Pengaruh prestasi belajar siswa dan status sosial ekonomi orang tua terhadap minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke perguruan tinggi.

(1)

vi

ABSTRAK

PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA DAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP MINAT ORANG TUA UNTUK

MENYEKOLAHKAN ANAKNYA KE PERGURUAN TINGGI Studi Kasus Pada Orang Tua Siswa Kelas XII SMA Pangudi Luhur Sedayu

Hening Tyas Subekti Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2008

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh prestasi belajar siswa terhadap minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke perguruan tinggi; (2) pengaruh status sosial ekonomi terhadap minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke perguruan tinggi; (3) pengaruh prestasi belajar siswa dan status sosial ekonomi terhadap minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke perguruan tinggi

Penelitian dilaksanakan di SMA Pangudi Luhur sedayu pada bulan Juli 2007. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Penelitian ini dilakukan terhadap seluruh orang tua siswa kelas XII yang berjumlah 85 orang. Untuk mengetahui pengaruh antara masing- masing variabel bebas dengan variabel terikat digunakan analisa regresi sederhana, sedangkan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas secara bersama-sama dengan variabel terikat digunakan analisis regresi ganda dengan taraf signifikansi 0,05.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada pengaruh yang positif dan signifikan antara prestasi belajar siswa terhadap minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke perguruan tinggi (thitung = 2,552 > ttabel =1,664); (2) ada pengaruh yang positif dan signifikan antara status sosial ekonomi orang tua terhadap minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke perguruan tinggi (thitung = 2,602 > ttabel =1,664); (3) ada pengaruh yang positif dan signifikan antara prestasi belajar siswa dan status sosial ekonomi orang tua terhadap minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke perguruan tinggi (F hitun g = 5,620 > F tabel = 3,11).


(2)

vii ABSTRACT

THE INFLUENCE OF STUDENTS’ ACHIEVEMENTS AND PARENTS’ SOCIAL-EKONOMIC STATUS TOWARD PARENTS’ INTEREST TO

SEND THEIR CHILDREN TO A UNIVERSITY

(A case study on parents of the third grade students of SMA Pangudi Luhur Sedayu)

Hening Tyas Subekti Sanata Dharma University

Yogyakarta 2008

This research aims to investigate: 1) the influence of students’ achievements toward parents’ interest to send their children to university; 2) the influence of social-economic status toward parents’ interest to send their children to university; 3) the influence of students’ achievements and parents’ social-economic status toward parents’ interest to send their children to university.

This research was conducted in SMA Pangudi Luhur Sedayu in July 2007. The technique of gathering the data was questionnaire. The samples of this research were 85 parents of the third grade students of SMA Pangudi Luhur Sedayu. Plain Regresion analysis was used to investigate the influence between the dependent variable and the independent variable, while Multi Regresion analysis was used to investigate the influence of dependent variable and independent variable accordingly with significance of 0,05.

It was obtained that: 1) there is a significant and positive influence on the students’ achievements toward the parents’ interest to send their children to university (Frate=2,552 > Ftable=1,664); 2) there is a significant and positive influence on the parents’ social-economic toward parents’ interest to send their children to university (Frate=2,602 > Ftable=1,664); 3) there is a significant and positive influence toward the students’ achievements and the parents’ interest toward the parents’ social-economic status to send their children to university (Frate=5,620 > Ftable=3,11).


(3)

i

PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA DAN STATUS

SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP MINAT

ORANG TUA UNTUK MENYEKOLAHKAN ANAKNYA KE

PERGURUAN TINGGI

Studi Kasus Pada Orang Tua Siswa Kelas XII SMA Pangudi Luhur Sedayu SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

HENING TYAS SUBEKTI NIM: 021334071

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2008


(4)

(5)

(6)

(7)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 16 Januari 2008 Penulis,


(8)

vi

ABSTRAK

PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA DAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP MINAT ORANG TUA UNTUK

MENYEKOLAHKAN ANAKNYA KE PERGURUAN TINGGI Studi Kasus Pada Orang Tua Siswa Kelas XII SMA Pangudi Luhur Sedayu

Hening Tyas Subekti Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2008

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh prestasi belajar siswa terhadap minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke perguruan tinggi; (2) pengaruh status sosial ekonomi terhadap minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke perguruan tinggi; (3) pengaruh prestasi belajar siswa dan status sosial ekonomi terhadap minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke perguruan tinggi

Penelitian dilaksanakan di SMA Pangudi Luhur sedayu pada bulan Juli 2007. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Penelitian ini dilakukan terhadap seluruh orang tua siswa kelas XII yang berjumlah 85 orang. Untuk mengetahui pengaruh antara masing- masing variabel bebas dengan variabel terikat digunakan analisa regresi sederhana, sedangkan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas secara bersama-sama dengan variabel terikat digunakan analisis regresi ganda dengan taraf signifikansi 0,05.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada pengaruh yang positif dan signifikan antara prestasi belajar siswa terhadap minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke perguruan tinggi (thitung = 2,552 > ttabel =1,664); (2) ada pengaruh yang positif dan signifikan antara status sosial ekonomi orang tua terhadap minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke perguruan tinggi (thitung = 2,602 > ttabel =1,664); (3) ada pengaruh yang positif dan signifikan antara prestasi belajar siswa dan status sosial ekonomi orang tua terhadap minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke perguruan tinggi (F hitun g = 5,620 > F tabel = 3,11).


(9)

vii ABSTRACT

THE INFLUENCE OF STUDENTS’ ACHIEVEMENTS AND PARENTS’ SOCIAL-EKONOMIC STATUS TOWARD PARENTS’ INTEREST TO

SEND THEIR CHILDREN TO A UNIVERSITY

(A case study on parents of the third grade students of SMA Pangudi Luhur Sedayu)

Hening Tyas Subekti Sanata Dharma University

Yogyakarta 2008

This research aims to investigate: 1) the influence of students’ achievements toward parents’ interest to send their children to university; 2) the influence of social-economic status toward parents’ interest to send their children to university; 3) the influence of students’ achievements and parents’ social-economic status toward parents’ interest to send their children to university.

This research was conducted in SMA Pangudi Luhur Sedayu in July 2007. The technique of gathering the data was questionnaire. The samples of this research were 85 parents of the third grade students of SMA Pangudi Luhur Sedayu. Plain Regresion analysis was used to investigate the influence between the dependent variable and the independent variable, while Multi Regresion analysis was used to investigate the influence of dependent variable and independent variable accordingly with significance of 0,05.

It was obtained that: 1) there is a significant and positive influence on the students’ achievements toward the parents’ interest to send their children to university (Frate=2,552 > Ftable=1,664); 2) there is a significant and positive influence on the parents’ social-economic toward parents’ interest to send their children to university (Frate=2,602 > Ftable=1,664); 3) there is a significant and positive influence toward the students’ achievements and the parents’ interest toward the parents’ social-economic status to send their children to university (Frate=5,620 > Ftable=3,11).


(10)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Maha Kasih karena skripsi ini telah selesai tepat pada waktunya. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi. Penulis menyadari bahwa proses penyusunan skripsi ini mendapatkan berbagai masukan, kritik, dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph. D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak S. Widanarto Prijowuntato, S.Pd.,M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Markoes Padmonegoro kepala sekolah SMA Pangudi Luhur Sedayu beserta semua guru dan karyawan yang telah memberi ijin dan bantuan dalam penelitian ini.

5. Seluruh responden yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian. 6. Bapak Suyanto yakub dan Ibu Yutriah tersayang yang telah memberikan

kesempatan untuk kuliah dan selalu memberikan dorongan serta kesabaran dalam mendidik.


(11)

ix

7. Adek-adekku Yos, Dan, Iyan, Dewi, Prunanku Valen tersayang, Simbah putri yang meninggal satu bulan lalu, Pakde Yusam, Mamak Jirah, Mas Yun, Mbak Bud, Kang Sudi, Mbak Anik, Keponakanku Arya n’ Eren yang menemaniku sebelum pendadaran.

8. Kekasihku Mas David yang selalu memberikan kasih sayang, banyak bantuan, semangat untuk tetap maju dan mamberikan ketenangan di saat-saat sulit dalam kehidupanku.

9. Teman seperjuanganku: Aprilianto Anicetus Spd dan L.Dewa Buwana Spd. 10. Teman-teman baikku yang selalu membantu dalam banyak hal: Fanya, Dina,

Dhita, Sisca, Elly, Kris sumi, Eko”Titet”, Yayik, Bowo, Novan “Boim”, Eri, Dwi, Dewi”Bulan”, Muntari, Lusi, Indri, Goris, dan semua teman-teman PAK’02 (Kelas A, B, C).

11. Semua pihak yang tidak memungkinkan untuk disebutkan satu persatu, yang telah banyak memberikan dukungan, kritik, dan saran yang sungguh berarti bagi keberhasilan dalam penulisan skripsi ini.

Semoga Allah Bapa senantiasa menyertai kita dan memberikan segala yang terbaik untuk kita.

Yogyakarta, Januari 2008 Penulis


(12)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ………... iii

MOTTO ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ………... x

DAFTAR TABEL ………. xiv

DAFTAR LAMPIRAN ………. xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masala h ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ………...….………. 5

D. Manfaat Penelitian ………...…………... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prestasi Belaja ... 7

B. Status Sosial Ekonomi ... 9


(13)

xi

D. Perguruan Tinggi ... 18

E. Kerangka Berpikir ... 20

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 25

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 25

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 25

D. Populasi dan Sampel... 25

E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ... 26

F. Teknik Pengumpulan Data ... 31

G. Teknik Pengujian Instrumen... 32

H. Teknik Analisis Data ... 35

1. Uji Prasyarat Analisis Data... 35

a. Uji Normalitas... 35

b. Uji Linieritas ... 36

c. Asumsi Klasik ... 37

2. Pengujian Hipotesis ... 39

I. Sumbangan Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat ... 42

1. Sumbangan Relatif... 42

2. Sumbangan Efektif ... 43

BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH A. Gambaran Umum Sekolah ... 44

B. Visi dan Misi ... 45


(14)

xii

D. Sumber Daya Manusia ... 48

E. Siswa SMA Pangudi Luhur Sedayu ... 50

F. Sarana, Prasarana dan Fasilitas Sekolah... 50

G. Kurikulum... 54

H. Hubungan antara Sekolah dengan Masyarakat... 55

I. Majelis Sekolah atau Dewan Sekolah ... 56

J. Usaha-usaha Penempatan Lulusan ... 56

BAB V DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi Data ... 58

1. Prestasi Belajar Siswa ... 58

2. Status Sosial Ekonomi Orang Tua ... 59

3. Minat Orang Tua ... 69

B. Uji Prasyarat Analisis ... 70

1. Uji Normalitas ... 70

2. Uji Linieritas... 71

B. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 73

1. Hipotesis Pertama (Pengaruh Prestasi Belajar Siswa Terhadap Minat Orang Tua Untuk Menyekolahkan Anaknya Ke Perguruan Tinggi) ... 73

2. Hipotesis Kedua (Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Minat Orang Tua Untuk Menyekolahkan Anaknya Ke Perguruan Tinggi) ... 76


(15)

xiii

3. Hipotesis Ketiga (Pengaruh Prestasi Belajar Siswa dan Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Minat Orang Tua Untuk

Menyekolahkan Anaknya Ke Perguruan Tinggi) ... 78

a). Uji Multikolinieritas ... 79

b). Uji Heteroskedastisitas... 80

C. Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif... 83

D. Pembahasan Hasil Penelitian... 84

1. Pengaruh Prestasi Belajar Siswa Terhadap Minat Orang Tua Untuk Menyekolahkan Anaknya Ke Perguruan Tinggi ... 84

2. Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Minat Orang Tua Untuk Menyekolahkan Anaknya Ke Perguruan Tinggi ... 85

3. Pengaruh Prestasi Belajar Siswa dan Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Minat Orang Tua Untuk Menyekolahkan Anaknya Ke Perguruan Tinggi... 87

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN B. Kesimpulan ... 89

C. Keterbatasan Penelitian ... 90

D. Saran ... 91 DAFTAR PUSTAKA


(16)

xiv

DAFTAR TABEL

3.1. Rangkuman Pengujian Uji Validitas ... 33

3.2. Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas... 35

4.1. Daftar Nama Guru dan Karyawan SMA Pangudi Luhur Sedayu ... 48

4.2. Jumalah Siswa SMA Pangudi Luhur Sedayu... 50

5.1. Deskripsi Prestasi Belajar Siswa ... 58

5.2. Deskripsi Status Sosial Ekonomi ... 59

5.3. Deskripsi Tingkat Pendidikan Ayah ... 60

5.4. Deskripsi Tingkat Pendidikan Ibu... 61

5.5. Deskripsi Pekerjaan Pokok Ayah ... 62

5.6. Deskripsi Pekerjaan Pokok Ibu ... 63

5.7. Deskripsi Pekerjaan Sampingan Ayah ... 63

5.8. Deskripsi Pekerjaan Sampingan Ibu ... 64

5.9. Deskripsi Pendapatan Ayah ... 65

5.10. Deskripsi Pendapatan Ibu ... 65

5.11. Deskripsi Pendapatan Sampingan Ayah ... 66

5.12. Deskripsi Pendapatan Sampingan Ibu... 66

5.13. Deskripsi Fasilitas Keluarga ... 67

5.14. Deskripsi Minat ... 70

5.15. Hasil Uji Normalitas data Variabel Penelitian ... 71

5.16. Hasil Uji Linieritas Prestasi Be lajar Siswa ... 72

5.17. Hasil Uji Linieritas Status Sosial Ekonomi Orang Tua ... 73


(17)

xv

5.19. Hasil Pengujian Pengaruh Prestasi Belajar Terhadap Minat... 75

5.20. Hasil Pengujian Pengaruh Status Sosial Te rhadap Minat ... 77

5.21. Hasil Pengujian Pengaruh Status Sosial Terhadap Minat ... 77

5.22. Hasi Pengujian Multikolinieritas... 80

5.23. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas... 80

5.24. Hasil Pengujian Prestasi Belajar dan Status Sosial terhadap minat . 81 5.25. Hasil Pengujian Prestasi Belajar dan Status Sosial terhadap minat . 81 5.26. Hasil Pengujian Prestasi Belajar dan Status Sosial terhadap minat . 82 5.27. Hasi Perhitungan Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif... 83


(18)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ………... 95

Lampiran 2 Data Prapenelitian………... 98

Lampiran 3 Uji Validitas dan Reliabilitas ………. 99

Lampiram 4 Data Induk Penelitian ……… 100

Lampiran 5 Deskripsi Data……….………… 112

Lampiran 6 Uji Normalitas, Uji Linearitas, Uji Asumsi Klasik…… 119

Lampiran 7 Pengujian Hipotesis……… ………... 122

Lampiran 8 Tabel F, t, r . ………. 126


(19)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sumber Daya Manusia merupakan kebutuhan yang penting dalam pelaksanaan pembangunan suatu negara. Sumber Daya Manusia yang baik dapat diperoleh dari hasil pendidikan. Melalui pendidikan setiap warga masyarakat memperoleh kesempatan mengembangkan pengetahuan dan keahliannya.

Pendidikan penting untuk menciptakan Sumber Daya manusia yang cerdas, terampil dan mempunyai akhlak mulia, sehingga dengan pendidikan yang baik pelaksanaan pembangunan suatu negara akan berjalan dengan baik pula. Hal ini dijelaskan dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 3 yang mengatakan bahwa: Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang- undang.

Peningkatan Sumber Daya Manusia dapat diperoleh dari peningkatan kualitas pendidikan yang dapat diawali dari pendidikan di sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi. Menurut Idris (1984 ; 10) pendidikan adalah serangkaian kegiatan komunikasi yang bertujuan, antara manusia dewasa dengan anak didik secara tatap muka atau dengan menggunakan media dalam rangka memberikan bantuan terhadap perkembangan anak seutuhnya, dalam


(20)

arti supaya dapat mengembangkan potensinya semaksimal mungkin agar menjadi manusia dewasa yang bertanggung jawab. Dampak pendidikan untuk peningkatan Sumber Daya Manusia lebih kuat dibandingkan dengan usaha-usaha lainnya.

Meningkatkan Sumber Daya Manusia dapat dilakukan melalui pendidikan yang tinggi. Berkaitan dengan pendidikan tersebut, banyak faktor yang mempengaruhi minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke Perguruan Tinggi yaitu prestasi belajar siswa, status sosial ekonomi orang tua, tingkat pendidikan orang tua, konsep diri, bakat atau kemampuan siswa, lingkungan pergaulan, harapan memperoleh pekerjaan, penghasilan yang tinggi, harapan kepuasan, harapan mengembangkan karir, harapan mengembangkan intelektual, dan potensi pribadi. Dari banyak faktor tersebut diduga terdapat dua faktor yang kuat mempengaruhi minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke Perguruan Tinggi yaitu prestasi belajar siswa dan status sosial ekonomi orang tua.

Pendidikan dapat meningkatkan Sumber Daya Manusia untuk memperbaiki kehidupan menjadi lebih baik dan layak, sehingga berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Tingginya tingkat pendidikan menjadi tolak ukur untuk memperoleh kesempatan yang lebih luas mendapatkan pekerjaan yang baik, meskipun ada faktor lain yang dapat mempengaruhi kesempatan memperoleh pekerjaan tersebut.

Demikian halnya dengan keinginan orang tua untuk menyekolahkan anaknya di Perguruan Tinggi. Orang Tua yang menyekolahkan anaknya di


(21)

Perguruan Tinggi mengharapkan anaknya kelak akan mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Dengan tingkat pendidikan yang tinggi, anak diharapkan dapat meningkatkan stasus sosial ekonomi keluarga. Melalui tingkat pendidikan yang tinggi pula, orang tua menginginkan anaknya mendapatkan pekerjaan yang mapan sehingga dalam kehidupan sehari- harinya tidak mengalami kesusahan ekonomi seperti yang dialami orang tuanya. Misalnya saja orang tua mengharapkan anaknya menjadi guru, dokter, ataupun sarjana lainnya.

Pada umumnya orang tua yang mampu atau berasal dari golongan ekonomi yang baik cenderung akan menyekolahkan anaknya ke Perguruan Tinggi dibandingkan orang tua yang mempunyai ekonomi yang rendah. Perihal mahalnya biaya pendidikan di Indonesia menjadi momok masyarakat ekonomi kurang mampu, terutama bagi para orang tua yang memiliki anak usia sekolah. Akibatnya, orang tua tidak punya mimpi untuk hari depan anak-anaknya. Meskipun, sesungguhnya anak-anak dari keluarga miskin berpotensi dan bisa meraih sarjana ( http://www.supersemar.or.id/viewnews.php?id=63 ). Orang tua yang mempunyai keinginan untuk menyekolahkan anaknya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi hendaknya juga harus mempertimbangkan faktor kemampuan anak dan kemampuan finansial keluarga.

Pada tahun 2005 jumlah calon mahasiswa baru mengalami penurunan, hal ini disebabkan karena mahalnya biaya pendidikan di Perguruan Tinggi dan hasil prestasi belajar siswa. Tingginya biaya pendidikan di Perguruan Tinggi


(22)

serta kondisi ekonomi keluarga tidak memungkinkan orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke jenjang Perguruan Tinggi. Adanya kenaikan harga BBM menyebabkan biaya kebutuhan keluarga termasuk pendidikan menjadi meningkat. Beban hidup yang berat harus ditanggung keluarga semakin tinggi, sehingga minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke Perguruan tinggi menurun. Orang tua mengharapkan anaknya bekerja agar dapat membantu mencukupi kebutuhan hidup keluarga. Di samping kondisi ekonomi orang tua prestasi siswa juga diduga berpengaruh terhadap minat orang tua menyekolahkan anaknya ke perguruan tinggi.

Berdasarkan uraian tersebut diatas dapat diketahui bahwa ada berbagai faktor yang mempengaruhi minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke Perguruan Tinggi. Faktor tersebut adalah prestasi belajar dan status sosial ekonomi orang tua. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti “Pengaruh Prestasi Belajar Siswa Dan Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Minat Orang Tua Untuk Menyekolahkan Anaknya Ke Perguruan Tinggi”.

B. Perumusan Masalah

1. Apakahprestasi belajar siswa berpengaruh terhadap minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke Perguruan Tinggi?

2. Apakah status sosial ekonomi orang tua berpengaruh terhadap minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke Perguruan Tinggi?


(23)

3. Apakah prestasi belajar siswa dan status sosial ekonomi orang tua berpengaruh terhadap minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke Perguruan Tinggi?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh prestasi belajar siswa terhadap minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke Perguruan Tinggi. 2. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh status sosial ekonomi orang tua

terhadap minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke Perguruan Tinggi.

3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh prestasi belajar siswa dan status sosial ekonomi orang tua terhadap minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke Perguruan Tinggi?

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Siswa

Sebagai gambaran untuk menentukan pilihan melanjutkan ke Perguruan Tinggi setelah lulus dari SMU.

2. Bagi Peneliti

Dapat mengetahui lebih mendalam pengaruh prestasi belajar siswa, status sosial ekonomi orang tua dan tingkat pendidikan orang tua terhadap minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke Perguruan Tinggi.


(24)

3. Bagi Universitas Sanata Dharma

Dapat digunakan sebagai tambahan sumber bacaan perpustakaan Universitas Sanata Dharma.


(25)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Prestasi Belajar

Singer (1987:39) menjelaskan para guru dan pendidik harus diberi patokan dasar agar mereka menerima prestasi murid yang ada. Bukan berarti untuk mengakui suatu prestasi yang nyatanya memang masih kurang, melainkan sebagai penghargaan atas jerih-payah si murid dan untuk betul-betul membahas hasil yang dicapainya itu.

Pengertian belajar dari beberapa ahli (Roestiyah 1982:149).

• Lester D. Crow dan Alice Crow belajar ialah perubahan individu dalam kebiasaan, pengetahuan, dan sikap.

• Teori dari R. Gagne memberikan dua definisi belajar :

- Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh modifikasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku.

- Belajar adalah pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi.

Menurut Dimyati (1990:84) faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat prestasi adalah faktor internal dan eksternal.

1. Faktor internal

a. N. Ach (Need for Achievement) ialah dorongan atau motif untuk berprestasi. N. Ach adalah suatu motif intrinsik untuk mencapai prestasi dalam hal tertentu.


(26)

b. Takut gagal, yang sering kali berupa perasaan cemas seperti apabila menempuh ujian, mempelajari sesuatu yang baru atau memecahkan masalah yang sulit, dapat mengganggu keberhasilan dalam berprestasi. c. Takut sukses, dapat mendorong N. Ach seseorang dan melahirkan

perasaan – perasaan negatif terhadap prestasi yang baik. 2. Faktor eksternal

Kesempatan dan faktor situasional berpengaruh terhadap prestasi seseorang. Banyak perbedaan dalam prestasi akademik bukan disebabkan oleh berbedanya kemampuan atau pun motif, tetapi karena berbedanya lingkungan tempat kemampuan dan motif itu ditunjukkan.

Arikunto (1990:21) menyatakan ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi. 1. Faktor – faktor yang bersumber dari dalam diri manusia dapat

diklasifikasikan menjadi dua, yakni faktor biologis dan faktor psikologis. Yang dapat dikategorikan sebagai faktor biologis antara lain usia, kematangan, dan kesehatan, sedangkan yang dapat dikategorikan sebagai faktor psikologis adalah kelelahan, suasana hati, motivasi minat, dan kebiasaan belajar.

2. Faktor – faktor yang bersumber dari luar diri manusia yang belajar dapat diklafisikasikan menjadi dua juga, yakni faktor manusia (human) dan faktor non manusia seperti alam benda, hewan dan lingkungan fisik.


(27)

B. Status Sosial Ekonomi

Menurut Nasution (1985:122) status adalah kedudukan yang terhormat dalam masyarakat, penghargaan yang mempertinggi harga-diri dihadapan orang-orang lain. Selanjutnya, Nasution (1985:29-30) menentukan stratifikasi sosial dengan tiga metode.

1. Metode Obyektif, dimaksudkan stratifikasi ditentukan berdasarkan kriteria obyektif antara lain jumlah pendapatan, lama atau tinggi pendidikan, jenis pekerjaan.

2. Metode Subyektif, dimaksudkan dalam metode ini golongan sosial dirumuskan menurut pandangan anggota masyarakat menilai dirinya dalam hierarki kedudukan dalam masyarakat itu. Kepada mereka diajukan pertanyaan : “Menurut pendapat Saudara termasuk golongan manakah Saudara di negeri ini, golongan atas, golongan menengah,atau golongan rendah?”

3. Metode reputasi, metode ini dikembangkan oleh W. Lloyd Warner cs. Dalam metode ini golongan sosial dirumuskan menurut bagaimana anggota masyarakat menempatkan stratifikasi masyarakat itu.

Nasution (1985) juga menjelaskan, ada berbagai kriteria sosial ekonomi untuk membedakan berbagai golongan sosial seperti jabatan, jumlah dan sumber pendapatan, tingkat pendidikan, agama, jenis dan luas rumah, asal keturunan, partisipasi dalam kegiatan organisasi, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan status sosial seseorang.


(28)

Menurut Roucek dan Waren (1984:79) status adalah kedudukan seseorang dalam suatu kelompok dan hubungannya dengan anggota lain dalam kelompok itu, atau kedudukan sesuatu kelompok berbanding dengan kelompok lain yang lebih banyak jumlahnya. Selanjutnya, Roucek dan Waren menjelaskan status sosial selalu mengacu pada kedudukan khusus seseorang dalam masyarakatnya berhubung dengan orang lain dalam lingkungan yang disertainya, martabat yang diperolehnya, dan hak serta tugas yang dimilikinya. Menurut Soekanto (1982:233) kedudukan diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial, sehubungan dengan orang-orang lainnya dalam kelompok tersebut atau tempat suatu kelompok sehubungan dengan klompok-kelompok lainnya di dalam kelompok yang lebih besar lagi. Soerjono Soekanto juga mengartikan kedudukan sosial adalah tempat seseorang secara umum dalam masyarakatnya sehubungan dengan orang-orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya, prestigenya dan hak-hak serta kewajiban-kewajibannya.

Masyarakat pada umumnya memperkembangkan 2 (dua) macam kedudukan (Soekanto, 1982:234-235) yaitu:

1. ascribed-Status, yaitu kedudukan sesorang dalam masyarakat tanpa memperhatikan perbedaan-perbedaan rohaniah dan kemampuan. Kedudukan tersebut diperoleh karena kelahiran;

2. achieved-Status, yaitu kedudukan yang dicapai oleh seseorang dengan usaha- usaha yang disengaja. Kedudukan ini tidak diperoleh atas dasar kelahiran, akan tetapi bersifat terbuka bagi siapa saja hal mana tergantung


(29)

dari kemampuannya masing- masing dalam mengejar serta mencapai tujuan-tujuannya.

Ukuran atau kriteria yang biasa dipakai untuk menggolongkan anggota masyarakat yang satu dengan yang lainnya (Soekanto, 1982:231-232) adalah sebagai berikut

1. Ukuran kekayaan

Ukuran kekayaan (kebendaan) dapat dijadikan suatu ukuran; barang siapa yang memiliki kekayaan paling banyak, termasuk dalam lapisan teratas. Kekayaan tersebut, misalnya dapat dilihat dalam bentuk rumah yang bersangkutan, mobil pribadinya, cara-caranya mempergunakan pakaian serta bahan pakaian yang dipakainya, kebiasaan untuk berbelanja barang-barang mahal dan sebagainya.

2. Ukuran kekuasaan

Barang siapa yang memiliki kekuasaan atau yang mempunyai wewenang terbesar, menempati lapisan yang tertinggi.

3. Ukuran kehormatan

Ukuran kehormatan tersebut mungkin terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang yang paling disegani dan dihormati, mendapat tempat yang teratas. Ukuran semacam ini banyak dijumpai dalam masyarakat tradisional. Biasanya mereka adalah golongan tua atau mereka yang pernah berjasa benar kepada masyarakat.


(30)

4. Ukuran ilmu pengetahuan

Ilmu pengetahuan sebagai ukuran, dipakai oleh masyarakat- masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Akan tetapi ukuran tersebut kadang-kadang menyebabkan terjadinya akibat-akibat yang negatif, oleh karena kemudian ternyata bahwa bukan mutu ilmu pengetahuan yang dijadikan ukuran, akan tetapi gelar kesarjanaannya. Sudah tentu hal itu mengakibatkan segala macam usaha untuk mendapatkan gelar tersebut, walaupun secara tidak halal.

Status sosial ekonomi orang tua dapat dilihat dari beberapa segi, antara lain. 1. Jenis Pekerjaan

Spillane (1982:3-4) mengelompokkan pekerjaan dalam sembilan golongan.

a. Golongan A - Petani - Pedagang - Pegawai kantor

- Pemilik perusahaan/ toko/ pabrik - Pengawas keamanan

- Pemilik bus/colt - Peternak

- Pegawai sipil ABRI

f. Golongan F - Buruh tidak tetap - Petani penyewa - Tukang penarik becak

b. Golongan B - Nelayan - Buruh tani - Penebang kayu

g. Golongan G - Ahli hukum - Ahli ilmu tanah - Apoteker - Arsitek - Doktor

- Dosen / Guru besar - Gubernur

- Insinyur

- Kepala kantor pos ( pusat )


(31)

- Manajer Perusahaan - Menteri

- Pegawai negeri ( Gol. III A keatas )

- Peneliti - Pilot

- Perwira ABRI ( Major sampai Jenderal ) - Wali kota / bupati c. Golongan C

- ABRI

- Pegawai negeri ( gol. IA – ID ) - Manajer perusahaan kecil - Guru SD Kepala kantor pos

cabang

- Pegawai badan hukum - Supervisor / pengawas

h. Golongan H - Pembantu

- Penjual keliling - Tukang cuci

d. Golongan D - Meninggal dunia - Pensiunnan

- Tidak mempunyai pekerjaan tetap

i. Golongan I - Artis / seniman - Buruh tetap

- Pandai besi/ emas/ perak - Penjahit

- Tukang Ojek - Penjahit - Tukang Ojek

- Sopir bus / mini bus - Tukang kayu

- Tukang listrik

e. Golongan E

- Guru ( SMP, SMU ) - Juru rawat

- Pekerja sosial - Kepala sekolah - Kontraktor

- Pegawai negeri ( Gol. IIA – II ) - Perwira ABRI ( Letda, Lettu, dan

Kapten ) - Wartawan


(32)

2. Pendapatan

Menurut Munawir (1980:78-79) pada dasarnya pendapatan yang berasal dari usaha dan tena ga dapat dibagi menjadi tiga golongan :

a. Pendapatan yang diperoleh dari perusahaan perseorangan seperti : toko rumah makan, pabrik, bengkel, usaha pengangkutan, salon kecantikan dan sebagainya, yang diusahakan oleh orang tua.

b. Pendapatan yang diperoleh dari perburuhan (jabatan), yaitu penghasilan yang diperoleh karena melakukan sesuatu pekerjaan atas jabatan karena hubungan perburuhan (sebagai buruh/pegawai), penghasilan dari sumber ini adalah : gaji, upah, tantiem, gratifikasi, hadiah, uang jasa, honorarium, uang duduk, uang vakasi, uang hadir, perumahan dengan cuma – cuma dan hasil yang diterima orang tua. c. Pendapatan yang diperoleh dari pekerjaan bebas ; adalah hasil yang

diperoleh orang tua misalnya, dari praktek dokter, bidan, pengacara, akuntan, konsulen, ahli dan sebagainya.

Menurut Judiseno (1997:76) penghasilan adalah jumlah uang yang diterima atas usaha yang dilakukan orang perorangan, badan, dan bentuk usaha lainnya yang dapat digunakan untuk aktivitas ekono mi seperti mengkonsumsikan dan/atau menimbun serta menambah kekayaan.

Menurut pasal 4 ayat 1 UU PPh No. 1 Tahun 1994, yang dimaksudkan dengan penghasilan yaitu setiap tambahan kemampua n ekonomis yang diterima atau diperoleh seseorang yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan.


(33)

3. Tingkat Pendidikan Orang Tua

Nasution (1985:11) mengatakan bahwa pendidikan adalah proses mengajar dan belajar pola-pola kelakuan manusia me nurut apa yang diharapkan oleh masyarakat. Sahertian (1994:2) mengartikan pendidikan adalah usaha sadar yang sengaja dirancangkan untuk mencapai tujuan. Tujuannya adalah manusia yang dicita-citakan. Menurut Panuti dan Greta (1989:6) pendidikan adalah cara seseorang memperoleh kemampuan fisik, moral, dan sosial yang dituntut daripadanya oleh kelompok tempat ia dilahirkan dan harus berfungsi.

Pengertian pendidikan menurut para ahli (Idris 1984:9).

a. John Dewey, pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia.

b. S.A Branata dkk, pendidikan adalah usaha yang sengaja diadakan, baik langsung maupun dengan cara yang tidak langsung, untuk membantu anak dalam perkembangannya mencapai kedewasaanya.

c. Rousseau, pendidikan adalah memberi kita perbekalan yang tidak ada pada masa anak-anak, akan tetapi kita membutuhkannya pada waktu dewasa.

Philip H. Coombs (Idris 1984:58) mengklasifikasikan pendidikan ke dalam tiga bagian yaitu :


(34)

a. Pendidikan Informal

Pendidikan informal adalah proses pendidikan yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari- hari dengan sadar atau tidak sadar, pada umumnya tidak teratur dan tidak sistematis, sejak seorang lahir sampai mati, seperti di dalam keluarga, tetangga, pekerjaan, hiburan, pasar, atau didalam pergaulan sehari- hari.

b. Pendidikan Formal

Pendidikan formal adalah pendidikan di sekolah, yang teratur, sistematis, mempunyai jenjang, dan yang dibagi dalam waktu-waktu tertentu yang berlangsung dari Taman Kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi. Jenis pendidikan ini terdiri dari TK, SD, SLTP, SMU / sederajat, Diploma, Sarjana.

c. Pendidikan Non-Formal

Pendidikan non- formal (pendidikan luar sekolah) ialah semua bentuk pendidikan yang diselenggarakan dengan sengaja, tertib, terarah, dan berencana diselenggarakan dengan sengaja, tertib, terarah, dan berencana diluar kegiatan persekolahan. Jenis pendidikan ini misalnya kursus.

Berdasarkan pengertian pendidikan tersebut, dapat dikatakan bahwa pendidikan itu penting bagi setiap orang. Dengan pendidikan, seseorang dapat memperoleh pengetahuan, kecakapan dan keterampilan. Tingkat pendidikan seseorang dapat mempengaruhi sikap dan tingkah lakunya.


(35)

Tingkat pendidikan dilihat dari pendidikan formalnya yang dimulai dari TK, SD, SMP, SMU, Diploma, Sarjana.

C. Minat

Winkel (1986:30) minat merupakan kecenderungan yang menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang/hal tetentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. Menurut Sardiman (1986:93) minat dapat dibangkitkan dengan cara-cara sebagai berikut :

- membangkitkan adanya suatu kebutuhan;

- menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau; - memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik; - menggunakan berbagai macam bentuk mengajar.

Menurut Singer (1987:78) minat adalah suatu landasan yang paling meyakinkan demi keberhasilan suatu proses belajar. Minat bukanlah sesuatu yang ada begitu saja, melainkan sesuatu yang dapat dipelajari.

Walgito (1997:30) mengatakan, bahwa minat merupakan keadaan dimana seseorang menaruh perhatian suatu objek disertai adanya kecenderungan untuk berhubungan lebih aktif dengan objek tersebut.

Menurut Sutjipto, http://www.depdiknas.go.id/jurnal/sutjipto.htm. minat adalah kesadaran seseorang terhadap suatu objek, orang, masalah, atau situasi yang mempunyai kaitan dengan dirinya. Artinya, minat harus dipandang sebagai suatu yang sadar. Selanjutnya, Sutjipto menjelaskan pengertian minat dari beberapa ahli yaitu :


(36)

1. Nunnally (1977), menjabarkan minat sebagai suatu ungkapan kecenderungan tentang kegiatan yang sering dilakukan setiap hari, sehingga kegiatan itu disukainya.

2. Guilford (1969), menyatakan minat sebagai tendensi seseorang untuk berperilaku berdasarkan ketertarikannya terhadap jenis – jenis kegiatan tertentu.

3. Sax (1969), mendefinisikan bahwa minat sebagai kecenderungan seseorang terhadap kegiatan tertentu diatas kegiatan yang lainnya.

4. Crites (1969), mengemukakan bahwa minat seseorang terhadap sesuatu akan lebih terlihat apabila yang bersangkutan mempunyai rasa senang terhadap objek tersebut.

Dari beberapa teori dapat disimpulkan minat adalah keinginan ataupun dorongan psikologis yang sangat kuat pada diri siswa untuk melakukan sesuatu kegiatan. Makin tinggi keinginan makin tinggi pula minatnya, sebaliknya makin rendah keinginan makin rendah pula minatnya.

D. Perguruan Tinggi

Perguruan Tinggi adalah lembaga ilmiah yang mempunyai tugas menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran di atas sekolah menengah, dan yang memberikan pendidikan dan pengajaran berdasarkan kebudayaan kebangsaan Indonesia dan dengan cara ilmiah (UU No.22 tahun 1951 pasal 1 tentang perguruan tinggi, http://www.theceli.com/dokumen/produk/1961/22-1961.htm).


(37)

Menurut UU No.22 tahun 1951 pasal 2 tentang Perguruan Tinggi, (http://www.theceli.com/dokumen/produk/1961/22-1961.htm) perguruan tinggi pada umumnya bertujuan :

1. membentuk manusia susila yang berjiwa pancasila dan bertanggung-jawab akan terwujudnya masyarakat sosialis Indonesia yang adil dan makmur, material dan spiritual;

2. menyiapkan tenaga yang cakap untuk memangku jabatan yang memerlukan pendidikan tinggi dan yang cakap berdiri sendiri dalam memelihara dan memajukan ilmu pengetahuan;

3. melakukan penelitian dan usaha kemajuan dalam lapangan ilmu pengetahuan, kebudayaan dan kehidupan kemasyarakatan

Dalam UU No. 22 tahun 1951 tentang perguruan tinggi pasal 6, Perguruan Tinggi dapat berbentuk :

1. Universitas

Universitas menyelenggarakan pendidikan dalam berbagai macam bidang keahlian, misalnya bidang ekonomi, kedokteran, sastra, sosial, dan lain – lain.

2. Institut

Institut memberi pendidikan dan pengajaran tinggi serta melakukan penelitian dalam beberapa cabang ilmu pengetahuan yang sejenis.

3. Sekolah tinggi

Sekolah tinggi memberi pendidikan dan pengajaran tinggi serta melakukan penelitian dalam satu cabang ilmu pengetahuan.


(38)

4. Akademi

Akademi memberi pendidikan dan pengajaran tinggi yang ditujukan kepada keahlian khusus.

5. Bentuk lain yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

E. Kerangka Berfikir dan Hipotesis

1. Pengaruh Prestasi belajar siswa dengan minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke perguruan tinggi.

Prestasi belajar siswa dapat dilihat dari hasil evaluasi mengenai mata pelajaran yang diperoleh siswa selama di sekolah. Prestasi siswa nampak dalam nilai yang tertera dalam raport setiap akhir semester. Prestasi balajar siswa yang baik dapat diperoleh karena selama proses belajar, siswa mampu memahami dan mengerti tentang apa yang diajarkan oleh guru.

Roestiyah (1982:153) menyatakan bahwa belajar lebih berhasil bila berhubungan dengan minat, keinginan dan tujuan anak. Minat, keinginan dan tujuan anak inilah yang menentukan prestasi mereka di dalam pendidikan.

Prestasi yang telah diraih anak dapat mempengaruhi minat orang tua untuk menyekolahkan mereka ke perguruan tinggi. Bagi siswa yang berprestasi baik dalam pendidikannya, maka orang tua akan senang menyekolahkan mereka ke perguruan tinggi. Hal ini disebabkan karena orang tua merasa bahwa anaknya akan tetap mempunyai prestasi yang baik di perguruan tinggi dan akan mendapatkan beasiswa nantinya.


(39)

Adanya kesempatan mendapatkan beasiswa dan bantuan biaya SPP kian memacu motivasi orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke perguruan tinggi (http://www.supersemar.or.id/viewnews.php?id=63).

Siswa yang mempunyai prestasi buruk saat di SMU akan membuat orang tua tidak ingin menyekolahkan mereka ke perguruan tinggi. Orang tua telah memiliki pandangan bahwa anaknya tidak akan berhasil apabila disekolahkan ke perguruan tinggi. Dengan keadaan siswa yang demikian, orang tua memiliki keinginan lain yaitu agar anaknya bekerja saja setelah lulus dari SMU.

Berdasarkan penelitian Mariani (2003) terhadap siswa kelas III menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi antara siswa berprestasi tinggi dengan siswa berprestasi rendah. Dalam penelitian Kuntoro (2004) menunjukkan ada hubungan yang positif dan signifikan antara prestasi belajar siswa dengan minat siswa melanjutkan ke perguruan tinggi. Berdasarkan penjelasan diatas diturunkan hipotesis sebagai berikut :

Ha : Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara prestasi belajar siswa dengan minat orang tua menyekolahkan anaknya ke perguruan tinggi.

2. Pengaruh status sosial ekonomi orang tua dengan minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke perguruan tinggi.

Sekolah sering dipandang sebagai jalan bagi mobilitas sosial. Melalui pendidikan, orang dari golongan rendah dapat meningkat ke


(40)

golongan yang lebih tinggi (Nasution 1985:16). Orang tua mengharapkan anaknya kelak mempunyai nasib yang lebih baik dari orang tuanya, sehingga orang tua mengeluarkan pengorbanan yang besar untuk membiayai anaknya bersekolah.

Kondisi sosial ekonomi orang tua mempengaruhi minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke perguruan tinggi. Dengan keadaan ekonomi orang tua yang rendah, orang tua tidak ingin menyekolahkan anaknya ke perguruan tinggi. Hal ini disebabkan karena orang tua tidak mampu untuk membiayai pendidikan anaknya di perguruan tinggi. Kebanyakan orang tua mengatakan menyekolahkan anak di perguruan tinggi mahal, sementara dirinya bukan orang kaya (http://www.supersemar.or.id/viewnews.php?id=63). Akan tetapi, ada orang tua yang mempunyai minat tinggi akan keberhasilan anaknya meskipun berasal dari golongan sosial yang rendah. Orang tua berupaya dengan keras mencari uang, misalnya dengan meminjam dari bank atau bekerja sambilan agar anaknya bisa sekolah dan berhasil dalam kehidupannya. Orang tua yang mempunyai status sosial ekonomi yang tinggi akan mempunyai minat untuk menyekolahkan anaknya ke perguruan tinggi. Minat itu muncul karena orang tua mampu membiayai anaknya melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi.

Berdasarkan penelitian Agus (1998) menunjukkan status sosial ekonomi orang tua ternyata mempunyai pengaruh terhadap pemilihan bentuk perguruan tinggi baik oleh siswa itu sendiri maupun oleh orang tua


(41)

mereka berkaitan dengan studi lanjut yang akan ditempuh oleh siswa setelah tamat dari SMU. Berdasarkan penjelasan diatas diturunkan hipotesis sebagai berikut :

Ha : Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat orang tua menyekolahkan anaknya ke perguruan tinggi.

3. Pengaruh prestasi belajar siswa dan status sosial ekonomi orang tua terhadap minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke perguruan tinggi.

Prestasi belajar siswa dapat dilihat dari hasil evaluasi mengenai mata pelajaran yang diperoleh siswa selama di sekolah. Prestasi siswa nampak dalam nilai yang tertera dalam raport setiap akhir semester. Prestasi belajar siswa ya ng baik dapat diperoleh karena selama proses belajar, siswa mampu memahami dan mengerti tentang apa yang diajarkan oleh guru.

Prestasi yang telah diraih anak dapat mempengaruhi minat orang tua untuk menyekolahkan mereka ke perguruan tinggi. Bagi siswa yang berprestasi baik dalam pendidikannya, maka orang tua akan senang menyekolahkan mereka ke perguruan tinggi. Hal ini disebabkan karena orang tua merasa bahwa anaknya akan tetap mempunyai prestasi yang baik di perguruan tinggi dan akan mendapatkan beasiswa nantinya.

Siswa yang mempunyai prestasi buruk saat di SMU akan membuat orang tua tidak ingin menyekolahkan mereka ke perguruan tinggi. Orang tua telah memiliki pandangan bahwa anaknya tidak akan berhasil apabila


(42)

disekolahkan ke perguruan tinggi. Dengan keadaan siswa yang demikian, orang tua memiliki keinginan lain yaitu agar anaknya bekerja saja setelah lulus dari SMU.

Sekolah sering dipandang sebagai jalan bagi mobilitas sosial. Melalui pendidikan, orang dari golongan rendah dapat meningkat ke golongan ya ng lebih tinggi (Nasution 1985:16). Orang tua mengharapkan anaknya kelak mempunyai nasib yang lebih baik dari orang tuanya, sehingga orang tua mengeluarkan pengorbanan yang besar untuk membiayai anaknya bersekolah.

Kondisi sosial ekonomi orang tua mempengaruhi minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke perguruan tinggi. Orang tua yang mempunyai status sosial ekonomi yang tinggi akan mempunyai minat untuk menyekolahkan anaknya ke perguruan tinggi. Minat itu muncul karena orang tua mampu membiayai anaknya melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi.

Prestasi belajar siswa dan status sosial ekonomi orang tua secara bersama-sama akan mempengaruhi minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke perguruan tinggi.

Berdasarkan penjelasan diatas diturunkan hipotesis sebagai berikut : Ha : Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara prestasi belajar siswa

dan status sosial ekonomi orang tua dengan minat orang tua menyekolahkan anaknya ke perguruan tinggi.


(43)

25 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Pe nelitian

Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang penulis gunakan adalah studi kasus yaitu suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di SMU Pangudiluhur Sedayu Yogyakarta. Alasannya karena siswa – siswi SMU ini berasal dari status sosial ekonomi orang tua yang berbeda – beda, sehingga dapat mendukung kelengkapan data ya ng diperlukan oleh peneliti.

C. Subyek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian adalah orang tua siswa – siswi SMU kelas XII. Dipilih orang tua siswa – siswi kelas XII karena sebentar lagi anak – anaknya akan tamat dari SMU. Objek penelitian adalah prestasi belajar siswa dan status sosial ekonomi orang tua.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi adalahsekumpulan kasus yang perlu memenuhi syarat–syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian. Kriteria yang ada pada


(44)

populasi yang akan diteliti yaitu semua orang tua siswa kelas XII SMU Pangud iluhur Sedayu yang berjumlah 85 orang.

1. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Berdasarkan masalah dalam penelitian ini, diambil seluruh populasi yaitu sebanyak 85 orang tua siswa.

A. Variabel penelitian dan pengukuran 1. Variabel Penelitian

Variabel Dependent - Minat orang tua ( Y ) Variabel Independent

- Prestasi belajar siswa ( X1)

- Status sosial ekonomi orang tua (X2) 2. Kriteria Pengukuran

Data yang telah masuk ke dalam tabulasi selanjutnya diukur untuk memperoleh kategori–kategori yang ditetapkan sebagai berikut :

a. Prestasi Belajar Siswa menunjukkan hasil setelah proses belajar yang merupakan tingkat keberhasilan seseorang dalam mengikuti proses belajar. Dalam penelitian ini prestasi belajar dikelompokkan sebagai berikut :

1) Sangat tinggi, apabila rata-rata nilai raport siswa 81-100 skor 5 2) Tinggi, apabila rata-rata nilai raport siswa 66-80 skor 4 3) Cukup, apabila rata-rata nilai raport siswa antara 56-65 skor 3


(45)

4) Rendah, apabila rata-rata nilai raport siswa antara 46-55 skor 2 5) Sangat rendah, apabila rata-rata nilai raport siswa 0-45 skor 1 b. Status Sosial Ekonomi

1) Tingkat Pendidikan Orang Tua

Tingkat pendidikan yang berhasil diselesaikan oleh orang tua siswa. Tingkat pendidikan dikelompokkan dan diberi skor sebagai berikut :

Tingkat pendidikan ayah atau ibu siswa

Skor SD SMP SMU/sederajat Diploma Sarjana 1 2 3 4 5

2) Jenis pekerjaan

Yaitu bidang pekerjaan pokok yang ditekuni orang tua setiap harinya. Berdasarkan penggolongan dari Spillane, pekerjaan dikelompokkan menjadi sembilan kelompok :

Golongan Skor H B F D I A C E G 1 2 3 4 5 6 7 8 9


(46)

3) Tingkat pendapatan dan fasilitas keluarga

Dalam penelitian ini jumlah penghasilan yang diperoleh Ayah dan Ibu dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan, maka digunakan pegukuran sebagai berikut :

a). Tinggi, lebih dari Rp. 1.500.000,- skor 3 b). Sedang, antara Rp. 750.000,- - Rp. 1.500.000,- skor 2 c). Rendah, kurang dari Rp. 750.000,- skor 1

Fasilitas diukur dari banyak sedikitnya benda atau barang yang dimiliki keluarga responden. Untuk mempermudah pengukuran tentang jenis fasilitas yang dimiliki responden, maka fasilitas yang dimiliki responden dikelompokkan di bawah ini :

No Jenis Fasilitas yang dimiliki skor 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Mobil Sepeda Motor Komputer Kulkas Pesawat telepon Telepon genggam TV Video Radio

Status tempat tinggal a. Rumah pribadi b. Rumah Kontrak c. Rumah famili

d. Rumah Dinas Jenis penerangan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 4 3 2 1


(47)

12.

13. .

Lampu listrik a. < 250 watt b. 250 – 450 watt c. 450 - 900 watt d. > 900 watt Dinding rumah

a. Bambu gedeg b. Papan

c. Papan + tembok d. Tembok semuanya Lantai Rumah

a. Tanah b. Semen plester c. Tegel biasa d. Tegel keramik

1 2 3 4

1 2 3 4

1 2 3 4

c. Minat Orang Tua

Minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke perguruan tinggi adalah kecenderungan yang mengarah kepada orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke perguruan tinggi yang ditandai dengan perasaan senang dan tertarik pada perguruan tinggi. Pengukuran variabel minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke perguruan tinggi didasarkan pada indikator- indikatornya dengan menggunakan skala likert. Masing- masing indikatornya dijabarkan dalam bentuk pernyataan yang dinyatakan dalam empat skala Likert, yaitu sangat setuju (SS) = 4; setuju (S) = 3; tidak setuju (TS) = 2; dan sangat tidak setuju (STS) =1. Berikut disajikan tabel operasionalisasinya.


(48)

Variabel Indikator Pernyataan

Minat Kesesuaian 1. Sesuai dengan cita – cita pendidikan yang

ingin anak saya raih, saya juga berkeinginan untuk menyekolahkan anak saya ke perguruan tinggi.

2. Kondisi sosial ekonomi mempengaruhi

keinginan saya menyekolahkan anak saya ke perguruan tinggi.

3. Jenis pekerjaan saya berpengaruh terhadap

minat saya untuk untuk menyekolahkan anak saya ke perguruan tinggi.

Perhatian 4. Saya selalu memperhatikan informasi

mengenai perguruan tinggi.

5. Saya akan menyimak apabila di radio atau

televisi ada siaran mengenai perguruan tinggi.

6. Perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi yang pesat akan mempengaruhi minat saya untuk menyekolahkan anak saya ke perguruan tinggi

Keinginan 7. Saya menganjurkan agar anak saya

melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

8. Saya berkeinginan untuk menyekolahkan anak

saya ke perguruan tinggi karena di dekat tempat tinggal saya terdapat perguruan tinggi.

9. Untuk mendapatkan pekerjaan, saya

berkeinginan untuk menyekolahkan anak saya ke perguruan tinggi.

Ketertarikan 10. Saya tertarik ajakan teman untuk

menyekolahkan anak saya ke perguruan tinggi.

11. Saya tertarik membaca artikel di surat kabar tentang perguruan tinggi.


(49)

perguruan tinggi pada orang lain.

13. Saya tertarik karena perguruan tinggi

membekali anak saya dengan keterampilan serta keahlian yang khusus seperti profesi menjadi guru, kerja di perusahaan.

B. Teknik Pengumpulan data

Beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah sebagai berikut.

1. Kuesioner / Angket

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan serangkaian pernyataan yang disusun secara tertulis, kemudian dibagikan kepada responden untuk dijawab. Kuesoner diberikan kepada responden yaitu orang tua siswa kelas III SMU Pangudiluhur Sedayu.

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melihat dan mempelajari buku-buku, catatan, serta arsip yang berhubungan dengan penelitian. Data yang diperlukan dalam penelitian ini misalnya jumlah orang tua siswa kelas III, jumlah kelas dan lain–lain.


(50)

C. Teknik Pengujian Instrumen

Untuk mengetahui apakah setiap kuesioner yang digunakan sudah valid atau belum maka dilakukan uji statistik untuk mengukur kesahihan dan keandalan butir dengan menggunakan analisis validitas dan reliabilitas.

1. Analisis Validitas

Analisis validitas ini untuk mengetahui bahwa instrumen sudah dapat dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan / yang akan diukur (Arikunto,1998:160). Analisis validitas yang digunakan untuk menunjukan tingkat validitas/ kesahihan butir dengan menggunakan rumus koefisien korelasi product moment dari Pearson.

rxy=

( )( )

( )

[

]

×

[

( )

]

2 2

2 2

y y

N x x

N

y x xy

N

Keterangan:

xy

r = korelasi product moment x = nilai setiap item variabel y = nilai total variabel N = jumlah responden

Besarnya rxydapat dihitung dengan menggunakan korelasi dengan taraf signifikansi (α) = 5 %. Jika rxylebih besar dari r tabel maka kuesioner yang digunakan sebagai alat ukur dapat dikatakan valid.

Uji validitas dilakukan terhadap item- item pertanyaan variabel minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke perguruan tinggi. Uji validitas ini dilakukan untuk tiap-tiap butir, sehingga ada tiga belas (13) pertanyaan yang akan dilakukan uji validitas. Rangkuman uji validitas untuk minat


(51)

orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke pergur uan tinggi adalah sebagai berikut.

Tabel 3.1

Rangkuman Pengujian Uji Validitas Minat Orang Tua Untuk Menyekolahkan Anaknya Ke Perguruan Tinggi Butir

No.

Nilai r tabel Nilai r hitung Status

1 0,239 0,6989 Valid

2 0,239 0,6425 Valid

3 0,239 0,5986 Valid

4 0,239 0,6555 Valid

5 0,239 0,7218 Valid

6 0,239 0,5836 Valid

7 0,239 0,6000 Valid

8 0,239 0,5151 Valid

9 0,239 0,5552 Valid

10 0,239 0,3039 Valid

11 0,239 0,6652 Valid

12 0,239 0,7949 Valid

13 0,239 0,7723 Valid

Sumber : Data prapenelitian

Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh item pertanyaan pada minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke perguruan tinggi menunjukkan bahwa ke tiga belas butir pertanyaan adalah valid. Pengambilan kesimpulan ini bisa dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel. Dengan jumlah data (n) sebanyak 30 responden dan derajat keyakinan (α) = 5% atau 0,05 r tabel maka diperoleh nilai r tabel sebesar 0,239. Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa keseluruhan nilai rhitung semuanya menunjukkan angka yang lebih besar dari dari pada r tabel (r hitung > 0,239). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua butir


(52)

pertanyaan variabel minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke perguruan tinggi adalah valid.

2. Analisis Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Untuk menghitung reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini menggunakan Koefisien Alpha Cronbach dengan taraf signifikan 5% (Arikunto, 1987:236).

Rumus Alpha:

11

r =

    −1 k k        

2

2 1 b b σ σ Keterangan: 11

r : Reliabilitas instrumen

k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

2

σb : Jumlah varians butir

2

t

σ : Varians total

Reliabilitas kuesioner pada penelitian ini menggunakan teknik Alpha Cronbach. Jika koefisien alpha lebih besar dari r tabel dengan taraf signifikan 5% maka data kuesioner tersebut reliabel. Sebaliknya jika koefisien alpha lebih kecil dari r tabel dengan taraf signifikan 5% maka data kuesioner tersebut tidak reliabel. Hasil pengujian reliabilitas diperoleh hasil sebagai berikut.


(53)

Tabel 3.2

Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Variabel Nilai r tabel Nilai r hitung Status Minat orang tua untuk

menyekolahkan anaknya ke perguruan tinggi

0,6 0,9055 Andal

Dari tiga belas pertanyaan pada variabel minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke perguruan tinggi ini diperoleh nilai rhitung sebesar 0,9055. Dengan jumlah data (n) sebanyak 30 responden dan derajat keyakinan (α) = 5% atau 0,05 maka diperoleh nilai r tabel sebesar 0,6. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai rhitung lebih besar dari pada rtabel (0,9055 > 0,6). Ini berarti bahwa butir-butir pertanyaan pada variabel minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke perguruan tinggi dapat dikatakan andal.

D. Teknik Analisis Data

1. Uji Prasyarat Analisis Data a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang didapatkan berdistribusi normal atau tidak. Bila berdistribusi normal maka analisis untuk menguji hipotesis dapat dilakukan. Uji normalitas menggunakan rumus tes satu sampel dari Kolmogorov-Smirnov (Wahid 2003:37) dengan rumus sebagai berikut :


(54)

Keterangan :

D = Deviasi atau penyimpangan

( )

x

F0 = Distribusi frekuensi kumulatif teoritis

( )

x

Sn = Distribusi frekuensi yang diobservasi

Bila probabilitas (p) yang diperoleh melalui perhitungan lebih besar dari taraf signifikansi 5% berarti sebaran data variabel normal pada taraf signifikansi 5%. Begitu pula sebaliknya.

b. Uji Linearitas

Pengujian linieritas dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan linier antara variabel bebas dengan terikat Pengujian dilakukan dengan Uji F dengan rumus sebagai berikut (Sudjana, 1992 :332):

2 2 TC

Se S F=

Keterangan:

F : Nilai F untuk garis regresi S2T C : Varians tuna cocok Se2 : Varians kekeliruan

Berdasarkan hasil perhitungan selanjutnya dibandingkan dengan Ftabel dengan taraf signifikansi 5%. Koefisien Fhitung diperoleh dari perhitungan SPSS 11.0. Jika nilai Fhitung > nilai Ftabel maka

hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat tidak linier dan sebaliknya jika nilai Fhitung < dari nilai Ftabel maka hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat linier.


(55)

c. Asumsi Klasik

1) Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas adalah situasi adanya hubungan variabel-variabel bebas di antara satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini disebut variabel- variabel bebas tidak ortogonal. Variabel yang bersifat ortogonal adalah variabel bebas yang korelasi sama dengan nol. Apabila terdapat korelasi sempurna dia ntara variabel- variabel bebas ini sama dengan satu, maka koefisien regresinya tidak dapat ditaksir dan nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tidak terhingga. Untuk mendeteksi masalah ini digunakan rumus korelasi (Supranto,1984:14):. Adapun rumus korelasinya sebagai berikut:

( )( )

( )

{

}

{

( )

}

− = 2 2 2 2 xy Y Y N X X N Y X XY N r Keterangan:

r : Koefisien korelasi

Y : Skor variabel Minat Orang Tua untuk menyekolahkan anaknya ke Perguruan Tinggi

1

X : Skor variabel prestasi belajar siswa N : Jumlah item pertanyaan

Selanjutnya dengan bantuan komputer program SPSS diadakan analisis Collinearity Statistics. Dari hasil Collinearity Statistics akan diperoleh VIF (Variance Inflation Factor). Untuk mengetahui terjadi tidaknya multikolinieritas, digunakan ketentuan sebagai berikut:


(56)

§ Jika VIF < 10, maka tidak terjadi multikolonieritas. 2) Uji Heteroskedastisitas

Uji Heterokesdastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Heteroskesdastisitas adalah suatu keadaan dimana varian dan kesalahan pengganggu tidak konstan untuk semua nilai variabel bebas. Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya masalah heteroskesdastisitas digunakan uji korelasi rank dari Spearman (Spearman’s rank correlation test). Rumus korelasi rank didefinisikan sebagai berikut (Supranto,1984:69):

(

)



 

  

− −

=

1 n n

d 6

1 r

2 2 i s

Keterangan:

di : Perbedaan dalam rank yang diberikan kepada dua karakteristik yang berbeda dari individu atau fenomena ke i.

n : Banyaknya individu atau fenomena yang di beri rank

Selanjutnya dengan bantuan komputer program SPSS, untuk menentukan terjadi tidaknya masalah heteroskedastisitas digunakan ketentuan sebagai berikut:


(57)

• Jika rs hitung < rs tabel, maka tidak terjadi heteroskesdastisitas.

Atau dapat juga dengan membandingkan tingkat probabilitasnya. Adapun ketentuan yang digunakan adalah sebagai berikut:

• Jika probabilitas (P) > 0,05; maka terjadi heteroskedastisitas.

• Jika probabilitas (P) < 0,05; maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

2. Pengujian Hipotesis a. Pengujian H1 dan H2

Untuk menjawab permasalahan no.1 dan no.2 yaitu pengaruh antara prestasi belajar siswa (X1) terhadap minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke perguruan tinggi (y), pengaruh status sosial ekonomi orang tua

( )

X2 terhadap minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke perguruan tinggi (y), dilakukan dengan langkah-langkah analisis sebagai berikut:

1) Perumusan Hipotesis

Ho = tidak ada pengaruh positif prestasi belajar siswa terhadap minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke perguruan tinggi.

Ha = ada pengaruh positif prestasi belajar siswa terhadap minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke perguruan tinggi.


(58)

2) Mencari persamaan regresi linier dengan rumus sebagai berikut : 3 , 2 , 1 bX a Y = + Keterangan :

Y = Minat orang Tua

2 , 1

X = Variabel bebas (Prestasi Belajar dan Status Sosial) a = Konstanta

b = Koefisien regresi

3) Menentukan koefisien korelasi antara variabel bebas dengan variabel terikat. Penentuan koefisien korelasi dilakukan dengan rumus sebagai berikut :

(

)( )

( )

{

}

{

( )

}

− = 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n rXY Keterangan :

r = Koefisien korelasi n = Banyaknya sampel

X = Variabel Prestasi belajar dan Status Sosial Y = Variabel Minat Orang Tua

4) Menguji kesignifikanan koefisien korelasi dengan membandingkan t-hitung dengan t-tabel pada taraf signifikan α =0,05 dan db= n-2. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

r n r thitung − − = 1 2

5) Menarik kesimpulan yaitu jika t tabel ≤t hitung ≤t tabel maka hipotesis ditolak, dan jika t hitung > t tabel atau t hitung < t tabel maka hipotesis dapat diterima.

Pengujian hipotesis kedua dilakukan dengan langkah yang sama dengan pengujian hipotesis pertama.


(59)

b. Untuk menguji hipotesis ketiga digunakan analisis regresi linier ganda dengan langkah- langkah sebagai berikut :

1) Perumusan hipotesis

Ho = tidak ada pengaruh positif prestasi belajar siswa dan status sosial ekonomi orang tua tehadap minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke perguruan tinggi.

Ha = ada pengaruh positif prestasi belajar siswa dan status sosial ekonomi orang tua tehadap minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke perguruan tinggi.

2) Mencari persamaan regresi linier ganda, dengan rumus sebagai berikut :

2 2 1 1X b X

b a

Y = + +

Keterangan :

Y = Minat Orang Tua a = Konstanta

1

b = Slope yang berhubungan dengan variabel X1

2

b = Slope yang berhubungan dengan variabel X2

1

X = Skor Prestasi Belajar

2

X = Skor Status Sosial

3) Menentukan koefisien korelasi ganda, dengan rumus sebagai berikut :

+

= 1 1 22 2

) 2 , 1 ( Y Y X a Y X a Ry Keterangan : ) 2 , 1 ( y


(60)

1

a = koefisien prediktor X1

2

a = koefisien prediktor X2

X1Y= korelasi antara Prestasi Belajar dengan Minat Orang Tua

X2Y = korelasi antara Status Sosial Ekonomi dengan Minat

Orang Tua

4) Melakukan uji F, dengan membandingkan F tabel pada taraf signifikansi α =0,05 dengan db pembilang = k dan db penyebut = n-k-1. Hal ini digunakan untuk mengetahui apakah koefisien korelasi tersebut signifikan. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

F hitung =

(

)

(

R

)

k

k n R

2 2

1

1

− − −

Keterangan :

F hitung = harga F garis regresi yang dicari n = banyaknya responden

R = koefisien determinasi korelasi ganda k = jumlah variabel bebas

5) Menarik kesimpulan yaitu jika F hitung > F tabel maka hipotesis diterima, dan jika F hitung < F tabel maka hipotesis ditolak.

E. Sumbangan variabel bebas terhadap variabel terikat 1. Sumbangan relatif (SR %)

Sumbangan relatif digunakan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan suatu variabel bebas terhadap nilai variabel terikat bila dibandingkan dengan sumbangan semua variabel bebas yang diteliti. Besarnya sumbangan relatif masing – masing variabel dinyatakan dalam persentase dengan rumus sebagai berikut (Sutrisno,1985:43) :


(61)

% 100

% 1 1 1 x

JKreg y x a X

SR =

Keterangan :

SR% = Sumbangan relatif dari suatu variabel bebas a = Koefisien variabel bebas

xy = Jumlah antara variabel bebas (x) dengan variabel terikat (y) JKreg = Jumlah kuadrat regresi

2. Sumbangan Efektif (SE%)

Sumbangan efektif ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan masing – masing variabel bebas atau prediktor dalam menunjang efektivitas garis regresi untuk keperluan pengadaan predik si. Besarnya sumbangan efektif masing–masing variabel diwujudkan dalam bentuk persentase dangan rumus sebagai berikut (Sutrisno,1985:45) : SE% X1 : SR%X1xR2

Keterangan :

SE% = Sumbangan efektif suatu variabel bebas SR = Sumbangan relatif dari suatu variabel bebas

2


(62)

44 BAB IV

GAMBARAN UMUM SEKOLAH

A. Gambaran Umum Sekolah 1. Sejarah Sekolah

SMA Pangudi Luhur Sedayu merupakan SMA alih fungsi dari SPG Pangudi Luhur Sedayu sejak tahun 1989 bersama-sama dengan SPG yang lain, sesuai dengan SK Mendikbud RI No. 031/113/H/Kpts/1989 tanggal 25 Februari 1989. Oleh karena itu, visi SMA Pangudi Luhur Sedayu sama dengan visi SPG Pangudi luhur dengan penyesuaian, karena SMA bukan lembaga terminal system seperti SPG. Visi yang melandasi berdirinya sekolah adalah ingin mengentaskan kemiskinan masyarakat sekitar yang tidak dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi di kota Jogyakarta berhubung kurang mampu dalam hal biaya.

Melihat kenyataan bahwa banyak lulusan SMP yang tidak dapat melanjutkan sekolah, maka pada tahun 1967 Pastor Paroki Sedayu mendirikan SPG St. Paulus yang mulai tahun 1968 dikelola oleh Yayasan Pangudi Luhur bersama SLTP Pangudi Luhur Sedayu dan SLTP Pangudi Luhur Kaliduren (Moyudan).

Sejak berdirinya, SMA Pangudi Luhur Sedayu merupakan salah satu SMA yang masih dibutuhkan oleh masyarakat sekitar. Terbukti sampai sekarang minat siswa masuk ke SMA Pangudi Luhur Sedayu masih tinggi.


(63)

2. Identitas Sekolah

Nama Sekolah : SMA Pangudi Luhur Sedayu

Alamat : Jl. Wates Km. 12, Argosari, Sedayu, Bantul, Jogyakarta 55752

Telp. : (0274) 7494179

Fax : (0274) 7482229

Nomor Data Sekolah : 3004010011

Tahun Berdiri : 1989 (alih fungsi dari SPG menjadi SMA)

NSS : 302040104005

Jenjang Akreditasi : Disamakan

No. Keputusan AK : 273/C.c7/Kep/MN/99 Tanggal Keputusan : 17 September 1999 Waktu Sekolah : pagi

A. Visi dan Misi 1. Visi

Terbentuknya lulusan yang cerdas, berbudi pekerti luhur dan memiliki keterampilan dengan semangat melayani yang miskin dan berkekurangan. Indikator pencapaian misi sekolah berupa lulusan yang dihasilkan mempunyai daya saing yang tinggi baik dalam melanjutkan ke pendidikan tinggi maupun terserap ke dunia kerja dengan bekal santun yang tampak dari sikap dan perilaku teladan.


(64)

2. Misi

Misi dari SMA Pangudi Luhur Sedayu adalah sebagai berikut:

a. Melakukan pembelajaran yang efektif, berkualitas dan professional. b. Mengembangkan keterampilan komputer, akuntansi dan bahasa

Inggris.

c. Menciptakan suasana kondusif untuk menciptakan peserta didik yang berbudi pekerti luhur.

d. Menyelenggarakan pelayanan prima, transparan dan akuntabel dengan semangat melayani yang miskin dan kekurangan.

e. Mengembangkan sekolah sebagai pusat budaya.

Dasar visi dan misi tersebut di atas memberi kesempatan kepada usaha untuk peningkatan mutu sekolah. Dasar tersebut merupakan acuan yang jelas dan tegas karena keluwesannya, maka tidak menutup kemungkinan atas usaha-usaha perbaikan pelaksanaan pendidikan.

B. Organisasi

Yayasan Penyelenggara

Nama Yayasan : Yayasan Pendidikan Pangudi Luhur Alamat : Jl. Dr. Sutomo No. 4 Semarang 50244

Telp. : (024) 314004, (024) 317806

Akta Notaris : No. 16 tgl 6 Oktober 1954 Ketua Yayasan : Bruder Frans Sugi, FIC


(65)

Bendahara Yayasan : Bruder Drs. Ignasius Ngadiso, FIC

Kepala Kantor : Bruder Theodorus Suwariyanto, FIC, MM

SMA Pangudi Luhur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Seperti diamanatkan pada pembukaan UUD 1945 alenia I “…….bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa…….”. Pendidikan berusaha membebaskan bangsa dari kebodohan, dari ketergantungan dengan bangsa lain. Pendidikan berusaha untuk mendorong, mengajak, mendampingi warga negara untuk mencapai tujuan negara.

Pendidikan adalah hak seluruh warga negara, maka setiap lembaga pendidikan wajib memberikan hak tersebut tanpa memperhatikan suku, ras, golongan, agama dan keadaan sosial ekonomi warga negara. Yayasan melalui lembaga pendidikan Pangudi Luhur merasa terpanggil untuk mewujudkan cita-cita tersebut dengan penjabaran sesuai dengan cita-cita Yayasan Pangudi Luhur yaitu Para Bruder FIC.

Landasan Ideologis : 1. Pembukaan UUD 1945 2. UUD 1945 dan Pancasila 3. Konstitusi Bruder FIC Landasan Konstitusional :

1. UU No. 2 Th. 1989 tentang Pendidikan Nasional

2. AKTA Pendirian Yayasan Pangudi Luhur: Tan A Siong Semarang, No. 16, tanggal 6 Oktober 1954


(66)

3. SK Pendirian SPG dari Yayasan Pangudi Luhur Sedayu Pusat No. B/3581/1968, tangga l 4 Oktober 1968

4. SK Pendirian dan Penyelenggaraan SPG No. 19/I.13.12/E.1985, tanggal 7 Januari 1985

5. SK Mendikbud RI No. 034/I.13/H/Kpts/1989 tanggal 28 Februari 1989 tentang Pendirian SMA (Alih fungsi dari SPG)

6. Keputusan No. AK: 273/C.c/Kep/MN/99 Dirjen Dikdasmen Seksi Sekolah status Disamakan SMA Pangudi Luhur Sedayu

C. Sumber Daya manusia

SMA Pangudi Luhur terdiri dari 8 guru tetap yayasan, 7 guru tidak tetap, 7 guru negeri yang diperbantukan dan 7 karyawan. Berikut nama- nama guru dan karyawan SMA Pangudi Luhur Sedayu:

Tabel 4.1

Daftar Nama Guru Dan Karyawan SMA Pangudi Luhur Sedayu No Nama NIP /No. G Mata Pelajaran/Jabatan 1. Drs.Markoes

Padmonegoro

No.G. 11062 Biologi Ke-FIC-an Kepala Sekolah 2. Drs. Sadjad. A.G. NIP.

130518396

Sosiologi B. Jawa 3. Drs. Agustinus Sahid. NIP.

130887022

Ekonomi

Wakasek Ur. Kesiswaan

4. Dra. C. Sri Purwaningsih NIP. 131615753

B. Indonesia Wali Kelas XB 5. Drs. Paena Andreas NIP.

131885448

Matematika

Wakasek Ur. Kurikulum

6. Drs. Y. Purwoko Agus S. NIP. 131885396

Matematika Tekh. Informatika Wali Kelas XIA 7. Drs.Alex Sutaryo D NIP.

131885436

Geografi Sosiologi


(67)

8. Drs. P. Samsuhari NIP. 132128492

PKn, Sejarah Wali Kelas XIS1

Wakasek.Ur.Sarana Prasarana

9. Drs.Al.Candra Widyantara

No.G.110737 Ekonomi Akuntansi

Wali Kelas XII S2 10. Drs. Y. Bambang Suharya No. G.11296 B. Inggris

Wali Kelas XIIS1 11. Drs. Y. Ujang Sukasna No. G. 11199 Penjaskes

Sejarah, BP Pembina OSIS 12. F.X. Purwonggo No. G. 11157 Fisika

Ketr. Elektro Wali Kelas XC 13. C. Ratna Siwi W.,S.Pd. No. G. 11662 Kimia

Ketrampilan PKn

Wali Kelas XIIA 14. RB. Pirngadi No.G. 9782 B. Jawa

Koordinator BK UKS

15. AG. Budi Susanto, S.Pd. B. Indonesia PKn

Wali Kelas XIS2

16. Agnes Erna S.S.Pd. B. Inggris

Ekstrakurikuler 17. Y.Eni Purwaningsih, S.Si. Biologi, Ketrampilan

PKn, Wali Kelas XA

18. Sr. Elisa HK. S.Pd. BP- Agama

Ketr. Menjahit Ka. Asrama

19. Drs. P. Suhartana Seni Lukis

20. Br. Y. Wariso Religiositas

21. Alb. Juni Ashadi, S.Pd. Fisika/ Informatika Ekskul. PMR 22. Dra. Agustina Marwati Seni Musik

23. An. Krismastuti No.G. 11164 Penataan Akuntansi 24. FX. Suradiyo No.G. 10593 Tata Usaha

25. Kristina Septiasih Pustakawan

26. Ig. Suharyanto No.G. 10995 Satpam 27. Petrus Sumarji No.G. 11165 Satpam 28. YP. Lasiman No.G. 11166 Satpam


(68)

D. Siswa SMA Pangudi Luhur Sedayu

SMA Pangudi Luhur Sedayu memiliki 308 siswa yang terdiri dari 3 kelas untuk setiap angkatannya, yaitu kelas XA, XB, XC, XI IPA, XI IPS1, XI IPS 2, XII IPA, XII IPS1, dan XII IPS 2 dengan rincian jumlah siswa sebagai berikut:

Tabel 4.2

Jumlah Siswa SMA Pangudi Luhur Sedayu

Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

X A 14 21 35

X B 14 22 36

X C 15 19 34

XI IPS 1 12 23 35

XI IPS 2 17 17 34

XI IPA 4 13 17

XII IPS 1 19 18 37

XII IPS 2 20 19 39

XII IPA 17 24 41

JUMLAH 132 176 308

E. Sarana dan Prasarana dan Fasilitas Sekolah

SMA Pangudi Luhur Sedayu beralamatkan di Jalan Wates Km. 12 Sedayu Bantul Jogyakarta. Dari jalan raya Wates masih ke utara 1,2 km. Bentuk bangunan SMA Pangudi Luhur Sedayu beraturan dan ada sebagian gedung yang bertingkat. Kondisi bangunan SMA Pangudi Luhur Sedayu permanen, kuat dan berlantai keramik dan sirkulasi udara sangat baik karena terdapat banyak jendela yang menjadikan cahaya cukup me ndukung proses


(69)

belajar-mengajar. Di depan semua kelas terdapat taman sehingga menambah kesejukan, keindahan dan kenyamanan lingkungan. Selain itu, SMA Pangudi Luhur Sedayu memiliki fasilitas lapangan untuk olah raga di sebelah selatan gedung sekolah.

SMA Pangudi Luhur Sedayu di kelilingi dengan pagar permanen yang terbuat dari batu bata dan batako. Rincian pagar permanen tersebut adalah sebagai berikut:

1. Timur : gedung aula sekaligus sebagai pagar 2. Selatan : batako setinggi 2 m

3. Barat : batako setinggi 2 m

4. Utara : batu bata setinggi 1 m dengan 2 buah pintu gerbang dari besi. Untuk pengamanan, kecuali pagar, maka dibuat pintu-pintu besi yang menghubungkan halaman luar dengan halaman dalam sebanyak 5 pintu. Halaman sekolah terbagi menjadi:

1. bagian dalam : taman dengan kolam ikan; dari petak taman yang satu dengan petak taman yang lain dibuat jalan penghubung antarkelas bagian utara dengan bagian selatan.

2. bagian luar : halaman luar dimanfaatkan untuk lapangan olah raga yaitu lapangan bola basket permanen, lapangan voly dan lapangan atletik.

Setiap jenjang kelas memiliki 3 kelas, sehingga jumlah kelasnya ada sembilan ruang kelas. Adapun ruangan-ruangan lain yang ada di SMA PL Sedayu antara lain:


(70)

2. Ruang Guru : 1 (7 x 8 m) 3. Ruang Tata Usaha : 2 (@ 3 x 5 m) 4. Ruang BK : 1 (4 x 5 m) 5. Perpustakaan : 1 (12 x 7 m) 6. Kapel/Ruang Doa : 1 (2 x 8 m)

7. Aula : 1 (15 x 40 m)

8. Kantin : 1 (7 x 8 m)

9. Lab. Fisika : 1 (7 x 8 m) 10. Lab. Biologi : 1 (7 x 8 m) 11. Lab. Kimia : 1 (7 x 8 m) 12. Ruang Multimedia : 1 (8 x 8 m) 13. Ruang Komputer : 1 (7 x 8 m) 14. Ruang Dapur : 1 (2 x 2 m) 15. Toilet Siswa : 7

16. Toilet Guru : 2 (1 x 1 m) 17. Tempat Parkir Guru : 2 (2 x 5 m) 18. Tempat Parkir Siswa : 1

19. Rumah Dinas Jaga Sekolah : 1

20. Gudang : 2

21. UKS : 2

Tersedianya sarana dan prasarana suatu lembaga pendidikan sangat besar pengaruhnya terhadap tujuan pendidikan. Oleh sebab itu, SMA Pangudi Luhur Sedayu telah berupaya meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan


(71)

yang memadai supaya tercipta lingkungan yang kondusif sehingga tercipta tujuan pendidikan secara optimal. Adapun fasilitas vital untuk menunjang proses pendidikan tersebut antara lain:

1. Perpustakaan

Tujuan didirikannya perpustakaan pada hakekatnya adalah untuk menyediakan sumber informasi bagi semua warga sekolah untuk menunjang kegiatan belajar- mengajar. Perpustakaan SMA Pangudi Luhur Sedayu selalu memperbanyak perbendaharaan buku-bukunya dan meningkatkan kualitasnya agar senantiasa memperluas pengetahuan warga sekolah di samping meningkatkan budaya membaca.

2. Laboratorium

SMA Pangudi Luhur Sedayu memiliki 4 unit laboratorium, yaitu laboratorium komputer, bahasa, biologi dan kimia. Laboratorium yang sangat memadai memungkinkan siswa untuk dapat menerapkan teori yang telah didapat dengan praktek yang sesungguhnya.

3. Ruang Media

Ruang media yang cukup luas dan memiliki berbagai fasilitas yang lengkap, seperti: TV, VCD player, tape recorder, komputer, LCD, OHP. Berbagai fasilitas ini memudahkan guru dalam menyampaikan materi yang kontekstual. Siswa dapat melihat secara langsung contoh-contoh yang divisualisasikan lewat VCD ataupun televisi. Proses pembelajarannya pun bisa dibuat lebih bervariasi untuk menghindarkan siswa dari rasa bosan.


(72)

4. Bimbingan dan Konseling

Salah satu tujuan diadakannya layanan Bimbingan dan Konseling adalah untuk menyelaraskan kebutuhan jasmani dan rohani sehingga perkembangannya dapat sejalan, yang pada akhirnya proses belajar mengajar dapat berjalan dengan efektif.

5. UKS (Usaha Kesehatan Sekolah)

UKS dimaksudkan untuk menjaga kesehatan dan memberikan pertolonga n pertama bagi seluruh warga sekolah. Siswa dapat berpartisipasi dalam usaha menjaga kesehatan sekolah melalui kegiatan Palang Merah Remaja (PMR).

F. Kurikulum

Berganti-gantinya kurikulum pendidikan di Indonesia adalah sebuah bentuk usaha pemerintah untuk me ningkatkan mutu pendidikan. Kurikulum SMA dirancang secara dinamis dan lebih fleksibel untuk mengantisipasi dan mengikuti berbagai perkembangan yang terjadi di masyarakat.

SMA Pangudi Luhur Sedayu menggunakan kurikulum terbaru, yaitu kurikulum 2006. Kurikulum 2006 atau yang lebih dikenal dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan diterapkan sebagai pengganti kurikulum berbasis kompetensi 2004. Kurikulum 2006 lebih menonjolkan kreatifitas guru dalam mengajar dan kompetensi serta peran aktif siswa dalam memahami suatu materi. Kurikulum 2006 lebih mengarahkan lulusan SMA untuk melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi.


(73)

Selain kegiatan intrakurikuler, SMA Pangudi Luhur Sedayu memiliki beragam kegiatan ekstrakurikuler yang dapat dijadikan pilihan oleh siswa. Kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMA Pangudi Luhur Sedayu diantaranya adalah Peleton Inti (TONTI), Palang Merah Remaja (PMR), Pecinta Alam, Cheerleader, Jurnalistik, Sepak Bola, Volley, dan Basket. Dengan bergabung dalam kegiatan ekstrakurikuler ini diharapkan dapat mengasah kemampuan siswa dalam berorganisasi dan bekerja di dalam tim.

G. Hubungan antara Sekolah dengan Masyarakat

Hubungan Antara SMA Pangudi Luhur Sedayu dengan pihak lain merupakan sebuah sinergi yang saling memberi manfaat. Sinergi ini berpengaruh terhadap kelangsungan hidup dan perkembangan sekolah di masa yang akan datang. Hubungan ini tercipta karena adanya ikatan saling percaya dan memang harus dijaga agar dapat mendukung tercapainya tujuan sekolah.

Beberapa hubungan SMA Pangudi Luhur Sedayu dengan pihak luar sekolah diantaranya adalah:

1. Korps Sukarela dan Diklat PMI

2. MAPASADHA Universitas Sanata Dharma 3. MAPALA GALAXY UP ‘45

4. Warga masyarakat dusun Gubug, Goser, Ngingas, dan sekitarnya 5. Kongregasi Suster-suster Hati Kudus

6. Universitas Sanata Dharma, Universitas Atma Jaya Yogyakarta 7. Para alumni


(1)

Derajat bebas penyebut df2

56 3,16 1,76 1,75 1,66 1,66 1,65 1,64 1,64 1,63 1,63 1,62 1,62 1,61 1,61 1,6 1,6 1,6

57 3,16 1,75 1,74 1,66 1,65 1,65 1,64 1,63 1,63 1,62 1,62 1,61 1,61 1,6 1,6 1,6 1,59

58 3,15 1,75 1,74 1,66 1,65 1,64 1,64 1,63 1,63 1,62 1,61 1,61 1,61 1,6 1,6 1,59 1,59

59 3,15 1,75 1,74 1,65 1,65 1,64 1,63 1,63 1,62 1,62 1,61 1,61 1,6 1,6 1,59 1,59 1,59

60 3,15 1,75 1,73 1,65 1,64 1,64 1,63 1,62 1,62 1,61 1,61 1,6 1,6 1,59 1,59 1,59 1,58

61 3,15 1,74 1,73 1,65 1,64 1,63 1,63 1,62 1,62 1,61 1,6 1,6 1,6 1,59 1,59 1,58 1,58

62 3,14 1,74 1,73 1,64 1,64 1,63 1,62 1,62 1,61 1,61 1,6 1,6 1,59 1,59 1,58 1,58 1,58

63 3,14 1,74 1,73 1,64 1,63 1,63 1,62 1,61 1,61 1,6 1,6 1,59 1,59 1,58 1,58 1,58 1,57

64 3,14 1,73 1,72 1,64 1,63 1,62 1,62 1,61 1,61 1,6 1,6 1,59 1,59 1,58 1,58 1,57 1,57

65 3,14 1,73 1,72 1,63 1,63 1,62 1,61 1,61 1,6 1,6 1,59 1,59 1,58 1,58 1,57 1,57 1,57

66 3,13 1,73 1,72 1,63 1,62 1,62 1,61 1,61 1,6 1,6 1,59 1,59 1,58 1,58 1,57 1,57 1,56

67 3,13 1,73 1,72 1,63 1,62 1,62 1,61 1,6 1,6 1,59 1,59 1,58 1,58 1,57 1,57 1,57 1,56

68 3,13 1,72 1,71 1,63 1,62 1,61 1,61 1,6 1,6 1,59 1,59 1,58 1,58 1,57 1,57 1,56 1,56

69 3,13 1,72 1,71 1,62 1,62 1,61 1,6 1,6 1,59 1,59 1,58 1,58 1,57 1,57 1,56 1,56 1,56

70 3,13 1,72 1,71 1,62 1,62 1,61 1,6 1,6 1,59 1,59 1,58 1,58 1,57 1,57 1,56 1,56 1,55

71 3,12 1,72 1,71 1,62 1,61 1,61 1,6 1,59 1,59 1,58 1,58 1,57 1,57 1,56 1,56 1,56 1,55

72 3,12 1,72 1,7 1,62 1,61 1,6 1,6 1,59 1,59 1,58 1,58 1,57 1,57 1,56 1,56 1,55 1,55

73 3,12 1,71 1,7 1,62 1,61 1,6 1,6 1,59 1,58 1,58 1,57 1,57 1,56 1,56 1,55 1,55 1,55

74 3,12 1,71 1,7 1,61 1,61 1,6 1,59 1,59 1,58 1,58 1,57 1,57 1,56 1,56 1,55 1,55 1,54

75 3,12 1,71 1,7 1,61 1,6 1,6 1,59 1,59 1,58 1,57 1,57 1,56 1,56 1,55 1,55 1,55 1,54

76 3,12 1,71 1,7 1,61 1,6 1,6 1,59 1,58 1,58 1,57 1,57 1,56 1,56 1,55 1,55 1,54 1,54

77 3,11 1,71 1,69 1,61 1,6 1,59 1,59 1,58 1,58 1,57 1,56 1,56 1,56 1,55 1,55 1,54 1,54

78 3,11 1,7 1,69 1,61 1,6 1,59 1,59 1,58 1,57 1,57 1,56 1,56 1,55 1,55 1,54 1,54 1,54

79 3,11 1,7 1,69 1,6 1,6 1,59 1,58 1,58 1,57 1,57 1,56 1,56 1,55 1,55 1,54 1,54 1,53


(2)

(3)

(4)

L AM PI RAN 9

(Surat Keterangan Penelitian)


(5)

(6)

Dokumen yang terkait

PENGARUH PRESTASI BELAJAR DAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP MINAT SISWA MELANJUTKAN STUDI KE Pengaruh Prestasi Belajar Dan Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Minat Siswa Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi Pada Siswa Kelas XII IPS SMA

0 2 15

PENGARUH PRESTASI BELAJAR DAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP MINAT SISWA MELANJUTKAN STUDI KE Pengaruh Prestasi Belajar Dan Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Minat Siswa Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi Pada Siswa Kelas XII IPS SMA

0 4 13

MINAT SISWA MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN Minat Siswa Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi Ditinjau Dari Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dan Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas XII SMA Negeri 1 Gir

0 1 13

PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRESTASI BELAJAR SISWA TERHADAP MINAT MELANJUTKAN STUDI KE Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dan Prestasi Belajar Siswa Terhadap Minat Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi Siswa Kelas XI SMA Negeri 3 P

0 0 16

PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRESTASI BELAJAR SISWA TERHADAP MINAT MELANJUTKAN STUDI KE Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dan Prestasi Belajar Siswa Terhadap Minat Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi Siswa Kelas XI SMA Negeri 3 P

1 4 13

PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP MINAT ORANG TUA MENYEKOLAHKAN ANAKNYA Pengaruh Status Sosial Ekonomi Dan Lingkungan Sosial Terhadap Minat Orang Tua Menyekolahkan Anaknya Hingga Jenjang Perguruan Tinggi Pada Warga Kelurahan B

0 0 17

PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP MINAT ORANG TUA MENYEKOLAHKAN ANAKNYA Pengaruh Status Sosial Ekonomi Dan Lingkungan Sosial Terhadap Minat Orang Tua Menyekolahkan Anaknya Hingga Jenjang Perguruan Tinggi Pada Warga Kelurahan

0 1 18

Pengaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap minat siswa sekolah menengah kejuruan untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

0 1 118

PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA DAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP MINAT ORANG TUA UNTUK MENYEKOLAHKAN ANAKNYA KE PERGURUAN TINGGI

0 2 156

PENGARUH PRESTASI BELAJAR, DAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP MINAT SISWA SMA KELAS XII UNTUK MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI SKRIPSI

0 1 137