Pengembangan perangkat pembelajaran kurikulum 2013 subtema `Keluarga Besarku` untuk kelas I di SD Negeri Tegalharjo.

(1)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 SUBTEMA “KELUARGA BESARKU” UNTUK KELAS I DI SD NEGERI

TEGALHARJO Ayuk Widya Pangestika Universitas Sanata Dharma

n015

Penelitian ini berawal dari diterapkannya kurikulum n013. Peneliti melakukan wawancara pada n4 guru di 7 SD mitra dan mendapatkan hasil bahwa sebanyak 6n,5% guru memerlukan perangkat pembelajaran kurikulum n013 dan 58,3% guru mengalami kesulitan dalam melakukan penilaian. Oleh karena itu, peneliti terdorong untuk mengembangkan perangkat pembelajaran kurikulum n013 pada sub tema “Keluarga Besarku” untuk kelas 1 SD.

Jenis penelitian yang digunakan adalah Research and Development (R&D). Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil modifikasi dari model Borg dan Gall yang meliputi 6 langkah, yaitu1) potensi dan masalah, n) pengumpulan data, 3) desain produk, 4) uji validasi produk, 5) revisi desain, dan 6) uji coba produk. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, kuesioner, dan observasi. Uji validasi perangkat pembelajaran dilakukan oleh 3 ahli dan diperoleh skor rerata 4,15 yang termasuk dalam kategori “sangat baik” sehingga layak diujicobakan. Peneliti melakukan uji coba penerapan perangkat pembelajaran di kelas I SD Negeri Tegalharjo.

Hasil uji coba yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran kelas I sub tema “Keluarga Besarku” sangat membantu guru dalam proses penerapan pembelajaran. Selain itu, guru terbantu dalam melakukan penilaian karena adanya deskriptor yang disusun oleh peneliti.

Kata Kunci: Research and Development (R&D), perangkat pembelajaran, kurikulum 2013


(2)

ABSTRACT

TDE DEVELOPMENT OF CURRICULUM 2013 LEARNING DEVICE UNDER SUB TDEME “MY BIG FAMILY” FOR TDE OF SD NEGERI

TEGALDARJO. Ayuk Widya Pangestika Sanata Dharma University

2015

This research was conducted since Curriculum 2013 was implemented. The researcher interviewed 24 teachers in 7 Elementary schools and found out that 62.5% of the teachers needed a learning device for curriculum 2013 and 58.3% of the teachers faced difficulty doing the assessment. Thus, the researcher was motivated to develop a learning device for curriculum 2013 under the sub theme “My Big Family” for class 1 Elementary School.

This research was Research and Development (R&D). The development procedures used in this research was a modified Borg and Gall model that covered 6 steps: 1) potential and problems, 2) data collection, 3) product design, 4) product validity test, 5) design revision, and 6) product trials. The instruments used in this research were interviews, questionnaires, and observations. The validity test on the learning device was conducted by 3 experts. The average score was 4.15 in the category of “very good” and ready for trials. The researcher did the trials for the learning device in grade of Negeri Tegalharjo .

The results of the trials showed that the learning device for class I under the sub theme “My Big Family” helped teachers a lot in the learning implementation process. Besides, the descriptors made by the researcher gave the teachers a great help to do the assessment.

Key Words: Research and Development (R&D), a learning device, Curriculum 2013.


(3)

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN

KURIKULUM 2013 SUBTEMA “KELUARGA BESARKU”

UNTUK KELAS I DI SD NEGERI TEGALHARJO

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Ayuk Widya Pangestika NIM: 111134152

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015


(4)

l:

ii

SKRIPSI

PEI\TGEMBAI\GAN

PERAIYGKA

T

PEMBELAJARAN

KURIKULUM

2$13 SUB

TEMA

"KELLTARGA

BESARKU"

UNTUK KELAS

I

I}I

SD

NEGERI

TEGALIL{RJO

d|,"V


(5)

Yogyakarta, 18 Februari 2015

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Universitas Sanata Dharma

rADekan

I

SKRIPSI

PET{G

EMBANGAN

PERAN

GKAT

PE]VIB

ELAJARAI\

K

URIKLTLUM

2O I 3 SLTB

Tf

MA "I{ELLIAR.GA

BE

SARI(TI"

TINTUK

SISWA

KtrLAS

I

SD

I{EGERI TERGALHARJO

Dipersiapkan dan ditulis oleh:

Ayuk Widya Pangestika

Ketua

Sekretaris

Anggota Anggota Anggota


(6)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini peneliti persembahkan kepada:

 Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayahNya sehingga peneliti mampu untuk menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

 Kedua orang tua Bapak Agus Suryanta dan Ibu Suparmi yang telah memberikan doa dan semangat kepada peneliti sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini.

 Sahabat-sahabat yang membantu, menyemangati, dan memberikan perhatian untuk selama menyelesaikan skripsi.

Kupersembahkan karya ilmiah ini untuk almamaterku:


(7)

v

HALAMAN MOTTO

Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu

kemenangan yang nyata.

(QS.Al Fath 1:26)

Pantang menyerah, nikmati prosesnya

untuk meraih kesuksesan.


(8)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian orang lain, kecuali yang telah saya sebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 18 Februari 2015

Peneliti


(9)

vii

PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Ayuk Widya Pangestika Nomor Mahasiswa : 111134152

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013

SUBTEMA “KELUARGA BESARKU” UNTUK KELAS I

DI SD NEGERI TEGALHARJO.

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan UniversitasSanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti.

Yogyakarta, 18 Februari 2015 Yang Menyatakan


(10)

viii ABSTRAK

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013

SUBTEMA “KELUARGA BESARKU” UNTUK KELAS I DI SD NEGERI

TEGALHARJO Ayuk Widya Pangestika Universitas Sanata Dharma

2015

Penelitian ini berawal dari diterapkannya kurikulum 2013. Peneliti melakukan wawancara pada 24 guru di 7 SD mitra dan mendapatkan hasil bahwa sebanyak 62,5% guru memerlukan perangkat pembelajaran kurikulum 2013 dan 58,3% guru mengalami kesulitan dalam melakukan penilaian. Oleh karena itu, peneliti terdorong untuk mengembangkan perangkat pembelajaran kurikulum 2013 pada sub tema “Keluarga Besarku” untuk kelas 1 SD.

Jenis penelitian yang digunakan adalah Research and Development (R&D). Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil modifikasi dari model Borg dan Gall yang meliputi 6 langkah, yaitu1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4) uji validasi produk, 5) revisi desain, dan 6) uji coba produk. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, kuesioner, dan observasi. Uji validasi perangkat pembelajaran dilakukan oleh 3 ahli dan diperoleh skor rerata 4,15 yang termasuk dalam kategori “sangat baik” sehingga layak diujicobakan. Peneliti melakukan uji coba penerapan perangkat pembelajaran di kelas I SD Negeri Tegalharjo.

Hasil uji coba yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran kelas I sub tema “Keluarga Besarku” sangat membantu guru dalam proses penerapan pembelajaran. Selain itu, guru terbantu dalam melakukan penilaian karena adanya deskriptor yang disusun oleh peneliti.

Kata Kunci: Research and Development (R&D), perangkat pembelajaran, kurikulum 2013


(11)

ix ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF CURRICULUM 2013 LEARNING DEVICE

UNDER SUB THEME “MY BIG FAMILY” FOR THE � OF SD NEGERI

TEGALHARJO. Ayuk Widya Pangestika Sanata Dharma University

2015

This research was conducted since Curriculum 2013 was implemented. The researcher interviewed 24 teachers in 7 Elementary schools and found out that 62.5% of the teachers needed a learning device for curriculum 2013 and 58.3% of the teachers faced difficulty doing the assessment. Thus, the researcher was motivated to develop a learning device for curriculum 2013 under the sub theme

“My Big Family” for class 1 Elementary School.

This research was Research and Development (R&D). The development procedures used in this research was a modified Borg and Gall model that covered 6 steps: 1) potential and problems, 2) data collection, 3) product design, 4) product validity test, 5) design revision, and 6) product trials. The instruments used in this research were interviews, questionnaires, and observations. The validity test on the learning device was conducted by 3 experts. The average score

was 4.15 in the category of “very good” and ready for trials. The researcher did

the trials for the learning device in 1 grade of Negeri Tegalharjo .

The results of the trials showed that the learning device for class I under the

sub theme “My Big Family” helped teachers a lot in the learning implementation process. Besides, the descriptors made by the researcher gave the teachers a great help to do the assessment.

Key Words: Research and Development (R&D), a learning device, Curriculum 2013.


(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan berkat, rahmat, serta hidayahNya sehingga skripsi yang berjudul Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kurikulum 2013 Subtema Keluarga Besarku Untuk Kelas I dapat diselesaikan dengan baik.Skripsi ini disusun untuk memenuhi gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univeristas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Peneliti menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini karena adanya bimbingan, bantuan, dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang memberikan bimbingan, bantuan, dan dukungan secara langsung dan tidak langsungdalam proses penelitian skripsi ini.

Ucapan terima kasih peneliti sampaikan kepada:

1. Rohandi, Ph D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

2. Rm. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A. Kaprodi PGSD. 3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. Wakaprodi PGSD.

4. Dra.Ignatia Esti Sumarah, M.Hum. dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, memotivasi, dan mendorong peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Laurensia Aptik Evanjeli, M.Psi. dosen pembimbing II yang telah membimbing, dan menuntun peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.


(13)

xi

6. Rianta, S.Pd. kepala sekolah SD Negeri Tegalharjo Kalibawang yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di SD Negeri Tegalharjo.

7. Sumarsih, guru kelas I SD Negeri Tegalharjo Kalibawang yang telah memberikan kontribusi bantuan waktu, kelancaran, dan kerjasama dalam penelitian pengembangan ini.

8. Para dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan ilmunya untuk mendidik peneliti selama kuliah.

9. Keluarga peneliti Bapak Agus Suryanta dan Ibu Suparmi yang telah memberikan dukungan semangat dan doa kepada peneliti dalam menjalani penelitian ini sampai akhirnya skripsi ini selesai.

10. Teman-teman seperjuangan skripsi payung penelitian kolaboratif yang telah bekerjasama dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Teman-teman PGSD 2011 kelas D banyak suka, duka, pengalaman yang dilalui bersama yang menjadikan pengalaman yang tak akan terlupakan bagi peneliti.

12. Sahabat peneliti Andhina Ratih Fitria,Amd,Keb. yang memberikan bantuan dan doa dalam menyelesaikan skripsi ini.

13. Sahabat-sahabat Ninda, Nisa, Intan, Mbak Ita, Fetra, Budi, Sr. Krispina, yang turut memberikan semangat kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. 14.Segenap pihak yang telah membantu, yang tidak dapat peneliti sebutkan satu


(14)

xii

Semoga karya ini dapat memberikan manfaat dan berguna bagi banyak pihak.Peneliti menyadari karya ini masih banyak kekurangan, untuk itu saran dan kritik yang membangun peneliti harapkan.

Yogyakarta, 18 Februari 2015 Peneliti,


(15)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C.Tujuan ... 6

D.Manfaat Penelitian ... 7

E. Definisi Operasional ... 8

F. Spesifikasi Produk ... 9

BAB II LANDASAN TEORI ... 11

A.KAJIAN TEORI ... 11

1. Kurikulum 2013 ... 11

a. Pengertian Kurikulum 2013 ... 11

b. Kekhasan Kurikulum 2013 ... 13

c. Ciri Kurikulum 2013 ... 18


(16)

xiv

Halaman

2. Definisi Pendidikan Karakter ... 20

a. Pengertian Pendidikan ... 20

b. Pengertian Karakter ... 21

c. Pengertian Pendidikan Karakter ... 22

d. Tujuan Pendidikan Karakter ... 23

e. Prinsip-Prinsip Pendidikan Karakter ... 24

f. Sikap Peduli ... 24

g. Sikap Percaya Diri ... 25

h. Sikap Santun ... 26

i. Sikap Disiplin ... 27

j. Sikap Kerjasama ... 27

3. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) ... 28

a. Pengertian SKL ... 28

b. Pengertian Kompetensi Inti ... 30

c. Pengertian Kompetensi Dasar ... 32

d. Pengertian Tema ... 33

e. Pengertian Subtema ... 34

f. Pengertian Indikator ... 34

g. Mata Pelajaran Terkait ... 34

1) Bahasa Indonesia ... 35

2) Matematika ... 36

3) PPKn ... 36

4) PJOK ... 37

5) SBDP ... 38

4. Model Pembelajaran Inovatif ... 39

a. Pengertian Pendekatan Kontekstual ... 39

b. Langkah-Langkah Pendekatan Kontekstual ... 42

c. Media Pembelajaran ... 44

1) Pengertian Media ... 44


(17)

xv

Halaman

5. Karakteristik Perkembangan Anak Usia Kelas Bawah ... 45

6. Perangkat Pembelajaran ... 46

a. KI Yang Terkait ... 46

b. KD Yang Terkait ... 47

c. Silabus ... 49

d. RPP ... 51

e. Materi Ajar ... 54

f. LKS ... 55

g. Instrumen Penilaian ... 57

B. Hasil Penelitian Yang Relevan ... 58

C.Desain Diagram Penelitian Yang Relevan ... 63

D.Kerangka Berpikir ... 64

E. PertanyaanPenelitian ... 65

BAB III METODE PENELITIAN ... 66

A.Jenis Penelitian ... 66

B. Setting Penelitian ... 66

C.Prosedur Pengembangan ... 68

D.Uji Validasi Produk ... 72

E. InstrumenPenelitian ... 75

F. Teknik Pengumpulan Data ... 77

G.Teknik Analisis Data ... 82

H.Jadwal Penelitian ... 87

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 88

A.Hasil Penelitian ... 88

1. Potensi dan Masalah ... 88

2. Pengumpulan Data ... 89

3. Desain Produk ... 92

4. Validasi Ahli Kurikulum 2013 ... 98

5. Validasi Guru Kelas I ... 101


(18)

xvi

Halaman

7. Revisi Desain Produk ... 113

8. Uji Coba Produk ... 113

B. Pembahasan ... 131

BAB V PENUTUP ... 138

A.Kesimpulan ... 138

B. Keterbatasan Penelitian ... 139

C.Saran ... 140

DAFTAR REFERENSI ... 141


(19)

xvii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 SKL SD ... 29

Tabel 2.2 SKL Sikap Sikap, Keterampilan, Pengetahuan ... 30

Tabel 2.3 KI Terkait ... 47

Tabel 2.4 KD Terkait ... 47

Tabel 2.5 Bentuk Instrumen ... 58

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Observasi ... 79

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Wawancara Pra Penelitian ... 81

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Wawancara Pasca Penelitian ... 81

Tabel 3.5 Konversi Nilai Skala 5 ... 83

Tabel 3.6 Skor Skala 5 ... 85

Tabel 3.7 Jadwal Penelitian ... 85

Tabel 4.1 Rekap Validasi Dosen Kurikulum 2013 ... 98

Tabel 4.2 Rekap Validasi Guru Kelas I ... 101

Tabel 4.3 Rekap Validasi Kepala Sekolah ... 107

Tabel 4.4 Uji Coba Produk I ... 114

Tabel 4.5 Keterangan Nilai ... 116

Tabel 4.6 Uji Coba Produk VI ... 119


(20)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Bagan Hasil Penelitian Yang Relevan ... 63

Gambar 2. Bagan Model Desain Kemp Borg dan Gall ... 68

Gambar 3. Siswa Mencapai Aspek Pengetahuan Perangkat I ... 118

Gambar 4. Siswa Mencapai Aspek Keterampilan Perangkat I ... 119

Gambar 5. Siswa Mencapai Aspek Pengetahuan Perangkat VI ... 122

Gambar 6. Siswa Mencapai Aspek Keterampilan Perangkat VI ... 123

Gambar 7. Siswa Mencapai Aspek Keterampilan Perangkat VI ... 124

Gambar 8. Siswa Rm Mencapai Pengetahuan ... 134

Gambar 9. Siswa Rm Mencapai Keterampilan ... 135


(21)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Indikator Sikap 145

Lampiran 2 Pertanyaan Wawancara Pra Penelitian 151

Lampiran 3 Hasil Wawancara Pra Penelitian 153

Lampiran 3.1 Hasil Wawancara Pra Penelitian di SDN Tegalharjo 153 Lampiran 3.2 Hasil Wawancara Pra Penelitian di SDK Kintelan 160 Lampiran 3.3 Hasil Wawancara Pra Penelitian di SDK Tegalmulyo 168 Lampiran 3.4 Hasil Wawancara Pra Penelitian di SDN Plaosan 171 Lampiran 3.5 Hasil Wawancara Pra Penelitian di SDN Selomulyo 174 Lampiran 3.6 Hasil Wawancara Pra Penelitian di SD BOPKRI Minggir 181 Lampiran 3.7 Hasil Wawancara Pra Penelitian di SDK Totogan 188

Lampiran 4Validasi RPP oleh Ahli/Dosen 194

Lampiran 5Validasi RPP oleh Kepala Sekolah 198

Lampiran 5.1 Validasi RPP Pembelajaran Ke-1 198

Lampiran 5.2 Validasi RPP Pembelajaran Ke-2 202

Lampiran 5.3 Validasi RPP Pembelajaran Ke-3 206

Lampiran 5.4 Validasi RPP Pembelajaran Ke-4 209

Lampiran 5.5 Validasi RPP Pembelajaran Ke-5 213

Lampiran 5.6 Validasi RPP Pembelajaran Ke-6 217

Lampiran 6Validasi RPP oleh Guru 221

Lampiran 6.1 Validasi RPP Pembelajaran Ke-1 221

Lampiran 6.2 Validasi RPP Pembelajaran Ke-2 225

Lampiran 6.3 Validasi RPP Pembelajaran Ke-3 229

Lampiran 6.4 Validasi RPP Pembelajaran Ke-4 233

Lampiran 6.5 Validasi RPP Pembelajaran Ke-5 237

Lampiran 6.6 Validasi RPP Pembelajaran Ke-6 241

Lampiran 7 Lembar Observasi Sikap 245

Lampiran 8 Hasil Wawancara Pasca Penelitian 246


(22)

xx

Halaman Lampiran 10Surat Ijin Telah Melakukan Penelitian 251

Lampiran 11Dokumentasi 252


(23)

1 BAB I PENDAHULUAN

Bab I ini akan menguraikan tentang (A) latar belakang, (B) batasan masalah, (C) rumusan masalah, (D) tujuan penelitian, (E) manfaat penelitian, (F) definisi operasional, dan (F) spesifikasi produk.

A. Latar Belakang

Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh dunia pendidikan di Indonesia adalah bergantinya kurikulum pendidikan. Bergantinya kurikulum yang berulang-ulang tetap diikuti karena kurikulum merupakan acuan pelaksanaan dalam dunia pendidikan. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu, kekhasan kurikulum 2013 terletak pada implementasi kurikulum, sehingga dapat menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan efektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan secara terintegrasi (Mulyasa, 2013:99).

Perbedaan tersebut juga tampak pada ciri kurikulum 2013. Ciri kurikulum 2013 dalam pembelajaran menggunakan pendekatan tematik integratif dan pendekatan saintifik serta kekhasan pada kegiatan pembelajaran yang memiliki ciri khas 5M yaitu Mengamati, Menanya, Menalar, Mencoba, dan Mengkomunikasikan. Ciri tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan dan menyeimbangkan antara kompetensi sikap (attitude), keterampilan (skill),


(24)

dan pengetahuan (knowledge) (Majid, 2014:19-28). Kekhasan pada kurikulum 2013 saling berkaitan dalam kegiatan pembelajaran baik pada kompetensi pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Keseluruhan dari ciri-ciri tersebut juga termuat dalam perangkat pembelajaran dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

Pencapaian tujuan tersebut juga dapat dilihat dari berbagai kompetensi inti yang disusun. Kompetensi inti yang disusun dicapai dengan penilaian yang mengacu pada standar kompetensi lulusan. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) adalah suatu kriteria tentang kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan (Kunandar, 2014:58). Dalam kompetensi sikap pada SKL, siswa diharapkan dapat menjadi pribadi yang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial, alam sekitar, serta dunia dan peradabannya. Sedangkan pada kompetensi pengetahuan, siswa diharapkan menjadi pribadi yang menguasai pengetahuan teknologi, seni, budaya serta berwawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban. Standar kompetensi lulusan berikutnya adalah kompetensi keterampilan yang mengharapkan siswa menjadi pribadi yang berkemampuan dalam berpikir dan bertindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret (Majid, 2014:38-39). Oleh karena itu, berbagai kompetensi tersebut merupakan gambaran luaran yang diharapkan dapat dimiliki pada masing-masing siswa.

Berdasarkan 3 kompetensi tersebut selanjutnya disusun menjadi kompetensi inti sebanyak 4. Kompetensi inti dibagi dalam kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pada kompetensi sikap dibagi menjadi 2, sehingga keempat


(25)

kompetensi tersebut adalah kompetensi inti 1 (KI 1) yaitu sikap spiritual, kompetensi inti 2 (KI 2) yaitu sikap sosial, kompetensi inti 3 (KI 3) yaitu pengetahuan, dan kompetensi inti 4 (KI 4) yaitu keterampilan. Selain itu, keempat kompetensi inti tersebut dikemas dalam aktivitas pembelajaran dan disusun secara berurutan yang dimulai dari sikap. Hal tersebut disesuaikan dengan pembukaan UUD 1945, Pancasila, dan UU Sistem Pendidikan Nasional. Penyusunan KI 1, KI 2, KI 3, dan KI 4 juga disesuaikan pada setiap jenjang untuk mengetahui tahap perkembangan (Majid, 2014:47).

Tahap perkembangan menurut teori Taksonomi Bloom pada penyusunan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) di jenjang Sekolah Dasar (SD) perlu disesuaikan dengan tahap perkembangan operasional konkret anak. Aktivitas pembelajaran dalam kurikulum 2013 juga perlu disesuaikan dengan tahap perkembangan dari Taksonomi Bloom tersebut. Kekhasan dari aktivitas tersebut adalah kegiatan 5M yaitu Mengamati, Menanya, Menalar, Mempraktikkan, dan Mengkomunikasikan. Penyusunan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) selain harus disesuaikan dengan tahap perkembangan anak, juga perlu dikembangkan berdasarkan perkembangan karakter anak yang dikolaborasikan dengan konsep moral (moral knowing), sikap moral (moral feeling), dan perilaku moral (moral behaviour) (Lickona, 2013:74). Beberapa konsep nilai moral menurut Thomas Lickona seperti kejujuran, tanggung jawab, dan keadilan merupakan hal yang dituntut dalam hidup ini. (Thomas Lickona, 2013:61). Konsep nilai moral dari Thomas Lickona tersebut juga sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yaitu pada kompetensi sikap.


(26)

Adanya Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan penentu dalam penyusunan rubrik penilaian. Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga dapat mencapai kompetensi yang telah ditentukan. Penilaian yang dibuat oleh guru perlu mencapai kompetensi dasar menyangkut 3 kekhasan dari kurikulum 2013 yaitu penilaian pengetahuan, sikap, dan keterampilan (kognitif, afektif, dan psikomotor) (Majid, 2014:116). Berdasarkan aspek penilaian, guru perlu membuat beberapa rubrik penilaian dalam satu kegiatan pembelajaran. Rubrik penilaian merupakan salah satu kelemahan yang dialami oleh guru karena guru menganggap bahwa penyusunan rubrik penilaian merupakan hal yang sulit (Wawancara dengan guru, 27 September 2014). Kesulitan guru terletak pada pembuatan rubrik penilaian sikap dan keterampilan. Hal tersebut dikarenakan guru harus memiliki pengetahuan mengenai sikap yang akan diamati dan memahami sikap setiap siswanya serta menyusun deskriptor penilaian.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran di kelas I serta wawancara yang dilakukan oleh anggota penelitian kolaboratif kepada 24 guru di 7 SD mitra PGSD yaitu SD Negeri Tegalharjo, SD Kanisius Kintelan, SD Kanisius Totogan, SD Kanisius Tegalmulyo, SD Negeri Plaosan, SD Negeri Selomulyo, dan SD BOPKRI Minggir pada tanggal 23 Agustus 2014 didapatkan data, bahwa guru di SD tersebut 62,5% guru mengalami permasalahan dalam penyusunan perangkat pembelajaran, dari hasil wawancara didapatkan data bahwa 58,33% guru mengalami kesulitan dalam penilaian saat menerapkan kurikulum


(27)

2013. Data berikutnya yang didapat oleh peneliti yaitu 50% menjawab tidak mengetahui kekhasan kurikulum 2013. Berdasarkan data dari wawancara, presentase terbesar dan masalah utama yang dialami oleh guru yaitu mengenai penyusunan perangkat pembelajaran, karena guru mendapatkan perangkat pembelajaran dari hasil download di internet kemudian dikembangkan sendiri. Tidak hanya kesulitan pada perangkat pembelajaran tetapi juga pada instrumen penilaian. Hal tersebut karena pengembangan deskriptor yang lama dan menyita waktu guru juga menjadi kesulitan dalam mengembangkan penilaian. Selain itu, kesulitan lain yang dialami oleh guru adalah pada saat menerapkan kurikulum 2013 dan saat melakukan kegiatan penilaian, sehingga pembuatan rubrik penilaian bagi guru sangat membantu dalam mengatasi kesulitan dan menerapkan kurikulum 2013.

Berdasarkan permasalahan yang didapat dari hasil wawancara dengan guru-guru di SD tersebut, peneliti terdorong untuk membantu guru-guru kelas I di SD Negeri Tegalharjo dengan melakukan pengembangan perangkat pembelajaran yang sesuai kurikulum 2013 dengan menggunakan pendekatan saintifik dan model pembelajaran inovatif konteksual. Selain itu, pengembangan juga dilakukan pada instrumen penilaian kurikulum 2013. Penelitian tersebut dilakukan di SD Negeri Tegalharjo karena guru-guru di SD tersebut masih sedikit memiliki pemahaman tentang penyusunan perangkat pembelajaran kurikulum 2013 dan instrumen penilaian. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian dengan judul

“Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kurikulum 2013 Subtema “Keluarga Besarku” untuk Kelas I di SD Negeri Tegalharjo”. Penelitian ini dibatasi untuk


(28)

kelas I pada tema 4 subtema “Keluarga Besarku” yang merupakan penelitian

Research and Development (R & D) yang merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2012: 297). Produk yang akan peneliti hasilkan adalah perangkat pembelajaran untuk 6 kali pertemuan beserta instrumen penilaian.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah proses pengembangan perangkat pembelajaran pada subtema

“Keluarga Besarku” untuk siswa kelas I SD Negeri Tegalharjo?

2. Seperti apakah perangkat pembelajaran pada subtema “Keluarga Besarku” untuk siswa kelas I SD Negeri Tegalharjo?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan hasil rancangan perangkat pembelajaran pada subtema

“Keluarga Besarku” untuk siswa kelas I SD Negeri Tegalharjo.

2. Menunjukkan perangkat pembelajaran pada subtema “Keluarga Besarku” untuk siswa kelas I SD Negeri Tegalharjo.


(29)

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, antara lain: 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian yang dibuat oleh peneliti dapat menambah wawasan mengenai perangkat pembelajaran yang mengacu pada kurikulum 2013, pada subtema “Keluarga Besarku” dengan menggunakan pendekatan kontekstual. 2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru

1) Guru memiliki contoh perangkat pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 yang dijadikan acuan dalam pelaksanaan pembelajaran.

2) Guru memiliki contoh deskriptor untuk membantu penilaian KI 1, KI 2, KI 3, dan KI 4.

b. Bagi Peneliti

1) Peneliti dapat melakukan penelitian pengembangan untuk menyusun tugas akhir kuliah yaitu skripsi.

2) Peneliti mendapatkan hasil pengembangan rancangan perangkat pembelajaran dan instrumen penilaian kurikulum 2013 kelas I di SD Negeri Tegalharjo. c. Bagi siswa

Siswa menjadi lebih aktif dan dapat mencapai 3 ranah dalam kurikulum 2013 yaitu sikap, pengetahuan, dan ketrampilan.


(30)

d. Bagi sekolah

Hasil penelitian ini diharapakan memberikan kontribusi positif pada sekolah dalam rangka memperbaiki kualitas saat merancang dan menerapkan perangkat pembelajaran serta instrumen penilaian dengan kurikulum 2013.

e. Peneliti Selanjutnya

Bagi penelitian selanjutnya hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk melakukan penelitian berikutnya dalam rangka mengembangkan perangkat pembelajaran serta instrumen penilaian pada kelas dan subtema yang lain.

f. Bagi PGSD Universitas Sanata Darma

Bagi PGSD sebagai referensi tentang pengembangan perangkat pembelajaran dan instrumen penilaian kurikulum 2013 dan sebagai referensi perpustakaan universitas sebagai acuan penelitian berikutnya.

E. Definisi Operasional

Agar tidak menimbulkan pertanyaan/tafsiran mengenai istilah yang dikemukakan, maka perlu adanya batasan pengertian. Berikut ini merupakan batasan pengertian yang peneliti ambil, diantaranya :

1. Pengembangan adalah proses atau tahapan untuk menjadikan sesuatu lebih banyak dan lebih baik dalam menghasilkan sesuatu produk untuk mengatasi suatu permasalahan.

2. Perangkat pembelajaran adalah seperangkat sebagai acuan dalam penunjang kegiatan pembelajaran yang meliputi rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), materi ajar, lembar kerja siswa (LKS), penilaian otentik.


(31)

3. Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang mengatur seperangkat rancangan sebagai acuan penyelenggaraan pembelajaran dengan mengedepankan tiga aspek yaitu sikap, ketrampilan, dan pengetahuan serta mengutamakan keaktifan siswanya agar tercapainya siswa-siswa yang berkualitas selain itu juga dengan adanya peranan guru sebagai tombak pelaksana pendidikan serta sebagai fasilitator bagi siswa.

4. Pelajaran kelas I subtema “Keluarga Besarku” yang menggunakan pendekatan tematik integratif gabungan dari beberapa mata pelajaran yaitu Matematika, Bahasa Indonesia, PPKn, SBdP, dan PJOK serta menggunakan model pembelajaran inovatif kontekstual.

5. Siswa kelas I, siswa yang berada dalam masa perkembangan operasional konkret pada masa ini siswa mulai terlihat perkembangannya dari segi perkembangan fisik, koordinasi, emosi, dan kecerdasan hal itu ditandai siswa kelas I sudah mulai mencapai kematangan fisik koordinasi tangan, kaki, dan mata.

F. Spesifikasi Produk

Spesifikasi produk yang dihasilkan adalah sebagai berikut :

1. Produk yang dikembangkan berupa perangkat pembelajaran kurikulum 2013

pada subtema “Keluarga Besarku” untuk kelas I Sekolah Dasar (SD) yang

terdiri dari silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), materi ajar, Lembar Kerja Siswa (LKS), penilaian, dan lembar evaluasi.


(32)

2. Perangkat pembelajaran disusun dengan memperhatikan kekhasan kurikulum 2013 yaitu menerapkan pendekatan tematik integratif dan pendekatan saintifik.

3. Perangkat pembelajaran disusun dengan menggunakan model pembelajaran inovatif kontekstual.

4. Perangkat pembelajaran disusun dengan menggunakan media pembelajaran. 5. Perangkat pembelajaran disusun dengan memperhatikan karakteristik

perkembangan anak usia kelas bawah.

6. Perangkat pembelajaran disusun dengan menggunakan penilaian otentik dan terdapat deskriptor-deskriptor untuk melakukan penilaian pada kompetensi sikap spiritual, sikap sosial (sopan santun, percaya diri, kerjasama, teliti dan, kerjasama), penilaian pengetahuan, dan penilaian keterampilan.


(33)

11 BAB II

LANDASAN TEORI

Bab II ini akan membahas mengenai (A) kajian teori, (B) hasil penelitian yang relevan, (C) desain diagram penelitian yang relevan, (D) kerangka berpikir, (E) pertanyaan penelitian.

A. Kajian Teori

Kajian pustaka membahas tentang (1) definisi kurikulum 2013, (2) definisi model pembelajaran inovatif, (3) karakteristik perkembangan anak usia kelas bawah, serta (4) definisi perangkat pembelajaran.

1. Kurikulum 2013

Bagian kurikulum 2013 membahas mengenai (a) pengertian kurikulum 2013, (b) kekhasan kurikulum 2013, (c) ciri-ciri kurikulum 2013, serta (d) tujuan kurikulum 2013.

a. Pengertian Kurikulum 2013

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang akan digunakan sebagai dasar pedoman penyelenggaraan kegiatan dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Menurut Trump dan Miller (dalam Endah dan Amri, 2013:3), dalam kurikulum 2013 memuat metode mengajar dan belajar, cara mengevaluasi murid dan seluruh program, perubahan tenaga mengajar, bimbingan dan penyuluhan, supervisi dan administrasi,


(34)

hal-hal struktural mengenai waktu, jumlah ruangan, serta kemungkinan memilih mata pelajaran. Kurikulum 2013 merupakan suatu kurikulum yang dibentuk untuk mempersiapkan lahirnya generasi emas bangsa Indonesia, dengan sistem dimana siswa lebih aktif dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Pendapat ahli lain mengenai esensi kurikulum 2013 merupakan bagian dari strategi meningkatkan pencapaian pendidikan, sedangkan orientasi kurikulum 2013 adalah terjadinya peningkatan dan keseimbangan antara kompetensi sikap (attitude), keterampilan (skills), dan pengetahuan (knowledge) (Majid, 2014:27-28). Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli tersebut, peneliti dapat menyimpulkan bahwa kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang mengatur seperangkat rancangan sebagai acuan penyelenggaraan pembelajaran dengan mengedepankan tiga aspek yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan serta mengutamakan keaktifan siswa agar menghasilkan siswa-siswa yang berkualitas.

Selain itu, peranan guru merupakan tombak pelaksana pendidikan serta sebagai fasilitator bagi siswa. Kurikulum 2013 juga mengedepankan pembelajaran dengan menggunakan suatu tema untuk kegiatan pembelajaran, dengan pendekatan tematik integratif dan saintifik. Adanya kurikulum 2013 juga berdasarkan ketepatan Peraturan Pemerintah (PP) dengan landasan-landasan dan perbandingan dengan kurikulum terdahulu agar terlaksananya kurikulum 2013 ini menjadi kurikulum yang lebih baik, dan menaikkan kualitas siswanya.

Kurikulum 2013 juga tidak hanya mengedepankan pembelajaran yang bermutu dengan 3 pencapaian yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan, namun kurikulum 2013 juga menekankan pada pendidikan karakter. Hal itu dikarenakan


(35)

pada kondisi kurikulum sebelumnya pendidikan karakter belum dikembangkan dengan penunjang materi yang relevan, selain itu penilaian yang digunakan pada kurikulum 2013 menggunakan penilaian yang menekankan pada 3 aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara proporsional dengan berbagai macam penilaian yaitu penilaian tes dan penilaian portofolio. Sifat pembelajaran pada kurikulum 2013 juga lebih kontekstual sehingga siswanya lebih mudah memahami pembelajaran yang disampaikan oleh guru, pembelajarannya juga sesuai dengan tingkat perkembangan siswanya.

b. Kekhasan Kurikulum 2013

Kekhasan kurikulum 2013 membahas tentanng (1) Pembelajaran Tematik Integratif dan (2) Pendekatan Saintifik.

1) Pendekatan Tematik Integratif

Pembelajaran tematik integratif pada dasarnya adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bemakna kepada siswa (Depdiknas, 2006:5). Pendapat lain mengenai pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada murid (Majid, 2006:80). Senada dengan hal tersebut, Oleh karena itu, pembelajaran tematik integratif adalah pembelajaran yang mengaitkan materi dari berbagai mata pelajaran dalam satu tema sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi siswa.

Ahmadi dan Amri (2014:224) menjelaskan kelebihan pembelajaran tematik integratif yaitu: 1) premis utama pembelajaran tematik integratif terpadu bahwa


(36)

siswa memerlukan peluang tambahan (additional opportunities) untuk menggunakan talentanya; 2) menyediakan waktu bersama yang lain untuk secara cepat mengkonseptualisasikan dan mensintesis; 3) relevan untuk mengakomodasi kualitatif lingkungan belajar; 4) menginspirasi siswa untuk memperoleh pengalaman belajar; serta 5) memiliki perbedaan kualitatif (qualitatively different) dengan model pembelajaran lain, karena sifatnya memandu siswa mencapai kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher levels of thinking) atau keterampilan berpikir dengan mengoptimalkan kecerdasan ganda (multiple thinking skills), sebuah proses inovatif bagi pengembangan dimensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

Adapun karakteristik pembelajaran tematik integratif yang dipaparkan oleh Ahmadi dan Amri (2014:94) yaitu: 1) berpusat pada siswa; 2) memberi pengalaman langsung kepada siswa; 3) pemisahan antar mata pelajaran tidak nampak; 4) menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran; 5) bersifat luwes (fleksibel); serta 6) hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.

Ahmadi dan Amri (2014:225) menguraikan tahap-tahap pembelajaran tematik integratif yaitu: 1) menentukan tema, dimungkinkan disepakati bersama dengan siswa; 2) mengintegrasikan tema dengan kurikulum yang berlaku, dengan mengedepankan dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan; 3) mendesain rencana pembelajaran yaitu mencakup pengorganisasian sumber dan aktivitas ekstrakurikuler dalam rangka mendemonstrasikan kegiatan dalam tema; serta 4) aktivitas kelompok dan diskusi, yang memberi peluang berpartisipasi dan


(37)

mencapai berbagai perspektif dari tema. Hal ini membangun guru dan siswa dalam mengeksplorasi subjek.

Manfaat pembelajaran tematik integratif menurut Ahmadi dan Amri (2014: 224), adalah: 1) suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan; 2) menggunakan kelompok kerja sama, kolaborasi, kelompok belajar, dan strategi pemecahan konflik yang mendorong siswa untuk memecahkan masalah; 3) mengoptimalkan lingkungan belajar sebagai kunci kelas yang ramah otak (brain-friendly classroom); 4) siswa secara cepat dan tepat waktu mampu memproses informasi, mengeksplorasi konsep-konsep baru dan mengembangkan pengetahuan secara siap; 5) proses pembelajaran di kelas mendorong siswa berada dalam format ramah otak; 6) materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru dapat diaplikasikan langsung oleh siswa dalam kehidupannya sehari-hari; 7) siswa yang relatif mengalami keterlambatan untuk menuntaskan program belajar dapat dibantu oleh guru dengan cara memberikan bimbingan khusus dan menetapkan prinsip belajar tuntas; serta 8) program pembelajaran yang bersifat ramah otak memungkinkan guru untuk mewujudkan ketuntasan belajar dengan menerapkan variasi cara penilain.

Ahmadi dan Amri (2014:95), memaparkan prinsip pembelajaran tematik integratif dan Implementasi pembelajaran tematik integratif sebagai berikut: 1). terintegrasi dengan lingkungan; 2). bentuk belajar dirancang agar siswa menemukan tema; serta 3). efisiensi.

Penerapan Kurikulum 2013 terutama dengan menggunakan pembelajaran tematik integratif dilaksanakan pada semua baik tingkatan kelas rendah dan kelas


(38)

tinggi. Mata pelajarannya tidak disajikan secara terpisah, akan tetapi berdasarkan tema kemudian dikombinasikan dengan mata pelajaran lain yang saling berkaitan. Pengertian pembelajaran integratif (terpadu) adalah suatu sistem pembelajaran yang bertujuan untuk mengaktifkan siswa baik secara individu maupun kelompok dengan tujuan untuk mencari, menggali, serta menemukan konsep bahkan prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan otentik (Joni dalam Trianto, 2011:56). Berdasarkan pendapat para ahli mengenai pendekatan tematik integratif, peneliti menyimpulkan bahwa pendekatan tematik integratif pada kurikulum 2013 lebih pada mengintegrasikan tema dengan pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswanya. Pendekatan ini dimaksudkan agar beberapa mata pelajaran dapat terintegrasi menjadi satu dalam suatu tema tertentu. Penggunaan pendekatan ini juga dapat didukung dengan kondisi lingkungan siswa karena pada pembelajaran kurikulum 2013, guru dapat memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah sebagai media pembelajaran. Dengan kata lain, siswa menjadi lebih tertarik dalam mengikuti pembelajaran. Pendekatan tematik integratif juga melaksanakan pembelajaran, selain mengutamakan siswa untuk lebih aktif juga dengan penugasan secara berkelompok sehingga guru dapat mengamati sikap setiap siswa dalam pembelajaran.

2) Pendekatan Saintifik

Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan


(39)

mencipta untuk semua mata pelajaran. Menurut Sudarman (dalam Majid, 2014:194), pendekatan saintifik mempunyai ciri, yaitu penonjolan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Proses pembelajaran tersebut harus dilaksanakan dengan dipandu berbagai nilai-nilai, prinsip-prinsip, atau kriteria ilmiah. Pendapat lain mengenai pendekatan saintifik merupakan suatu pendekatan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi yang menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi dapat berasal dari mana saja, kapan saja, dan tidak bergantung pada informasi searah dari guru (Majid, 2014:193). Kondisi pembelajaran yang diharapkan dapat diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu berbagai sumber observasi, bukan diberi tahu (modul diklat Kurikulum 2013 dalam Majid, 2014:193).

Berdasarkan pendapat ahli peneliti dapat menyimpulkan bahwa pendekatan saintifik dimaksudkan seperti tujuan dari kurikulum 2013 yaitu siswa dapat menjadi lebih aktif dalam pembelajaran seperti dapat mengamati sendiri, kemudian dari pengamatan siswa diharapkan mampu bertanya dan menyimpulkan pembelajaran dengan mandiri. Selain itu, dengan pendekatan saintifik siswa juga diharapkan dapat berkolaborasi sehingga dapat menimbulkan kerjasama dalam pembelajaran untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Pendekatan saintifik juga diharapkan agar siswa dapat mudah memahami pembelajaran, sehingga siswa dapat secara mandiri mengikuti pembelajaran sesuai dengan arahan guru dan kompetensi pembelajaran sesuai dengan perkembangannya.


(40)

c. Ciri Kurikulum 2013 5 M

Kemendikbud (2013:211) menyatakan hasil pembelajaran dengan pendekatan ilmiah lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran tradisional. Pendekatan ilmiah tersebut menjadi tolok ukur bagi kurikulum 2013. Ppada kurikulum 2013, tolok ukur tersebut lebih dikenal dengan 5 M. Adapun langkah-langkah pembelajaran ilmiah atau penjelasan mengenai 5 M adalah sebagai berikut: 1). Mengamati, yaitu dengan menyajikan media obyek secara nyata sehingga peserta didik akan ditantang rasa ingin tahunya; 2). Menanya, yaitu dengan memberikan kesempatan pada siswa untuk meningkatkan dan mengambangkan sikap, keterampilan, dan pengetahuannya dengan cara mengajukan suatu pertanyaan selama proses pembelajaran; 3). Menalar, yaitu dengan merujuk pada kemampuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi penggalan memori yang dimiliki siswa; 4). Hubungan antar fenomena untuk mempertajam daya nalar peserta didik; 5). Mencoba, yaitu dengan mengajak siswa untuk melakukan suatu percobaan selama proses pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan siswa.

Berdasarkan pendapat para ahli mengenai 5 M pada kurikulum 2013, peneliti menyimpulkan bahwa dengan menggunakan langkah ilmiah 5 M pada kurikulum 2013 dapat mempermudah siswa dan guru. Dengan kata lain, siswa akan lebih proaktif sedangkan guru dapat menciptakan suatu pembelajaran yang aktif dan inovatif seperti tujuan dari kurikulum 2013. Hal tersebut dapat dilakukan dari kegiatan mengamati suatu pembelajaran yang diberikan guru hingga siswa dapat


(41)

mencoba sendiri hal tersebut merupakan proses dimana siswa dapat mencari pengetahuan sendiri hingga menerapkan pengetahuan yang diperolehnya.

d. Tujuan Kurikulum 2013

Menurut Fadhilah (2014:23), kurikulum 2013 memiliki 5 tujuan yaitu 1). Meningkatkan mutu pendidikan dengan menyeimbangkan hard skills dan soft skills melalui kemampuan sikap, pengetahuan, dan keterampilan dalam rangka menghadapi tantangan global yang terus berkembang, 2). Membentuk dan meningkatkan sumber daya yang produktif dan inovatif sebagai modal perkembangan bangsa dan Negara Indonesia, 3). Meningkatkan tenaga pendidik dalam menyiapkan materi dan menyiapkan administrasi mengajar sebab pemerintah telah menyiapkan komponen kurikulum beserta buku-buku yang digunakan dalam pembelajaran, 4). Meningkatkan peran serta pemerintah pusat dan daerah serta warga masyarakat secara seimbang antara menentukan dan mengendalikan kualitas dalam pelaksanaan kurikulum di satuan pendidikan, 5). Meningkatkan persaingan yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas yang ingin dicapai sebab sekolah diberikan keleluasaan untuk mengembangkan kurikulum 2013 sesuai dengan kondisi satuan pendidikan kebutuhan peserta didik dan potensi daerah.

Pendapat lain mengenai tujuan kurikulum 2013 bahwa tujuan dari kurikulum 2013 adalah menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, efektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Hal tersebut menuntut keaktifan guru dalam menciptakan dan menumbuhkan


(42)

berbagai kegiatan sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan (Mulyasa, 2014: 99).

Berdasarkan tujuan dari kurikulum 2013 peneliti dapat menyimpulkan bahwa adanya kurikulum 2013 merupakan pembenahan dari kurikulum KTSP. Hal tersebut dimaksudkan agar dengan berjalannya kurikulum 2013 ini menjadi peningkatan kurikulum yang ada di Indonesia dengan tujuan berbagai aspek dan komponen ikut mendukung terlaksananya kurikulum 2013, baik dari komponen gur, pemerintah, maupun warga masyarakat sendiri. Peran penting guru sangat diutamakan dalam kurikulum 2013, karena guru diharapkan bisa mengembangkan serta mengkolaborasikan kurikulum 2013 dengan pembelajaran-pembelajaran inovatif, dengan harapan peserta didik dapat lebih baik dari segi pengetahuan, sikap, maupun ketrampilan. Selain itu, tujuan dari kurikulum 2013 juga merupakan pencapaian standar kompetensi lulusan yang diharapkan menjadi motivasi persaingan sehat dalam pendidikan.

2. Definisi Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter akan memaparkan mengenai (a) pengertian pendidikan, (b) pengertian karakter, (c) pengertian pendidikan karakter, (d) tujuan pendidikan karakter, (e) prinsip-prinsip pendidikan karakter, (f) sikap peduli, (g) sikap percaya diri, (h) sikap santun, (i) sikap disiplin, serta (j) sikap kerjasama penjabarannya adalah sebagai berikut.

a. Pengertian Pendidikan

Menurut UU SISDIKNAS No. 20 tahun 2003 “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar


(43)

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat”. Dengan kata lain, pendidikan merupakan suatu kegiatan pembelajaran untuk mencerdaskan siswa dalam dan meningkatkan keterampilan siswa di dalam pendidikan lebih mengutamakan ketiga aspek yaitu aspek kognitif lebih kepada pemahaman siswa, afektif pada sikap siswa dan psikomotorik pada keterampilan siswa. Suatu pendidikan juga didasarkan untuk mencapai suatu tujuan dan mengembangkan kepribadian siswanya. Senada dengan hal tersebut, pendapat lain juga memaparkan bahwa pendidikan adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan (Notoatmodjo, 2003: 16). Pendapat lain mengenai pengertian pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tatalaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui, upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara, perbuatan mendidik (Pusat bahasa Depdiknas, 2002: 263). Berdasarkan pendapat tersebut, pendidikan dapat disimpulkan sebagai suatu hal yang direncanakan untuk seseorang (individu) maupun kelompok yang bertujuan untuk mengembangkan potensi masing-masing individu.

b. Pengertian Karakter

Karakter berasal dari kata latin humanus yang artinya akar yang berarti “dipahat”, oleh karena itu karakter adalah kualitas dan kekuatan mental atau moral, akhlak atau budi pekerti individu yang merupakan kepribadian khusus


(44)

yang menjadi pendorong dan penegak, serta yang membedakan dengan individu lain (Rutland dalam Hidayatullah, 2010:12). Pendapat lain mengenai karakter adalah menurut Kertajaya dalam Ma’mur, 2011:28) karakter adalah ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda atau individu, ciri khas tersebut adalah hasil yang mengakar pada kepribadian individu dan mendorong seseorang bertindak, besikap, berujar dan merespon sesuatu.

Berdasarkan pendapat para ahli mengenai karakter peneliti menyimpulkan bahwa karakter merupakan suatu sikap maupun kepribadian yang dimiliki oleh seseorang yang bersifat terpendam dalam dirinya sebagai landasan dalam hidup bermasyarakat dan bersikap terhadap orang di sekitarnya dan mendorong seseorang dalam bertindak di kehidupan sehari-hari.

c. Pengertian Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter mengajarkan kebiasaan cara berpikir dan perilaku yang membantu individu untuk hidup dan bekerjasama sebagai masyarakat dan bangsa (Khan dalam Asmani, 2012: 86). Lickona (2012:8) menjelaskan pendidikan karakter adalah perihal menjadi sekolah yang berkarakter, dimana sekolah adalah tempat terbaik untuk menanamkan karakter. Proses pendidikan karakter didasarkan pada totalitas psikologis yang mencakup seluruh potensi individu manusia (kognitif, afektif, dan psikomotorik).

Berdasarkan definisi ahli tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah salah satu pendidikan yang lebih mengutamakan karakter siswa atau sikap siswa dalam kegiatan kesehariannya untuk menunjang pembelajaran.


(45)

Karakter siswa tersebut dikembangkan mulai dari sekolah dasar karena, karakter siswa akan selalu mempengaruhi kepribadian siswa hingga siswa berada di lingkungan masyarakat sekitar tempat tinggal mereka. Selain itu, pendidikan karakter merupakan penanaman sikap-sikap dasar yang didasarkan dari perilaku siswa sejak usia dini, yang mencerminkan kebiasaan hidup siswa dalam kehidupan sehari-hari.

d. Tujuan Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter selalu dikembangkan dalam setiap sekolah, oleh karena itu berikut ini adalah tujuan dari pendidikan karakter:1. Menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang dianggap penting dan perlu sehingga menjadi kepribadian/kepemilikan peserta didik yang khas sebagaimana nilai-nilai yang dikembangkan; 2. Mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuai dengan nilai-nilai yang dikembangkan oleh sekolah; 3. Membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat dalam memerankan tanggung jawab pendidikan karakter secara bersama (Asmani, 2012:43).

Berdasarkan uraian tentang tujuan pendidikan karakter, bahwa pendidikan karakter merupakan salah satu pendidikan yang penting untung dikembangkan karena berkaitan dengan nilai yang tertanam di dalam diri anak, dan selalu anak lakukan sesuai dengan kepribadian yang ia miliki, sehingga pendidikan karakter ini sangat mempengaruhi kepribadian siswa. Pendidikan karakter juga sangat meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh (Asmani, 2012: 42). Dengan demikian, melalui pendidikan karakter


(46)

diharapkan peserta didik mampu secara mandiri mampu meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya untuk mengkaji nilai-nilai karakter yang ada dalam peserta didik maupun kehidupannya dengan lingkungan sosial sehingga terwujud akhlak mulia dalam perilaku sehari-hari peserta didik.

e. Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter harus didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut: 1). Mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter; 2). Mengidentifikasi karakter secara komprehensif supaya mencakup pemikiran, perasaan, dan perilaku; 3). Menggunakan pendekatan yang tajam proaktif, dan efektif untuk membangun karakter; 4). Menciptakan komunitas sekolah yang memiliki kepedulian; 5). Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan perilaku yang baik (Asmani, 2011:57).

Berdasarkan definisi ahli mengenai prinsip pendidikan karakter, dapat disimpulkan bahwa prinsip pendidikan karakter lebih kepada mengenalkan nilai dasar dan etika seseorang berdasarkan karakter setiap orangnya, dengan karakter dapat juga dapat mencapai sikap kepedulian dan bagaimana sikap yang baik kepada orang lain.

f. Sikap Peduli

Kepedulian adalah empati kepada orang lain yang diwujudkan dalam bentuk memberikan memberikan pertolongan sesuai dengan kemampuan (Asmani, 2012:91-92). Kepedulian sangat penting dalam rangka menumbuhkan rasa persaudaraan dan kekeluargaan, serta menjauhkan diri dari sifat sombong, egois, dan individual. Kepedulian akan menumbuhkan rasa kemanusiaan,


(47)

kesetiakawanan, dan kebersamaan. Kepedulian yang ditanamkan sejak kecil akan menjadi pondasi yang kokoh dalam melahirkan kemampuan kolaborasi, sinergi, dan kooperasi (Asmani, 2012:91-92).

Berdasarkan pengertian kepedulian yang dijabarkan oleh para ahli, peneliti dapat menyimpulkan bahwa kepedulian itu kemampuan seseorang untuk membantu atau memberikan pertolongan kepada orang lain sesuai dengan kemampuannya. Kepedulian juga tidak hanya sikap seseorang untuk membantu atau memberikan pertolongan kepada orang lain, namun kepedulian juga dapat dimulai dari hal-hal kecil di sekitar kita misalkan saja kepedulian akan aturan-aturan yang berlaku disekitar kita untuk selalu mematuhi dan melaksanakan aturan-aturan yang berlaku, sehingga kepedulian tidak hanya sikap pertolongan terhadap orang lain namun juga dimulai dari kepedulian terhadap lingkungan sekitar kita.

g. Sikap Percaya Diri

Malow (dalam Alwisol, 2004:24), mengatakan bahwa kepercayaan diri itu diawali dari konsep diri. Menurut Lauter (2002:4) kepercayaan diri merupakan suatu sikap atau keyakinan atas kemampuan diri sendiri sehingga dalam tindakan-tindakannya tidak terlalu cemas, merasa bebas untuk melakukan hal-hal yang sesuai dengan keinginan dan tanggung jawab atas perbuatannya, sopan dalam berinteraksi serta mengenal kelebihan dan kekurangan diri. Pendapat lain mengenai percaya diri dapat diartikan sebagai suatu kepercayaan terhadap diri sendiri yang dimiliki oleh setiap orang dalam kehidupannya serta bagaimana orang tersebut memandang dirinya secara utuh dengan mengacu pada konsep diri


(48)

(Rahmat, 2000: 109). Pendapat lain mengenai percaya diri adalah menurut kamus Purwodarminto percaya diri merupakan sikap yakin benar atau memastikan akan kemampuan atau kelebihan diri atau sesuatu (bahwa akan dapat memenuhi harapan dalam diri sendiri).

Berdasarkan pendapat para ahli peneliti dapat menyimpulkan bahwa percaya diri merupakan adanya sikap individu yakin akan kemampuannya yaitu kemampuan yang tertanan dalam dirinya untuk bertingkah laku sesuai dengan yang diharapkannya sebagai suatu perasaan yang yakin dengan apa yang dilakukannya atau tindakannya dengan tidak terpengaruh dengan orang lain. Sikap percaya diri juga akan mempengaruhi diri seseorang, terutama dalam pembelajaran pada kurikulum 2013 sikap percaya diri dikembangkan pada kompetensi sikap yaitu sikap sosial siswa dengan sikap percaya diri yang ditumbuhkan sejak siswa kelas 1 maka diharapkan apabila siswa memiliki sikap percaya diri kelak akan mampu lebih maju dan mengembangkan bakat yang ada dalam dirinya dengan percaya diri.

h. Sikap Santun

Sopan santun ialah suatu tingkah laku yang amat popular dan nilai natural, sopan santun merupakan suatu konsep namun bukan untuk dipahami namun untuk dijalankan. Menurut kamus (Purwodarminto:997) merupakan sikap yang halus dan baik (budi bahasanya, tingkah lakunya), sabar dan tenang, sopan, penuh rasa belas kasihan, suka menolong.

Kesimpulan yang dapat peneliti ambil dari pengertian sikap santun adalah bahwa sikap santun merupakan sikap yang muncul yang diharapkan agar siswa


(49)

dapat bersikap halus tidak hanya pada guru tetapi juga pada teman, sikap santun juga dilihat saat siswa melakukan diskusi kelompok bagaimana setiap siswa menanggapi dan menerima usulan maupun jawaban dari teman sekelompoknya, selain itu sikap santun juga terlihat bagaimana siswa berbahasa dalam kehidupan sehari-hari didalam kelas.

i. Sikap Disiplin

Sikap disiplin ialah ketaatan atau kepatuhan kepada peraturan atau tata tertib, aturan yang berkaitan dengan jam belajar yang ada di sekolah yaitu meliputi jam masuk sekolah dan keluar sekolah kepatuhan siswa dalam berpakaian, dan kepatuhan siswa dalam mengikuti pembelajaran (Wardani dan Jauhar, 2011:150). Disiplin merupakan tata tertib di sekolah, ketaatan (kepatuhan pada peraturan dan tata tertib tersebut) (Purwodarminto:268).

Berdasarkan pengertian para ahli, maka dapat disimpulkan oleh peneliti bahwa sikap disiplin merupakan salah satu sikap yang harus dimiliki oleh setiap siswa karena dengan disiplin siswa juga mencapai salah satu standar kompetensi lulusan yaitu pada sikap disiplin selain itu siswa juga akan lebih disiplin dalam menaati segala peraturan dan kegiatan yang ada di sekolah yang diharapakan dengan menanamkan sikap disiplin mulai di sekolah juga dapat siswa terapkan di lingkungan rumah maupun masyarakat.

j. Sikap Kerjasama

Kerjasama adalah melakukan atau melaksanakan suatu kegiatan tidak hanya sendiri tetapi bersama orang lain yang berjumlah 2 orang (pihak) atau lebih (Susanto dan Sumarsono, 2007:554). Berdasarkan pendapat para ahli mengenai


(50)

pengertian kerjasama peneliti dapat menyimpulkan bahwa kerjasama merupakan bentuk kegiatan yang harus dilakukan secara bersama-sama dengan 2 orang atau lebih dengan tujuan menyelesaikan pekerjaan bersama secara cepat. Kerjasama juga membantu menyelesaikan tugas dengan cepat karena dengan bekerjasama bisa saling membantu dan membagi tugas sehingga pekerjaan bisa selesai dengan cepat, kerjasama juga diharapkan untuk menciptakan suatu kebersamaan dalam kelompok.

3. Standar Kompetensi Kelulusan

Standar kompetensi kelulusan didalamnya mencakup sebagi berikut: (a) Pengertian standar kompetensi kelulusan, (b) Kompetensi Inti, (c) Kompetensi Dasar, (d) Tema, (e) Subtema, (f) Indikator, dan (g) mata pelajaran terkait.

a. Pengertian Standar Kompetensi Lelulusan

Menurut Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2013 bahwa Standar Kompetensi Lulusan (SKL) adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan ketrampilan, SKL ini diwujudkan dan dijabarkan melalui berbagai kompetensi untuk setiap mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran, hal ini juga disebutkan dalam Permendikbud No. 54 Tahun 2013 (Fadhillah, 2014:36). Pendapat lain mengenai Standar Kompetensi Lulusan (SKL) adalah suatu kriteria tentang kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan (Kunandar, 2013:58). Kualifikasi siswa dalam mencapai SKL yaitu mampu memenuhi nilai dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan pada kegiatan pembelajaran.


(51)

Bedasarkan PP No. 32 Tahun 2013 tentang standar kompetensi kelulusan yaitu mengenai standar kompetensi kelulusan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan, juga dituangkan dalam tabel mengenai Standar Kompetensi Kelulusan kurikulum 2013 berikut ini tabel-tabel mengenai standar kompetensi kelulusan. Berikut ini Standar Kompetensi Kelulusan kurikulum 2013 (Majid, 2014:38-39)

Tabel 2.1 Standar Kompetensi Lulusan SD

Domain Elemen SD

Sikap

Proses Menerima + Menjalankan + Menghargai +

Menghayati + Mengamalkan

Individu Beriman, Berakhlak Mulia (Jujur, Disiplin,

Tanggung Jawab, Peduli, Santun), Rasa Ingin Tahu, Estetika, Percaya Diri, Motivasi, Internal.

Sosial Toleransi, Gotong Royong, Kerja sama, dan

Musyawarah.

Alam Pola Hidup Sehat, Ramah Lingkungan, Patriotik,

dan Cinta Perdamaian.

Keterampilan Proses Mengamati + Menanya + Mencoba + Mengolah

+ Menyaji + Menalar + Mencipta

Abstrak Membaca, Menulis, Menghitung, Menggambar,

Mengarang

Konkret Menggunakan, Mengurai, Merangkai,

Memodifikasi, Membuat, Mencipta.

Pengetahuan Proses Mengetahui + Memahami + Menerapkan +

Menganalisa + Mengevaluasi.

Objek Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Seni dan Budaya.

Subjek Manusia, Bangsa, Negara, Tanah Air, dan Dunia.

Berdasarkan tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa dalam kurikulum 2013 memiliki Standar Kompetensi Lulusan (SKL), sesuai dengan kompetensi inti yaitu dilihat dari sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Setiap aspek memiliki elmen yang harus dicapai setiap siswa baik dari segi proses, kegiatan siswa, maupun objek. Standar kompetensi lulusan tersebut digunakan untuk acuan guru dalam memberikan penilaian terhadap siswa, selama siswa mengikuti kegiatan pembelajaran. Standar kompetensi lulusan tersebut dapat digunakan guru dalam pembuatan isntrumen penilaian, dengan melihat aspek-aspek SKL yang ada.


(52)

Tabel 2.2 Standar Kompetensi Lulusan Sikap, Ketrampilan, Pengetahuan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)

Domain SD

Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, percaya diri dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam di sekitar rumah, sekolah, dan tempat bermain.

Keterampilan Memiliki kemampuan berfikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang ditugaskan kepadanya.

Pengetahuan Memiliki pengetahuan factual dan konseptual dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian di lingkungan rumah, sekolah dan tempat bermain.

Berdasarkan definisi para ahli mengenai standar kompetensi lulusan, peneliti menyimpulkan bahwa, standar kompetensi lulusan merupakan target dalam kegiatan pembelajaran sebagai pengukur tercapainya suatu pembelajaran dan sebagai acuan penentu perumusan kompetensi inti. Kurikulum 2013 merumuskan standar kompetensi lulusan berdasarkan 3 aspek yang harus dicapai yaitu aspek sikap, pengetahuan, dan ketrampilan sehingga menurut peneliti standar kompetensi lulusan juga sebagai dasar guru untuk melaksanakan penilaian terhadap setiap siswa apakah siswa tersebut telah memenuhi standar kompetensi lulusan dari 3 aspek tersebut atau belum, dan pedoman dalam menuliskan deskripsi penilaian terhadap setiap siswa.

b. Kompetensi Inti (KI)

Kompetensi Inti adalah tingkat kemampuan untuk mencapai standar kompetensi lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik pada setiap tingkat kelas atau program yang menjadi landasan pengembangan kompeteni dasar. Kompetensi inti merupakan bentuk perubahan dari standar kompetensi (SK) pada


(53)

kurikulum KTSP, kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur kompetensi dasar (Fadhillah, 2014: 48). Berdasarkan pendapat ahli lain mengenai kompetensi inti merupakam terjemahan atau operasionalisasi SKL (Standar Kompetensi Lulusan) dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendididkan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan ketrampilan (afektif, kognitif, dan psikomotorik) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran, kompetensi inti harus menggambarkan kualitas pencapaian yang seimbang antara hard skills dan soft skil (Majid, 2014: 111). Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan (kompetensi inti 1), sikap sosial (kompetensi 2), pengetahuan (kompetensi 3), dan penerapan pengetahuan (kompetensi 4) (Majid, 2014:111).

Berdasarkan definisi dari para ahli, peneliti menyimpulkan bahwa kompetensi inti merupakan pengganti standar kompetensi dari kurikulum KTSP pada kompetensi inti berisi gambaran mengenai pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan menyesuaikan standar kompetensi lulusan yang akan diturunkan menjadi kompetensi dasar dan indikator, dalam komoetensi inti juga harus memuat aspek kurikulum 2013 yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik sehingga kompetensi inti merupakan patokan yang harus dilaksanakan untuk pembelajaran kurikulum 2013.


(54)

c. Kompetensi Dasar (KD)

Kompetensi dasar adalah kemampuan untuk mencapai kompetensi inti yang harus diperoleh peserta didik melalui pembelajaran, selain itu kompetensi dasar merupakan gambaran pokok materi yang harus disampaikan kepada peserta didik. Berdasarkan PP. No 32 Tahun 2013 disebutkan bahwa yang dimaksud kompetensi dasar ialah singkat kemampuan dalam konteks muatan pembelajaran, pengalaman belajar, atau mata pelajaran yang mengacu pada kompetensi inti. Kompetensi dasar ini mencakup sikap spiritual, sikap, sosial, dan pengetahuan dan keterampilan dalam muatan pembelajaran, mata pelajaran (Fadhillah, 2014:44). Pendapat lain mengenai kompetensi dasar adalah kompetensi setiap mata pelajaran yang diturunkan dari kompetensi dasar adalah konten atau kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik (Majid, 2014:111).

Sebelum menentukan atau memilih kompetensi dasar penyusun terlebih dahulu mengkaji kompetensi inti dan kompetensi dasar, mata pelajaran dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1). Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan tingkat kesulitan kompetensi dasar; 2). Keterkaitan antara Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar dalam mata pelajaran; 3). Keterkaitan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar antar mata pelajaran (Majid, 2014:111).

Berdasarkan definisi para ahli diatas maka peneliti menyimpulkan bahwa kompetensi dasar merupakan turunan dari kompetensi inti yang terdiri dari pengetahuan, sikap, dan ketrampilan pada kompetensi dasar 3 aspek tersebut harus terlihat jelas sebagai landasan untuk merumuskan indikator. Kompetensi inti


(55)

yang dirumuskan merupakan pedoman sebagai pencapaian pembelajaran siswa yang harus dikuasai oleh siswa, dalam merumuskan kompetensi dasar juga harus diintegrasikan dengan kompetensi inti dan standar kompetensi kelulusan siswa. d. Tema

Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan menurut Depdiknas (dalam Majid, 2014:99). Pendapat lain menurut Kunandar (dalam Majid, 2014:99), tema merupakan alat atau wadah untuk mengedepankan berbagai konsep kepada anak didik secara utuh. Menurut Alawsilah (dalam Majid, 2014:100) menyebutkan bahwa tema dalam kurikulum 2013 diambil dari konsep atau pokok bahasan yang ada di sekitar lingkungan siswa.

Berdasarkan definisi para ahli, peneliti dapat menyimpulkan bahwa tema merupakan gagasan utama untuk mengembangakan suatu pembelajaran pada kurikulum 2013 yang diturunkan dalam subtema-subtema dan pembelajaran dalam satu tema pada kurikulum 2013 memuat empat tema besar yang dikembangkan lagi dalam subtema, penentuan tema pada kurikulum 2013 disesuaikan dengan tahap perkembangan siswa dan standar kompetensi lulusan.Tema dalam kurikulum 2013 dapatdikembangkan berdasarkan minat dan kebutuhan siswa yang dikembangkan dan bergerak dari lingkungan terdekat siswa kemudian beranjak ke lingkungan terjauh siswa.


(56)

e. Subtema

Subtema merupakan pokok utama dari suatu tema tertentu yang dijabrkan menjadi empat subtema pokok dalam kurikulum 2013, hal tersebut dibuat karena pada setiap tema merupakan kegiatan pembelajaran selama satu bulan dan dalam satu bulannya ada 4 minggu sehingga dalam satu tema kurikulum 2013 dibuat menjadi 4 subtema. Subtema ini merupakan gambaran inti dari kegiatan pembelajran pada suatu jenjang pendidikan sebelum penyusunan silabus maupun RPP (Majid, 2014:110).

Berdasarkan pengertian tersebut peneliti dapat menyimpulkan, bahwa subtema pada kurikulum 2013 merupakan pokok-poko utama dalam satu tema yang dimana pada subtema nantinya akan dijabarkan kembali pada suatu kegiatan-kegiatan pembelajaran.

f. Indikator

Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur mencakup ranah atau dimensi pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), dan sikap (afektif) (Majid, 2014:114). Indikator merupakan penanda pencapaian yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur mencakup sikap, pengetahuan, dan ketrampilan.

g. Mata Pelajaran Terkait

Berdasarkan tema 4 yaitu “Keluargaku” dan subtema 3 yaitu “Keluarga Besarku” kelas I semester 1 maka mata pelajaran yang terkait adalah 1). Bahasa Indonesia, 2). Matematika, 3). PPKn, 4). PJOK, 5). SBDP.


(57)

1) Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia secara historis telah menjadi salah satu alat pemersatu dalam perjuangan mencapai kemerdekaan. Secara faktual bahasa Indonesia menjadi bahasa pengantar dalam pembelajarandan sebagai saran ilmiah atau komunikasi ilmiah (Zuchdi, 2011:240). Bahasa merupakan wahana yang tepat untuk pembentukan karakter bangsa (Zuchdi, 2011:217). Melihat penjelasan diatas, maka peran mata pelajaran bahasa Indonesia sangatlah penting dalam kegiatan pembelajaran. Penggunaan mata pelajaran bahasa Indonesia didalamnya memiliki 4 aspek yaitu menyimak (mendengarkan penuh dengan pemahaman), membaca yang termasuk penggunaan bahasa reseptif, kemudian penggunaan bahasa secara produktif adalah berbicara dan menulis.

Salah satu kegiatan membaca yaitu membaca kreatif, dalam membacakreatif pembaca memahami secara mendalam isi bacaan, menilainya secara cermat, terinspirasi untuk berkreasi, dan secara kreatif menghasilkan sesuatu. Kegiatan membaca merupakan imajinasi seseorang dalam kegiatan pembelajaran, karena dengan membaca pastinya imajinasi seseorang terhadap pemahaman akan materi yang dibaca berbeda-beda. Hal tersebut disampaikan oleh Kilpatrick (dalam Bohlin, 2005:9) yang menjelaskan bahwa hubungan antara imajinasi dan pembentukan karakter adalah kunci kebaikan seseorang.Selain pembentukan karakter dalam imajinasi membaca juga sebagai pembentukan moral seseorang terhadap apa yang dibaca.


(58)

2) Matematika

Mata pelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama (BSNP, 2006:147). Matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan berpikir, karena itu matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari maupun dalam menghadapi kemajuan IPTEK sehingga matematika dibekalkan kepada setiap peserta didik sejak SD, bahkan sejak TK (Hudojo, 2001:5). Pendapat lain mengenai pengertian matematika adalah pengetahuan bilangan (Soedjadi, 2000:11).

Pengertian mata pelajaran matematika disimpulkan oleh peneliti berdasarkan definisi para ahli bahwa matematika merupakan mata pelajaran yang mengacu pada kegiatan suatu perhitungan dan berhubungan dengan bilangan yang dilihat dari proses dan pemecahan permasalahan pada setiap soal matematika pada kurikulum 2013, yang diajarkan mulai dari pendidikan dasar TK sampai pendidikan teratas karena matematika merupakan bekal sebagai salah satu mata pelajaran yang dapat dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari.

3) PPKn

Pendidikan kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang lebih mengutamakan nilai-nilai moral sebagai landasan dalam pembelajaran. Pendekatan dan kompetensi mata pelajaran kewarganegaraan berupaya membangun kecakapan dan harapan yang dimiliki siswa sebagai warga Negara agar menjadi peserta didik yang kritis, rasional dan partisipatif. Pendidikan


(59)

kewarganegaraan lebih menfokuskan diri kepada ilmu hokum dan politik, yang telah mengalami pergantian beberapa kali untuk mata pelajaran pkn.

Seharusnya pembelajaran harus sejalan dengan kemajuan ilmu pengethauan dan disesuaikan dengan tingkat pemahaman siswa sendiri. Hal tersebut sesuai dengan pendapat (Samsuri, 2010:199-200) yang menjelaskan bahwa seyogyangnya perubahan dan pembaharuan pendidikan kewarganegaraan tidak bergantung pada rezim yang sedang berkuasa. Sehingga pembelajaran pada bidang mata pelajaranpkn sesuai dengan tahap kemampuan pengetahuan siswa dan sebagai dasar pembentukan karakter siswa. Karena dengan mata pelajaran PPKn juga bisa didasarkan sebagai acuan untuk pembentukan karakter siswa dalam pembelajaran dan justru sebagai dasar dan pengembangan karakter siswa dalam mata pelajaran PPKn.

4) PJOK

PJOK merupakan mata pelajaran pendidikan jasmani olahrga dan kesehatan, yang merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran, jasmani, ketrampilan gerak, ketrampilan berfikir kritis, ketrampilan social, penalaran, stabilitas sosial, tindakan moral, aspek hidup sehat dan pengetahuan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematis dalam rangkan mencapai tujuan pendidikan nasional (BSNP, 2006:207). Pendididkan jasmani, olahraga, dan kesehatan merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan, dan penalaran, serta pembiasaan pola hidup sehat yang merangsang pertumbuhan fisik dan psikis yang seimbang.


(60)

Peneliti dapat menyimpulkan berdasarkan definisi ahli bahwa PJOK merupakan mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar yang memiliki peranan penting, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat secara langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga, dan kesehatan yang dilakukan secara sistematis. Mata pelajaran PJOK tidak hanya berfungsi bagi peserta didik agar terciptanya kebugaran tubuh, namun dengan mata pelajaran ini peserta didik dapat dilihat seeberapa jauh para peserta didik yang memiliki minat dan bakat pada berbagai macam olahraga sesuai dengan standar kompetensi lulusan kurikulum 2013.

5) SBdP

Seni budaya dan prakarya dalam PP Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan tidak hanya terdapat dalam satu mata pelajaran karena budaya itu sendiri meliputi berbagai aspek, dalam mata pelajaran seni budaya ini merupakan integrasi dari budaya dan prakarya yang keduanya tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena pada dasarnya pendidikan seni budaya dan prakarya merupakan pendidikan seni yang berbasis budaya namun juga ditunjang dengan hasil prakarya. Pendidikan seni budaya dan prakarya diberikan di sekolah dasar karena kebermanknaan dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan peserta didik, yang terletak pada pemberian pengalaman estetika dalam kegiatan bentuk berekspresi, berkreasi, dan berapresepsi melalui pendekatan “belajar dengan seni”, “belajar melalui seni”, dan “belajar tentang seni”, peran ini tidak dapat diberikan pada mata pelajaran yang lain (BSNP, 2006:185).


(61)

Seni budaya dan prakarya dapat disimpulkan oleh peneliti dengan acuan definisi para ahli merupakan mata pelajaran yang terdapat dalam kurikulum 2013 yang membentuk siswanya agar lebih mengenal seni tidak hanya mengenal tetapi mengekspresikan seni melalui suatu karya kreatif maupun imajinatif, selain itu juga tidak hanya hasil karya seni namun juga suatu prakarya yaitu kegiatan yang tidak bisa dipisahkan oleh seni namun prakarya menghasilkan suatu barang yang bahannnya bisa diambil berdasarkan dari lingkungan terdekat siswa. Adanya mata pelajaran ini juga merupakan mata pelajaran yang dapat melihat perkembangan serta bakat siswa yang bisa dilihat sejak pendidikan dasar, sehingga siswa dapat dikembangkan agar bakat tersebut dapat tetap bermakna bagi siswa.

4. Model Pembelajaran Inovatif

Model pembelajaran inovatif akan menjelaskan (a) Pengertian pendekatan kontekstual, (b) Karakteristik pendekatan kontestual, (c) Langkah pendekatan kontekstual, dan (d) Media.

a. Pengertian Pendekatan Kontekstual

Nurhadi (2002:47) menyatakan bahwa, “Pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning) merupakan konsep belajar yang dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat”. Pendapat lain yang dikemukakan oleh Johnson (dalam Suryawati, Osman, dan Meerah, 2010) yaitu, “Contextual teaching and learning is a learning concept that helps teacher connect the learning material to the real


(62)

condition of the student and encourage students to use their own knowledge in their daily life. This method will help students to be a more independent and

natural learners in their effort to develop their knowledge”.

Selain kedua pengertian tersebut, ada pula pengertian pendekatan kontekstual menurut Johnson (2007:15). CTL adalah sebuah sistem belajar yang didasarkan pada filosofi bahwa siswa mampu menyerap pembelajaran apabila mereka menangkap makna dalam materi akademis yang mereka terima, dan mereka menangkap makna dalam tugas-tugas sekolah jika mereka bisa mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan dan pengalaman yang sudah mereka miliki sebelumnya.

Berdasarkan ketiga pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendekatan kontekstual membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa, mengembangkan pengetahuan yang dimiliki siswa dalam kehidupannya sendiri, serta menuntut siswa menemukan makna berdasarkan hal yang telah mereka pelajari. Jadi dalam pembelajaran kontekstual, guru membebaskan siswa untuk beraktivitas (terkait dengan mencoba, melakukan, dan mengalami sendiri) secara alami dalam pembelajaran. Peran guru hanyalah memfasilitasi proses belajar siswa dan membiarkan siswa menemukan makna dari hal yang mereka pelajari.

Menurut Johnson (dalam Komalasari:2010) ada sembilan karakteristik pendekatan kontekstual, yaitu: 1) making meaningful connections (membuat hubungan penuh makna), artinya siswa dapat mengatur sendiri sebagai orang yang belajar aktif dalam mengembangkan minatnya secara individual, orang yang dapat


(1)

(2)

(3)

(4)

Lampiran 11. Dokumentasi

Foto Uji Coba Perangkat Pembelajaran Ke-1

Foto Uji Coba Perangkat Pembelajaran Ke-2


(5)

Foto Uji Coba Perangkat Pembelajaran Ke-4

Foto Uji Coba Perangkat Pembelajaran Ke-5


(6)

Ayuk Widya Pangestika lahir di Kulon Progo, 22 Desember 1993 Pendidikan dasar diawali tahun 1998 di TK Puspa Buana Kalibawang dan lulus pada tahun 1999, kemudian melanjutkan sekolah dasar di SD Negeri Kalibawang lulus pada tahun 2005 kemudian melanjutkan studi di tingkat menengah pertama di SLTP Kalibawang I lulus pada tahun 2008. Pendidikan menengah lanjutan diperoleh di SMAN I Sentolo dan lulus pada tahun 2011. Pada tahun 2011 peneliti tercatat sebagai mahasiswa Universitas Sanata Dharma pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar.

Selama menempuh pendidikan di Sanata Dharma penulis mengikuti beberapa kegiatan yang diselenggarakan pihak kampus untuk melatih kemampuan softskills. Berikut daftar kegiatan yang pernah diikuti oleh peneliti.

1. Kursus pembina pramuka mahir tingkat dasar (KMD).

2. Sekretaris Seminar Dosen untuk Desminasi Hasil Hibah Pengajaran DIA Bermutu Dikti Batch II Kategori A Tahun ke-III 2011/2012.

Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menulis skripsi sebagai tugas akhir dengan judul ”Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kurikulum 2013 Sub Tema “Keluarga Besarku” Untuk Kelas IIDi SDNegeri Trgalharjo Kalibawang.