Pengaruh keikutsertaan siswa dalam program bimbingan belajar, lingkungan belajar siswa dan fasilitas belajar di rumah terhadap hubungan antara konsentrasi belajar dengan prestasi belajar siswa pada bidang studi ekonomi : studi kasus siswa kelas XII IPS SM

(1)

ix ABSTRAK

PENGARUH KEIKUTSERTAAN SISWA DALAM PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR, LINGKUNGAN BELAJAR SISWA DAN FASILITAS BELAJAR

DI RUMAH

TERHADAP HUBUNGAN ANTARA KONSENTRASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA

PADA BIDANG STUDI EKONOMI

Studi Kasus : Siswa Kelas XII IPS SMA BOPKRI 2 Yogyakarta Jalan Jenderal Sudirman No. 87 Yogyakarta

Christina Ida Fatriani Universitas Sanata Dharma

2009

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh keikutsertaan siswa dalam program bimbingan belajar, lingkungan belajar siswa, dan fasilitas belajar di rumah terhadap hubungan antara konsentrasi belajar dengan prestasi belajar siswa pada bidang studi ekonomi.

Penelitian ini dilaksanakan di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta pada bulan Agustus 2009. Data dikumpulkan dengan kuesioner dan dokumentasi. Sampel sebanyak 92 siswa didapatkan dengan teknik purposive sampling. Data dianalisis menggunakan persamaan regresi yang dikembangkan oleh Chow.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) tidak ada pengaruh keikutsertaan siswa dalam program bimbingan belajar terhadap hubungan antara konsentrasi belajar dengan prestasi belajar siswa pada bidang studi ekonomi (ρ = 0,575), (2) tidak ada pengaruh lingkungan belajar siswa terhadap hubungan antara konsentrasi belajar dengan prestasi belajar siswa pada bidang studi ekonomi (ρ = 0,313), (3) tidak ada pengaruh fasilitas belajar di rumah terhadap hubungan antara konsentrasi belajar dengan prestasi belajar siswa pada bidang srudi ekonomi (ρ = 0,859).


(2)

x ABSTRACT

THE EFFECT OF STUDENT’S PARTICIPATION IN STUDYING GUIDANCE PROGRAM, LEARNING ENVIRONMENT, AND HOME LEARNING FACILITIES TOWARDS THE RELATIONSHIP BETWEEN

LEARNING CONCENTRATION AND STUDENTS’ ACHIEVEMENT IN STUDYING ECONOMICS

A Case Study : on The 12th Class of Social Science Department BOPKRI 2 Senior High School Students

87 Jalan Jendral Sudirman Yogyakarta

Christina Ida Fatriani Sanata Dharma University

Yogyakarta 2009

The aims of the study is to find out the effect students’ participation in studying guidance program, learning environment, and home learning facilities towards the relationship between learning concentration and students’ achievement in studying economics.

The research was conducted on BOPKRI 2 Senior High School Students in August 2009. The data collection techniques were questionnaire and documentation. The samples were 92 students taken by purposive sampling technique. The data analysis technique was the regression model developed by Chow test.

The result of study shows that: (1) there isn’t any effect towards students who take a part in participating studying guidance program towards their learning concentration and achievement in studying economics (ρ =0,575); (2) students’ learning environment does not effect the relationship between learning concentration and students’ achievement in studying economics (ρ = 313); (3) home learning facilities do not affect the relationship between learning concentration and students’achievement in studying economics (ρ = 859).


(3)

PENGARUH KEIKUTSERTAAN SISWA DALAM PROGRAM

BIMBINGAN BELAJAR, LINGKUNGAN BELAJAR SISWA

DAN FASILITAS BELAJAR DI RUMAH

TERHADAP HUBUNGAN ANTARA KONSENTRASI

BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA

PADA BIDANG STUDI EKONOMI

Studi Kasus : Siswa Kelas XII IPS SMA BOPKRI 2 Yogyakarta Jalan Jenderal Sudirman No. 87 Yogyakarta

SKRIPSI

Oleh:

Christina Ida Fatriani NIM: 051334026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2009


(4)

i

PENGARUH KEIKUTSERTAAN SISWA DALAM PROGRAM

BIMBINGAN BELAJAR, LINGKUNGAN BELAJAR SISWA

DAN FASILITAS BELAJAR DI RUMAH

TERHADAP HUBUNGAN ANTARA KONSENTRASI

BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA

PADA BIDANG STUDI EKONOMI

Studi Kasus : Siswa Kelas XII IPS SMA BOPKRI 2 Yogyakarta Jalan Jenderal Sudirman No. 87 Yogyakarta

SKRIPSI

Oleh:

Christina Ida Fatriani NIM: 051334026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2009


(5)

(6)

(7)

iv

MOTTO

”Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia

memberikan kekekalan dalam hati mereka. ”

(Pengkotbah 3 : 11)

”Mimpi adalah kunci untuk kita menaklukkan dunia...

Berlarilah sampai engkau meraihnya....

Menarilah dan terus tertawa walau dunia tak seindah Surga....”

(Ost. Laskar Pelangi)

”Jauhilah godaan

yang mungkin kau lakukan dalam waktu kau beranjak dewasa..

Jangan sampai membuatmu terbelengu, jatuh, dan terinjak!!!!”


(8)

v

Kubuka Album Biru....Penuh debu dan Usang....

Kupandangi semua gambar diri kecil besih belum ternoda

Pikirkupun melayang dahulu penuh kasih teringat semua

cerita orang tentang riwayatku....

”Kata mereka diriku selalu dimanja

kata mereka diriku selalu ditimang”

Nada-nada yg indah slalu terurai darimu

Tangisan nakal dari bibirku takkan jadi deritamu

Tangan halus dan suci tlah mengangkat tubuh ini

jiwa raga dan sluruh hidup telah dia berikan...

Kata mereka diriku slalu dimanja...

Kata mereka diriku slalu ditimang...

O..o..ohh ”

BUNDA”

ada dan tiada dirimu kan selalu

ada di dalam hatiku....


(9)

vi

Tak terbatas kuasa-Mu Tuhan...

Semua dapat Kau lakukan...

apa yang kelihatan mustahil bagiku...

itu sangat mungkin bagi-Mu...

di saat ku tak berdaya...kuasa – Mu yang Semputna..

ketika ku percaya...Mudjizat itu nyata

di saat ku tak berdaya...Tangan- Mu yang menolong..

ketika ku Berdoa...”...MUDJIZAT ITU NYATA...”


(10)

vii

P E R S E M B A H A N

Jika layak dan pantas…aku ingin mempersembahkan karya kecilku ini yang

aku selesaikan dengan penuh perjuangan, keyakinan, dan doa untuk semua yang

berarti dalam hidupku…., yaitu:

Allah Bapa Disurga dan Bunda Maria

Santa Christina, Malaikat Pelindungku dan Semua Orang Kudus di Surga

Bapakku Aloysius Sudaldji, BA. (Alm) yang setia membimbingku dari Surga

dan Ibuku Bernadheta Sri Ismawati tercinta yang dengan tulus, sabar dan

do’a restunya, aku bisa menyelesaikan skripsi ini....

Kakakku Margareta Dwi Wulan, Irmina Ratri, dan Riyan Apriandi

Adikku Angeline Michaela…Malaikat Kecil dalam keluargaku


(11)

(12)

ix

ABSTRAK

PENGARUH KEIKUTSERTAAN SISWA DALAM PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR, LINGKUNGAN BELAJAR SISWA DAN FASILITAS BELAJAR

DI RUMAH

TERHADAP HUBUNGAN ANTARA KONSENTRASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA

PADA BIDANG STUDI EKONOMI

Studi Kasus : Siswa Kelas XII IPS SMA BOPKRI 2 Yogyakarta Jalan Jenderal Sudirman No. 87 Yogyakarta

Christina Ida Fatriani Universitas Sanata Dharma

2009

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh keikutsertaan siswa dalam program bimbingan belajar, lingkungan belajar siswa, dan fasilitas belajar di rumah terhadap hubungan antara konsentrasi belajar dengan prestasi belajar siswa pada bidang studi ekonomi.

Penelitian ini dilaksanakan di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta pada bulan Agustus 2009. Data dikumpulkan dengan kuesioner dan dokumentasi. Sampel sebanyak 92 siswa didapatkan dengan teknik purposive sampling. Data dianalisis menggunakan persamaan regresi yang dikembangkan oleh Chow.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) tidak ada pengaruh keikutsertaan siswa dalam program bimbingan belajar terhadap hubungan antara konsentrasi belajar dengan prestasi belajar siswa pada bidang studi ekonomi (ρ = 0,575), (2) tidak ada pengaruh lingkungan belajar siswa terhadap hubungan antara konsentrasi belajar dengan prestasi belajar siswa pada bidang studi ekonomi (ρ = 0,313), (3) tidak ada pengaruh fasilitas belajar di rumah terhadap hubungan antara konsentrasi belajar dengan prestasi belajar siswa pada bidang srudi ekonomi (ρ = 0,859).


(13)

x

ABSTRACT

THE EFFECT OF STUDENT’S PARTICIPATION IN STUDYING GUIDANCE PROGRAM, LEARNING ENVIRONMENT, AND HOME LEARNING FACILITIES TOWARDS THE RELATIONSHIP BETWEEN

LEARNING CONCENTRATION AND STUDENTS’ ACHIEVEMENT IN STUDYING ECONOMICS

A Case Study : on The 12th Class of Social Science Department BOPKRI 2 Senior High School Students

87 Jalan Jendral Sudirman Yogyakarta

Christina Ida Fatriani Sanata Dharma University

Yogyakarta 2009

The aims of the study is to find out the effect students’ participation in studying guidance program, learning environment, and home learning facilities towards the relationship between learning concentration and students’ achievement in studying economics.

The research was conducted on BOPKRI 2 Senior High School Students in August 2009. The data collection techniques were questionnaire and documentation. The samples were 92 students taken by purposive sampling technique. The data analysis technique was the regression model developed by Chow test.

The result of study shows that: (1) there isn’t any effect towards students who take a part in participating studying guidance program towards their learning concentration and achievement in studying economics (ρ =0,575); (2) students’ learning environment does not effect the relationship between learning concentration and students’ achievement in studying economics (ρ = 313); (3) home learning facilities do not affect the relationship between learning concentration and students’achievement in studying economics (ρ = 859).


(14)

(15)

xii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan Maha Kasih atas segala limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Keikutsertaan Siswa Dalam Program Bimbingan Belajar, Lingkungan Belajar Siswa, dan Fasilitas Belajar di Rumah Terhadap Hubungan Antara Konsentrasi Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Pada Bidang Studi Ekonomi”. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi.

Penulisan Skripsi ini terwujud berkat bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak yang telah berkenan membimbing, membantu, dan memotivasi penulis. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu melimpahkan berkat-Nya sehingga skrpsi ini dapat terselesaikan dengan lancar.

2. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta


(16)

xiii

5. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si, selaku dosen pembimbing yang dengan penuh pengertian dan ketulusan hati memberikan bimbingan, kritik, saran serta motivasi dalam penulisan skripsi ini.

6. Bapak Drs. Bambang Purnomo, SE., M.Si., selaku dosen penguji yang telah memberi saran dan pengarahan untuk skripsi yang telah saya buat ini.

7. Ibu Rita Eny Purwanti, S.Pd., M.Si selaku dosen penguji yang telah memberi saran dan pengarahan untuk skripsi yang telah saya buat ini.

8. Dosen-dosenku yang baik : ”Pak Wid, Pak Heri, Pak Ruby, Bu Cornel, Bu Catur, Bu Prem, Bu Indah” terimakasih atas ilmu dan didikan yang telah diberikan pada saya selama ini.

9. Staff sekretariat Pendidikan Akuntansi : Mbak Aris dan Bapak Wawiek atas bantuan dalam mengurusi kepentingan-kepentingan mahasiswa.

10.Ibu Sri Rahayuningsih, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMA BOPKRI 2 Yogyakarta yang telah memberikan ijin penelitian kepada penulis sehingga dapat memperoleh data sesuai topik yang diteliti.

11.Ibu Arina selaku guru pengampu ata pelajaran ekonomi SMA BOPKRI 2 Yogyakarta dan seluruh siswa SMA BOPKRI 2 Yogyakarta yang telah membantu penelitian.

12.Kedua orang tuaku tercinta (Bapak Aloysius Sudaldji, BA. (Alm) dan Ibu Bernadetha Sri Ismawati). Tiada kata dan tindakan yang mampu membalas semua kasih sayang, doa, perhatian, dan setiap ”tetes peluh” yang kalian keluarkan untuk anakmu ini....


(17)

xiv

13.Ketiga Kakakku (Margareta Wulan, Irmina Ratri, dan Riyan Apriandi), Kalian adalah seorang kakak dan sosok pengganti Ayah bagiku...terimakasih atas segala dukungan semangat, materi, kebersamaan, dan pengorbanan yang telah kalian berikan hingga aku dapat menyelesaikan kuliah ini.

14. Adikku tercinta Angeline Michaela, Senyumanmu yang masih tak berdosa itu yang menghilangkan lelah kakak dan menumbuhkan semangat ketika mengerjakan skripsi ini.

15.Semua Sodaraku terkasih (Rulitasari, Agung Supriyanto, Jakeus Jumianus, Advendi Fransiskus, Sigit Sutejo, Ipung Riantoro, Romando Sipayung) terimakasih atas segala bantuan dan semangat yang kalian berikan selama ini. 16.Ignatius Kurniawan Sipayung, terimakasih telah menjadi satu-satunya pengisi

hati yang setia menemani, mencintai, memberi semangat, dan dorongan untuk terus menatap masa depan yang cerah.

17.Sahabat-sahabatku: Yudha (Semoga kerja keras kita ini membuahkan hasil terindah bagi hidup kita), Melisa, Vita dan Luci (Ayo, kalian pasti bisa!), Indah, Agnes Amariel terima kasih atas dukungan, semangat, canda tawa yang selalu menghiburku dikala mengalami kepenatan dalam menyusun skripsi ini dan atas sumbang saran dan bantuannya sehingga aku dapat menyelesaikan skripsi ini.

18.Rekan-rekan seperjuanganku angkatan 2005 (Ms Adi, Ms Eka, Ms Kris Ms Dwi, Singgih, Itok, Wika, Arnon, Lilik, Robet, Yansen, Bangkit, Tosu, Febran, Yanto, Veri, Pilip, Vila, Rita, Rosa, Santi, Yuni, Eka, Tri, Riri, Dwix,


(18)

xv

Widi, Rini, Rina, Tia, Andri, Dens, Asih, Ruci, Esti, Dany, Ertin, Marsya, Lilis, Heni, Niken, Kur, Leny, Agnes, Meri, Chan, Galuh, Bo’im, Tite, Mita, Sus. Margaret, Era, atas bantuan, dukungan kerjasama serta semangat yang telah diberikan dalam proses penyempurnaan skripsi ini dan atas semua kenangan dan canda tawa selama kita kuliah bersama di kampus kita tercinta. 19.Rekan angkatan 2004 (Ms Koco, Tepe, Wibi, Brama, Mb Eli, Mb Agnes, dkk)

atas dukungan dan kebersamaan selama kuliah.

20.Anak-anak Kost Narada 14 B: Agnes, Luci, Sely, Dely, Eca, Siska, Septy (kalian adalah keluarga keduaku).

21.Semua pihak yang tidak dapat aku sebutkan satu persatu atas semua dukungan yang telah diberikan dalam penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini menjadi lebih baik. Dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.

Yogyakarta, 12 November 2009 Penulis,


(19)

xvi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN... ii

ABSRTAK ... iii

ABSTRACT... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan Masalah ... 6

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN TEORITIK DAN HIPOTESIS ... 9

A. Tinjauan Teoritik... 9

1. Prestasi Belajar... 9

2. Konsentrasi Belajar ... 12

3. Program Bimbingan Belajar... 20

4. Lingkungan Belajar Siswa ... 23


(20)

xvii

B. Hubungan Di Antara Variabel ... 35

C. Kerangka Berpikir... 39

D. Paradigma Penelitian... 41

E. Perumusan Hipótesis... 41

BAB III METODE PENELITIAN ... 42

A. Jenis Penelitian... 42

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 42

C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 42

D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 43

E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ... 44

F. Teknik Pengumpulan Data... 48

A. Teknik Analisis Data... 55

BAB IV GAMBARAN UMUM ... 61

A. Sejarah SMA BOPKRI 2 Yogyakarta... 61

B. Visi dan Misi SMA BOPKRI 2 Yogyakarta ... 65

C. Sumber Daya Manusia ... 66

D. Siswa SMA BOPKRI 2 Yogyakarta ... 68

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 69

A. Deskripsi data... 69

B. Analisis Data ... 74

1. Pengujian Prasyarat Analisis... 74


(21)

xviii

C. Pembahasan Hasil Penelitian... 81

BAB V PENUTUP... 89

A. Kesimpulan... 89

B. Keterbatasan Penelitian ... 90

C. Saran... 90 DAFTAR PUSTAKA


(22)

xix

DAFTAR TABEL

Tabel Kisi-Kisi Kuesioner Konsentrasi Belajar ... 49

Tabel Kisi-Kisi Kuesioner Lingkungan Belajar... 49 Tabel Kisi-Kisi Kuesioner Fasilitas Belajar Di Rumah ... 50 Tabel III.1 Rangkuman Hasil Pengujian Validitas

Variabel Konsentrasi Belajar ... 51 Tabel III.2 Rangkuman Hasil Pengujian Validitas

Variabel Lingkungan Belajar ... 52 Tabel III.3 Rangkuman Hasil Penelitian Validitas

Variabel Fasilitas Belajar Di Rumah ... 53 Tabel III.4 Rangkuman Hasil Penelitian Reliabilitas ... 55 Tabel III.5 Standar Patokan Penilaian dengan PAP II ... 56 Tabel IV.1 Guru SMA BOPKRI 2 Yogyakarta ... 66 Tabel IV.2 Daftar Guru SMA BOPKRI 2 Yogyakarta ... 66 Tabel IV.3 Karyawan SMA BOPKRI 2 Yogyakarta ... 68 Tabel IV.4 Jumlah Siswa SMA BOPKRI 2 Yogyakarta ... 68 Tabel V.1 Kategori Konsentrasi Belajar Siswa... 70 Tabel V.2 Penilaian Prestasi Belajar Siswa

Pada Bidang Studi Ekonomi ... 70 Tabel V.3 Penilaian Keikutsertaan Siswa


(23)

xx

Tabel V.4 Kategori Lingkungan Belajar Siswa ... 72 Tabel V.5 Kategori Fasilitas Belajar Di Rumah ... 73 Tabel V.6 Ringkasan Hasil Pengujian Normalitas... 74 Tabel V.7 Ringkasan Hasil Pengujian Linieritas

Konsentrasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Pada Bidang Studi Ekonomi ... 75 Tabel V.8 Ringkasan Uji Pengaruh Keikutsertaan Siswa Dalam Program Bimbingan Belajar terhadap Hubungan Antara

Konsentrasi Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Siswa Pada Bidang Studi Ekonomi ... 76 Tabel V.9 Ringkasan Uji Pengaruh Lingkungan Belajar Siswa

Terhadap Hubungan Antara Konsentrasi Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Pada

Bidang Studi Ekonomi ... 78 Tabel V.10 Ringkasan Uji Pengaruh Fasilitas Belajar di Rumah

Terhadap Hubungan Antara Konsentrasi Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Pada Bidang

Studi Ekonomi... 79


(24)

xxi

DAFTAR GAMBAR

Gambar I.1 ... 24 Gambar I.2 ... 41


(25)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kegiatan belajar di kelas, seorang siswa hendaknya menggunakan perhatian terpusat atau berkonsentrasi penuh dalam pelajaran agar dapat ditangkap dengan baik untuk mendapatkan prestasi yang baik pula (Usman, 1995:28). Pernyataan tersebut juga ditegaskan dengan pernyataan yang dikutip dari majalah Nakita edisi 89 tahun 2007 yang menyebutkan bahwa prestasi belajar anak juga dilatarbelakangi kemampuan anak dalam berkonsentrasi. Pernyataan tersebut dapat dibenarkan karena suatu keberhasilan dalam prestasi belajar seorang siswa salah satunya ditentukan oleh pemusatan pikiran atau konsentrasi dalam belajar, baik pada saat siswa belajar di rumah maaupun pada saat siswa sedang menerima pelajaran di sekolah. Tanpa adanya konsentrasi dalam belajar, maka apa yang dipelajarinya tidak dapat diterima dengan baik. Kemampuan berkonsentrasi setiap siswa tidaklah sama. Ada siswa yang mampu dengan cepat berkonsentrasi dan ada pula siswa yang membutuhkan latihan dalam waktu yang cukup lama untuk bisa berkonsentrasi penuh dalam menerima pelajaran. Kemampuan berkonsentrasi yang berbeda oleh siswa satu dengan siswa lainnya ini dipengaruhi oleh beberapa faktor penentu keberhasilan siswa dalam belajar.


(26)

Faktor penentu keberhasilan siswa dalam belajar cukup banyak. Meskipun demikian, faktor penentu keberhasilan siswa ini dapat dikategorikan menjadi dua yaitu faktor interen dan faktor eksteren. Faktor interen merupakan faktor yang berasal dari siswa itu sendiri. Faktor interen mempunyai pengaruh yang mendasar dalam sukses tidaknya dalam belajar. Hal ini berkaitan dengan bakat dan minat siswa, dimana ada kemungkinan kemampuan berkonsentrasi siswa tersebut sudah dimilikinya sejak ia lahir. Ada pendapat yang mengatakan bahwa kemampuan konsentrasi adalah bakat yang dimiliki anak sejak ia lahir (Tabloid ayah bunda, 1993:24). Pada dasarnya setiap orang dibekali kemampuan berkonsentrasi sejak lahir dan keterampilan berkonsentrasi. Faktor eksteren adalah faktor yang berasal dari luar siswa. Faktor ini meliputi lingkungan keluarga atau lingkungan tempat tinggal, lingkungan sekolah, fasilitas belajar yang dimilikinya baik di sekolah maupun di rumah, dan berbagai kegiatan yang diikutinya dalam menunjang ketajaman berkonsentrasi, seperti keikutsertaannya dalam program bimbingan belajar.

Dengan adanya berbagai sarana penunjang belajar dan konsentrasi yang mantap, siswa akan mudah memahami suatu ilmu. Namun pada kenyataannya, kemampuan siswa dalam menciptakan konsentrasi tidaklah mudah. Banyak siswa yang tampaknya belajar, namun karena belajar di depan Televisi dan bermain HP, maka hasilnya juga tidak akan maksimal. Fakta yang ada juga menunjukkan bahwa banyak anak-anak yang sebenarnya pintar (memiliki kecerdasan IQ yang tinggi), namun tidak berprestasi di sekolah. Ternyata penyebabnya sangat sederhana, yaitu anak tidak berkonsentrasi


(27)

3

dalam melakukan kegiatan belajarnya. Konsentrasi berkaitan erat dengan sikap senang tidaknya pada pelajaran, urusan pribadi siswa, gangguan lingkungan dan gangguan kesehatan. Siswa yang hidup di tengah-tengah keluarga yang ramai, sering cekcok ataupun lingkungan kumuh tentunya akan berbeda dengan siswa yang hidup di lingkungan yang aman, tenteram dan mendukung siswa dalam belajar.

Namun pada kenyataannya, kemampuan seseorang untuk menciptaan konsentransi dalam belajar tidaklah mudah. Seorang siswa harus terbiasa untuk memusatkan perhatiannya pada sesuatu yang sedang dipelajari. Contohnya adalah pada saat siswa sedang belajar, ia harus dapat fokus pada pelajaran yang sedang dipelajarinya. Tentu saja hal ini harus didukung dengan keadaan dan kondisi siswa, baik yang berasal dari diri siswa ataupun yang berasal dari luar diri siswa. Salah satu keadaan dari luar siswa yang dimaksud adalah keadaan lingkungan belajar siswa baik di sekolah maaupun di lingkungan tempat dia tinggal. Lingkungan sekolah yang aman, nyaman, bersih, rapi, tidak berdekatan dengan jalan raya, pabrik, ataupun pusat perbelanjaan, dan memiliki fasilitas yang lengkap merupakan faktor pendukung dari konsentrasi belajar siswa di sekolah. Selain itu, keadaan lingkungan yang tidak mendukung konsentrasi belajar adalah lingkungan yang tidak aman dan tidak nyaman, contohnya adalah lingkungan dengan pergaulan yang tidak baik, dimana anak akan dengan mudah terpengaruh sehingga menggangu konsentrasinya dalam belajar.


(28)

Faktor-faktor lain yang dapat mendukung konsentrasi belajar siswa selain faktor lingkungan belajar adalah fasilitas belajar siswa. Fasilitas belajar siswa dibutuhkan oleh siswa sebagai pendukung atau penunjang kegiatan belajarnya khususnya fasilitas belajar di rumah. Fasilitas belajar di rumah yang dapat mendorong semangat siswa untuk belajar adalah adanya ruangan belajar tersendiri, adanya meja kursi untuk belajar, lampu penerangan yang baik, ventilasi (sirkulasi udara) yang baik, dan peralatan sekolah yang lengkap. Adanya fasilitas belajar tersebut dapat membantu siswa lebih berkonsentrasi dalam belajarnya.

Kondisi lingkungan yang aman, nyaman dan didukung fasilitas belajar yang lengkap belum cukup untuk siswa jika tidak diimbangi dengan hasil prestasi belajar siswa yang baik. Keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar dapat dilihat dari prestasi yang diperolehnya. Prestasi yang dimaksud adalah prestasi akademik yang diwujudkan dalam bentuk angka. Hasil prestasi yang dimaksud dalam penelitian ini terutama pada bidang ekonomi, khususnya kelas XII, dimana pada jenjang SMA saat ini bidang studi Ekonomi merupakan bidang studi gabungan dari Ekonomi Teori, Ekonomi Matematika, dan Ekonomi Akuntansi. Untuk mencapai prestasi yang tinggi, tidak jarang orang tua siswa memilih alternatif dengan mengikutsertakan anak-anak mereka dalam program bimbingan belajar di luar jam sekolah baik secara reguler maaupun privat. Hal itu dilakukan oleh banyak orang tua siswa karena kesibukan mereka dalam bekerja, sehingga mereka kurang mampu mengontrol putra putri mereka dalam belajar. Keputusan ini mereka ambil bukan karena


(29)

5

ketidakpercayaan mereka pada kemampuan para guru dalam mengajar di sekolah, akan tetapi lebih pada pengembangan materi pelajaran yang telah diajarkan di sekolah untuk dapat diterapkan di luar jam sekolah.

Program bimbingan belajar yang diterapkan orang tua untuk putra-putri mereka beraneka macam, mulai dari yang telah mengikutsertakan dari awal masuk sekolah (SMA) ataupun yang hanya sebagai persiapan tes kenaikan kelas maaupun Ujian Nasional (UNAS), dan yang mulai dari program reguler sampai les privat dengan mendatangkan guru ke rumah. Dengan adanya program bimbingan belajar diharapkan dapat membantu siswa untuk dapat lebih memahami materi pelajaran dan dapat meningkatkan prestasi akademik siswa di sekolah. Berdasarkan pendapat mengenai pentingnya menciptakan konsentrasi belajar untuk meningkatkan prestasi siswa dan adanya berbagai faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajar siswa, maka penelitian ini mengambil topik “Pengaruh Keikutsertaan Siswa Dalam Program Bimbingan Belajar, Lingkungan Belajar Siswa, dan Fasilitas Belajar di Rumah Terhadap Hubungan Antara Konsentrasi Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Pada Bidang Studi Ekonomi.”


(30)

B. Batasan masalah

Fokus penelitian ini adalah pengaruh keikutsertaan siswa pada program bimbingan belajar, lingkungan belajar siswa, dan fasilitas belajar di rumah terhadap hubungan antara konsentrasi belajar dengan prestasi belajar siswa pada bidang studi ekonomi.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti mengajukan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah keikutsertaan siswa dalam program bimbingan belajar berpengaruh terhadap hubungan antara konsentrasi belajar dengan prestasi belajar siswa pada bidang studi ekonomi?

2. Apakah lingkungan belajar siswa berpengaruh terhadap hubungan antara konsentrasi belajar dengan prestasi belajar siswa pada bidang studi ekonomi?

3. Apakah fasilitas belajar di rumah berpengaruh terhadap hubungan antara konsentrasi belajar dengan prestasi belajar siswa pada bidang studi ekonomi?

D.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan bukti tentang :


(31)

7

1. pengaruh keikutsertaan siswa dalam program bimbingan belajar terhadap hubungan antara konsentrasi belajar dengan prestasi belajar siswa pada bidang studi ekonomi;

2. pengaruh lingkungan belajar terhadap hubungan antara konsentrasi belajar dengan prestasi belajar siswa pada bidang studi ekonomi;

3. pengaruh fasilitas belajar di rumah terhadap hubungan antara konsentrasi belajar dengan prestasi belajar siswa pada bidang studi ekonomi.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan hasil penelitian, antara lain:

1. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini dapat menjadi dorongan bagi siswa untuk lebih tekun dan bersemangat dalam belajar, sehingga dapat mencapai prestasi yang tinggi.

2. Bagi sekolah

Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan yang berhubungan dengan proses belajar mengajar sehingga prestasi belajar siswa lebih baik.

3. Bagi Peneliti

Dapat mengetahui secara pasti dan lebih mendalam mengenai pengaruh keikutsertaan siswa dalam program bimbingan belajar, lingkungan belajar siswa, dan fasilitas belajar di rumah terhadap hubungan antara


(32)

konsentrasi belajar dengan prestasi belajar siswa pada bidang studi ekonomi.

4. Bagi Universitas Sanata Dharma

Sebagai tambahan sumber bacaan perpustakaan dan sebagai acuan untuk penelitian lebih lanjut.


(33)

9 BAB II

TINJAUAN TEORITIK

A. Tinjauan Teoritik 1. Prestasi Belajar

Belajar merupakan perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi disadari maaupun tidak disadari dalam proses pembelajaran. Pengertian belajar menurut Hilgard dan Bower seperti yang dikutip oleh Purwanto (1990:84).

Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang terhadap situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atas dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat dan sebagainya)

Purwanto (1990:85) mengemukakan adanya ciri-ciri belajar yang meliputi empat hal yang hampir sama dengan pendapat di atas, yaitu :

1. belajar merupakan perubahan tingkah laku;

2. belajar merupakan perubahan melalui latihan atau pengalaman; 3. untuk disebut belajar maka perbuatan itu harus relatif menetap;

4. tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian baik fisik maaupun psikis.

Keberhasilan seorang siswa dalam kegiatan belajar salah satunya dapat dilihat dari nilai-nilai yang dilaporkan dalam raport secara periodik. Nilai yang tercantum dalam raport merupakan perumusan terakhir yang diberikan guru mengenai kemampuan belajar siswa selama masa tertentu (Sunaryo, 1983:53).


(34)

Senada dengan pendapat di atas, Masidjo (1995:40) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seseorang dalam usaha belajarnya yang dinyatakan dengan nilai-nilai raportnya. Tim penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996:787) merumuskan bahwa prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan dalam mata pelajaran yang lazim ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.

Tinggi rendahnya prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut M. Entang (1987:7) faktor-faktor tersebut adalah antara lain sebagai berikut.

1. Faktor internal yang meliputi :

a) intelegensi, kecerdasan, kecakapan dan bakat; b) panca indera;

c) sikap dan kebiasaan belajar; 2. Faktor eksternal yang meliputi :

a) situasi belajar; b) kurikulum;

c) keadaan lingkungan;

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat dibedakan menjadi dua faktor yaitu faktor yang berasal dari diri individu yang belajar baik faktor psikis maaupun fisik dan faktor yang berasal dari luar individu misalnya faktor lingkungan, sosial, ekonomi, guru, metode mengajar dan lain-lain. Sesuai dengan pendapat di atas, Moh. Uzer Usman (1973:10) mengungkapkan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, yaitu : 1. faktor yang berasal dari diri sendiri, misalnya sikap, motivasi, minat

kecakapan nyata, kecedasan dan bakat

2. faktor yang berasal dari luar diri sendiri, misalnya lingkungan sekolah, lingkungna keluarga, dan lingkungan masyarakat


(35)

11

Senada dengan pendapat di atas Suharsimi (1995:21) mengemukakan pendapat bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, 1. Faktor internal :

a) biologis yang meliputi usia, kematangan, kesehatan; b) psikologis yang meliputi minat, motivasi, suasana hati. 2. Faktor eksternal

a) manusia : di keluarga, di sekolah, di masyarakat; b) non manusia : udara, suasana, bau-bauan

Sehubungan dengan hal di atas, Nasution (2001:38) juga mengemukakan pendapat yang sama mengenai prestasi belajar yaitu penguasaan seseorang terhadap pengetahuan atau keterampilan tertentu dalam suatu mata pelajaran, yang lazimnya diperoleh dari nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru. Bila angka yang diberikan oleh guru rendah, maka prestasi seorang siswa dianggap rendah, dan bila angka yang diberikan oleh guru tinggi, maka prestasi siswa dianggap tinggi. Dua faktor yang berkaitan dengan prestasi belajar menurut Nasution Farid (Imron, 1996 : 46) adalah sebagai berikut.

a. Faktor interen, yang meliputi : (1) pengetahuan yang sudah dimiliki oleh seorang siswa sebelum dia mengikuti pelajaran berikutnya;

1) keterampilan belajar yang dimiliki siswa, yang meliputi (a) mengikuti mata pelajaran; (b) mengerjakan tugas; (c) membaca buku; (d) menulis makalah; (e) belajar kelompok; (f) mempersiapkan ujian; (g) menindaklanjuti hasil ujian; (h) mencari sumber belajar;


(36)

2) kondisi pribadi siswa yang meliputi : (a) kesehatan; (b) kecerdasan; (c) sikap;(d) cita-cita; (e) hubungannya dengan orang lain.

b. Faktor eksteren, yang meliputi : 1) proses belajar mengajar;

2) sarana belajar yang dimiliki (buku, peta, dan meja); 3) lingkungan belajar;

Dari hasil uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil belajar yang berasal dari dalam dan dari luar diri individu. Prestasi belajar merupakan perubahan kemampuan yang meliputi kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik (Sunaryo, 1984:4). Jadi prestasi belajar yangdimaksud dalam penelitian yaitu pada bidang studi ekonomi ialah prestasi belajar yang diperoleh siswa yang dapat diukur secara langsung melalui tes dan dapat dihitung hasilnya. Dengan demikian, hasil pengukuran dalam prestasi belajar dituangkan dalam bentuk angka yang diperoleh dari hasil ulangan, tugas-tugas, dan ujian semester. Biasanya untuk mengukur tinggi rendahnya prestasi yang dicapai siswa dalam belajar di sekolah ditunjukkan dengan nilai-nilai yang tercantum dalam rapor yang didapat pada akhir semester dan akhir tahun pelajaran.

2. Konsentrasi Belajar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, konsentrasi merupakan pemusatan perhatian atau pikiran pada suatu hal (KBBI, 1983 : 1102). Dimyati dan Mudjono (1990) menjelaskan konsentrasi belajar


(37)

13

sebagai kemampuan memusatkan perhatian pada pelajaran. Pemusatan perhatian tersebut tertuju pada isi bahan belajar atau proses belajar. Dari berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa konsentrasi merupakan pemusatan pikiran terhadap suatu hal dengan mengesampingkan semua hal lainnya yang tidak ada hubungannya dengan apa yang sedang dipikirkan. Sedangkan dalam hal belajar, konsentrasi dapat diartikan sebagai pemusatan pikiran terhadap suatu mata pelajaran dengan mengesampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan dengan pelajaran tersebut. Sejalan dengan hal di atas, Ubaydillah (http//www.google.com//, 20 Januari 2009) mengemukakan beberapa hal yang berhubungan dengan konsentrasi.

1. Kecepatan

Kemampuan individu dalam berkonsentrasi akan mempengaruhi kecepatan dalam menangkap materi yang sedang dipelajari. Seorang pelajar atau mahasiswa yang mempunyai kemampuan bagus dalam berkonsentrasi akan lebih cepat dalam menangkap materi yang seharusnya ia serap. Begitu pula halnya dengan seorang karyawan atau pegawai yang mempunyai kemampuan bagus dalam berkonsentrasi akan dapat cepat menangkap (menguasai) berbagai jenis keahlian yang dibutuhkan.

2. Kekuatan

Konsentrasi merupakan sumber kekuatan. Salah satu penjelasan yang dapat menerangkan hubungan antara konsentrasi dengan kekuatan


(38)

adalah cara kerja pikiran. Konon, pikiran kita akan bekerja berdasarkan "ingat" dan "lupa". Pikiran kita tidak bisa bekerja untuk lupa dan untuk ingat dalam satu waktu. Lupa dan ingat akan dilakukan secara bergantian dalam tingkat kecepatan yang sangat maha super. Kalau kita ingat kebaikan orang, saat itu juga kita melupakan kejelekannya. Sebaliknya, kalau kita mengingat kejelekannya, maka saat itu juga kita melupakan kebaikannya. Koswiyatun (2009) mengatakan bahwa menurut teori neuroscience, otak manusia ini berubah sesuai dengan penggunaan. Arah konsentrasi akan diikuti dengan perubahan struktur fisik otak itu. Dari penjelasan di atas dapat dikatan bahwa konsentrasi merupakan sumber kekuatan.

3. Ketahanan

Kaitan konsentrasi dengan katahanan seseorang terletak pada porsi dan frekuensinya. Kalau pikiran kita lebih sering kita gunakan untuk mengingat atau melihat hal-hal positif dari diri kita, dari keadaan dan dari orang lain di sekitar kita, maka kesimpulan yang tercetak di dalam diri kita adalah kesimpulan positif. Jika kesimpulan ini yang terbentuk, maka energi yang muncul adalah energi positif. Kekuatan dalam menghadapi kerasnya kenyataan hidup ini terkait dengan energi positif. Ketika kita gagal, yang kita ingat dan yang kita lihat adalah sisi-sisi yang mengecewakan dari kegagalan itu. Dari keadaan itu, maka sekuat apapun fisik kita pasti akan terasa berat untuk melangkah ke opsi lain. Akan berbeda rasanya ketika kita masih bisa melihat opsi dan alternatif


(39)

15

lain atau bisa mengingat-ingat tujuan hidup kita dalam potret yang lebih besar (perspektif jangka panjang). Meski kegagalan itu tetaplah kegagalan, tetapi energi yang keluar dari diri kita berbeda. Yang satu menambah kekuatan dan yang satunya malah mengurangi kekuatan.

Untuk bisa mengingat yang positif, untuk bisa cepat melupakan hal yang negatif, dan untuk bisa melihat yang positif terkait dengan kemampuan berkonsentrasi. Mahatma Gandhi menggunakan teknik "ingat" dan "lupa" untuk memperkuat perjuangannya. Ketika dirinya hampir mau putus asa menghadapi penjajahan, Gandhi kemudian memprogram pikirannya untuk ingat bahwa perjuangan menegakkan kebenaran itu selalu akan berakhir menang meski kelihatannya kalah di babak awal. Dengan kata lain, ketahanan seseorang itu tidak semata-mata terkait dengan kekuatan fisiknya.

4. Keseimbangan

Semakin bagus individu dalam berkonsentrasi, maka semakin cepat pula individu bisa menangkap signal dari dalam diri tentang apa yang kurang, apa yang kelewatan, apa yang perlu dilakukan atau apa yang perlu dihindari, apa yang baik dan apa yang tidak baik. Dengan adanya itu semua maka hidup kita seimbang dan stabil. Menurut Siswanti (2008) dalam penjelasan beberapa ahli tentang kecerdasan multipel

(multiple intelligence), dijelaskan bahwa konsentrasi itu berhubungan


(40)

intillegence, yaitu kemampuan seseorang untuk bisa “connect” dengan dirinya.

Konsentrasi merupakan akibat dari perhatian, terutama perhatian spontan yang ditimbulkan oleh minat terhadap sesuatu hal. Perhatian yang bersifat spontan yang dimaksud adalah perhatian yang diciptakan secara sadar oleh kemauan seseorang yang dapat menimbulkan suatu pemusatan perhatian. Sebab-sebab seseorang sulit berkonsentrasi menurut Ubaydillah, dalam artikelnya yang berjudul “ Kenapa Konsentrasi Itu Penting?” (http//www.google.com//), adalah sebagai berikut .

a. Gangguan Keseimbangan Emosional

Dari hasil studi yang telah diungkap mengatakan bahwa stress, distress, dan depresi ternyata bisa merusak memori (imparied

memory) dan konsentrasi (inability to concentrate). Munculnya

persoalan tersebut terkait dengan pola hidup sehat (positif), dimana dengan semakin banyak pikiran negatif, sikap negatif atau tindakan negatif yang kita biarkan tentulah semakin rentan terhadap berbagai gangguan tersebut, begitu pula dengan sebaliknya. Maka yang membedakan antara pola hidup sehat (positif) dan pola hidup tidak sehat (negatif) adalah kemampuan “membersihkan” diri seseorang. b. Kekosongan Emosi

Mahasiswa ataupun pelajar yang tidak memiliki alasan kuat mengapa melanjutkan sekolah, apa targetnya, apa tujuan besarnya,


(41)

17

apa program-program pribadinya untuk mencapai target, biasanya akan cenderung mudah merasa kosong batinya. Kekosongan batin ini akan membuat hidup menjadi hambar dan kecil kepeduliannya terhadap statusnya sebagai pelajar. Kekosongan batin inilah yang dapat mengganggu konsentrasi belajar.

c. Manajemen Pikiran

Pada dasarnya di dalam pikiran kita ini memproduksi 60.000-an percikan pemikiran (thought) dalam setiap harinya. Jumlah yang sebanyak itu tentu ada yang melawan dan ada yang mendukung, dan dari sinilah diperlukan manajemen. Salah satu unsur manajemen yang paling mendasar adalah kemampuan menangkap (cathing) yang berati kemampuan untuk mengetahui apa yang dikerjakan oleh pikiran kita. Sebagai contohnya ketika kita mendengar ceramah dari dosen kemudian pikiran kita kemana-mana dan kita tidak segera menyadarinya, maka ceramah dari dosen pun tidak dapat ditangkap dengan jelas. Akan tetapi jika kita cepat menyadari bahwa pikiran kita sudah tidak fokus lagi, dan cepat-cepat pula mengalihkannya kembali ke ceramah dosen, maka apa yang dijelaskan oleh dosen dapat kita tangkap dengan jelas. Dari sini dapat kita simpulkan bahwa konsentrasi kita bisa rusak apabila kita tidak cepat mengetahui atau menyadari apa yang sedang dipikirkan oleh pikiran kita.


(42)

Lima cara mengasah ketajaman konsentrasi menurut Ubaydillah, (http//www.google.com//, 20 Januari 2009) adalah sebagai berikut :

a. Perjelas target pribadi

Target adalah sasaran untuk dipikirkan oleh pikiran kita. Target ternyata juga memiliki banyak kegunaan yaitu dapat membimbing dan mendinamiskan hidup. Dikatakan menjadikan bimbingan karena kita bisa menyuruh pikiran kita untuk berkonsentrasi kalau tidak ada sasarannya. Maka pikiran yang sering digunakan untuk memikirkan sasaran demi sasaran akan membuat hidup dinamis. Orang yang hidup dinamis dengan target-target yang dimiliki akan jauh dari gangguan dan kekosongan emosi.

b. Melakukan dan Melibatkan Diri

Target tanpa realisasi tidaklah cukup, maka agar target dapat benar-benar bermanfaat dalam membimbing dan mendinamiskan, dibutuhkan disiplin diri dalam menjalankannya. Salah satunya adalah dengan melakukan sesuatu yang dapat mendekatkan diri kita dengan target yang kita buat sendiri. Selain melakukan sesuatu, hal terpenting adalah melibatkan diri pada lingkungan yang sesuai dengan kita (envirotment system).

c. Sering-sering berkomunikasi dengan diri sendiri

Sering-sering berkomunikasi dengan diri sendiri ini misalnya adalah “menyepi”. Menyepi di sini berarti memberi ruang dan


(43)

19

kesempatan untuk diri sendiri supaya berbicara dengan diri sendiri,

self-dialog, self-talk, meditasi, evaluasi, koreksi, dan refleksi. d. Ciptakan sarana (mean)

Menciptakan sarana dapat dilakukan dengan membuat tulisan, catatan, gambar atau apa saja yang dapat memudahkan kita mengingat dan melihat target, program, atau bidang-bidang yang penting menurut kita. Kemudian dari apa yang telah kita buat dapat kita letakkan di buku, meja, HP, komputer, dan tempat-tempat lainnya yang dapat membantu kita untuk memudahkan dalam mengingat dan melihat.

e. Tingkatkan kepedulian

Kepedulian di sini bukan berati mementingkan diri sendiri, melainkan berperan seoptimal mungkin berdasarkan status kita, salah satu contohnya adalah pelajar. Pelajar yang peduli adalah pelajar yang berperan seoptimal mungkin sebagai pelajar yaitu belajar, berorganisasi, demo secara positif, bergaul, menghormati guru atau dosen, dan lain-lain.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan mengenai konsentrasi yaitu penggunaan yang proporsional terhadap pikiran untuk fokus pada sasaran yang kita inginkan. Hal ini berarti konsentrasi adalah jalan tengah (the proper way) di antara dua sisi yang ekstrim, yaitu distraksi dan “tensi” (tension). Pada keadaan yang tegang, biasanya bukan konsentrasi yang muncul melainkan over-concentration


(44)

(pandangan sempit). Sebaliknya bila seseorang terkena distraksi yaitu sesuatu yang tidak penting, tidak mendesak dan tidak prioritas untuk kita pikirkan, maka hal inilah yang disebut dengan

under-concentration (ngelantur).

3. Program Bimbingan Belajar

a. Bimbingan dan Program Bimbingan

Winkel, Moegiadi (Winkel, 1997:67) mengartikan bimbingan adalah : “Suatu proses pemberian bantuan atau pertolongan kepada individu dalam hal : memahami diri sendiri; menghubungan pemahaman tentang dirinya sendiri dengan lingkungan; memilih; menentukan dan menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya sendiri dan tuntutan dari lingkungannya”

Sedangkan di dalam petunjuk pelaksanaan bimbingan dan konseling (Depdikbud, 1994:1), bimbingan diartikan sebagai : “Bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan dirinya pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan.”

Selain bimbingan, WS Winkel (1997:105) juga mendefinisikan program bimbingan (guidance program) sebagai suatu rangkaian kegiatan bimbingan yang terencana, terorganisir, dan terkoordinir selama periode waktu tertentu. Pengertian yang dikemukakan oleh Slamento mengenai program bimbingan adalah sebagai berikut :

“Program bimbingan merupakan salah satu dari bimbingan pada umumnya yang dapat dijabarkan ke dalam dimensi


(45)

21

perhatian, nasehat, pengawasan dan motivasi. (Slamento, 1988:75)

Mengingat pentingnya kegiatan bimbingan maka perlu adanya program bimbingan yang terencana agar pelayanan yang diberikan kepada siswa dapat tepat guna. Pelayanan bimbingan yang dilakukan oleh tenaga bimbingan di sekolah tersebut juga akan berjalan dengan baik apabila ada kerjasama tenaga kependidikan yang lain di sekolah. Dari berbagai pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan

bahwa program bimbingan belajar merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan untuk membantu siswa dalam memecahkan kesulitannya dalam belajar secara terencana dan terorganisir agar siswa mampu mengatasi kesulitannya sendiri dalam belajar. Program bimbingan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah bimbingan klasikal (program reguler) dan program bimbingan privat.

b. Metode Belajar Pada Program Bimbingan

Metode belajar adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu. Belajar bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan, sikap, kecakapan, dan keterampilan belajar. Metode belajar yang diterapkan dalam program bimbingan belajar adalah : 1. mempelajari teori secara singkat, terarah, sistematis, dan terpadu


(46)

2. belajar mengajar berpegang teguh pada modul ditambah secara praktis yang diajarkan oleh tentor secara profesional;

3. penyampaian materi dengan rumus-rumus praktis yang hanya dimiliki oleh tentor-tentor atau pengajar;

4. materi bimbingan disesuaikan dengan kisi-kisi UNAS; 5. tes pendalaman materi yang telah teruji coba secara berskala.

Oleh karena itu, siswa harus aktif dalam kegiatan program bimbingan belajar agar pola pikir siswa terarah dan terlatih dalam menghadapi kesulitan belajar.

c. Materi Bimbingan Belajar

Menurut Winkel (1991:56) materi bimbingan dapat bersumber dari : 1. pengetahuan dan pemahaman guru pembimbing di berbagai ilmu

sosial, antripologi, ilmu ekonomi dan psikologi dengan berbagai cabangnya;

2. hasil refleksi guru pembimbing sendiri dan tokoh masyarakat terhadap keadaan masyarakat di berbagai bidang kehidupan, termasuk bidang pendidikan sekolah;

3. perumusan tujuan pendidikan nasional dan perumusan tujuan institusional;

4. daftar-daftar masalah yang dihadapi kaum muda, yang disusun oleh para ahli di bidang pendidikan dan psikologi;


(47)

23

6. hasil penelitian yang diadakan guru pembimbing dengan cara menyebarkan daftar cek masalah di tingkatan kelas tertentu. Dalam penelitian ini digunakan kuisioner yang tujuannya sama dengan daftar cek masalah, yaitu mendapatkan informasi tentang masalah-masalah belajar yang dialami siswa;

7. pengalaman guru pembimbing selama beberapa tahun.

4. Lingkungan Belajar

Lingkungan belajar adalah keseluruhan keadaan yang melingkupi siswa atau keadaan yang dengan kehadirannya memberi pengaruh pada perkembangan siswa (Winkel, 2004:108). Lingkungan belajar siswa dibagi menjadi dua yaitu lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga (Prayitno, 1989:133). Lingkungan sekolah merupakan lingkungan belajar kedua bagi siswa setelah keluarga. Lingkungan sekolah dibagi menjadi dua yaitu lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Yang dimaksud lingkungan fisik adalah sistem pengaturan tempat duduk, ukuran kelas, ukuran sekolah dan komposisi siswa di dalam kelas. Sedangkan yang dimaksud dengan lingkungan sosial adalah hubungan antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa.

1. Lingkungan Fisik Sekolah

Lingkungan fisik sekolah adalah keadaan fisik sekolah yang memberikan pengaruh pada kegiatan belajar siswa yang berupa:


(48)

a. Pengaturan tempat duduk

Aktifitas belajar tertentu menuntut adanya perabotan, tipe bangku dan perlengkapan lainnya yang benar-benar memberikan kemungkinan bagi siswa untuk berpartisipasi dan berinteraksi serta keleluasan bagi guru untuk memperhatikan kelangsungan belajar siswa. Pengaturan tempat duduk tradisional menurut Gunawan (2009).

Gambar I.1

Pengaturan Tempat Duduk Tradisional

Pengaturan tempat duduk seperti ini sering dijumpai di kelas-kelas. Sistem seperti ini merupakan pengaturan tempat duduk yang tradisional. Pengaturan tempat duduk seperti ini memungkinkan siswa mendapatkan teman dalam belajar.

b. Ukuran Kelas

Aktivitas belajar siswa, perasaan saling menghargai atau menghormati antar siswa, aktivitas kelas atau kemampuan kreatifitas siswa seturut dengan bertambahnya jumlah siswa


(49)

25

dalam kelas. Kelas yang berukuran kecil dua kali lipat lebih efektif untuk meningkatkan aktivitas belajar daripada kelas yang besar (Sithu dalam Prayitno 1989).

Prayitno (1989) menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa pada kelas ukuran kecil lebih tinggi dibanding dengan kelas yang berukuran besar. Jumlah siswa dalam kelas yang efektif adalah antara 10-25 siswa.

c. Ukuran Sekolah

Barker dan Gump dalam Prayitno (1989) mengemukakan semakin besar ukuran sekolah, partisipasi masing-masing siswa dalam kegiatan sekolah akan semakin kecil. Sekolah yang jumlah siswanya kecil akan mendorong siswa untuk terlibat dalam berbagai kegiatan sekolah. Sekolah yang padat jumlah siswanya menunjukkan tingkat cemas dalam pergaulan kelompok yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan sekolah yang sedikit jumlah siswanya.

d. Komposisi Kelas

Komposisi kelas adalah pengaturan siswa-siswa di dalam kelas berdasarkan kemampuan atau bakat siswa. Prayitno (1989) menyimpulkan bahwa jika siswa dalam satu kelas semuanya terdiri dari siwa-siswa yang memiliki kemampuan rendah atau wajar, maka hal ini tidak memiliki hubungan yang berarti dengan prestasi belajar siswa. Siswa dalam kelompok ini akan terdorong


(50)

untuk meningkatkan prestasi. Bila dalam satu kelas terdiri dari siswa-siswa yang berkemampuan tinggi, maka prestasi belajar mereka akan meningkat dengan tajam.

2. Lingkungan Sosial Sekolah

Menurut Prayitno (1989:147) setiap orang membutuhkan pengalaman dari orang lain. Begitu pula dengan siswa, dalam lingkungan sosial sekolah, ini mengacu pada hubungan yang terjadi pada guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Siswa membutuhkan pengetahuan dari guru dan teman-temannya sebagai sumber motivasi siswa yang mempunyai kebutuhan sosial tinggi untuk berprestasi baik dan bekerja dengan temannya. Siswa yang mempunyai kebutuhan sosial rendah biasanya akan lebih bekerja sendiri. Teman sekelas atau teman sebaya merupakan salah satu faktor yang dapat membantu siswa termotivasi dalam rangka meningkatkan prestasi belajarnya. Menurut Vembriarto (1993:54) teman sebaya adalah kelompok yang terdiri dari sejumlah individu yang sama baik dalam hal usia, status pribadi atau pribadi sosialnya. Siswa yang kesulitan ketika sedang mengerjakan soal-soal dapat menanyakan kepada teman sekelasnya jikalau siswa itu memang malu jika harus menanyakannya kepada gurunya. Jadi, hubungan sosial perlu dikembangkan oleh guru maaupun oleh siswa.

Menurut Mudjiono (1999:49) siswa merupakan individu yang unik, artinya tidak ada dua orang siswa yang sama persis . Setiap siswa akan menentukan sendiri bagaimana cara belajar dan sasaran belajar bagi


(51)

27

dirinya. Kualitas interaksi belajar antar siswa berlangsung secara intelektual maaupun sosio emosional, sehingga meningkatkan peluang pembentukan kepribadian seutuhnya, terutama yang berkaitan dengan kemauan dan bekerja sama dalam memecahkan masalah. Dukungan yang penting pada dasarnya adalah dukungan moril maaupun materiil dalam mewujudkan suatu rencana. Seorang siswa dapat menerima dukungan dari teman sekelasnya yang berupa kerjasama, perhatian yang diberikan teman sekelas, dan adanya sikap toleransi antar teman sekelas.

Hubungan yang kurang harmonis dapat menyebabkan beberapa kelompok menjadi tidak bersahabat dalam suatu kelas. Persaingan dalam belajar yang tidak sehat di antara kelompok dalam suatu kelas dapat menimbulkan keonaran-keonaran yang menyebabkan proses belajar terhambat. Oleh sebab itu ada baiknya bila di dalam kelas siswa saling memberikan dukungan yang positif, baik berupa kerjasama, perhatian maaupun adanya sikap toleransi.

Selain hubungan antar siswa, siswa juga harus menjaga hubungan dengan guru. Begitu pula dengan guru, guru juga harus menjaga hubungan yang harmonis antara guru dengan para karyawan di sekolah. Hubungan sosial guru dapat diwujudkan dengan tersedianya waktu dan tenaga untuk membina hubungan dengan orang tua siswa dan dalam menyelesaikan masalah sosial antar siswa.


(52)

Sikap guru terhadap siswa dapat diartikan sebagai kecenderungan seorang guru untuk berperilaku terhadap siswa (Sudjana, 1987:48). Menurut Prayitno (1989:48) tingkah laku guru dalam mengajar meliputi : (1) guru sebagai model, dimana sikap dan kepribadian guru akan dianut oleh siswa, (2) sikap guru terhadap tingkah laku siswa, (3) sikap guru terhadap karakteristik siswa, (4) sikap guru terhadap siswa yang berbeda jenis kelamin dan (5) sikap guru terhadap perbedaan prestasi belajar siswa.

3. Lingkungan Keluarga

Selain lingkungan sosial sekolah, lingkungan yang paling menentukan adalah lingkungan keluarga. Keinginan yang kuat dari orang tua supaya anaknya memiliki prestasi yang baik tetapi tidak disertai dengan perbuatan efektif tentu saja tidak akan membuahkan hasil yang baik. Keluarga merupakan lingkungan pertama bagi siswa. Lingkungan keluarga terdiri dari ayah, ibu, kakak, adik, dan keluarga yang lain. Peran orang tua untuk memotivasi belajar menurut Prayitno (1989:154) dapat diwujudkan dengan penghargaan misalnya : (1) aktifitas siswa dengan orang tua (rekreasi, memasak, membaca, dan lain-lain), (2) membuatkan masakan khusus yang disukai oleh anak (3) memberi kesempatan untuk melakukan kegiatan khusus (hobbi), (4) membelikan alat-alat permainan (bagi anak kecil) dan (5) memberi kebebasan waktu untuk bermain dan menonton TV. Keluarga yang tidak mampu cenderung tidak dapat menyediakan penghargaan-penghargaan seperti yang telah disebutkan di


(53)

29

atas, dan hal ini akan mengganggu anak dalam belajar. Keadaan anak yang sulit juga dapat menjadikan anak sulit berkonsentrasi pada pelajaran karena memikirkan sesuatu untuk menutupi keadaan keluarga yang kurang (Winkel, 1986).

Selain apa yang telah disebutkan di atas mengenai lingkungan belajar siswa, Nasution (2001:41) menyatakan lingkungan belajar adalah lingkungan yang dapat mempengaruhi belajar peserta didik seperti lingkungan sekolah, lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat. Prayitno (1997:51) mengklasifikasikan lingkungan belajar menjadi dua macam.

a. Lingkungan Fisik

Lingkungan fisik berkaitan dengan material yang ada di luar peserta didik yang dapat mempengaruhi aktivitas belajar, baik yang bersumber dari lingkungan sekolah maaupun keluarga dan masyarakat. Sebagai contoh yaitu kerapian lingkungan belajar baik yang ada di rumah, sekolah, maaupun masyarakat.

b. Lingkungan Non Fisik

Lingkungan non fisik yang dimaksud adalah segala stimulus yang ada di luar diri peserta didik yang secara mental dapat mempengaruhi aktivitas belajarnya, baik yang bersumber dari lingkungan sekolah maaupun keluarga dan masyarakat. Sebagai contoh adalah kondisi lingkungan belajar yang berisik, keluarga yang broken home, dan penerimaan sosial yang tidak baik.


(54)

Dari berbagai pendapat di atas mengenai lingkungan belajar, dapat disimpulkan bahwa lingkungan belajar siswa merupakan suatu keadaan yang melingkupi siswa dan memberikan pengaruh siswa dalam proses belajar siswa, dimana pengaruh tersebut meliputi pengaruh lingkungan baik yang bersifat fisik ataupun non fisik dan baik yang ada di lingkungan sekolah, keluarga maaupun lingkungan masyarakat dimana siswa tersebut berada.

5. Fasilitas Belajar di Rumah

1. Pengertian Fasilitas Belajar di Rumah

Menurut Suharsimi Arikunto (1989:108) mengemukakan bahwa “fasilitas dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat memudahkan dan dapat melancarkan pelaksanaan suatu usaha.” Fasilitas yang berhubungan dengan kegiatan belajar sering disebut fasilitas belajar.

Dalam Kamus Besar Umum Bahasa Indonesia, fasilitas berarti sesuatu yang dapat membantu memudahkan pekerjaan, tugas dan sebagainya. Fasilitas belajar dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu fasilitas fisik dan fasilitas uang (Arikunto, 1998:2). Fasilitas fisik ini dalam dunia pendidikan disebut sarana dan prasarana pendidikan.

Sesuai dengan penelitian di atas maka pengertian fasilitas belajar di rumah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah fasilitas belajar dari orang tua yang berwujud benda-benda yang dapat digunakan untuk memudahkan dan memperlancar usaha anak belajar di rumah. Dengan


(55)

31

menggunakan fasilitas belajar yang telah ada di rumah diharapkan siswa dapat meningkatkan konsentrasi belajar dan mendapatkan hasil belajar yang maksimum.

2. Unsur-unsur Fasilitas Belajar

Fasilitas belajar yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi dua unsur yaitu tempat belajar dan alat-alat belajar.

a. Tempat Belajar

Yang termasuk tempat belajar dalam penelitian ini adalah : ruang belajar dan meja kursi belajar. Dalam menyediakan tempat-tempat belajar orang tua harus berusaha menghindari tempat-tempat belajar dari suatu kebisingan dan bau-bauan yang tidak sedap yang akan dapat mengganggu konsentrasi belajar anak. Belajar akan lebih baik jika dilakukan di ruang studi khusus yang disediakan oleh orang tuanya. Jika ruang tersebut tidak dapat disediakan, maka tempat tidur juga dapat digunakan sekaligus sebagai tempat belajar. Ada beberapa tempat belajar atau tempat studi yang baik seperti dikemukakan oleh The Liang Gie (1997:22) adalah sebagai berikut:

1) Sebaiknya tempat tidur membelakangi meja studi dan tidak tampak di depan mata sehingga tidak ada keinginan belajar sambil tidur.

2) Meja studi tidak boleh diletakkan menghadap jendela karena selain silau cahaya matahari juga dapat mengganggu perhatian dengan hal-hal yang ada di luar jendela.


(56)

3) Penerangan harus tidak boleh berlebihan dan tidak boleh kurang melainkan memadai untuk melakukan studi dengan baik.

4) Permukaan meja studi sebaiknya tidak diplitur secara mengkilap, diberi pernis sampai berkaca-kaca atau dilapisi lembaran kaca jernih karena akan menimbulkan kesilauan. 5) Meja kursi sebaiknya bersih dari segala benda yang tidak

berhubungan dengan studi.

6) Buku-buku pelajaran hendaknya disimpan dalam rak buku dan ditaruh di sisi kiri meja belajar.

7) Tempat belajar yang baik akan membantu siswa berkonsentrasi dalam belajarnya.

b. Alat –alat belajar

Alat belajar yang dimaksud adalah: alat menulis dan alat peraga. Semakin lengkap alat-alat pelajaran, akan memberikan kemungkinan yang besar untuk belajar sebaik-baiknya. Sebaliknya jika alat-alat tulis tidak lengkap maka hal itu dapat menganggu dalam proses belajar sehingga hasilnya akan mengalami hambatan. Tersedianya alat-alat yang memadai akan membuat anak dapat belajar dengan baik sehingga nantinya akan berpengaruh terhadap konsentrasi anak di rumah dan prestasi belajarnya.


(57)

33

Macam-macam fasilitas belajar di rumah yang dibutuhkan oleh siswa menurut Thamrin Nasution dan Nurhalijah Nasution (1995) adalah sebagai berikut:

a. Ruang Belajar

Ruang belajar adalah ruangan yang dapat digunakan untuk belajar siswa, dimana sebaiknya ruang belajar jauh dari kebisingan berbagai aktifitas di rumah. Akan lebih baik jika ruang belajar disediakan tersendiri oleh orang tua anaknya dalam kegiatan belajar, agar dengan ruang belajar sendiri anak dapat berkonsentrasi dalam belajar.

b. Meja dan Kursi Belajar

Meja belajar merupakan sarana belajar yang diperlukan anak. Dengan adanya meja belajar sendiri, maka anak akan lebih nyaman dalam belajar. Kenyaman belajar anak akan mempengaruhi konsentrasi belajar anak.

c. Penerangan

Penerangan merupakan sarana penting yang dapat mendukung belajar anak. Sumber penerangan yang baik adalah lampu meja pijar (bukan neon) yang cukup terang (40-60 watt), dan posisi lampu sebaiknya diletakkan di sisi kiri atas (kalau dapat dari arah belakang) anak, sehingga bayangan tangan yang menulis tidak menghalangi pandangan dan anak dapat merasa nyaman dalam belajar. Dengan penerangan yang cukup, maka anak dapat belajar


(58)

lebih lama, karena dengan lampu yang terang maka mata anak akan lebih jelas dalam membaca buku dan mata anak tidak kan terganggu.

d. Ventilasi

Dengan adanya ventilasi, maka sirkulasi udara dalam ruang belajar tidak lembab dan siswa dapat merasa nyaman dalam belajar.

e. Peralatan Sekolah

Peralatan Sekolah merupakan kebutuhan pokok yang harus dimiliki siswa dalam kegiatan belajar. Peralatan sekolah ini bisa berujud buku pelajaran, buku tulis, pulpen, pensil, karet penghapus. Siswa yang memiliki peralatan sekolah yang lengkap akan cenderung dapat berkonsentrasi dalam belajarnya karena alat-alat yang dimilikinya dapat menunjang belajarnya.

f. Media Massa

Media massa merupakan salah satu alat untuk menambah pengetahuan anak, terutama pengetahuan umum selain dari mata pelajaran yang didapat dari sekolah. Yang dimaksud media massa yaitu seperti surat kabar dan majalah, sedangkan media elektronik adalah televisi dan radio.

g. Buku Bacaan

Orang tua hendaknya perlu menyadari bahwa anak-anak perlu disediakan buku-buku yang dapat menunjang kegiatan belajarnya. Hal itu dikarenakan anak juga memerlukan suatu selingan dalam


(59)

35

belajar, karena anak akan merasa bosan apabila ia hanya mempelajari buku pelajaran saja. Oleh sebab itu orang tua jangan merasa enggan mengeluarkan uang untuk membelikan buku bacaan ringan kepada anaknya, karena hal ini akan menambah semangat anak dalam belajar.

B. Hubungan diantara Variabel

1. Pengaruh keikutsertaan siswa dalam program bimbingan belajar terhadap hubungan antara konsentrasi belajar dengan prestasi belajar siswa pada bidang studi ekonomi.

Konsentrasi belajar merupakan pemusatan pikiran terhadap suatu mata pelajaran dengan mengesampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan dengan pelajaran tersebut. Siswa yang memiliki kemampuan konsentrasi yang tinggi biasanya memiliki prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa yang kemampuan konsentrasinya rendah. Menurut WS. Winkel (1997:105) program bimbingan (guidance program) adalah suatu rangkaian kegiatan bimbingan yang terencana, terorganisir, dan terkoordinir selama periode tertentu. Dalam penelitian ini program bimbingan belajar diartikan sebagai kegiatan yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan untuk membantu siswa dalam memecahkan kesulitan dalam belajar. Semakin intensif seorang siswa mengikuti program bimbingan belajar baik itu secara reguler maaupun privat, semakin tinggi pula kemampuan anak berkonsentrasi dalam belajarnya. Siswa yang


(60)

memiliki konsentrasi belajar yang tinggi dan didukung dengan keikutsertaan siswa dalam program bimbingan belajar secara intensif, maka siswa dapat memperoleh prestasi belajar yang tinggi pula, sebaliknya siswa yang memiliki kemampuan konsentrasi belajar yang tinggi tetapi tidak mengikuti program bimbingan belajar secara intensif, maka prestasi belajarnya juga akan semakin menurun. Menurut Fransiska (2004), ada hubungan yang positif dan signifikan antara keikutsertaan siswa dalam program bimbingan belajar dengan keberhasilan siswa dalam menempuh UAN.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tinggi rendahnya hubungan antara konsentrasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa salah satunya ditentukan oleh keikutsertaan siswa dalam program bimbingan belajar. Siswa yang mengikuti program bimbingan belajar secara intensif diduga mempunyai tingkat hubungan konsentrasi belajar dan prestasi belajar siswa yang lebih tinggi dibandingakan dengan siswa yang mengikuti program bimbingan belajar tetapi tidak intensif atau siswa yang tidak mengikuti program bimbingan belajar sama sekali.

2. Pengaruh lingkungan belajar siswa terhadap hubungan antara konsentrasi belajar dengan prestasi belajar siswa pada bidang studi ekonomi.

Lingkungan belajar siswa merupakan salah suatu keadaan yang melingkupi siswa dan memberikan pengaruh bagi siswa dalam proses


(61)

37

belajarnya, dimana pengaruh tersebut meliputi pengaruh lingkungan baik itu bersifat fisik ataupun non fisik dan baik yang ada di lingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat.

Komponen lain yang mempengaruhi konsentrasi siswa dalam menciptakan konsentrasi belajar dan meningkatkan prestasi belajar siswa adalah lingkungan belajar siswa. Siswa yang tinggal di lingkungan belajar, baik itu lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat yang aman, nyaman, jauh dari polusi dan tempat-tempat keramaian, serta mampu menjaga tingkah lakunya diduga derajat hubungan antara konsentrasi belajar siswa dan prestasi belajar siswa akan semakin tinggi. Sebaliknya jika lingkungan belajar siswa, baik itu lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat tidak aman, nyaman, rentan polusi dan dekat tempat-tempat keramaian, serta tidak mampu menjaga tingkah lakunya diduga derajat hubungan antara konsentrasi belajar siswa dan prestasi belajar siswa akan semakin rendah.

Suryantono, (2004) menemukan adanya pengaruh positif dari lingkungan belajar dan prestasi belajar. Lingkungan belajar sebagai lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar siswa adalah lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Lingkungan yang aman, tenang, kondusif dan ditunjang dengan fasilitas atau sarana belajar yang memadai akan membuat siswa dapat mencurahkan perhatiannya atau dapat berkonsentrasi dengan baik untuk belajar, sehingga dapat mencapai prestasi belajar yang tinggi.


(62)

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa tinggi rendahnya hubungan antara konsentrasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa juga dipengaruhi oleh keadaan lingkungan tempat siswa belajar, yaitu lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Semakin baik lingkungan belajar siswa maka diduga semakin tinggi pula hubungan antara konsentrasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa. Sebaliknya semakin buruk lingkungan belajar siswa diduga semakin rendah pula hubungan antara konsentrasi belajar siswa dan prestasi belajar siswa.

3. Pengaruh fasilitas belajar siswa di rumah terhadap hubungan antara konsentrasi belajar dengan prestasi belajar pada bidang studi akuntansi.

Siswa yang memiliki fasilitas belajar di rumah yang lengkap (adanya ruang belajar, meja dan kursi belajar, penerangan yang baik, peralatan sekolah, media massa, dll) pastilah akan lebih membantu siswa tersebut dalam menciptakan konsentrasi belajar. Dengan adanya kelengkapan fasilitas belajar di rumah diduga kemampuan menciptakan konsentrasi dalam belajarnya tinggi dan prestasi belajarnya juga menjadi tinggi. Sedangkan siswa yang tidak memiliki kelengkapan fasilitas belajar di rumah diduga kemampuan konsentrasi belajar dan juga prestasi belajarnya juga menjadi rendah.

Wahyu, (2006) dalam penelitiannya menemukan ada pengaruh positif sarana belajar mahasiswa terhadap prestasi belajar mahasiswa.


(63)

39

Tersediannya sarana belajar yang memadai akan dapat lebih memudahkan mahasiswa untuk meraih prestasi belajar yang baik. Setiap mahasiswa juga membutuhkan sarana yang baik untuk menunjang peningkatan dalam prestasi belajarnya. Kondisi sarana belajar juga harus diperhatikan, misalnya keadaan kamar apakah cukup sirkulasi udara, apakah penerangan dalam ruangan memadai untuk belajar, ataupun apakah kondisi meja dan kursi juga dalam keadaan baik. Hal-hal kecil tersebut sangat penting karena akan membuat mahasiswa merasa nyaman dan betah untuk melakukan kegiatan belajar, sehingga dapat menciptakan konsentrasi belajar yang baik dan dapat meraih prestasi belajar yang baik pula.

Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa yang mempunyai fasilitas belajar di rumah yang lengkap diduga mempunyai hubungan antara konsentrasi belajar siswa dan prestasi belajar siswa yang tinggi. Sebaliknya, siswa yang tidak mempunyai fasilitas belajar di rumah yang lengkap diduga mempunyai hubungan antara konsentrasi belajar siswa dan prestasi belajar siswa yang rendah.

C. Kerangka Berfikir

1. Konsentrasi belajar merupakan pemusatan pikiran terhadap suatu mata pelajaran dengan mengesampingkan hal lainnya yang tidak berhubungan dengan pelajaran tersebut. Prestasi belajar adalah penguasaan seseorang terhadap pengetahuan atau keterampilan tertentu dalam suatu mata pelajaran, yang lazimnya diperoleh dari nilai tes atau angka yang diberikan


(64)

oleh pengajar. Program bimbingan belajar adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan untuk membantu siswa dalam memecahkan kesulitannya dalam belajar secara terencana dan terorganisir agar siswa mampu mengatasi kesulitannya sendiri dalam belajar.

2. Konsentrasi belajar merupakan pemusatan pikiran terhadap suatu mata pelajaran dengan mengesampingakan hal lainnya yang tidak berhubungan dengan pelajaran tersebut. Prestasi belajar adalah penguasaan seseorang terhadap pengetahuan atau keterampilan tertentu dalam suatu mata pelajaran, yang lazimnya diperoleh dari nilai tes atau angka yang diberikan oleh pengajar. Lingkungan belajar siswa adalah suatu keadaan yang melingkupi siswa dan memberikan pengaruh siswa dalam proses belajar, dimana pengaruh teesebut meliputi pengaruh lingkungan baik yang bersifat fisik ataupun non fisik dan baik yang ada di lingkungan keluarga, sekolah, keluarga maaupun lingkungan masyarakat.

3. Konsentrasi belajar merupakan pemusatan pikiran terhadap suatu mata pelajaran dengan mengesampingakan hal lainnya yang tidak berhubungan dengan pelajaran tersebut. Prestasi belajar adalah penguasaan seseorang terhadap pengetahuan atau keterampilan tertentu dalam suatu mata pelajaran, yang lazimnya diperoleh dari nilai tes atau angka yang diberikan oleh pengajar. Fasilitas belajar di rumah adalah segala sesuatu yang telah tersedia di rumah yang berhubungan dengan penyediaan peralatan sekolah dan perlengkapan sekolah demi membantu ketenangan dan kenyamanan belajar di rumah.


(65)

41

D. Paradigma Penelitian

Pada penelitian ini, dapat digambarkan paradigma penelitiannya adalah sebagai berikut :

Gambar I.2 Paradigma Penelitian

E. Hipotesis

1. Ada pengaruh positif keikutsertaan siswa dalam mengikuti program bimbingan belajar terhadap hubungan antara konsentrasi belajar dengan prestasi belajar siswa pada bidang studi ekonomi.

2. Ada pengaruh positif lingkungan belajar terhadap hubungan antara konsentrasi belajar dengan prestasi belajar siswa pada bidang studi ekonomi.

3. Ada pengaruh positif fasilitas belajar di rumah terhadap hubungan antara konsentrasi belajar dengan prestasi belajar siswa pada bidang studi ekonomi.

Keikutsertaan Siswa dalam Program Bimbingan Belajar

Prestasi Belajar Konsentrasi Belajar

Fasilitas Belajar di Rumah Lingkungan Belajar Siswa


(66)

42 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian studi kasus yaitu penelitian tentang subyek tertentu, dimana subyek tersebut terbatas, maka kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku pada subyek yang diteliti. Studi kasus penelitian ini dilakukan di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta khususnya kelas XII IPS, sehingga generalisasi kesimpulan hanya terbatas pada subyek yang diteliti.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1.Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta Jalan Jendral Sudirman 84 Yogyakarta

2.Waktu penelitian

Penelitian dilakukan pada periode Bulan Juli-September 2009

C. Subyek dan Obyek Penelitian 1. Subyek penelitian

Subyek penelitian adalah siswa siswi kelas XII IPS SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.


(67)

43

2. Obyek Penelitian

Obyek penelitian dalam tulisan ini adalah keikutsertaan siswa dalam program bimbingan belajar, lingkungan belajar siswa, fasilitas belajar di rumah, konsentrasi belajar dan prestasi belajar siswa pada bidang studi ekonomi.

D.Populasi dan Sampel Peanelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi adalah kumpulan yang lengkap dari seluruh elemen sejenis, akan tetapi dapat dibedakan satu sama lain. Perbedaan ini disebabkan adanya karakteristik yang berlainan (Arikunto, 1991 : 102). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa siswi SMA BOPKRI 2 Yogyakarta

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu (Sudjana, 1992 : 161). Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling, yaitu cara mengambil sampel yang memenuhi kriteria sampel tertentu sesuai dengan yang dikehendaki oleh peneliti yaitu seluruh siswa kelas XII SMA BOPKRI 2 Yogyakarta khususnya program IPS. Dengan pertimbangan bahwa siswa kelas XII sudah melakukan cara belajar yang lebih intensif, dan suasana belajar yang lebih serius untuk menghadapi


(68)

Ujian Nasional (UN), sehingga diambil sampel penelitian sejumlah 92 responden.

E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya

Variabel penelitian adalah obyek penelitian yang bervariasi atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 1992:120). Dalam penelitian ini variabel yang akan diteliti adalah sebagai berikut : 1. Variabel Bebas (independent variable)

Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang diselidiki pengaruhnya. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi belajar (X).

2. Variabel Terikat (dependent variable)

Variabel terikat (dependent variable) adalah variabel yang diramalkan akan timbul dalam hubungan yang fungsional. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa pada bidang studi ekonomi (Y).

3. Variabel Moderator

Variabel moderator adalah variabel yang mempengaruhi (memperlemah) hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Variabel moderator dalam penelitian ini adalah keikutsertaan siswa dalam program bimbingan belajar (D1), lingkungan belajar siswa (D2), dan fasilitas belajar siswa di rumah (D3).


(69)

45

4. Definisi Pengukuran Variabel a. Prestasi belajar

Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai setelah proses belajar yang merupakan tingkat keberhasilan seseorang dalam mengikuti proses belajar mengajar. Prestasi belajar siswa ditunjukkan dengan nilai raport masing-masing siswa kelas XII IPS SMA BOPKRI 2 Yogyakarta pada semester kedua pada bidang studi ekonomi. Variabel prestasi belajar diukur berdasarkan nilai raport siswa pada bidang ekonomi.

b. Konsentrasi Belajar

Konsentrasi belajar adalah pemusatan pikiran terhadap satu mata pelajaran dengan mengesampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan dengan pelajaran tersebut. Konsentrasi belajar dikategorikan menjadi konsentrasi belajar tinggi dan konsentrasi belajar rendah. Untuk mengukur variabel konsentrasi belajar menggunakan alternatif jawaban sebagai berikut:

Jawaban Skor Ya 1 Tidak 0

1) Konsentrasi belajar tinggi, jika alternatif jawaban yang diberikan oleh responden terdiri lebih dari 5 jawaban Ya


(70)

2) Konsentrasi belajar rendah, jika alternatif jawaban yang diberikan oleh responden lebih dari 5 atau lebih jawaban Tidak. c. Keikutsertaan Siswa Dalam Program Bimbingan Belajar

Program bimbingan belajar adalah suatu program untuk memberikan arahan dan bimbingan kepada siswa untuk memberi materi pengulangan (remedial), pengayaan (enrichment), dan konsultasi siswa (consulting) sehingga siswa yang mengikuti bimbingan belajar dapat memadukan materi yang diterima di sekolah dengan materi yang diajarkan pada bimbingan belajar. Untuk mengukur keikutsertaan siswa dalam program bimbingan belajar, cara yang digunakan penulis adalah dengan alternatif jawaban kuesioner. Keikutsertaan siswa dalam program bimbingan belajar dibedakan menjadi dua kategori yaitu kategoti tinggi dan kategori rendah berdasarkan frekuensi lamanya keikutsertaan dalam program bimbingan belajar.

Kategori Keikutsertaan Siswa Dalam

Program Bimbingan Belajar Intensif < 1 tahun

Tidak intensif ≥ 1 tahun

d. Lingkungan Belajar

Lingkungan belajar siswa merupakan lingkungan belajar yang mendukung peningkatan prestasi belajar siswa yang meliputi lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Lingkungan belajar


(71)

47

dikategorikan menjadi lingkungan belajar baik dan tidak baik. Untuk mengukur variabel konsentrasi belajar menggunakan alternatif jawaban sebagai berikut:

Jawaban Skor Ya 1 Tidak 0

1) Lingkungan belajar baik jika alternatif jawaban yang diberikan oleh responden terdiri dari 5 atau lebih jawaban Ya

2) Lingkungan belajar tidak baik jika alternatif jawaban yang diberikan oleh responden terdiri dari 5 atau lebih jawaban Tidak.

e. Fasilitas Belajar Siswa Di Rumah

Fasilitas belajar siswa di rumah adalah sarana yang diberikan orang tua pada anaknya dengan tujuan agar dapat menunjang kelancaran belajar. Fasilitas belajar di rumah dikategorikan menjadi fasilitas belajar di rumah lengkap dan tidak lengkap. Untuk mengukur variabel konsentrasi belajar menggunakan alternatif jawaban sebagai berikut:

Jawaban Skor Ya 1 Tidak 0


(72)

1) Fasilitas belajar siswa di rumah lengkap jika alternatif jawaban yang diberikan oleh responden terdiri dari 5 atau lebih jawaban Ya.

2) Fasilitas belajar siswa di rumah tidak lengkap jika alternatif jawaban yang diberikan oleh responden terdiri dari 5 atau lebih jawaban Tidak.

F. Teknik Pengumpulan Data 1. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu metode pengumpulan data dengan cara mengambil catatan / dokumen yang tersedia. Pada penelitian ini data yang diambil untuk dokumentasi adalah hasil belajar siswa yang berupa nilai atau nilai raport siswa bidang studi ekonomi kelas XI IPS semester kedua.

2. Kuesioner

Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang didistribusikan melalui pos untuk diisi dan dikembalikan atau dapat juga dijawab dalam pengawasan peneliti. Kuesioner ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang konsentrasi belajar siswa, keikutsertaan siswa dalam program bimbingan belajar, lingkungan belajar siswa, dan fasilitas belajar di rumah. Kuesioner dalam penelitian ini berbentuk tertutup, peneliti hanya menyediakan alternatif jawaban yang telah disediakan,


(73)

49

sehingga responden diminta memilih jawaban yang ada. Berikut ini akan disajikan kisi-kisi kuesioner dari konsentrasi belajar, lingkungan belajar siswa dan fasilitas belajar siswa di rumah dalam bentuk tabel.

Tabel Kisi-Kisi Kuesioner Konsentrasi Belajar

No. pertanyaan

Dimensi Indikator

positif negatif Perhatian yang fokus 1,2,5 3,4

Berfikir yang fokus 6,7

Mampu mengesampingkan hal-hal di luar pelajaran yang berasal dari dalam diri (internal)

11 8,9,10 Konsentrasi

belajar

Mampu mengesampingkan hal-hal lain di luar pelajaran yang berasal dari luar (eksternal)

12,13

Tabel Kisi-kisi Kuesioner Lingkungan Belajar Siswa

No. pertanyaan Dimensi Indikator

Positif Negatif 1. Keharmonisan keluarga 1 2 2. Kelengkapan keluarga

(ayah, ibu, anak)

3 3. Jarak rumah dengan

jalan raya

4 4. Jarak rumah dengan

pusat keramaian

4 5. Jarak rumah dengan

kawasan industri/pabrik

4 Lingkungan belajar

siswa ditinjau dari keadaan keluarga/ rumah

6. Tingkat polusi 4

1. Rapi 5

2. Bersih 5

3. Hubungan antar warga sekolah

6,7,9,10 8 4. Jarak sekolah dengan

jalan raya

8 Lingkungan belajar

siswa ditinjau dari keadaan sekolah

5. Jarak sekolah dengan pusat keramaian


(74)

6. Jarak sekolah dengan kawasan industri atau pabrik

8

7. Tingkat polusi di sekolah 9 8 1. Hubungan antar warga 12,13,14 2. Peneriamaan masyarakat 15,16 Lingkungan belajar

siswa ditinjau dari

keadaan masyarakat 3. Lingkungan bersih/ aman / nyaman

Tabel Kisi-Kisi Kuesioner Fasilitas Belajar Di Rumah

No. Pertanyaan Dimensi Indikator

Positif Negatif 1.Tersedia peralatan

sekolah

3,5,8 7

2.Media massa 9,10,12

3.Meja dan kursi belajar 2,6 4. Ruang belajar 1,11,13,14

5.Penerangan 4

Fasilitas belajar di rumah

6.Ventilasi 6

Pengujian kuesioner akan dilakukan kepada 30 siswa terlebih dahulu. Pengujianvaliditas dan reliabilitas kuesioner ini akan dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :

a. Uji Validitas

Sebuah instrumen dinyatakan valid bila mampu mengukur apa yang diinginkannya (Sugiyono, 1999:124). Untuk pengukuran validitas tersebut digunakan teknik Product Moment Co-Efficient

Of Correlation dari Pearson (Anton Dajan, 1996:315).


(75)

51

rxy=

( )

{

2 2

}

{

2

( )

2

}

∑ ∑

− − − y y n x x n y x xy n Keterangan :

rxy= koefisien korelasi Product moment, uji satu arah dengan taraf signifikansi (α) = 5%

n = jumlah sampel

x = jumlah nilai (skor) maksimum pertanyaan responden y = total nilai (skor) pernyataan responden

∑y2 = jumlah skor kuadrat variabel y

∑x2 = jumlah skor kuadrat variabel x

Jika r hitung > r tabel maka pengukuran tersebut valid.

Pengujian validitas penelitian ini didasarkan pada populasi berukuran N = 30 dengan df (degree of fredom) = N – 2 (dk = 30 – 2 = 28 ). Berdasarkan populasi dan nilai r product moment tersebut adalah koefisien r table = 0.374 dengan taraf signifikansi 5%. Berikut ini hasil pengujian validitas :

Table III.1

Rangkuman Hasil Pengujian Validitas Variabel Konsentrasi Belajar No. Butir Soal Koefisien

Validitas

Nilai r tabel

Keterangan

1 butir 1 0.573 0.374 Valid

2 butir 2 0.574 0.374 Valid

3 butir 3 0.519 0.374 Valid

4 butir 4 0.605 0.374 Valid


(1)

ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. Regression 27.342 3 9.114 .661 .578(a) Residual 1213.560 88 13.790

1

Total 1240.902 91

a Predictors: (Constant), D2X, D2lingkunganbljr, Xkonsentrasi b Dependent Variable: Ypestasi

Coefficients(a)

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig. (Constant) 80.571 4.277 18.838 .000 Xkonsentrasi -.571 .750 -.359 -.762 .448 D2lingkungan

bljr -4.348 4.540 -.173 -.958 .341 1

D2X .782 .771 .530 1.014 .313 a Dependent Variable: Ypestasi


(2)

Regression

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N Yprestasi 77.97 3.693 92 Xkonsentrasi 8.20 2.317 92 D3fasilitas .92 .267 92

D3X 7.61 3.113 92

Correlations

Yprestasi Xkonsentrasi D3fasilitas D3X Yprestasi 1.000 .100 .009 .077 Xkonsentrasi .100 1.000 .060 .718 D3fasilitas .009 .060 1.000 .705 Pearson Correlation

D3X .077 .718 .705 1.000 Yprestasi . .172 .468 .232 Xkonsentrasi .172 . .285 .000 D3fasilitas .468 .285 . .000 Sig. (1-tailed)

D3X .232 .000 .000 .

Yprestasi 92 92 92 92

Xkonsentrasi 92 92 92 92

D3fasilitas 92 92 92 92

N

D3X 92 92 92 92

Variables Entered/Removed(b)

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method 1

D3X, D3fasilitas, Xkonsentrasi

(a)

. Enter

a All requested variables entered. b Dependent Variable: Yprestasi

Model Summary(b)

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate 1 .101(a) .010 -.023 3.736 a Predictors: (Constant), D3X, D3fasilitas, Xkonsentrasi


(3)

ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. Regression 12.772 3 4.257 .305 .822(a) Residual 1228.130 88 13.956

1

Total 1240.902 91

a Predictors: (Constant), D3X, D3fasilitas, Xkonsentrasi b Dependent Variable: Yprestasi

Coefficients(a)

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig. (Constant) 77.375 4.595 16.838 .000 Xkonsentra

si .062 .567 .039 .110 .912 D3fasilitas -.782 4.839 -.056 -.162 .872 1

D3X .105 .594 .089 .178 .859 a Dependent Variable: Yprestasi


(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Efektivitas Terapi Pijat Terhadap konsentrasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri No. 060894 Medan

38 349 114

Pemberitaan Mobil Esemka Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional tentang Pengaruh Pemberitaan Mobil Esemka di TV One Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMK Negeri 2 Medan)

0 28 91

Komunikasi Antarpribadi Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa (Studi Kasus tentang Komunikasi Antarpribadi Guru – Siswa terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Siswa SMK Negeri 8 Medan)

8 70 93

Disiplin belajar siswa SMP YMJ Ciputat dan Hubungannya dengan prestasi belajar

1 6 82

Hubungan antara komunikasi orang tua dan siswa dengan prestasi belajar siswa : studi penelitian pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Pamulang

0 5 94

Pengaruh keikutsertaan siswa dalam program bimbingan belajar, lingkungan belajar siswa dan fasilitas belajar di rumah terhadap hubungan antara konsentrasi belajar dan prestasi belajar siswa pada bidang studi ekonomi.

0 0 176

Pengaruh keikutsertaan siswa dalam program bimbingan belajar, lingkungan belajar siswa, dan fasilitas belajar di rumah terhadap hubungan antara konsentrasi belajar dan prestasi belajar siswa.

0 0 167

Pengaruh keikutsertaan siswa dalam program bimbingan belajar, lingkungan belajar siswa, dan fasilitas belajar di rumah terhadap hubungan antara konsentrasi belajar dan prestasi belajar siswa - USD Repository

0 0 165

Pengaruh keikutsertaan siswa dalam program bimbingan belajar, lingkungan belajar siswa dan fasilitas belajar di rumah terhadap hubungan antara konsentrasi belajar dan prestasi belajar siswa pada bidang studi ekonomi - USD Repository

0 0 174

PENGARUH KEIKUTSERTAAN SISWA DALAM PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR, LINGKUNGAN BELAJAR SISWA DAN FASILITAS BELAJAR DI RUMAH TERHADAP HUBUNGAN ANTARA KONSENTRASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI EKONOMI

0 0 166