebagai berikut:
| | !###.!" ###$ %∑ '$( )∑ '$*
) ( 1* Dimana: X1 = nilai pretest
X2 = nilai posttest
D = perbedaan nilai (X1 - X2) N = jumlah pasangan.
Melalui persamaan diatas akan diperoleh nilai | |, nilai | | ini akan dibandingkan dengan nilai | + ,-|. Nilai | + ,-| atau nilai T critical merupakan nilai yang diperoleh dari tabel statistika dengan level signifikan α = 0,05, untuk menentukan besarnya nilai T critical di dalam tabel statistika, derajat kebebasan atau degree of freedom (df) harus diketahui. Besarnya nilai df diperoleh dengan persamaan:
df = N-1
Dimana: df = degree of freedom N = Jumlah pasangan.
(71)
Jika dalam perbandingan kedua nilai T tersebut diperoleh hasil | | . | + ,-| maka signifikan, hal tersebut berarti terjadi peningkatan prestasi belajar siswa dengan menggunakan metode menonton video YouTube. Guna meminimalisir kesalahan dalam penghitungan maka kemudian data yang diperoleh akan diolah dengan menggunakan program SPSS tipe 17.0. Menentukan significancy dengan SPSS dilakukan dengan membandingkan nilai probabilitas (p-value) dan nilai α, besarnya nilai α adalah 0,05. Jika dalam perbandingan diperoleh hasil p-value < α maka didapatkan hasil yang signifikan.
2. Kuesioner/ Angket Motivasi
Kuesioner/ angket motivasi akan dianalisa melalui beberapa tahap dibawah ini:
a. Jawaban siswa pada setiap soal dalam kuesioner motivasi awal dan kuesioner motivasi akhir diberi skor. Proses pemberian skor untuk setiap jawaban siswa menggunakan pedoman berupa skala pengukuran, skala pengukuran yang dimaksud adalah skala Likert. Pedoman pemberian skor untuk kuesioner motivasi ini disusun dalam bentuk tabel berikut ini (Tabel 3.5.):
(72)
Tabel 3.5. Skala Pengukuran Kuesioner Motivasi Pembelajaran Fisika
Skala Pengukuran
Bentuk Pertanyaan dan Skor
Positif Negatif
Skor Skor
Sangat Setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak Setuju 2 3
Sangat Tidak Setuju 1 4
b. Menghitung jumlah skor keseluruhan dari kuesioner motivasi awal dan kuesioner motivasi akhir yang diperoleh oleh setiap siswa. Jumlah skor keseluruhan diperoleh dengan menjumlahkan skor dari setiap soal dalam kuesioner motivasi yang telah dijawab oleh siswa. Didalam proses pemberian skor digunakan tabel seperti berikut ini (Tabel 3.6.):
Tabel 3.6. Skor Motivasi Belajar Awal/ Akhir
Kode Siswa
Skor Tiap Nomor Pernyataan
Angket Total
1 2 3 Dst.
1. 2. Dst.
(73)
c. Membandingkan jumlah skor untuk motivasi awal dan skor motivasi akhir menggunakan statistik berupa uji-T untuk kelompok dependen. Persamaan umum yang digunakan pada uji-T kelompok dependen ini adalah sebagai berikut:
| | !###.!" ###$ %∑ '$( )∑ '$*
) ( 1* Dimana: X1 = skor motivasi awal
X2 = skor motivasi akhir D = perbedaan nilai (X1 - X2) N = jumlah pasangan.
Melalui persamaan diatas akan diperoleh nilai | |, nilai | | ini akan dibandingkan dengan nilai | + ,-|. Nilai | + ,-| atau nilai T critical merupakan nilai yang diperoleh dari tabel statistika dengan level signifikan α = 0,05, untuk menentukan besarnya nilai T critical di dalam tabel statistika, derajat kebebasan atau degree of freedom (df) harus diketahui. Besarnya nilai df diperoleh dengan persamaan:
df = N-1
Dimana: df = degree of freedom N = Jumlah pasangan.
(74)
Jika dalam perbandingan kedua nilai T tersebut diperoleh hasil | | . | + ,-| maka signifikan, hal tersebut berarti terjadi peningkatan motivasi belajar siswa setelah dilakukan treatmen dengan menggunakan metode pembelajar menonton video YouTube. Guna meminimalisir kesalahan dalam penghitungan maka kemudian data yang diperoleh akan diolah dengan menggunakan program SPSS tipe 17.0. Menentukan significancy dengan SPSS dilakukan dengan membandingkan nilai probabilitas (p-value) dan nilai α, besarnya nilai α adalah 0,05. Jika dalam perbandingan diperoleh hasil p-value < α maka didapatkan hasil yang signifikan.
d. Menentukan klasifikasi tingkat motivasi awal dan motivasi akhir siswa secara keseluruhan. Jumlah keseluruhan skor motivasi awal dan motivasi akhir masing-masing berdasarkan interval tertentu. Penentuan interval yang digunakan untuk mengklasifikasi skor motivasi adalah sebagai berikut ini:
1) Menentukan skor tertinggi dengan mengalikan skor maksimum dengan jumlah soal yang ada. Maka skor tertinggi dalam hal ini adalah 4 x 5 = 20;
(75)
2) Menentukan skor terendah dengan mengalikan skor minimum dengan jumlah soal yang ada. Maka skor terendah dalam hal ini adalah 1 x 5 = 5;
3) Menentukan banyaknya interval. Dalam hal ini interval terdiri dari 4 kategori yakni sangat tinggi, tinggi, kurang, sangat kurang, maka jumlah intervalnya adalah 4;
4) Menentukan besar kelas interval dengan menghitung jumlah selisih skor tertinggi dengan skor terendah kemudian dibagi dengan banyaknya interval. Maka besar kelas interval adalah
20 ( 5
4 3,75
Hasil ini kemudian dibulatkan keatas menjadi 4. Maka besarnya kelas interval adalah 4;
5) Membuat tabel klasifikasi tingkat motivasi dengan 4 kategori yang dibedakan dari besarnya kelas interval. Tabel klasifikasi tingkat motivasi pembelajaran fisika yang dimaksud adalah sebagai berikut ini (Tabel 3.7.):
(76)
Tabel 3.7. Interval Jumlah Skor Motivasi Belajar Fisika
Interval Jumlah Skor Tingkat Motivasi Frekuensi Prosentase (%)
20 Sangat Tinggi
15-19 Tinggi
10-14 Kurang
5-9 Sangat Kurang
e. Menghitung frekuensi masing-masing jumlah skor keseluruhan yang diperoleh oleh setiap siswa. Jumlah skor keseluruhan dalam kuesioner motivasi awal dan kuesioner motivasi akhir yang diperoleh oleh siswa diklasifikasi berdasarkan interval jumlah skor. Frekuensi diperoleh dengan menghitung jumlah siswa yang mendapatkan skor serupa pada suatu interval jumlah skor tertentu;
f. Menghitung prosentase jumlah siswa dengan menggunakan persamaan berikut:
)%* 567 8 9,9: ; 9 6 68 <567 8 9,9: 100%; g. Guna meminimalisir kesalahan dalam penghitungan maka
kemudian data yang diperoleh akan diolah dengan menggunakan program Microsoft Excel.
(77)
58 BAB IV
DATA DAN ANALISA DATA
A. Deskripsi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Kanisius Pakem pada bulan November tahun 2014 dengan mengambil sampel 26 siswa SMP kelas IX. Penelitian ini dilakukan selama 2 hari sebanyak 2 kali pertemuan. Sampel yang diteliti pada penelitian ini diberikan treatment pembelajaran menggunakan metode pemutaran video berbahasa Inggris yang telah diterjemahkan, video tersebut diambil dari YouTube.
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 24 s/d 25 November 2014. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti didalam penelitian ini tidak mengikuti jadwal yang seharusnya berlaku di sekolah ini. Materi yang peneliti pilih untuk diajarkan merupakan materi yang dijadwalkan akan diajarkan pada semester ke-2. Materi yang diajarkan pada penelitian ini merupakan materi mengenai Tata Surya. Adapun pelaksanaan penelitian di SMP Kanisius Pakem menggunakan acuan RPP yang telah dibuat oleh peneliti dan telah disetujui oleh Kepala Sekolah SMP Kanisius Pakem.
(78)
1. Kegiatan Sebelum Penelitian
Kegiatan yang dilakukan sebelum penelitian ini dilaksanakan adalah melakukan observasi ke sekolah. Observasi dilaksanakan sebanyak 2 kali pada bulan Oktober tanggal 20 dan 21 tahun 2014. Kegiatan yang dilakukan selama observasi berlangsung adalah:
a. Melihat kondisi fasilitas pembelajaran di dalam kelas. Fasilitas atau alat bantu mengajar yang dibutuhkan adalah proyektor, speaker dan layar. Sekolah hanya memiliki proyektor namun tidak dapat digunakan untuk melakukan pembelajaran bagi kelas IPA, maka diputuskan untuk menyewa fasilitas yang dibutuhkan.
b. Mengenal karakteristik siswa SMP Kanisius Pakem dengan berada di dalam kelas saat pelajaran berlangsung.
Hasil observasi yang didapatkan selama melakukan observasi di dalam kelas adalah siswa SMP Kanisius Pakem termasuk siswa yang aktif dalam memperhatikan penjelasan guru ketika mengajar di dalam kelas. Walaupun tergolong siswa yang aktif dalam memperhatikan pengajaran guru, siswa SMP Kanisius Pakem kurang aktif dalam menanggapi pertanyaan dari guru.
(79)
Guru harus melemparkan pertanyaan secara pribadi kepada siswa untuk mengetahui ide atau gagasan mereka. Selama pelajaran berlangsung tidak ada siswa yang berinisiatif untuk bertanya kepada guru mengenai pelajaran tersebut, bahkan ketika guru menanyakan apakah ada pertanyaan mengenai pelajaran yang telah diajarkan, siswa hanya diam. Siswa SMP Kanisiun Pakem terlihat aktif ketika diminta untuk mengerjakan tugas terbimbing, namun ketika diminta oleh guru untuk menjawab di depan kelas dan menjelaskan jawaban mereka kepada teman- teman, kebanyakan siswa merasa malu dan takut bahwa jawaban mereka salah. Siswa bersedia maju untuk menjawab dan menjelaskan jawaban mereka kepada teman- teman ketika dipaksa oleh guru.
2. Kegiatan Selama Penelitian
Kegiatan penelitian ini belangsung selama 2 hari yakni pada tanggal 24 dan 25 November 2014. Subyek penelitian adalah 26 siswa SMP Kanisius Pakem. Pelaksanaan penelitian secara singkat seperti pada tabel 4.1. berikut ini:
(80)
Tabel 4.1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Tanggal/ pertemuan Waktu Kelas Uraian Kegiatan 24 November 2014/
I
07.30 - 08.15 IX a. Siswa mengerjakan kuesioner motivasi;
b. Siswa mengerjakan soal pretest;
c. Siswa menonton video yang berisi penjelasan tentang anggota system tata surya, perbedaan antara planet dan bintang, deskripsi tentang planet-planet, perebedaan antara komet, astertoid dan meteorit.
25 November 2014/ II
07.00 – 07.40 IX a. Pembagian kelompok diskusi, siswa dibagi menjadi 4 kelompok;
b. Pembagian LKS diskusi; c. Siswa berdiskusi didalam
kelompok tentang materi tata surya yang telah ditonton dan mengerjakan LKS yang telah dibagikan;
d. Siswa mengerjakan soal posttest;
e. Siswa mengerjakan kuesioner motivasi.
a. Pertemuan I
Pertemuan pertama dilakukan pada 24 November 2015. Pada permulaan pertemuan ini perkenalan langsung dengan siswa dilakukan sebelum memulai kegiatan belajar mengajar. Kegiatan dilanjutkan dengan memberikan deskripsi kepada siswa tentang bagaimana kegiatan pembelajaran akan berlangsung. Siswa diberikan penjelsan
(81)
bahwa pembelajaran akan dilakukan dengan menonton video dan berdiskusi di dalam kelompok. Pada saat mendeskripsikan bagaimana kegiatan pembelajaran akan berlangsung kepada para siswa, banyak siswa yang tersenyum dan mereka secara serentak bersorak bahagia. Setelah para siswa paham bagaimana kegiatan belajar akan dilaksanankan maka peneliti meminta siswa untuk mengisi pretest yang terdiri dari 15 soal selama 20 menit. Sebelumnya siswa diberikan informasi bahwa pretest yang dilaksanakan tidak memengaruhi nilai akademik mereka. Setelah siswa selesai mengerjakan pretest kegiatan dilanjutkan dengan menonton video pembelajaran, sebelum menonton siswa diberikan LKS untuk dikerjakan selama menonton video pembelajaran. Selama video pembelajaran diputar peneliti berkeliling dan memperhatikan para siswa. Para siswa terlihat sangat antusias dalam menoton video, sorot mata mereka selalu memperhatikan tayangan video, tidak ada siswa yang menaruh kepala selama pemutaran video berlangsung, tidak ada siswa yang berbicara dengan temannya, tidak ada siswa yang mengantuk selama pemutaran video pembelajaran dan hampir semua siswa tidak mengerjakan LKS yang diberikan selama pemutaran video. Walaupun pada beberapa menit awal terjadi kesalahan pada sound dari video yang suaranya tiba-tiba mengecil, hal tersebut tidak mengganggu keseriusan siswa dalam menyimak video pembelajaran.
(82)
Selesai menonton video yang ditayangkan, siswa yang duduk di belakang secara tiba-tiba melemparkan pertanyaan kepada saya mengenai alam semesta yang tidak terdapat pada film tersebut. Pertanyaan dari siswa ini seketika membuat kelas menjadi lebih hidup dan makin banyak siswa yang ikut bertanya dan mengomentari pertanyaan dari temannya itu. Pertanyaan- pertanyaan yang muncul adalah sebagai berikut:
1) Apakah ada bintang yang lebih besar dari matahari? Jikalau ada bintang yang lebih besar dari matahari apakah juga ada bumi yang lebih besar?
2) Bagaimana black hole bisa terbentuk?
3) Mengapa ilmuwan suka mencari bumi yang lain untuk ditinggali? Apakah benar bumi bisa musnah?
4) Kapan matahari mati dan bagaimana matahari mati? Mereka pun meminta untuk dicarikan video yang dapat menjawab pertanyaan- pertanyaan mereka itu dan menontonnya secara bersamaan dan bahkan terdapat siswa yang bertanya apakah dengan mencari di YouTube ia dapat memperoleh jawaban dari pertanyaan yang diberikan oleh teman-temannya. Mereka pun kemudian meminta untuk dijelaskan bagaimana memperoleh video pembelajaran yang baik dari YouTube. Mengingat keterbatasan waktu peneliti tidak dapat menjelaskan apa yang mereka pinta dan berjanji menjelaskannya setelah selesai kegiatan sekolah.
(1)
Daftar Distribusi Skor Motivasi Awal
Kode Siswa
Skor Tiap Nomor Pernyataan Angket
Total 1 2 5 6 11
1 2 2 2 2 2 10 2 2 2 3 1 2 10
3 1 1 3 2 1 8
4 2 2 2 1 2 9
5 2 2 2 1 1 8
6 2 1 2 1 2 8
7 3 2 3 2 2 12 8 3 3 2 3 2 13
9 3 2 1 2 1 9
10 2 1 3 1 2 9 11 2 3 2 2 2 11 12 3 2 3 2 2 12 13 3 3 2 1 2 11 14 3 3 2 2 1 11 15 3 3 2 1 2 11 16 2 1 1 1 2 7 17 2 3 3 2 2 12 18 3 3 3 2 2 13 19 2 3 2 1 1 9 20 2 2 2 1 1 8 21 2 2 3 1 2 10 22 2 2 3 3 2 12 23 2 2 2 2 1 9 24 2 2 2 1 1 8 25 2 2 1 2 2 9 26 2 2 2 2 1 9
(2)
Daftar Distribusi Skor Motivasi Akhir
Kode Siswa
Skor Tiap Nomor Pernyataan Angket
Total 1 2 5 6 11
1 4 4 3 3 3 17 2 3 4 3 3 3 16 3 4 4 3 3 1 15 4 3 4 3 2 2 14 5 4 3 2 3 1 13 6 3 4 2 2 2 13 7 3 4 3 3 3 16 8 4 4 3 3 1 15 9 2 4 2 2 2 12 10 4 3 4 2 2 15 11 3 4 2 1 1 11 12 4 4 3 2 2 15 13 3 3 2 2 1 11 14 3 4 3 3 2 15 15 4 3 4 3 1 15 16 4 3 2 1 2 12 17 4 4 3 3 2 16 18 4 3 3 3 2 15 19 4 3 3 1 1 12 20 3 4 3 1 2 13 21 3 2 4 1 3 13 22 2 3 3 3 3 14 23 3 2 3 3 3 14 24 3 3 3 2 2 13 25 3 3 3 3 3 15 26 3 2 2 2 2 11
(3)
(4)
(5)
Foto Pelaksanaan Pembelajaran
(6)
Seorang siswa sedang menjawab pertanyaan hasil diskusi kelompok dan siswa lainnya mencatat apa yang dikatakan temannya.