Pengembangan perangkat pembelajaran kurikulum 2013 subtema “Tugas-Tugas Sekolahku” untuk kelas II di SD Kanisius Kintela.

(1)

ABSTRAK

Arumsari, Shinta Puspa. 2015. “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kurikulum 2013 Sub Tema “Tugas-tugas Sekolahku” untuk Kelas II di SD Kanisius Kintelan I”. Skripsi. Yogyakarta: Jurusan llmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini berawal dari diterapkannya kurikulum 2013. Peneliti melakukan wawancara pada 24 guru di 7 SD mitra dan mendapatkan hasil bahwa sebanyak 62,5% guru memerlukan perangkat pembelajaran kurikulum 2013 dan 58,3% guru mengalami kesulitan dalam melakukan penilaian. Oleh karena itu, peneliti terdorong untuk mengembangkan perangkat pembelajaran kurikulum 2013 pada sub tema “Tugas-tugas Sekolahku” untuk kelas II SD.

Jenis penelitian yang digunakan adalah Research and Development (R&D). Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil modifikasi dari model Borg dan Gall yang meliputi 6 langkah, yaitu1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4) uji validasi produk, 5) revisi desain, dan 6) uji coba produk. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, kuesioner, dan observasi. Uji validasi perangkat pembelajaran dilakukan oleh 3 ahli dan diperoleh skor rerata 4,34 yang termasuk dalam kategori “sangat baik” sehingga layak diujicobakan. Peneliti melakukan uji coba penerapan perangkat pembelajaran di kelas II SD Kanisius Kintelan I.

Hasil uji coba yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran kelas II sub tema “Tugas-tugas Sekolahku” sangat membantu guru dalam proses penerapan pembelajaran. Selain itu, guru terbantu dalam melakukan penilaian karena adanya deskriptor yang disusun oleh peneliti.

Kata Kunci: Research and Development (R&D), perangkat pembelajaran, kurikulum 2013


(2)

ABSTRACT

Arumsari, Shinta Puspa. 2015. The Development of Curriculum 2013 Learning Device under Sub Theme “My School Assignments” for the 2st Grade of SD Kanisius Kintelan I. Thesis. Yogyakarta: Elementary School Teachers Education Study Program, Teachers Training Faculty, Sanata Dharma University.

This research was conducted since Curriculum 2013 was implemented. The researcher interviewed 24 teachers in 7 Elementary schools and found out that 62.5% of the teachers needed a learning device for curriculum 2013 and 58.3% of the teachers faced difficulty doing the assessment. Thus, the researcher was motivated to develop a learning device for curriculum 2013 under the sub theme

“My School Assignments” for class II Elementary School.

This research was Research and Development (R&D). The development procedures used in this research was a modified Borg and Gall model that covered 6 steps: 1) potential and problems, 2) data collection, 3) product design, 4) product validity test, 5) design revision, and 6) product trials. The instruments used in this research were interviews, questionnaires, and observations. The validity test on the learning device was conducted by 3 experts. The average score was 4.34 in the category of “very good” and ready for trials. The researcher did the trials for the learning device in 2st gradeof SD Kanisius Kintelan I.

The results of the trials showed that the learning device for class I under the

sub theme “My School Assignments” helped teachers a lot in the learning implementation process. Besides, the descriptors made by the researcher gave the teachers a great help to do the assessment.

Key Words: Research and Development (R&D), a learning device, Curriculum 2013.


(3)

i

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN

KURIKULUM 2013 SUBTEMA “

TUGAS-TUGAS

SEKOLAH

KU” UNTUK KELAS

II DI SD KANISIUS

KINTELAN I

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Shinta Puspa Arumsari NIM: 111134153

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015


(4)

(5)

(6)

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

Ayah dan Ibuku yang telah berkorban dan yang selalu menyebut namaku dalam setiap doanya.

Kakakku Frida Diah Safitri dan Lisa Intan Maharani, adikku Shaella Kusuma Permatasari yang selalu memberiku semangat, motivasi serta serta dukungan moril kepadaku.

Keponakan Hana Fadhilla Ramadhani dan Naufal Zakky yang selalu memberikan keceriaan di setiap waktu.


(7)

v

MOTTO

“Percayalah pada Allah dengan segenap hatimu dan jangan sia-siakan waktumu dengan khawatir akan hari esok”

(Shinta Puspa Arumsari)

“Bentangan layar yang kita atur, dan bukan arah angin yang menentukan kemana arah kita”

(Ella Wheeler Wilcox)


(8)

(9)

(10)

viii ABSTRAK

Arumsari, Shinta Puspa. 2015. “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kurikulum 2013 Sub Tema “Tugas-tugas Sekolahku” untuk Kelas II di SD Kanisius Kintelan I”. Skripsi. Yogyakarta: Jurusan llmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini berawal dari diterapkannya kurikulum 2013. Peneliti melakukan wawancara pada 24 guru di 7 SD mitra dan mendapatkan hasil bahwa sebanyak 62,5% guru memerlukan perangkat pembelajaran kurikulum 2013 dan 58,3% guru mengalami kesulitan dalam melakukan penilaian. Oleh karena itu, peneliti terdorong untuk mengembangkan perangkat pembelajaran kurikulum

2013 pada sub tema “Tugas-tugas Sekolahku” untuk kelas II SD.

Jenis penelitian yang digunakan adalah Research and Development (R&D). Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil modifikasi dari model Borg dan Gall yang meliputi 6 langkah, yaitu1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4) uji validasi produk, 5) revisi desain, dan 6) uji coba produk. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, kuesioner, dan observasi. Uji validasi perangkat pembelajaran dilakukan oleh 3 ahli dan diperoleh skor rerata 4,34 yang termasuk dalam kategori

“sangat baik” sehingga layak diujicobakan. Peneliti melakukan uji coba penerapan

perangkat pembelajaran di kelas II SD Kanisius Kintelan I.

Hasil uji coba yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran kelas II sub tema “Tugas-tugas Sekolahku” sangat membantu guru dalam proses penerapan pembelajaran. Selain itu, guru terbantu dalam melakukan penilaian karena adanya deskriptor yang disusun oleh peneliti.

Kata Kunci: Research and Development (R&D), perangkat pembelajaran, kurikulum 2013


(11)

ix

ABSTRACT

Arumsari, Shinta Puspa. 2015. The Development of Curriculum 2013 Learning Device under Sub Theme “My School Assignments” for the 2st Grade of SD Kanisius Kintelan I. Thesis. Yogyakarta: Elementary School Teachers Education Study Program, Teachers Training Faculty, Sanata Dharma University.

This research was conducted since Curriculum 2013 was implemented. The researcher interviewed 24 teachers in 7 Elementary schools and found out that 62.5% of the teachers needed a learning device for curriculum 2013 and 58.3% of the teachers faced difficulty doing the assessment. Thus, the researcher was motivated to develop a learning device for curriculum 2013 under the sub theme

“My School Assignments” for class II Elementary School.

This research was Research and Development (R&D). The development procedures used in this research was a modified Borg and Gall model that covered 6 steps: 1) potential and problems, 2) data collection, 3) product design, 4) product validity test, 5) design revision, and 6) product trials. The instruments used in this research were interviews, questionnaires, and observations. The validity test on the learning device was conducted by 3 experts. The average score was 4.34 in the category of “very good” and ready for trials. The researcher did the trials for the learning device in 2st gradeof SD Kanisius Kintelan I.

The results of the trials showed that the learning device for class I under the

sub theme “My School Assignments” helped teachers a lot in the learning implementation process. Besides, the descriptors made by the researcher gave the teachers a great help to do the assessment.

Key Words: Research and Development (R&D), a learning device, Curriculum 2013.


(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan atas segala berkat dan karuniaNya yang begitu melimpah sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 SUB TEMA TUGAS-TUGAS SEKOLAHKU UNTUK KELAS II SD KANISIUS KINTELAN I” sesuai waktu yang ditentukan. Tidak lupa peneliti ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu selama proses penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih ini peneliti sampaikan kepada:

1. Rohandi, Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A. Kaprodi PGSD. 3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. Wakaprodi PGSD.

4. Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum. dosen pembimbing I yang telah membimbing dalam penyusunan skripsi dan produk berupa perangkat pembelajaran ini.

5. Laurensia Aptik Evanjeli, S.Psi., M.A. dosen pembimbing II yang telah sabar dalam membantu penyusunan skripsi dari awal penelitian hingga terciptanya produk berupa perangkat pembelajaran ini.

6. Wahyu Wido Sari, S.Si., M. Biotech. dosen penguji yang telah memberikan saran dan kritik yang membangun sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Para validator dalam penelitian ini yang telah membantu peneliti dalam memvalidasi produk berbasis kurikulum 2013.

8. Marciana Sarwi, M.Pd. kepala sekolah SD Kanisius Kintelan I yang telah memberikan izin peneliti untuk melakukan penelitian.

9. Catarina Dian S., S.Pd. guru kelas II SD Kanisius Kintelan I yang telah membantu dan mendukung peneliti dalam mengujicoba produk.

10.Siswa kelas II SD Kanisius Kintelan I yang telah berpartisipasi dalam proses penelitian ini.


(13)

(14)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL. ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING. ... ii

HALAMAN PENGESAHAN. ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN. ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS.. ... vii

ABSTRAK. ... viii

ABSTRACT. ... ix

KATA PENGANTAR. ... x

DAFTAR ISI. ... xii

DAFTAR TABEL... ... ...xvii

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN. ... xix

BAB I PENDAHULUAN. ... 1

A.Latar Belakang Masalah. ... 1

B. Rumusan Masalah... 5

C.Tujuan Penelitian. ... ...5

D.Manfaat Penelitian. ... ... 5


(15)

xiii

Halaman

F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan. ... 7

BAB II LANDASAN TEORI. ... 9

A.Kajian Teori ... 9

1. Kurikulum 2013. ... 9

a. Pengertian Kurikulum. ... 9

b. Keunggulan Kurikulum 2013. ... 10

c. Kekhasan Kurikulum 2013... 11

1) Pendekatan Tematik Integratif. ... 12

2) Pendekatan Saintifik. ... 14

3) Penilaian Autentik. ... 17

d. Tujuan Kurikulum 2013. ... 17

e. Pendidikan Karakter. ... 18

1) Pengertian Pendidikan ... 18

2) Pengertian Karakter ... 19

3) Pengertian Pendidikan Karakter. ... 20

4) Nilai-nilai yang Terkait. ... 21

a) Percaya Diri . ... 21

b) Teliti . ... 22

c) Santun ... 22

f. Standar Kompetensi Lulusan (SKL). ... 23

1) Pengertian Standar Kompetensi Lulusan (SKL). ... 23


(16)

xiv

Halaman

g. Tema. ... 24

1) Pengertian Tema. ... 24

2) Subtema. ... 25

a) PPKn. ... 25

b) Matematika. ... 26

c) PJOK... 27

d) SBdP. ... 27

e) Bahasa Indonesia. ... 28

3) Kompetensi Inti. ... 28

4) Kompetensi Dasar. ... 29

2. Pembelajaran Inovatif. ... 29

a. Model Pembelajaran Kontekstual ... 29

1) Pengertian Model Pembelajaran Kontekstual ... 29

3. Karakteristik Perkembangan Anak Usia Kelas Bawah. ... 32

4. Perangkat Pembelajaran. ... 34

a. Silabus. ... 34

1) Pengertian Silabus. ... 34

2) Komponen-Komponen Silabus. ... 35

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). ... 36

1) Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). ... 36

2) Komponen RPP. ... 37


(17)

xv

Halaman

1) Kompetensi Inti Kelas II. ... 39

2) Kompetensi Dasar yang Terkait... 39

3) Lembar Kerja Siswa (LKS). ... 41

4) Rubrik Penilaian ... 41

5) Media Pembelajaran ... 42

B. Hasil Penelitian yang Relevan. ... 44

C.Kerangka Berpikir ... 48

D.Pertanyaan Penelitian... 49

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 50

A.Jenis Penelitian. ... . 50

B. Setting Penelitian. ... 51

1. Tempat Penelitian. ... 51

2. Waktu Penelitian. ... 51

3. Subjek Penelitian ... 51

4. Objek Penelitian. ... 51

C.Prosedur Pengembangan. ... 51

D.Uji Validasi Produk. ... 55

E. Instrumen Penelitian. ... 55

F. Teknik Pengumpulan Data. ... 56

1. Wawancara. ... 56

2. Observasi... 58


(18)

xvi

Halaman

G.Teknik Analisis Data. ... 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 63

A.Hasil Penelitian ... 63

1. Proses Pengembangan. ... 63

a. Potensi dan Masalah. ... 63

b. Pengumpulan Data. ... 64

c. Desain Produk. ... 65

d. Validasi Desain Produk. ... 65

1) Data Hasil Validasi Dosen PGSD. ... 65

2) Data Hasil Validasi Kepala Sekolah. ... 68

3) Data Hasil Validasi Guru Kelas II. ... 71

e. Revisi Desain Produk. ... 74

f. Uji Coba Produk. ... 76

g. Data Hasil Wawancara Pasca Ujicoba Produk. ... 86

B. Pembahasan . ... 87

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ... 93

A.Kesimpulan . ... 93

B. Keterbatasan Penelitian . ... 94

C.Saran . ... 94

DAFTAR REFERENSI. ... 99


(19)

xvii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Standar Kompetensi Lulusan SD/MI/SDLB/Paket A. ... 24

Tabel 2.2 Kompetensi Inti Kelas II ... 39

Tabel 2.3 Kompetensi Dasar yang Terkait ... 40

Tabel 3.1 Kisi-kisi Lembar Wawancara Pra Penelitian ... 57

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Lembar Wawancara Pasca Penelitian... 57

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Lembar Observasi ... 58

Tabel 3.4 Konversi Nilai Skala Lima ... 60

Tabel 3.5 Kriteria Skor Skala Lima ... 62

Tabel 4.1 Hasil Validasi Ahli 1 ... 66

Tabel 4.2 Tabel Konvensi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima ... 67

Tabel 4.3 Hasil Validasi Ahli 2 ... 68

Tabel 4.4 Tabel Konvensi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima ... 70

Tabel 4.5 Hasil Validasi Ahli 3 ... 71

Tabel 4.6 Tabel Konvensi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima ... 74

Tabel 4.7 Komentar Dosen PGSD beserta revisi ... 75

Tabel 4.8 Komentar Guru SD beserta Revisinya ... 75

Tabel 4.9 Rekap Hasil Penilaian Pembelajaran 1 ... 77

Tabel 4.10 Kriteria Nilai ... 78

Tabel 4.11Rekap Hasil Penilaian Pembelajaran 6 ... 82


(20)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Literatur Map Penelitian yang Relevan ... 47

Gambar 3.1 Prosedur R&D yang digunakan oleh peneliti ... 52

Gambar 4.1 Hasil Observasi Kompetensi Sikap Spiritual Pembelajaran I ... 79\

Gambar 4.2 Hasil Observasi Kompetensi Sikap Sosial Pembelajaran I ... 80

Gambar 4.3 Data Hasil Kompetensi Pengetahuan Pembelajaran I ... 81

Gambar 4.4 Data Hasil Kompetensi Keterampilan I ... 81

Gambar 4.5 Hasil Observasi Kompetensi Sikap Spiritual Pembelajaran VI ... 83

Gambar 4.6 Hasil Observasi Kompetensi Sikap Sosial Pembelajaran VI ... 84

Gambar 4.7 Data Hasil Kompetensi Pengetahuan Pembelajaran VI ... 85

Gambar 4.8 Data Hasil Kompetensi Keterampilan VI... 86

Gambar 4.9 Siswa Menunjukkan Sikap Percaya Diri ... 91


(21)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Daftar Pertanyaan Survei Kebutuhan. ... 102

Lampiran 2 Hasil Wawancara Pra Penelitian... 104

Lampiran 3 Hasil Validasi Dosen Ahli Kurikulum 2013... 145

Lampiran 4 Hasil Validasi Kepala Sekolah ... 149

Lampiran 5 Hasil Validasi Guru Kelas II ... 173

Lampiran 6 Hasil Observasi Sikap ... 197

Lampiran 7 Hasil Wawancara Pasca Penelitian ... 200

Lampiran 8 Artikel Koran Kompas... 204

Lampiran 9 Surat Izin Melakukan Penelitian... 206

Lampiran 10 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 207

Lampiran 12Foto-Foto Penelitian ... 208


(22)

1 BAB I PENDAHULUAN

Bab I ini menjelaskan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, serta spesifikasi produk yang dikembangkan.

A. Latar Belakang

Pengembangan kurikulum 2013 merupakan wujud perubahan dan pembaharuan dalam dunia pendidikan guna memperbaiki kualitas pendidikan agar mampu mengikuti perkembangan dan tatangan zaman yang semakin rumit dan semakin kompleks. Kurikulum 2013 merupakan tindak lanjut dari kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang pernah diujicobakan pada tahun 2004 (Mulyasa, 2013: 66). Perubahan kurikulum 2013 lebih difokuskan pada pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik sehingga dapat membekali peserta didik dengan berbagai sikap dan kemampuan yang sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman dan teknologi. Pembentukan karakter peserta didik dibentuk melalui pendidikan karakter dalam kurikulum 2013.

Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang mengarah pada pembentukan karakter dan ahlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang sesuai standar kompetensi lulusan (Narwanti, 2011: 17). Melalui pendidikan karakter, peserta didik diharapkan mampu menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki untuk


(23)

menentukan nilai-nilai karakter dan akhlak mulia yang diwujudkan dalam perilaku sehari-hari.

Keberhasilan pendidikan karakter dalam kurikulum 2013 didukung dengan melakukan perubahan pada paradigma pembelajaran, di mana peserta didik dilatih untuk melakukan lima aktivitas belajar atau (5 M) yaitu: mengobservasi, mengajukan pertanyaan, mengumpulkan data, menganalisis (mengasosiasikan) data, dan mengkomunikasikan hasil belajar (Sani, 2014: 30). Lima aktivitas belajar tersebut tercakup dalam penerapan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik. Pendekatan ini perlu dilakukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan kriteria yang ada dalam Standar Kompetensi Kelulusan (SKL).

Menurut Mulyasa (2013: 23) Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Standar kompetensi lulusan ini digunakan sebagai pedoman penilaian untuk menilai kemampuan sikap, pengetahuan, dan keterampilan dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. Standar kompetensi kelulusan selanjutnya dijabarkan dalam Kompetensi Inti (KI). Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran mengenai kompetensi yang harus dipelajari oleh peserta didik dalam jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran. Kompetensi Inti (KI) mencakup sikap spiritual (KI 1), sikap sosial (KI 2), pengetahuan (KI 3), dan keterampilan (KI 4). Kompetensi inti selanjutnya dibentuk melalui pembelajaran tematik integratif dan pendekatan pembelajaran siswa aktif di berbagai kompetensi dasar yang ada dalam sejumlah mata pelajaran


(24)

yang relevan. Menurut Kunandar (2014: 25) kompetensi inti menyatakan kebutuhan kompetensi peserta didik. Dengan demikian, kompetensi inti harus dikembangkan berdasarkan tahap perkembangan anak dan prinsip belajar. Hal ini dapat dilihat dari kompetensi inti dari kelas I dan II yang sama karena menurut teori Piaget (dalam Trianto, 2011: 23) peserta didik usia 7-11 tahun masih berada pada tahap operasional konkret.

Ketercapaian kompetensi peserta didik dapat diketahui melalui kegiatan penilaian, artinya melalui penilaian, guru dapat mengetahui kompetensi mana yang belum dikuasai dan kompetensi mana yang telah dikuasai peserta didik selama dan setelah proses pembelajaran. Penilaian harus dilakukan secara menyeluruh terhadap semua aspek yang akan dinilai bukan hanya pada aspek pengetahuan, melainkan juga sikap dan keterampilan. Dalam kurikulum 2013, pengukuran kompetensi sikap dan keterampilan membutuhkan pengamatan yang lebih lama dibandingkan dengan pengukuran kompetensi pengetahuan. Selain itu, dalam melakukan penilaian ranah sikap dan keterampilan, guru harus memiliki pengetahuan mengenai teori sikap dan keterampilan untuk menentukan diskriptor dari sikap dan keterampilan yang akan dikembangkan.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan terhadap 24 guru kelas I, II, IV, dan V dari 7 sekolah dasar yang telah mengimplementasikan kurikulum 2013 yaitu SD Kanisius Totogan, SD Kanisius Kintelan, SD Negeri Tegal Harjo, SD Bopkri Minggir, SD Negeri Plaosan, SD Kanisius Tegal Mulyo, dan SD Negeri Selomulyo, diperoleh data sebagai berikut: 62,5% guru mengalami kesulitan dalam menyusun perangkat pembelajaran, 58,33% guru mengalami


(25)

kesulitan dalam melakukan penilaian, 50% guru menjawab tidak mengetahui kekhasan dari kurikulum 2013, dan 45,83% kesulitan dalam penyampaian materi. Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian besar guru masih mengalami kesulitan dalam menyusun perangkat pembelajaran dan melakukan penilaian. Berdasarkan permasalahan yang dialami guru, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian pengembangan perangkat pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 pada kelas II karena dari hasil wawancara dan pengamatan guru mengalami kesulitan dalam menyusun perangkat pembelajaran dan penilaian. Tujuan penelitian ini yaitu untuk membantu guru dalam mengatasi kesulitan dalam menyusun perangkat pembelajaran. Selain itu, penelitian ini bertujuan membantu guru dalam melakukan penilaian sesuai dengan kompetensi atau indikator yang akan dinilai. Perangkat pembelajaran dalam penelitian ini dikembangkan dengan mengintegrasikan pendekatan saintifik dan model pembelajaran inovatif yaitu

Contextual Teaching and Learning (CTL). Model kontekstual digunakan untuk

membantu siswa kelas II yang masih berada pada tahap operasional konkret dengan cara mengkaitkan materi pembelajaran sesuai konteks kehidupan mereka sehari-hari. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian pengembangan dengan

judul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kurikulum 2013 Subtema “Tugas


(26)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah proses pengembangan perangkat pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 pada subtema “Tugas-tugas Sekolahku” untuk kelas II di sekolah dasar?

2. Seperti apakah perangkat pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 pada subtema “Tugas-tugas Sekolahku” untuk kelas II di sekolah dasar?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan proses pengembangan perangkat pembelajaran berdasarkan

kurikulum 2013 pada subtema “Tugas-tugas Sekolahku” untuk kelas II di

sekolah dasar.

2. Mendeskripsikan perangkat pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 pada subtema “Tugas-tugas Sekolahku” untuk kelas II di sekolah dasar.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritis


(27)

pengembangan perangkat pembelajaran kurikulum 2013 yang berbasis pada pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru

1) Guru memiliki contoh perangkat pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013.

2) Guru memiliki diskriptor yang memudahkan guru dalam melakukan penilaian pada kompetensi spiritual, kompetensi sosial, pengetahuan dan keterampilan. b. Bagi Sekolah

Memberikan pengetahuan dan masukan kepada pihak sekolah dalam mengembangkan perangkat pembelajaran sesuai dengan kurikulum 2013.

c. Bagi Peserta Didik

Melalui pengembangan perangkat pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013, diharapkan dapat memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi terhadap konsep yang dipelajarinya secara kontekstual.

d. Bagi Peneliti

Dapat melakukan penelitian pengembangan untk menyusun perangkat pembelajaran sesuai dengan kurikulum 2013.


(28)

E. Definisi Operasional

1. Pengembangan merupakan serangkaian proses atau kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan suatu produk berdasarkan teori pengembangan yang telah ada.

2. Perangkat pembelajaran merupakan sejumlah bahan, alat, media, petunjuk dan pedoman yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.

3. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru wujud penyempurnaan dari kurikulum KTSP yang berbasis kompetensi dan karakter.

4. Subtema “Tugas-tugas Sekolahku” merupakan salah satu subtema bagian dari

tema besar “Kegiatan Sekolahku” dan didalamnya terdiri dari gabungan

beberapa mata pelajaran yang terkait diantaranya Bahasa Indonesia, PPKn, Matematika, PJOK, dan SBdP.

5. Siswa kelas II merupakan siswa yang berada pada tahap oparasional konkret dengan ciri-ciri menerapkan logika berfikir pada barang-barang yang bersifat konkret.

F. Spesifikasi Produk

Spesifikasi produk yang akan dihasilkan adalah sebagai berikut:

1. Perangkat pembelajaran disusun sesuai dengan kurikulum 2013 yaitu menggunakan pendekatan saintifik, tematik integratif, pendidikan karakter, dan penilaian autentik dan menggunakan model pembelajaran kontekstual. 2. Perangkat pembelajaran terdiri atas jaring-jaring indikator, silabus, Rencana


(29)

3. Perangkat pembelajaran dikembangkan untuk kelas II pada subtema “Tugas

-tugas Sekolahku” untuk 6 kali pembelajaran.

4. Penilaian dalam perangkat pembelajaran disertai dengan diskriptor-diskriptor yang memudahkan guru dalam melakukan penilaian sikap spiritual (bersyukur), sosial (percaya diri, teliti, santun), pengetahuan dan keterampilan (menulis, menempel, dan menirukan gerakan).

5. Perangkat pembelajaran disusun menggunakan bahasa indonesia sesuai dengan ketentuan EYD.


(30)

9

`BAB II

LANDASAN TEORI

Bab II ini membahas tentang landasan teori yang terdiri dari empat bagian, yaitu: kajian teori, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian.

A. Kajian Teori

Dalam kajian teori akan dijelaskan mengenai kurikulum 2013, model pembelajaran inovatif, karakteristik anak usia kelas bawah, dan perangkat pembelajaran.

1. Kurikulum 2013

Berikut ini akan dijelaskan tentang pengertian kurikulum 2013, keunggulan kurikulum 2013, kekhasan kurikulum 2013, tujuan kurikulum 2013, pendidikan karakter, Standar Kompetensi Lulusan (SKL), dan tema terkait.

a. Pengertian Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang lebih menekankan pada pendidikan karakter yang bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan, yang mengarah pada pembentukan budi pekerti dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai dengan standar kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan (Mulyasa, 2014: 7). Hal ini menjelaskan bahwa di dalam perubahan kurikulum 2013, pendidikan karakter merupakan salah satu fokus yang akan dikembangkan dalam kurikulum 2013 dengan harapan peserta didik mampu mengkaji dan menginternalisasi nilai-nilai


(31)

karakter dan akhlak mulia sehingga dapat terwujud dalam perilaku sehari-hari peserta didik.

Kurikulum 2013 menurut Kunandar (2014: 21) merupakan bentuk penyempurna dari kurikulum sebelumnya yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Hal ini dapat dikatakan bahwa perubahan kurikulum 2013 merupakan wujud perbaikan untuk mencapai tujuan pendidikan.

Berbeda dengan pendapat Kunandar, Sani (2014: 7) kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang dikembangkan dengan tujuan mewujudkan pendidikan nasional, yaitu: mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Berdasarkan ketiga pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa kurikulum 2013 merupakan bentuk upaya peningkatan kualitas pendidikan melalui penerapan kurikulum yang berbasis kompetensi sekaligus berbasis karakter agar dapat membekali peserta didik dengan berbagai sikap dan kemampuan yang sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman dan tuntutan teknologi.

b. Keunggulan Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 merupakan wujud perbaikan dan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya yang memiliki tujuan untuk membentuk insan yang produktif, kreatif, dan inovatif. Hal tersebut memungkinkan karena menurut Mulyasa (2013: 164) kurikulum 2013 memiliki beberapa keunggulan diantaranya:


(32)

1) Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan yang bersifat alamiah (kontekstual), karena berangkat, berfokus, dan bermuara pada hakekat peserta didik untuk mengembangkan berbagai kompetensi sesuai dengan potensinya masing-masing.

2) Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi mendasari pengembangan kemampuan-kemampuan lain.

3) Ada bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam pengembangannya lebih tepat menggunakan pendekatan kompetensi, terutama yang berkaitan dengan keterampilan.

Selain itu, Kurniasih (2014: 40) menjelaskan keunggulan dari kurkulum 2013 yaitu (1) siswa lebih dituntut untuk aktif, kreatif, dan inovatif dalam setiap pemecahan masalah yang mereka hadapi di sekolah, (2) adanya penilaian dari semua aspek, (3) munculnya pendidikan karakter dan pendidikan budu pekerti yang telah diintegrasikan, (4) adanya kompetensi yang sesuai dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, yaitu: sikap, pengetahuan, dan keterampilan, (5) standar penilaian mengarahkan pada penilaian berbasis sikap kompetensi seperti sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Berdasarkan beberapa keunggulan dari kurikulum 2013, diharapkan mampu membawa perubahan dalam dunia pendidikan menjadi lebih baik dan dapat menghasilkan insan yang produktif, kreatif, inovatif, dan berkarakter.

c. Kekhasan Kurikulum 2013

Perubahan kurikulum 2013 merupakan wujud perbaikan dari kurikulum sebelumnya. Terdapat empat kekhasan yang dimiliki kurikulum 2013 diantaranya


(33)

tematik integratif, pendekatan saintifik, pendidikan karakter, dan penilaian autentik. Adapun penjelasan dari empat kekhasan tersebut yaitu:

1) Tematik Integratif

Pembelajaran tematik merupakan salah satu model pembelajaran terpadu (itegrated instructio) yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual maupun kelompok, aktif menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan autentik (Rusman, 2011: 254). Hal ini berarti pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang mampu mengembangkan keaktifan siswa dengan memperhatikan karakteristik dan proses belajar anak.

Berbeda dengan pendapat Rusman, Trianto (2011: 154) menjelaskan pembelajaran tematik yaitu pembelajaran yang memadukan beberapa materi pelajaran dari berbagai standar kompetensi dan kompetensi dasar dari satu atau beberapa mata pelajaran. Pembelajaran tematik membutuhkan kolaborasi yang baik antara guru agar pembelajaran ini dapat berjalan dengan baik.

Makna dari pembelajaran tematik secara lebih rinci dijelaskan oleh Prastowo (2014: 56) pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang menekankan keterlibatan siswa secara aktif dan menyenangkan, yakni tidak semata-mata mendorong peserta didik untuk mengetahui (learning to know), tetapi belajar juga untuk melakukan (learning to do), belajar untuk menjadi (learning to be), dan belajar untuk hidup bersama (leraning to live together), sehingga aktivitas belajar itu relevan dan penuh makna bagi siswa. Berdasarkan penjelasan tersebut terlihat bahwa pembelajaran tematik tidak hanya menuntut siswa untuk mengetahui, tetapi


(34)

juga belajar untuk melakukan, belajar untuk menjadi, dan belajar untuk hidup bersama.

Melengkapi penjelasan mengenai pembelajaran tematik, Rusman (2011: 257) juga menjelaskan beberapa keunggulan pembelajaran tematik diantaranya :

a) Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembagan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar.

b) Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa.

c) Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa, sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama.

d) Membantu mengembangkan keterampilan berfikir siswa.

e) Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat fragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui siswa dalam lingkungannya.

f) Mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.

Berdasarkan beberapa penjelasan mengenai pembelajaran tematik, dapat diartikan bahwa pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang memadukan beberapa materi pembelajaran dari berbagai standar kompetensi dan kompetensi dasar dari satu atau beberapa mata pelajaran. Pembelajaran ini lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya.


(35)

2) Pendekatan Saintifik

Pendekatan saintifik adalah pendekatan yang melibatkan kegiatan pengamatan atau observasi yang dibutuhkan untuk perumusan hipotesis atau mengumpulkan data dan dalam pembelajarannya memiliki komponen proses pembelajaran diantaranya: 1) Mengamati; 2) Menaya; 3) Mencoba; 4) Menalar/asosiasi; 5) membentuk jejaring (melakukan komunikasi) (Sani, 2014: 53). Pendekatan ini tentu perlu dilakukan untuk dapat mengembangkan kemampuan peserta didik untuk belajar mandiri dan berfikir kreatif.

Secara singkat, Sudarwan (dalam Majid, 2014: 194) menjelaskan bahwa pendekatan saintifik merupakan pendekatan yang mempunyai ciri-ciri pada hal pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, serta penjelasan tentang suatu kebenaran (proses dalam pendekatan ilmiah). Melalui pendekatan saintifik, siswa diarahkan untuk dapat menggali pengetahuan dengan melakukan langkah-langkah aktivitas belajar diantaranya: mengamati, menanya, menalar, mencoba dan mengkomunikasikan.

Sedangkan langkah-langkah pembelajaran saintifik dijabarkan oleh Kemendikbud (2013: 211) yaitu: (1) Mengamati yaitu dengan menyajikan beberapa media objek secara nyata sehingga siswa terpacu rasa ingin tahunya untuk aktif bertanya; (2) Menanya yaitu dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk meningkatkan dan mengembangkan sikap, keterampilan, dan pengethaunnya dengan cara mengajukan suatu petanyaan selama proses pembelajaran; (3) Menalar dengan menunjukkan pada kemampuan mengelompokkan ide-ide kreatif dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk


(36)

peristiwa untuk dimasukkan dalam ingatan siswa; (4) Hubungan antar fenomena untuk mempertajam daya nalar siswa; (5) Mencoba dengan mengajak siswa melakukan suatu percobaan selama proses pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan siswa.

Dari ketiga penjelasan mengenai pembelajaran saintifik di atas, dapat dijelaskan bahwa pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang dalam proses pembelajarannya melibatkan 5 langkah-langkah pembelajaran yaitu: mengamati, menanya, menalar, menalar/asosiasi, dan mengkomunikasikan dengan harapan mampu menghasilkan siswa yang kreatif dan inovatif.

Berdasarkan teori Dyer (dalam Sani, 2014: 53) pendekatan saintifik dalam pembelajaran memiliki komponen proses pembelajaran antara lain:

a) Melakukan Pengamatan atau Observasi

Observasi adalah menggunakan panca indra untuk memperoleh informasi. Pengamatan dapat dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Pengamatan kualitatif mengandalkan panca indra dan hasilnya mendeskripsikan secara naratif . Pengamatan kuantitatif digunakan untuk melihat karakteristik benda pada umumnya menggunakan alat ukur karena dideskripsikan menggunakan angka. Kegiatan pengamatan tidak terlepas dari keterampilan lain yaitu melakukan pengelompokan dan membandingkan.

b) Mengajukan Pertanyaan (Menanya)

Aktivitas belajar bertanya sangat penting untuk meningkatkan keingintahuan (curiosity) dalam diri siswa dan mengembangkan kemampuan mereka untuk belajar sepanjang hayat. Siswa dalam pendidikan dasar perlu dibimbing dalam


(37)

melakukan analisis masalah yang mereka temukan dari hasil pengamatan dan melatih anak untuk mengajukan pertanyaan yang bersifat konvergen.

c) Melakukan Eksperimen/Percobaan atau Memperoleh Informasi

Belajar dengan menggunakan pendekatan ilmiah akan melibatkan siswa dalam melakukan aktivitas menyelidiki fenomena dalam upaya menjawab suatu permasalahan. Percobaan atau eksperimen dilakukan untuk menemukan konsep yang diperlukan untuk mejawab pertanyaan. Tujuan dari kegiatan percobaan yaitu memancing minat siswa menyelidiki fenomena alam yang diamati ketika melakukan percobaan, tanpa dimulai dengan pengajuan pertanyaan terlebih dahulu.

d) Mengasosiasikan/Menalar

Mengasosiasikan merupakan kemampuan mengolah informasi melalui penalaran dan berfikir rasional. Informasi diperoleh dari hasil pengamatan atau percobaan yang dilakukan harus diproses untuk menemukan keterkaitan satu informasi dangan informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi dan mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang ditemukan.

e) Membangun atau mengembangkan jaringan dan komunikasi

Kemampuan untuk membangun jaringan dan komunikasi perlu dimiliki oleh siswa kerena kompetensi tersebut sama pentingnya dengan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman. Bekerjasama dalam kelompok merupakan salah satu cara membentuk kemampuan siswa untuk dapat membangun jaringan dan komunikasi.


(38)

Dengan melibatkan kelima aktivitas belajar tersebut, peserta didik diharapkan dapat belajar untuk menemukan ide baru dari hasil pengamatan, mereka dapat aktif membangun jaringan untuk mencari ide baru, menyarankan ide baru, serta mereka dapat menguji pendapat yang mereka temukan berdasarkan pemikiran dan pengalamannya.

3) Penilaian Autentik

Menurut Kunandar (2014: 35) penilaian autentik merupakan kegiatan menilai peserta didik yang menekankan pada apa yang seharusnya dinilai, baik proses maupun hasil dengan berbagai instrumen penilaian yang disesuaikan dengan tuntutan kompetensi yang ada di Standar Kompetensi (SK) atau Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD). Artinya, penilaian terhadap peserta didik harus mengukur aspek kinerja , produk atau hasil yang dikerjakan oleh peserta didik.

Menurut Kurniasih (2014: 48) menjelaskan bahwa penilaian autentik meruapakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input),proses, dan keluaran (output) pembelajaran, yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Berdasarkan pengertian mengenai penilaian autentik, dapat dijelaskan bahwa hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh guru untuk merencanakan program perbaikan (remidial), pengayaan, dan pelayanan konseling.

4) Tujuan Kurikulum 2013

Menurut UU No.20 Tahun 2003 tujuan perubahan kurikulum 2013 yaitu melanjutkan pengembangan kurikulum berbasis kompetensi yang telah dirintis


(39)

pada tahun 2004 dengan mencangkup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.

Sedangkan berdasarkan penjelasan Mulyasa (2014: 7), kurikulum 2013 yang lebih ditekankan pada pendidikan karakter memiliki tujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang mengarah pada pembentukan budi pekerti dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, seimbang, sesuai dengan standar kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan.

Berdasarkan kedua penjelasan menurut UU No.20 Tahun 2003 dan Mulyasa dapat diambil kesimpulan bahwa perubahan kurikulum dari KTSP menuju Kurikulum 2013 merupakan bentuk upaya peningkatan kualitas pendidikan dengan tujuan menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.

5) Pendidikan Karakter 1) Pengertian Pendidikan

Pendidikan merupakan sebuah proses yang membantu menumbuhkan, mengembangkan, mendewasakan, membuat yang tidak tertata atau liar menjadi semakin tertata, semacam proses penciptaan sebuah kultur dan tata keteraturan dalam diri maupun dalam diri orang lain serta proses pengembangan berbagai macam potensi yang ada dalam diri manusia, seperti kemampuan akademis, relasional, bakat-bakat, talenta, kemampuan fisik, atau daya-daya seni (Koesoema, 2007: 53). Hal ini menjelaskan bahwa melalui pendidikan manusia melakukan pembentukan diri dengan mengembangkan berbagai macam potensi yang ada dalam dirinya melalui proses yang berkesinambungan dan terencana.


(40)

Pengertian pendidikan menurut UU No. 20 tahun 2003 yaitu upaya sadar dan terencana dalam proses pembimbingan dan pembalajaran bagi individu agar tumbuh berkembang menjadi manusia yang mandiri, bertanggung jawab, kreatif, berilmu, sehat dan berakhlak (berkarakter) mulia.

Selain itu pendidikan didefinisikan sebagai humanisasi atau upaya memanusiakan manusia, yaitu upaya membantu manusia untuk dapat bereksistensi sesuai dengan martabatnya sebagai manusia (Wahyudin: 2010: 35).

Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa, pendidikan merupakan kegiatan seseorang atau sekelompok orang atau lembaga dalam membantu individu atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan pendidikan.

2) Pengertian Karakter

Karakter merupakan nilai-nilai universal perilaku manusia yang meliputi seluruh aktivitas kehidupan, baik yang berhubungan dengan Tuhan, diri sendiri, sesama manusia, maupun dengan lingkungan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat (Suyadi, 2013: 5-6).

Selain itu, karakter diartikan sebagai gambaran tingkah laku yang menonjolkan nilai benar-salah, baik buruk, baik secara eksplisit maupun implisit ( Alwisol, 2006: 8).

Berbeda dengan pendapat Alwisol, (dalam Narwati, 2011: 2) menjelaskan karakter merupakan suatu organisasi yang dinamis dari sistem psiko-fisik individu yang yang menentukan tingkah laku dan pemikiran individu secara khas.


(41)

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa karakter merupakan gambaran tingkah laku dari serangkaian sikap (attitudes), perilaku (behaviors), motivasi (motivations), dan keterampilan (skills).

3) Pengertian Pendidikan Karakter

Menurut Lickona (2013: 82), pendidikan karakter mencangkup tiga unsur pokok yaitu mengetahui kebaikan (knowing the good), mencintai kebaikan (desirin the good), dan melakukan kebaikan (doing the good). Hal ini berarti, karakter terbentuk dari siswa mengetahui kebaikan, sehingga siswa mampu mencintai kebaikan dan melakukan kebaikan dalam kehidupan sehari-hari.

Pendapat yang serupa dijelaskan oleh Suyadi (2013: 6) pendidikan karakter merupakan upaya sadar dan terencana dalam mengetahui kebenaran atau kebaikan, mencintainya dan melakukannya dalam kehidupan sehari-hari.

Pendidikan karakter juga dijelaskan oleh Zubaedi (2011: 17) sebagai pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai karakter pada peserta didik sehingga mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota warga negara yang religius, nasioalis, produktif, dan kreatif. Hal ini berarti, melalui pendidikan karakter, peserta didik mampu mengembangkan nilai sehingga dari nilai-nilai yang telah mereka pelajari dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan sekitar.

Melengkapi penjelasan mengenai pendidikan karakter, Mulyasa (2013: 3) menambahkan bahwa pendidikan karakter merupakan upaya untuk membantu


(42)

perkembangan jiwa anak-anak baik lahir maupun batin, dari sifat kodratinya menuju ke arah peradapan yang manusiawi dan lebih baik.

Sedangkan menurut Narwanti (2011: 14), pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi menusia insan kamil.

Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli, dapat dikatakan bahwa pendidikan karakter merupakan pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai karakter melalui usaha penanaman nilai-nilai karakter kepada peserta didik untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun bangsa.

4) Nilai-nilai yang Terkait

Pada tema 4 subtema “Tugas-tugas Sekolahku” nilai yang ingin dikembangkan adalah percaya diri, santun, dan teliti

a) Percaya Diri

Rasa percaya diri adalah bagaimana anak-anak menyadari nilai dan harga diri mereka, serta mengembangkan pengertian atas sensitivitas diri sendiri dan orang lain (Meggit, 2012: 9).

Mendukung pengertian tersebut, Asmani (2012:38) memaknai percaya sebagai sikap yakin akan kemampuan diri sendiri terhadap pemenuhan tercapainya setiap keinginan dan harapan.


(43)

Percaya diri merupakan sikap merasa positif tentang apa yang dirinya dapat lakukan dan tidak mengkawatirkan apa yang tidak dapat dilakukan oleh diri sendiri, tetapi memiliki kemauan untuk belajar (Perry, 2005: 9). Hal ini menunjukkan bahwa percaya diri merupakan sikap menghargai dirinya dengan memandang positif kelebihan dan memiliki kemauan untuk belajar. Sementara itu, Lindenfield (1997:03) menjelaskan secara singkat bahwa percaya diri adalah orang yang merasa puas dengan dirinya sendiri.

Berdasarkan beberapa penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa percaya diri merupakan sikap mampu menyadari nilai dan harga diri mereka dan berusaha mengembangkan nilai dan harga diri mereka bukannya bersifat pasif.

b) Teliti

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 1589) cermat berarti; seksama; misal, kurang –memeriksanya; dimata-matai dengan- 2. Hati-hati; ingat-ingat ; misal dipelihara dengan amat-serta kasih sayangnya.

Teliti menurut Poerwadarminta (2008: 1427) diartikan: cermat; seksama; hati-hati; ingat-ingat. Hal ini sesuai dengan pengertian teliti menurut Qodratilah (2011: 542) yang mengartikan teliti sebagai cermat, seksama, dan hati-hati. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa teliti merupakan sikap yang ditunjukkan dengan berhati-hati, tidak tergesa-gesa dalam bertindak dan cermat dalam bertindak.

c) Santun

Menurut Poerwadarminta (dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, 1976: 87) santun diartikan halus dan baik (budi bahasanya, tingkah lakunya), sopan,


(44)

sabar dan tenang, sopan santun misalnya saya pun amat berbesar hati melihat anakku berada di bawah asuhan seorang sahabat sebagai saudara.

Asmani (2012:39) memaknai santun sebagai sifat yang halus dan baik dari sudut pandang tata bahasa maupun tata perilakunya kepada semua orang. Berdasarkan dua pengertian mengenai santun, dapat diartikan bahwa santun merupakan sikap yang ditunjukkan dengan perilaku halus, bertutur kata sopan dan baik.

6) Standar Kompetensi Lulusan (SKL) 1) Pengertian Standar Kompetensi Lulusan

Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencangkup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terdiri atas kriteria kualifikasi kemampuan peserta didik yang diharapkan dapat dicapai setelah menyelasaikan masa belajarnya di satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah (Kunandar, 2014: 58).

Hal yang sama dijelaskan oleh Sani (2014: 45) yang menjelaskan bahwa standar kompetensi lulusan sebagai kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencangkup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Standar Kompetensi Lulusan (SKL) adalah kriteria mengenai kulifikasi kemampuan lulusan yang mencangkup sikap, pengetahuan, dan keterampilan dan menjadi standar sebagi acuan utama pengembangan standar isi, standar proses, standar penlaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan (Mulyasa, 2013: 23). Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa Standar


(45)

Kompetensi Lulusan (SKL) digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan yang meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran dan mencangkup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

2) Standar Kompetensi Lulusan Sekolah Dasar

Tabei 2.1 Standar Kompetensi Lulusan SD/MI/SDLB/Paket A

Dimensi Kualifikasi Kemampuan

Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang yang

beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain.

Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual dan konseptual berdasarkan

ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain.

Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang produktif dan

kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang ditugaskan kepadanya.

7) Tema

1) Pengertian Tema

Menurut Poerwadarminta (2008: 1593) tema merupakan pokok pikiran, dasar cerita (yang dipercakapkan, dipakai sebagai dasar mengarang, mengarang sajak, dsb) .

Secara lebih jelas, Kunandar (dalam Majid, 2014: 99-100) menjelaskan tema merupakan alat atau wadah untuk mengedepankan berbagai konsep kepada anak didik secara utuh. Sedangkan menurut Sundayana (2014: 14) tema merupakan sebuah konsep abstrak atau hal yang dikembangkan dari sebuah bangun atau


(46)

bidang sehingga tema harus luas sehingga memungkinkan untuk dipilah ke dalam anak tema atau topik. Berdasarkan beberapa penjelasan mengenai tema, dapat disimpulkan bahwa tema dapat menjadi penghubung berbagai kegiatan dengan apa yang dipelajari peserta didik di kelas.

Tema pada Sekolah dasar dipilih berkenaan dengan alam dan kehidupan manusia. Untuk kelas I, II, III, keduanya merupakan pemberian makna yang substansial terhadap mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Seni-Budaya dan Prakarya, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.

2) Subtema

Perangkat pembelajaran dalam penelitian ini dikembangkan dari subtema

“Tugas-tugas Sekolahku” dengan mata pelajaran yang terkait yaitu PPKn, Matematika, PJOK, SBdB, dan Bahasa Indonesia.

(a) PPKn

Standar Isi (2006: 106) menjelaskan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang mengfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Hal ini menjelaskan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk membentuk peserta didik yang memahami dan mampu melaksanakan hak dan kewajibannya.

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) berpikir secara kritis, rasional, dan


(47)

kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan, (2) berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi, (3) berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkankarakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya, (4) berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

(b) Matematika

Sesuai dengan Standar Isi (2006: 148) mata pelajaran Matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah, (2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika, (3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh, (4) mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah, (5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika,serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.


(48)

(c) PJOK

Menurut Standar Isi (2006: 8) kelompok mata pelajaran jasmanii, olahraga, dan kesehatan pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk meningkatkan kompetensi fisik serta menanamkan spoetivitas dan kesadaran hidup sehat. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan menurut Standar Isi (2006: 208) bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: mampu (1) mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih, (2) meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik, (3) meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar, (4) meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, (5) mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis, (6) mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan, (7) memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif.

(d) SBdP

Mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan menurut Standar Isi (2006: 186) bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.: (1) memahami konsep dan pentingnya seni budaya dan keterampilan, (2) menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya dan keterampilan, (3)


(49)

menampilkan kreativitas melalui seni budaya dan keterampilan (4) menampilkan peran serta dalam seni budaya dan keterampilan dalam tingkat lokal, regional, maupun global.

(e) Bahasa Indonesia

Berdasarkan Standar Isi (2006: 119) pelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Melalui pembelajaran Bahasa Indonesia ini diharapkan peserta didik dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan minatnya, serta dapat menumbuhkan penghargaan terhadap hasil karya kesastraan dan hasil intelektual bangsa sendiri serta membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan untuk berpartisipasi dalam masyarakat.

3) KI (Kompetensi Inti)

Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran (Kunandar, 2014: 26). Hal ini sesuai dengan pengertian kompetensi inti menurut Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah mengartikan Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.


(50)

Berdasarkan dua pengertian diatas, Kompetensi Inti (KI) merupakan tahap-demi tahap yang harus dicapai peserta didik untuk sampai pada kompetensi lulusan. Kompetensi Inti (KI) dibentuk melalui pembelajaran berbagai kompetensi dasar dari sejumlah mata pelajaran. Selain itu, kompetensi inti merupakan unsur pengorganisasi kompetensi dasar.

4) Kompetensi Dasar (KD)

Kompetensi dasar merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik untuk suatu mata pelajaran di kelas tertentu (Kunandar, 2004: 26). Sehubungan dengan pengertian tersebut, Majid (2014: 111) menjelaskan bahwa Kompetensi Dasar (KD) merupakan konten atau kompetensi yang terdiri dari sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai oleh peserta didik. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa Kompetensi Dasar (KD) merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terkait dalam setiap mata pelajaran dan dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat dan memperkaya antarmata pelajaran.

2. Pembelajaran Inovatif

a. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)

Pendekatan pembelajaran kontekstual menurut Trianto (2011: 90) yaitu suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural) sehingga siswa memiliki pengetahuan atau keterampilan yang secara


(51)

fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan atau konsep ke permasalahan atau konsep lainnya.

Pendapat yang serupa juga disampaikan oleh Munthe (2010: 55) pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni kontruktivisme (Contructivism), bertanya (Questioning), menemukan (Inquiry), masyarakat belajar (Learning Community), pemodelan (Modeling), dan penilaian sebenarnya (Authentic Assessment )

Melengkapi dari kedua pendapat tersebut, Sugiyanto (2010: 117) menjelaskan pendekatan kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupannya sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

Dari ketiga pengertian pembelajarn kontekstual, peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang mengkaitkan materi pembelajaran dengan dunia nyata yang dialami siswa sehingga siswa mampu menghubungkan pengetahuan yang telah mereka miliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.


(52)

1) Komponen Model Pembelajaran Kontekstual

Menurut Daryanto (2012: 156) terdapat tujuh komponen dalam pembelajaran kontekstual, yaitu:

a) Kontruktivisme

(1) Membangun pemahaman mereka sendiri dari pengalaman baru berdasar pada pengetahuan awal.

(2) Pembelajaran harus dikemas menjadi proses “mengkontruksi) bukan

menerima pengetahuan. b) Inquiri

(1) Proses perpindahan dari pengamatan menjadi pemahaman. (2) Siswa belajar menggunakan keterampilan berpikir kritis. c) Questioning (Bertanya)

(1) Kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa.

(2) Bagi siswa yang merupakan bagian penting dalam pembelajaran yang berbasis inquiry.

d) Learning Community (masyarakat belajar)

(1) Sekelompok orang yang terikat dalam kegiatan belajar.

(2) Bekerjasama dengan orang lain lebih baik dari pada belajar sendiri. (3) Tukar pengalaman.

(4) Berbagi ide.

e) Modeling (Pemodelan)


(53)

(2) Mengerjakan apa yang guru inginkan agar siswa mengerjakannya. f) Reflection (refleksi)

(1) Cara berfikir tentang apa yang telah kita pelajari. (2) Mencatat apa yang telah dipelajari.

(3) Membuat jurnal, karya seni, diskusi kelompok. g) Authentic assessment (penilaian yang sebenarnya)

(1) Mengukur pengetahuan dan keterampilan siswa. (2) Penilaian produk (kinerja).

(3) Tugas-tugas yang relevan dan kontekstual.

Berdasarkan tujuh komponen model pembelajaran kontekstual, dapat disimpulkan bahwa melalui model pembelajaran kontekstual dapat memotivasi siswa untuk memahami materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi pelajaran dengan konteks kehidupan sehari-hari, membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan mendorong pembelajaran membuat hubungan antara materi yang diajarkan dengan penerapannya dalam kehidupan.

3. Karakteristik Siswa SD

Menurut Jean Piaget (dalam Suparno, 2001: 69), usia 8-9 tahun termasuk dalam tahap operasional konkret yang dicirikan dengan perkembangan sistem pemikiran yang didasarkan pada aturan tertentu yang logis dan anak sudah mampu memecahkan masalah yang menggunakan pemikiran yang logis namun masih terbatas pada hal-hal yang konkret. Pada tahapan operasional konkret inilah anak masih menerapkan logika berfikir pada barang-barang yang konkret sehingga


(54)

anak akan mengalami kesulitan untuk memecahkan permasalah yang bersifat abstrak.

Mengacu pada teori Piaget, Desmita (2009: 75) menjelaskan bahwa pemikiran anak-anak usia sekolah dasar masuk dalam tahap pemikiran konkret-operasional (concrete operational thought), yaitu masa di mana aktivitas mental anak terfokus pada objek-objek yang nyata atau pada berbagai kejadian yang pernah dialaminya.

Sedangkan menurut Trianto (2011: 23) karakteristik belajar anak pada sekolah dasar yaitu :

a. Konkret

Proses belajar beranjak dari hal-hal yang konkrit yakni yang dapat dilihat, didengar, dicium, diraba, dan diutak-atik, dengan titik penekanan pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar.

b. Integratif

Anak memandang sesuatu yang dipelajari sebagai sesuatu yang dipelajari sebagai satu keutuhan, mereka belum mampu memilah-milah konsep dari berbagai disiplin ilmu, hal ini melukiskan cara berpikir anak yang dekduktif yaitu dari hal umum ke bagian demi bagian.

c. Hierarkis

Cara anak belajar berkembang secara bertahap mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks.

Berdasarkan beberapa karakteristik yang telah diuraikan, siswa sekolah dasar berada pada tahap operasinal konkret yang dicirikan dengan anak sudah mampu


(55)

berfikir secara menyeluruh dengan melihat banyak unsur dalam waktu yang sama, sudah lebih teratur dan terarah, memandang segala sesuatu yang dipelajarinya secara utuh dan hierarkis namun masih terbatas diterapkan pada benda-benda yang konkret.

4. Perangkat Pembelajaran a. Silabus

1) Pengertian Silabus

Menurut Majid (2009: 38) silabus merupakan rancangan pembelajaran yang berisi rencana bahan ajar mata pelajaran tertentu pada jenjang dan kelas tertentu, sebagai hasil dari seleksi, pengelompokan, pengurutan, dan penyajian materi kurikulum, yang dipertimbangkan berdasarkan ciri dan kebutuhan daerah setempat.

Silabus merupakan seperangkat rencana serta pengaturan pelaksanaan pembelajaran dan penilaian yang disusun secara sistematis memuat komponen-komponen yang saling berkaitan untuk mencapai penguasaan kompetensi dasar (Sriwilunjeng, 2012: 46). Sedangkan silabus menurut Kunandar (2014: 3) merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran.

Berdasarkan berbagai pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa silabus adalah seperangkat rencana serta pengaturan pelaksanaan pembelajaran pada suatu tema tertentu yang didalamnya berisi muatan pelajaran, kompetensi dasar yang akan dicapai, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar.


(56)

2) Komponen Silabus

Komponen silabus lebih rinci dikemukakan oleh Nurhadi (2004: 142) bahwa silabus berisi uraian program yang mencantumkan: (a) bidang studi yang diajarkan; (b). Tingkat sekolah/madrasah, semester; (c) pengelompokan kompetensi dasar; (d) materi pokok; (e) indikator; (f) strategi pembelajaran (g). Alokasi waktu; (h).bahan/alat/media.

Berdasarkan Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah silabus terdiri atas:

(a) Identitas mata pelajaran.

(b) Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan kelas.

(c) Kompetensi inti yang merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. (d) Kompetensi dasar yang merupakan kemampuan spesifikasi yang mencangkup

sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran.

(e) Tema.

(f) Materi pokok yang memuat fakta, konsep, prisip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.

(g) Pembelajaran yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.


(57)

(h) Penilaian merupakan proses mengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik.

(i) Alokasi waktu sesuai dengan julah jam pelajaran dalam struktur kurikulum untuk satu semester atau satu tahun.

(j) Sumber belajar.

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa silabus merupakan rancangan pembelajaran yang disusun sacara sistematik, memuat tujuan, pokok bahasan, sub pokok bahasan, alokasi waktu, dan sumber bahan yang dipakai serta berfungsi sebagai panduan guru dalam menjabarkan kompetensi menjadi perencanaan pembelajaran.

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 1) Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan penjabaran dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD (Kunandar 2014: 6).

Berdasarkan Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, RPP merupakan rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih.

Dari pengertian tersebut, dapat dijelaskan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan gambaran dari rencana pelaksanaan kegiatan yang akan dilakukan guru dalam proses pengajaran dan dikembangkan dari silabus yang disusun secara sistematis dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar.


(58)

2) Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Komponen RPP menurut Kunandar (2014: 6) terdiri atas : (a) Indentitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan

(b) Identitas mata pelajaran atau tema/subtema (c) Kelas/semester

(d) Materi pokok

(e) Alokasi waktu yang disesuaikan berdasarkan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai.

(f) Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencapai sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

(g) Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi.

(h) Materi pembelajaran yang memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi.

(i) Metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai. (j) Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk

menyampaikan materi pelajaran.

(k) Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan.


(59)

(l) Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, penutup.

(m)Penilaian hasil pembelajaran.

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan rancangan pembelajaran yang berisi tentang susunan kegiatan yang akan dilakukan serta memuat kriteria yang harus dicapai oleh peserta didik sebagai tolak ukurkeberhasilan suatu pembelajaran.

c. Materi Ajar

1) Pengertian Materi Ajar

Materi ajar merupakan segala bentuk bahan yang dapat digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar (Majid, 2009: 60).

Menurut National Center For Vacational Education Research Ltd (dalam Prastowo, 2014: 48) menjelaskan bahwa materi ajar merupakan materi yang disusun secara sistematis, baik tertulis maupun tidak, sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang memungkinkan peserta didik untuk belajar.

Berdasarkan dari beberapa penjelasan yang telah disampaikan oleh beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa materi ajar merupakan materi yang digunakan guru dengan tujuan membantu siswa dalam mempelajari sesuatu, memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran dan menyediakan berbagai jenis materi ajar agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.

2) Komponen Materi Ajar

Komponen materi ajar menurut Majid (2009: 61) setidaknya paling tidak mencangkup: 1) petunjuk belajar (petunjuk siswa dan guru); 2) kompetensi yang


(60)

akan dicapai; 3) informasi pendukung; 4) latihan-latihan; 5) petunjuk kerja, dapat berupa lembar kerja (LK); dan 6) evaluasi.

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa materi ajar merupakan materi-materi panduan yang digunakan guru dalam menyampaikan materi pada saat proses pembelajaran.

d. Kompetensi Inti

Penelitian ini akan dilakukan pada kelas II Sekolah Dasar. Kompetensi Inti kelas II dalam buku guru sebagai berikut:

Tabel 2.2 Kompetensi Inti Kelas II

NO KOMPETENSI INTI KELAS II

1 Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya

2 Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,

dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.

3 Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati

(mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.

4 Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yng jelas dan

logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang

mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang

mencerminkan perilaku anak beriman dan beraklak mulia.

e. Kompetensi Dasar yang Terkait

Berikut ini tabel kompetensi dasar yang terkait pada subtema “Tugas-tugas


(61)

Tabel 2.3 Kompetensi Dasar Yang Terkait

No Mata

Pelajaran

Kompetensi Dasar

1 Bahasa

Indonesia

1.1 Menerima anugerah Tuhan Yang Maha Esa berupa bahasa Indonesia yang dikenal sebagai bahasa persatuan dan sarana belajar di tengah keberagaman bahasa daerah.

2.5 Memiliki perilaku santun dan jujur dalam hal kegiatan dan bermain di lingkungan melalui pemanfaatan bahasa Indonesia dan/atau bahasa daerah.

3.2 Mengenal teks cerita narasi sederhana kegiatan dan bermain di lingkungan dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu pemahaman.

4.2 Memperagakan teks cerita narasi sederhana tentang kegiatan dan bermain di lingkungan secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk

2 PPKn 1.1 Menerima keberagaman karakteristik individu dalam

kehidupan beragama, suku bangsa, ciri-ciri fisik, psikis, dan hobi sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa di lingkungan rumah dan sekolah.2.3 Menunjukkan perilaku toleran terhadap keberagaman karakteristik individu, dalam kehidupan beragama, suku, fisik, dan psikis di rumah dan

sekolah.

3.1 Mengenal simbol-simbol sila Pancasila dalam lambang

negara “GarudaPancasila”.

4.1Mengamati dan menceritakan perilaku di sekitar rumah dan sekolah dan mengaitkannya dengan pengenalannya terhadap beberapa simbol sila Pancasila.

3. Matematika 1.1 Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.

2.1 Menunjukkan sikap cermat dan teliti, jujur, tertib dan mengikuti aturan, peduli, disiplin waktu serta tidak mudah menyerah dalam mengerjakan tugas.

3.4 Mengenal nilai tukar antar pecahan uang.

4.4 Mendemostrasikan berbagai penukaran uang di depan kelas dengan berbagai kemungkinan jawaban.

4. PJOK 1.1 Menghargai tubuh dengan seluruh perangkat gerak dan

kemampuannya sebagai anugerah Tuhan. 2.1 Berperilaku sportif dalam bermain.

3.5 Mengetahui konsep variasi berbagai pola gerak dasar dominan statis (bertumpu dengan tangan dan lengan depan/belakang/ samping, bergantung, sikap kapal terbang, dan berdiri dengan salah satu kaki),serta pola gerak dominan dinamis (menolak, mengayun, melayang di udara, berputar, dan mendarat) dalam aktivitas senam.

4.5 Mempraktikkan variasi berbagai pola gerak dasar dominan statis (bertumpu dengan tangan dan lengan depan/belakang/ samping, bergantung, sikap kapal terbang, dan berdiri dengan salah satu kaki),serta pola gerak dominan dinamis (menolak,


(62)

mengayun, melayang di udara, berputar, dan mendarat) dalam aktivitas senam.

5. SBdB 1.1 Menikmati keindahan alam dan karya seni sebagai salah satu

tanda-tanda kekuasaan Tuhan.

2.1 Menunjukkan rasa percaya diri untuk berlatih

mengekspresikan diri dalam mengolah karya seni.

3.3 Memahami gerak sehari-hari dengan memperhatikan tempo gerak.

4.11 Menirukan gerak bermain, berkebun, bekerja melalui gerak kepala, tangan, kaki, dan badan dengan mengamati secara langsung atau dengan media rekam.

4.12 Menirukan gerak bermain, berkebun, bekerja melalui gerak kepala, tangan, kaki, dan badan menggunakan tempo lambat, sedang, dan cepat sesuai dinamika gerak.

f. LKS

1) Pengertian Lembar Kerja Siswa

LKS (Lembar Kerja Siswa ) merupakan suatu bahan ajar cetak yang berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan siswa, baik bersifat teoritis atau praktis, yang mengacu pada KD yang harus dicapai siswa, dan penggunaannya tergantung dengan bahan ajar lain. Adapun syarat yang harus dipenuhi dalam dalam menyiapkan LKS, yaitu guru harus cermat dan memiliki pengetahuan serta keterampilan yang memadai, karena sebuah lember kerja harus memenuhi paling tidak kriteria yang berkaitan dengan tercapai atau tidaknya sebuah kompetensi dasar yang dikuasai siswa.

g. Rubrik Penilaian

Menurut Rasyidin (221) merupakan sarana paduan atau pedoman utnuk memberi skor. Ada dua macam rubrik, yaitu holistik rubrik dan analitik rubrik.


(63)

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa penilaian harus dilakukan secara utuh dan menyeluruh terhadap semua aspek pembelajaran, baik pengetahuan, keterampilan, maupun sikap/nilai. Kegiatan pembelajaran harus direncanakan bersamaan dengan kegiatan penyusunan program semester dan dilaksanakan sesuai dengan program yang disusun.

h. Media Pembelajaran

1) Pengertian Media Pembelajaran

Menurut Arsyad (2007: 4), media merupakan komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Menambahkan dari pengertian Arsyad mengenai media pembelajaran, Kosasih (2007: 10) mendefinisikan media sebagai segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, dapat membangkitkan semangat, perhatian, dan kemauan siswa, sehingga dapat terdorong keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.

Secara lebih khusus, Anitah (2010: 5) mendefinisikan media adalah setiap orang, bahan, alat, atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan pembelajaran untuk menerima pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Setelah mengetahui pengertian media pembelajaran menurut beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan alat, metode dan sarana yang dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan siswa agar kegiatan komunikasi yang terjadi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif.


(64)

2) Fungsi Media Pembelajaran

Penggunaan media pembelajaran sangat membantu efektivitas proses pembelajaran dan penyampaian pesan atau isi pelajaran pada proses pembelajaran. Menurut Kemp (dalam Kustandi, 2011: 23) media pembelajaran dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok besar jumlahnya, yaitu dalam hal (a) memotivasi minat dan tindakan, (b) menyajikan informasi, (c) memberikan instruksi. Pendapat lain dijelaskan oleh Sukiman (2012: 43-44) bahwa media pembelajaran memiliki manfaat dalam proses belajar peserta didik, yaitu: (a) pembelajaran akan lebih menarik perhatian peserta didik sehinggat dapat menumbuhkan motivasi belajar, (b) bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh peserta didik dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran, (c) metode mengajar akan lebih bervariasi, dan (d) peserta didik dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar dengan melakukan aktivitas belajar seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan memerankan.

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media dalam kegiatan sangat penting untuk menumbuhkan minat dan mendukung siswa melakukan aktivitas belajar diantaranya: mengamati, melakukan, mendomontrasikan dan memerankan.


(65)

B. Penelitian yang Relevan

Dalam penelitaian ini menggunakan beberapa penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya sebagai reverensi yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Penelitian tersebut diantaranya:

Sarlyta (2014) dengan judul penelitian Pengembangan Bahan Ajar Mengacu Kurikulum 2013 Subtema “ Hewan dan Tumbuhan Di Lingkungan Rumahku”

Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. Penelitian ini mengujicobakan produk

bahan ajar yang mengacu pada kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV sekolah dasar. Jenis penelitian ini adalah R&D (Research and Development). Instrumen yang digunakan yaitu pedoman wawancara dan koesioner. Prosedur pengembangan dalam penelitian ini berdasarkan modifikasi Jerold E Kemp, Borg and Gall yang meliputi : (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi hasil, (5) revisi desain, (6) uji coba desain, (7) revisi desain. Berdasarkan validasi dari pakar kurikulum 2013, bahan ajar tersebut memperoleh skor rata-rata 4,43 dan termasuk dalam kategori “ sangat baik”.

Widyama (2014) yang berjudul Pengembangan Bahan Ajar Mengacu

Kurikulum 2013 Subtema “Bahan-bahan Makanan” untuk Siswa Kelas IV

Sekolah Dasar. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan

Borg dan Gall yang meliputi tujuh langkah pengembangan yaitu tahappotensi dan masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi, revisi desain, ujicoba desain, dan revisi desain. Hasil pengembangan produk menunjukkan bahwa bahan ajar memiliki kualitas sangat baik dan layak untuk digunakan dalam pembelajaran yang mengacu pada kurikulum 2013 dan memperoleh skor rerata produk 4,25


(66)

ditinjau dari aspek (1) tujuan dan pendekatan, (2) desain dan pengorganisasian, (3) isi, (4) topik, dan (5) metodologi.

Ma’rifatulloh (2013) berjudul Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar

IPS Siswa Kelas IV SD Negeri Plaosan 1 Menggunakan Pembelajaran

Kontekstual. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

bertujuan untuk (1) mengetahui peningkatan keaktifan belajar IPS dengan menggunakan pembelajaran kontekstual pada siswa kelas IV SD Negeri Plaosan I, Mlati dan (2) mengetahui peningkatan prestasi belajar IPS dengan menggunakan pembelajaran kontekstual pada siwa kelas IV SD Negeri Plaosan 1, Mlanti.Penelitian ini dilakukan dalam 1 siklus dengan 4 kali pertemuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menerapkan pembelajaran kontekstual, keaktifan siswa dan prestasi siswa meningkat dalam pembelajaran IPS kelas IV SD Negeri Plaosan.

Setyawan (2014) berjudul Peningkatan Prestasi Belajar IPA dengan

Pendekatan Kontekstual Pasa Siswa Kelas IV SD Negeri Plaosan I. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar IPA pada siswa kelas IV melalui pendekatan kontekstual pada materi gaya dapat merubah bentuk benda. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa melalui pendekatan kontekstual dapat meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas IV. Persentase siswa yang lulus KKM kondisi awal sebesar 40% & miningkat pada siklus 1 menjadi 50% dan pada siklus II meningkat menjadi 72,7%.


(1)

Artikel Koran Kompas Lampiran 8


(2)

(3)

Surat Ijin Penelitian Lampiran 9


(4)

Surat Ijin Telah Melakukan Penelitian Lampiran 10


(5)

Dokumentasi Lampiran 11


(6)

CURRICULUM VITAE

Shinta Puspa Arumasari lahir di Purworejo, 6 Juli 1992, Pendidikan dasar diperoleh di SD Condongsari, Purworejo. Melanjutkan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 4 Purworejo dan lulus pada tahun 2007. Pendidikan menengah lanjutan diperoleh di SMA Negeri 6 Purworejo dan lulus tahun 2010. Peneliti tercatat sebagai mahasiswa Universitas Sanata Dharma pada tahun 2011. Selama menempuh pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Peneliti mengikuti beberapa kegiatan dan berperan serta dalam kegiatan kepanitiaan diantaranya: Coordinator Dekorasi Parade Gamelan Anak 2013 dan anggota panitia dekorasi Parade Gamelan Anak 2012. Masa pendidikan di

Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan judul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kurikulum 2013 Subtema “Tugas-tugas Sekolahku” untuk kelas II Sekolah Dasar.