Analisis perbandingan efektivitas iklan di jejaring sosial facebook, twitter dan instagram.
ABSTRAK
ANALISIS PERBANDINGAN EFEKTIVITAS IKLAN DI JEJARING SOSIAL FACEBOOK TWITTER DAN INSTAGRAM
Yohanes Adhi Saputra Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2015
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas iklan di jejaring sosial Facebook, efektivitas iklan di jejaring sosial Twitter, efektivitas iklan di jejaring sosial Instagram dan adanya perbedaan efektivitas iklan di Jejaring Sosial Facebook, Twitter dan Instagram. Penelitian ini dilakukan pada bulan April - Mei 2015 di Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa S1 (Strata 1) Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang masih aktif pada semester genap 2014/2015 yang memiliki akun Facebook, Twitter dan Instagram dan pernah melihat iklan di jejaring sosial tersebut. Pengambilan sampel menggunakan metode Accidental Sampling dengan jumlah responden sebanyak 100 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan One Way Anova. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Instagram memiliki skor efektivitas iklan paling besar di atas Facebook dan Twitter serta Ada perbedaan nyata efektivitas iklan dari ketiga jejaring sosial (Facebook, Twitter dan Instagram.
(2)
ABSTRACT
THE COMPARISON OF ADVERTISEMENT EFFECTIVENESS BETWEEN SOCIAL NETWORKING SUCH AS FACEBOOK, TWITTER AND
Yohanes Adhi Saputra Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2015
This research aimed to discover the advertisement effectiveness between social networking such as Facebook, Twitter and Instagram to see if there was a difference of the advertisement effectiveness in social networking such as Facebook, Twitter and Instagram. This research was conducted from April until May 2015 in the Faculty of Economy Sanata Dharma University Yogyakarta. The demographic surveyed was all of the first undergraduate students in the Faculty of Economy Sanata Dharma University. The students were still active in their even semester of academic year 2014/2015 and had Facebook, Twitter and Instagram account on which they saw the advertisement in those social networking. The sample was taken by using Accidental Sampling Method from 100 respondents. The data gathering technique applied in this research was a questionnaire. The data was analyzed using One Way Anova. According to this research, it can be concluded that Instagram had the largest score of advertisement effectiveness beyond Facebook and Twitter as well as there was an obvious difference of advertisement effectiveness among those three social networking (Facebook, Twitter and Instagram).
(3)
ANALISIS PERBANDINGAN EFEKTIVITAS IKLAN DI JEJARING SOSIAL FACEBOOK TWITTER DAN INSTAGRAM
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh :
Yohanes Adhi Saputra NIM : 112214032
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
(4)
(5)
(6)
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Kebanggaan kita yang terbesar
adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh” (Konfusius)
“Kenalilah diri anda sendiri maka anda akan memenangkan semua pertempuran”
(Lao-Tzu)
Hidup itu bagaikan Game RPG, kita bisa melakukan apapun dan menjadi siapapun, bahkan menjadi jahat sekalipun. Hanya saja Game dapat diulang berkali kali, sedangkan hidup hanya sekali dan terus berjalan. Jadi jangan sia – siakan tiap detik
kehidupan, lakukan dengan hal yang bisa membuat diri berkembang terlebih membuat orang lain bahagia.
(Penulis)
Skripsi ini dipersembahkan kepada: Tuhan Yesus Kristus pegangan hidupku Kedua orang tuaku dan adik – adikku tercinta yang menjadi motivasiku dalam mengerjakan skripsi ini Kekasih dan teman teman angkatan 2011 yang selalu hadir
(7)
v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Yohanes Adhi Saputra
Nomor Mahasiswa : 112214032
Demi Pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
ANALISIS PERBANDINGAN EFEKTIVITAS IKLAN DI JEJARING SOSIAL FACEBOOK TWITTER DAN INSTAGRAM
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas, mempublikasikannya di internet atau di media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 30 Juni 2015 Yang menyatakan
(8)
vi
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
–
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, dengan ini menyatakan bahwa Skripsi dengan judul :
ANALISIS PERBANDINGAN EFEKTIVITAS IKLAN DI JEJARING
SOSIAL FACEBOOK TWITTER DAN INSTAGRAM
dan diajukan untuk diuji pada tanggal 26 Juni 2015 adalah hasil karya saya.
Saya juga menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tuisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah – olah sebagai tulisan saya sendiri, dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, saya tiru, atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan (disebutkan dalam referensi) pada penulis aslinya.
Bila di kemudian hari terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan tersebut, maka saya bersedia menerima sanksi, yaitu skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang saya peroleh (S.E) dibatalkan serta diproses sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku (UU No 20 Tahun 2003, pasal 25 dan pasal 70).
Yogyakarta 30 Juni 2015 Yang membuat pernyataan,
Yohanes Adhi Saputra NIM : 112214032
(9)
vii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur dan terima kasih kepada Allah atas karunia dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Analisis Perbandingan Efektivitas Iklan di Jejaring Sosial Facebook Twitter dan Instagram”. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai pihak. Untuk itu, penuis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Herry Maridjo M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Dr. Lukas Purwoto, M.Si, selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Albertus Yudi Yuniarto S.E., M.B.A, selaku dosen pembimbing I, yang telah mengarahkan dan membimbing penulis dengan kesungguhan hati.
4. Bapak Drs. Hendra Poerwanto G, M.Si, selaku dosen pembimbing II yang juga telah mengarahkan dan membimbing penulis sehingga skripsi ini menjadi lebih sempurna.
5. Ibu M.T Ernawati, S.E,. M.A. selaku anggota tim penguji yang telah memberi masukan yang sangat berguna.
(10)
viii
7. Orang tuaku tersayang Bapak Agus Priyanto S.Pd dan Ibu Christina Karminah yang selalu ada dalam setiap langkah kehidupan saya serta selalu memberi kasih sayang, doa, dukungan, nasihat, kebahagiaan, dan memberikan penghidupan yang layak bagiku.
8. Adik – adikku tersayang Adrianus Anjar Saputra dan Stevanus Silent Saputra yang selalu membantu dalam dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Kekasih dan Partner hidupku Maria Susan Ardi Wahyuning Tawi untuk segala waktu, kesabaran, perhatian, nasihat dan dukungan yang tiada henti diberikan padaku higga saat ini.
10.Sahabat dekat Rey, Richard dan Cin San atas dorongan yang diberikan agar lebih semangat dalam setiap langkah kehidupan.
11.Sahabat karib dan juga teman seperjuangan di Jogja, Jantra Handoko untuk pembelajaran hidup dan semangat untuk saling memotivasi.
12.Duo kampreto Welem dan Samuel atas hiburan yang membuat lebih bersemangat. 13.Couple Panutan Mbak Eka dan Mas Bleki atas teladan, saran dan masukannya. 14.Keluarga besar Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen (HMJM) khususnya
senior – senior Bang Yosua, Mas Gusti, Mas Aji, Mas Bowo, Bang Satria, Mas Donny, Mbak Melin, Mbak Devi dan semuanya atas pembelajaran dalam organisasi yang membantu saya berkembang.
15.Teman Kontrakan dan Kos Antonio Bagus dan Belarminus Leo untuk kebersamaannya dalam belajar di Yogyakarta
(11)
ix
16.JFF Group Sukabumi ; Bobon, AW, KC, Krist, Acew, Josh, Anus, Nanda, Hendri, Anto untuk segala hal yang luar biasa menginspirasi.
17.Teman teman satu angkatan seperjuangan keluarga besar Manajemen 2011 Welem, Samuel, Dian, Daniel, Binar, Yoga, Edwin, Praska, Galih, Valent, Jojo, dan semuanya yang tidak dapat disebutkan satu satu disini untuk segala kekompakan dan kebersamaannya. Kalian luar biasa guys \m/
18.Teman satu dosen bimbingan yang selalu meluangkan waktu untuk sharing bersama; Kecap, Bagio, Suster Amba, Tasya, Wati, Anes, Yoga dan Handoko.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat menjadi bahan masukan bagi rekan – rekan dalam menyusun skripsi.
Yogyakarta 30 Juni 2015 Penulis
Yohanes Adhi Saputra NIM : 112214032
(12)
x DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ... x
HALAMAN DAFTAR TABEL ... xiii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiv
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xv
HALAMAN ABSTRAK ... xvi
HALAMAN ABSTRAC ... xvii
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 3
D. Manfaat Penelitian ... 3
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA ... 5
(13)
xi
B. Penelitian Sebelumnya ... 18
C. Kerangka Konseptual Penelitian ... 20
D. Hipotesis Penelitian ... 21
BAB 3 METODE PENELITIAN ... 22
A. Jenis Penelitian ... 22
B. Subjek dan Objek Penelitian ... 22
C. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 23
D. Variabel Penelitian ... 23
E. Populasi dan Sampel ... 26
F. Teknik Pengambilan Sampel... 27
G. Sumber Data ... 28
H. Teknik Pengumpulan Data ... 28
I. Teknik Pengujian Instrumen ... 29
J. Teknik Analisis Data ... 31
BAB 4 GAMBARAN UMUM ... 37
A. Media Massa ... 37
B. Pengertian Media Sosial ... 39
C. Produk Media Sosial ... 40
D. Pertumbuhan Media Sosial ... 44
E. Peran dan Fungsi Media Sosial dalam Dunia Bisnis ... 45
BAB 5 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 48
(14)
xii
B. Profil Responden ... 49
C. Pengujian Instrumen... 50
D. Hasil Dimensi EPIC ... 54
E. Uji Statistik ... 88
F. Pembahasan ... 93
BAB 6 KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN ... 95
A. Kesimpulan ... 95
B. Saran ... 96
C. Keterbatasan ... 96
DAFTAR PUSTAKA ... 97
(15)
xiii
DAFTAR TABEL
V.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 49
V.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 50
V.3 Hasil Uji Validitas ... 51
V.4 Hasil Uji Reabilitas Instrumen Penelitian ... 54
V.5 Dimensi Emphaty Responden Terhadap Iklan di Facebook ... 56
V.6 Dimensi Persuasion Responden Terhadap iklan di Facebook ... 58
V.7 Dimensi Impact Responden Terhadap iklan di Facebook ... 60
V.8 Dimensi Communication Responden Terhadap iklan di Facebook ... 63
V.9 Dimensi Emphaty Responden Terhadap iklan di Twitter ... 67
V.10 Dimensi Persuasion Responden Terhadap iklan di Twitter ... 69
V.11 Dimensi Impact Responden Terhadap iklan di Twitter ... 71
V.12 Dimensi Communication Responden Terhadap iklan di Twitter ... 74
V.13 Dimensi Emphaty Responden Terhadap iklan di Instagram... 78
V.14 Dimensi Persuasion Responden Terhadap iklan di Instagram ... 80
V.15 Dimensi Impact Responden Terhadap iklan di Instagram ... 83
V.16 Dimensi Communication Responden Terhadap iklan di Instagram ... 85
V.17 Hasil Perhitungan SPSS Uji Normalitas ... 89
V.18 Hasil Perhitungan SPSS Uji Homogenitas ... 90
V.19 Hasil Perhitungan SPSS Uji Homogenitas Setelah Transformasi Data ... 91
(16)
xiv
DAFTAR GAMBAR
II.1 Kerangka Konseptual Pemikiran ... 20
V.1 Grafik EPIC Model Jejaring Sosial Facebook ... 65
V.2 Grafik EPIC Model Jejaring Sosial Twitter ... 76
(17)
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul
Lampiran 1 Kuesioner ... 99 Lampiran 2 Data Hasil Penelitian ... 106 Lampiran 3 Data Hasil Uji Coba Instrumen ... 110
(18)
xvi ABSTRAK
ANALISIS PERBANDINGAN EFEKTIVITAS IKLAN DI JEJARING SOSIAL FACEBOOK TWITTER DAN INSTAGRAM
Yohanes Adhi Saputra Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2015
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas iklan di jejaring sosial Facebook, efektivitas iklan di jejaring sosial Twitter, efektivitas iklan di jejaring sosial Instagram dan adanya perbedaan efektivitas iklan di Jejaring Sosial Facebook, Twitter dan Instagram. Penelitian ini dilakukan pada bulan April - Mei 2015 di Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa S1 (Strata 1) Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang masih aktif pada semester genap 2014/2015 yang memiliki akun Facebook, Twitter dan Instagram dan pernah melihat iklan di jejaring sosial tersebut. Pengambilan sampel menggunakan metode Accidental Sampling dengan jumlah responden sebanyak 100 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan One Way Anova. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Instagram memiliki skor efektivitas iklan paling besar di atas Facebook dan Twitter serta Ada perbedaan nyata efektivitas iklan dari ketiga jejaring sosial (Facebook, Twitter dan Instagram.
(19)
xvii ABSTRACT
THE COMPARISON OF ADVERTISEMENT EFFECTIVENESS BETWEEN SOCIAL NETWORKING SUCH AS FACEBOOK, TWITTER AND
Yohanes Adhi Saputra Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2015
This research aimed to discover the advertisement effectiveness between social networking such as Facebook, Twitter and Instagram to see if there was a difference of the advertisement effectiveness in social networking such as Facebook, Twitter and Instagram. This research was conducted from April until May 2015 in the Faculty of Economy Sanata Dharma University Yogyakarta. The demographic surveyed was all of the first undergraduate students in the Faculty of Economy Sanata Dharma University. The students were still active in their even semester of academic year 2014/2015 and had Facebook, Twitter and Instagram account on which they saw the advertisement in those social networking. The sample was taken by using Accidental Sampling Method from 100 respondents. The data gathering technique applied in this research was a questionnaire. The data was analyzed using One Way Anova. According to this research, it can be concluded that Instagram had the largest score of advertisement effectiveness beyond Facebook and Twitter as well as there was an obvious difference of advertisement effectiveness among those three social networking (Facebook, Twitter and Instagram).
(20)
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini perkembangan iklan lewat jejaring sosial semakin marak, bahkan dapat dikatakan bahwa iklan di jejaring sosial mampu menggeser media cetak yang sebelumnya memegang posisi puncak dalam media iklan. Buktinya saat ini sudah banyak perusahaan yang memiliki fans page di Facebook, Twitter, atau jejaring sosial lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan dewasa ini menaruh perhatian khusus dalam ber-iklan di jejaring sosial. Cara untuk memasang iklan di jejaring sosial cukup sederhana, di Facebook misalnya yang dulunya tidak memiliki area khusus iklan, saat ini sudah ada area untuk iklan. Hanya dengan membuat akun kemudian melakukan pembayaran sudah dapat memasang iklan di Facebook dengan area wilayah dan waktu tertentu. Kemudahan akses menjadikan iklan di jejaring sosial semakin efektif dan efisien. Iklan melalui jejaring sosial dianggap sebagai iklan yang murah dan mudah.
Iklan di jejaring sosial khususnya jejaring sosial dengan pengguna terbesar saat ini menjadi sorotan khusus. Perusahaan bahkan sudah melihat secara serius fenomena jejaring sosial yang kian ramai, yang dulunya hanya sekedar melirik jejaring sosial sebagai media iklan. Jejaring sosial besar seperti Facebook, Twitter dan Instagram merupakan jejaring sosial pilihan bagi pemasang iklan. Facebook
(21)
saat ini sudah memiliki pengguna sebanyak 1,15 miliar pengguna di seluruh dunia. Lima Negara dengan pengguan terbanyak berasal dari Amerika Serikat, Brasil, India, Indonesia dan Meksiko. Twiter saat ini memiliki 400 juta pengguna aktif sedangkan Instagram 150 juta pengguna. Instagram memang masih memiliki pengguna yang sedikit, namun jejaring sosial yang satu perusahaan dengan Facebook ini memiliki pertumbuhan pengguna aktif sebanyak 23 persen mengalahkan Facebook yang hanya 3 persen saja. Mengutip Nisnanto (http://tekno.kompas.com/read/2014/01/
26/2030277/Instagram.Tumbuh.Pesat.Facebook.Masih.Berkuasa , akses 18 September 2014 )
Effendy (2002 : 32-33) mengatakan bahwa efektifitas iklan adalah kondisi sejauh mana efek pesan iklan yang disampaikan itu dapat menarik perhatian, dimengerti, dipahami, membangkitkan emosi dan menggerakkan sasarannya untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki. Pengukuran efektivitas iklan dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah menggunakan metode EPIC Model yang dikembangkan oleh perusahaan AC Nielsen. EPIC Model menggunakan 4 dimensi kritis yaitu Empati, Persuasi, Dampak, dan Komunikasi.
Efektivitas penggunaan jejaring sosial Facebook, Twitter, dan Instagram sebagai media iklan kemudian akan diukur menggunakan EPIC Model sehingga diperoleh gambaran seberapa besar tingkat efektivitas masing – masing jejaring sosial.
(22)
Berdasarkan uraian di atas peneliti bermaksud melakukan analisa perbandingan efektivitas iklan di jejaring sosial Facebook, Twitter dan Instagram.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yang dirumuskan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
Apakah ada perbedaan efektivitas iklan di jejaring sosial Facebook, Twitter dan Instagram?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Untuk mengetahui apakah ada perbedaan efektivitas iklan di jejaring sosial: Facebook, Twitter dan Instagram
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan
Diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi perusahaan pengguna jejaring sosial khususnya yang mengincar pasar mahasiswa sebagai media promosi dalam menentukan jejaring sosial mana yang akan digunakan dalam beriklan sehingga tepat untuk menyampaikan pesan dari sebuah produk atau jasa.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Diharapkan dapat menambah review karya ilmiah dan dapat digunakan sebagai pembanding dalam melakukan penelitian.
(23)
3. Bagi Penulis
Dengan adanya penelitian ini dapat menambah wawasan penulis tentang pemasaran khususnya efektivitas iklan.
(24)
5 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1. Pemasaran
Kotler (2002:9) mendefinisikan pemasaran sebagai suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.
Sementara menurut American Marketing Association (AMA) dalam Alma (2004:3), mengungkapkan bahwa pemasaran adalah proses merencanakan kosepsi, harga, promosi dan distribusi ide, menciptakan peluang yang memuaskan individu dan sesuai dengan tujuan organisasi. a. Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran menurut Asosiasi Pemasaran Amerika (dalam Kotler, 2002:9) merupakan proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran terhadap penetapan harga, promosi, dan penyaluran produk baik barang maupun jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi.
b. Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran merupakan seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran (Kotler, 2002:18). Bauran pemasaran ini lazim dikenal sebagai
(25)
4P yang terdiri dari produk (product), harga (price), tempat/saluran distribusi (place), dan promosi (promotion).
Robert Lebron (dalam Kotler, 2002:18) menyebutkan bahwa bauran pemasaran (4P) merupakan gambaran pandangan penjualan terhadap alat-alat pemasaran yang dapat digunakan untuk mempengaruhi pembeli. Sehingga dalam menyikapinya, tiap alat pemasaran ini harus dirancang untuk memberi satu manfaat bagi pembeli.
1) Produk
Kotler (2002:448) mendefinisikan produk sebagai sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan. Produk-produk ini meliputi barang fisik, jasa, pengalaman, peristiwa, tempat, properti, organisasi, dan gagasan.
Produk sendiri jika dilihat dari penggunaannya (Kotler: 2002) dapat dibedakan menjadi barang konsumsi (consumer goods) dan produk industrial (industrial goods). Barang konsumsi (consumer goods) dibedakan menjadi convenience goods, shopping goods dan specialty goods. Sedangkan produk industrial (industrial goods) terdiri dari material and parts, capital items dan supplies and business services.
Convinence goods merupakan barang yang biasanya dibeli secara berulang, secara cepat, seringkali tanpa perencanaan, dan dengan upaya yang minimum. Contoh dari barang ini antara lain: sabun, rokok, koran, dan lain-lain.
(26)
Shopping goods merupakan barang yang dalam pembeliannya memerlukan proses seleksi, dimana konsumen akan membandingkan karakteristik barang tersebut berdasarkan kecocokan, kualitas, harga dan gaya. Contoh dari barang ini antara lain barang fashion, ponsel, mobil bekas, dan lain-lain.
Specialty goods merupakan barang-barang yang memiliki karakteristik yang unik atau identifikasi merk (brand identification) yang menyebabkan sejumlah pembeli bersedia melakukan upaya pembelian yang khusus. Contohnya antara lain arloji, peralatan audio, dan lain-lain.
Industrial goods dibedakan menjadi tiga macam barang yaitu bahan baku dan suku cadang (material and parts) yang merupakan bahan mentah, barang setengah jadi, dan suku cadang.
Jenis kedua dari barang industrial ialah barang modal (capital items) yaitu barang-barang yang tahan lama yang memfasilitasi pembuatan barang jadi (finished goods)
Jenis ketiga dari barang industrial ialah perlengkapan dan jasa bisnis (supplies and business services); yaitu barang-barang yang berumur pendek dan jasa yang memfasilitasi produk barang jadi.
2) Harga
Menurut Kotler dan Keller (2009) harga adalah elemen dalam bauran pemasaran yang tidak saja menentukan profitabilitas tetapi juga sebagai sinyal untuk mengkomunikasikan proporsi nilai suatu produk. Pemasaran produk perlu memahami aspek psikologis dari informasi harga yang
(27)
meliputi harga referensi (reference price), inferensi kualitas berdasarkan harga (price-quality inferences) dan petunjuk harga (price clues).
Pada setiap produk atau jasa yang ditawarkan, bagian pemasaran berhak menentukan harga pokoknya. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan harga tersebut antara lain biaya, keuntungan, praktik saingan dan perubahan keinginan pasar. Kebijaksanaan harga ini menyangkut pula penetapan jumlah potongan, mark-up, mark-down, dan sebagainya.
3) Tempat/ Saluran Distribusi
Distribusi berhubungan dengan berbagai tempat kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan, dengan tujuan konsumen sasaran dapat dengan mudah memperoleh produk. Tujuan dari distribusi adalah menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen pada waktu dan tempat yang tepat. Distribusi menurut Kotler (2002:558) ialah serangkaian organisasi yang saling tergantung dan terlibat dalam proses untuk menjadikan produk (barang dan jasa) siap untuk digunakan/ dikonsumsi.
4) Promosi
Kotler dan Keller (2009:510) menyatakan bahwa promosi adalah berbagai cara untuk menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak langsung tentang suatu produk atau brand yang dijual.
(28)
Promosi sebagai salah satu dari 4 bauran pemasaran merupakan alat bagi perusahaan (produsen) untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan konsumennya. Melalui promosi, perusahaan menginformasikan produknya yang kemudian oleh konsumen digunakan sebagai preferensi merek dalam melakukan pengambilan keputusan pembelian.
c. Bauran Promosi
Dalam marketing mix barang maupun jasa, iklan termasuk dalam kategori bauran promosi. Adapun dalam bauran promosi dikenal lima cara komunikasi yang utama (Durianto et.al, 2003:1), yaitu:
1) Advertising (Periklanan): semua bentuk penyajian nonpersonal, promosi dan ide tentang barang atau jasa yang dibayar oleh suatu sponsor. 2) Sales Promotion (Promosi Penjualan): berbagai bentuk insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan konsumen untuk mencoba atau membeli suatu produk atau jasa.
3) Public Relations (Hubungan Masyarakat dan Publisitas): berbagai macam program untuk mendorong keinginan konsumen untuk mencoba atau membeli suatu produk atau jasa.
4) Personal Selling (Penjualan secara Pribadi): interaksi langsung dengan satu atau beberapa calon pembeli dengan melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan menerima pesanan.
5) Direct Marketing (Pemasaran Langsung): penggunaan surat, telpon, faksimili, e-mail dan alat komunikasi nonpersonal lainnya untuk
(29)
melakukkan komunikasi secara langsung agar mendapat tanggapan langsung dari pelanggan dan calon pelanggan.
2. Periklanan (Advertising) a. Definisi Periklanan
Periklanan (advertising) yang merupakan bauran promosi yang mudah dijumpai di berbagai media merupakan bentuk penyajian informasinon personal tentang suatu produk, merek, perusahaan, atau toko yang dilakukan dengan bayaran tertentu. Pada iklan biasanya ditampakkan organisasi yang mensponsorinya (pemasar). Iklan ditujukan untuk mempengaruhi afeksi dan kognisi konsumen-evaluasi, perasaan, pengetahuan, makna kepercayan, sikap, dan citra yang berkaitan dengan produk dan merek (Peter & Olson, 2000:181).
Dalam Durianto, et al. (2003:2), advertising atau periklanan adalah semua bentuk penyajian non personal, promosi, dan ide tentang barang atau jasa yang dibayar oleh suatu sponsor. Begitu juga menurut Shimp (2003:38) yang mengidentifikasi advertising sebagai suatu bentuk dari komunikasi massa atau komunikasi direct to consumer yang bersifat nonpersonal dan didanai oleh perusahaan bisnis, organisasi nirlaba, atau individu yang diidentifikasikan dengan berbagai cara dalam pesan iklan. Pihak pemberi dana tersebut berharap untuk menginformasikan atau membujuk para anggota dari khalayak tertentu. Wells, Burnett dan Moriarty (dalam Sutisna. 2003:276) mendefinisikan periklanan sebagai suatu bentuk komunikasi non
(30)
personal yang dibayar oleh sponsor yang dikenali dengan menggunakan media massa untuk membujuk atau mempengaruhi pemirsa. Dari beberapa pengertian dan teori tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa iklan merupakan suatu bentuk komunikasi secara massa (non personal) yang membutuhkan biaya dan didanai oleh pihak pembuat iklan yang bertujuan untuk membujuk atau menggiring seseorang untuk mengambil tindakan yang menguntungkan bagi pihak pembuat iklan.
b. Tujuan Periklanan
Tujuan periklanan setiap perusahaan adalah berbeda-beda tergantung dari kondisi intern dan ekstern perusahaan itu sendiri. Kotler dan Keller (2006:245) menyebutkan bahwa tujuan periklanan yang berkaitan dengan sasaran perusahaan adalah sebagai berikut: 1) Periklanan untuk memberi informasi (informative)
Periklanan untuk memberi informasi (informative) adalah Iklan untuk memberi informasi (informative) kepada khalayak tentang seluk beluk suatu produk. Biasanya iklan dengan cara ini dilakukan secara besar-besaran pada tahap awal peluncuran suatu jenis produk dengan tujuan membentuk permintaan awal. Dalam hal ini, kebutuhan suatu produk yang sebelumnya “tersembunyi” atau masih berupa persepsi dapat diperjelas lewat iklan. Pada umumnya, iklan yang bersifat informative digunakan untuk merek yang siklus hidupnya berada di tahap perkenalan (introduction stage)
(31)
2) Periklanan untuk membujuk (persuasive)
Periklanan untuk membujuk (persuasive), dilakukan dalam tahap kompetitif. Tujuannnya adalah membentuk permintaan selektif produk tertentu. Dalam hal ini, perusahaan melakukan persuasi secara tidak langsung dengan memberikan informasi tentang kelebihan produk yang akan merubah pikiran orang untuk melakukan tindakan pembelian. Pada umumnya, periklanan yang bersifat membujuk digunakan untuk merk yang siklus kehidupannya pada taraf pertumbuhan (growth stage).
3) Periklanan untuk mengingatkan (reminding)
Periklanan untuk mengingatkan (reminding) digunakan untuk menyegarkan informasi yang pernah diterima masyarakat. Iklan ini sangat penting untuk produk yang sudah mapan. Bentuk iklan jenis ini adalah iklan penguat (reinforcement advertising) yang bertujuan menyakinkan pembeli sekarang bahwa mereka telah melakukan tindakan pembelian yang benar. Umumnya, iklan jenis ini digunakan pada fase kedewasaan (maturity) suatu merk.
3. Efektivitas Iklan
Pengukuran efektivitas sangat penting dilakukan. Tanpa dilakukannya pengukuran efektivitas tersebut akan sulit diketahui apakah tujuan perusahaan dapat dicapai atau tidak. Menurut Cannon, et al. (2009) efektivitas bergantung pada sebaik apa medium tersebut sesuai dengan sebuah strategi pemasaran yaitu, pada tujuan promosi, pasar target yang ingin dijangkau, dana yang
(32)
tersedia untuk pengiklanan, serta sifat dari media, termasuk siapa yang akan dijangkau, dengan frekuensi seberapa sering, dengan dampak apa, dan pada biaya berapa besar.
Kemudahan pemahaman merupakan indikator yang penting dalam efektivitas pesan. Laskey et al (dalam Indriarto, 2006) menyatakan bahwa efektivitas suatu iklan bergantung pada apakah konsumen mengingat pesan yang disampaikan, memahami pesan tersebut, terpengaruh oleh pesan dan tentu saja pada akhirnya membeli produk yang diiklankan.
Shimp (2003) menyatakan iklan disebut efektif bila mencapai tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh pengiklan. Pada taraf minimum, iklan yang efektif memiliki beberapa pertimbangan berikut:
a. Iklan harus memperpanjang suara strategi pemasaran. Iklan bisa jadi efektif hanya bila cocok dengan elemen lain dari strategi komunikasi pemasaran yang diarahkan dengan baik dan terintegrasi.
b. Periklanan yang efektif harus menyertakan sudut pandang konsumen. Para konsumen membeli manfaat-manfaat produk, bukan atribut. Oleh karena itu iklan harus dinyatakan dengan cara yang berhubungan dengan kebutuhan, keinginan, serta apa yang dinilai oleh konsumen. c. Periklanan yang efektif harus persuasif. Persuasi biasanya terjadi
ketika produk yang diiklankan dapat memberikan keuntungan tambahan bagi konsumen.
(33)
d. Iklan harus menemukan cara yang unik untuk menerobos kerumunan iklan. Para pengiklan secara kontinyu berkompetisi dengan para pesaingnya dalam menarik perhatian konsumen.
e. Iklan yang baik tidak pernah menjanjikan lebih dari apa yang bisa diberikan. Intinya adalah menerangkan dengan apa adanya, baik dalam pengertian etika serta dalam pengertian bisnis yang cerdas. f. Iklan yang baik mencegah ide kreatif dari strategi yang berlebihan.
Tujuan iklan adalah mempersuasi dan mempengaruhi. Penggunaan humor yang tak efektif mengakibatkan orang hanya ingat humornya saja, tetapi melupakan pesannya.
Iklan yang efektif biasanya kreatif, yakni bisa membedakan dirinya dari iklan-iklan massa yang sedang-sedang saja. Iklan yang sama dengan sebagian besar iklan lainnya tidak akan mampu menerobos kerumunan iklan kompetitif dan tidak akan menarik perhatian konsumen. Jack Smith (dalam Shimp, 2003), menggambarkan kreativitas sebagai suatu sensitivitas terhadap sifat alami manusia serta kemampuan untuk mengkomunikasikannya. Iklan kreatif yang terbaik hadir dari suatu pemahaman tentang apa yang sedang dipikirkan dan dirasakan orang-orang. Secara keseluruhan, iklan yang efektif, kreatif, harus menghasilkan dampak abadi secara relatif terhadap konsumen. Dengan kata lain, iklan harus membuat suatu kesan.
4. Jejaring Sosial
Jejaring sosial (social network) adalah bentuk struktur sosial yang terdiri dari simpul-simpul yang saling terkait dan terikat oleh satu atau
(34)
lebih tipe hubungan yang spesifik. Simpul-simpul yang dimaksudkan disini dapat berupa individu maupun organisasi. Istilah jejaring sosial pertama kali diperkenalkan oleh Professor J.A Barnes pada tahun 1954. Jejaring sosial merupakan sebuah sistem struktur sosial yang terdiri dari elemen-elemen individu atau organisasi. Jejaring sosial ini akan membuat mereka yang memiliki kesamaan sosialitas, mulai dari mereka yang telah dikenal sehari-hari sampai dengan keluarga bisa saling berhubungan.
Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai "sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0 , dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content"
a. Facebook
Facebook adalah situs jejaring sosial yang sedang populer saat ini. Didirikan oleh Mark Zuckerberg bersama temannya sesama mahasiswa Universitas Harvard, Eduardo Saverin. Salah satu keunggulan yang dimiliki oleh Facebook dan jarang dimiliki oleh situs jejaring sosial lain adalah beragamnya aplikasi yang dapat memanjakan pengguna, baik yang dikembangkan oleh pihak internal maupun eksternal Facebook.
b. Twitter
Twitter merupakan jenis situs jejaring sosial pertemanan yang memungkinkan para penggunanya dapat mendapatkan relasi dengan mendaftarkan dirinya pada situs tersebut. Twitter didirikan oleh Jack
(35)
Dorsey pada bulan Maret 2006, kemudian secara resmi diluncurkan pada bulan Juli. Twitter adalah jejaring sosial sejenis micro-blogging. c. Instagram
Instagram adalah sebuah aplikasi berbagi foto yang memungkinkan pengguna mengambil foto, menerapkan filter digital, dan membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial, termasuk milik Instagram sendiri. Satu fitur yang unik di Instagram adalah memotong foto menjadi bentuk persegi, sehingga terlihat seperti hasil kamera Kodak Instamatic dan polaroid.
5. EPIC Model
EPIC Model dalam Durianto, et al. (2003:86) adalah salah satu alat ukur efektivitas iklan dengan pendekatan komunikasi yang dikembangankan oleh AC Nielsen salah satu perusahaan peneliti pemasaran terkemuka di dunia – yang mencakup empat dimensi kritis yaitu: empati, persuasi, dampak, dan komunikasi (emphaty, Persuasion, Impact and Communication – EPIC).
Berikut akan dipaparkan dimensi-dimensi dalam EPIC model: a. Dimensi Empati
Empati (Emphaty) merupakan keadaan mental yang membuat seseorang mengidentifikasikan dirinya atau merasa dirinya pada keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain.
Dimensi empati menginformasikan, apakah konsumen menyukai suatu iklan dan menggambarkan bagaimana konsumen melihat hubungan
(36)
antara suatu iklan dengan pribadi mereka. Dimensi empati ini memiliki indikator yaitu: pertama, tingkat baik tidaknya iklan produk, dan kedua, tingkat kesukaan iklan suatu produk atau jasa.
b. Dimensi Persuasi
Persuasi (Persuasion) adalah perubahan kepercayaan, sikap, dan keinginan berperilaku yang disebabkan suatu komunikasi promosi. Proses persuasi yang akan dipakai ditentukan dengan tingkat keterlibatan konsumen dalam pesan produk.
Dimensi Persuasi menginformasikan apa yang dapat diberikan suatu iklan
untuk peningkatan atau penguatan karakter suatu merek, sehingga pemasang iklan memperoleh pemahaman tentang dampak iklan terhadap keinginan konsumen untuk membeli serta memperoleh gambaran kemampuan suatu iklan dalam mengembangkan daya tarik suatu merek. Dimensi persuasi ini memiliki indikator yaitu: tingkat ketertarikan dengan produk, dan keinginan membeli produk.
c. Dimensi Impact
Dampak (Impact) yang diinginkan dari hasil iklan adalah jumlah pengetahuan produk (product knowledge) yang dicapai konsumen melalui tingkat keterlibatan (involvement) konsumen dengan produk atau proses pemilihan. Dimensi Impact menunjukkan, apakah suatu merek dapat terlihat menonjol dibanding merek lain pada kategori yang
(37)
serupa; dan apakah iklan mampu melibatkan konsumen dalam pesan yang disampaikan. Dimensi dampak (impact) memiliki indikator yaitu tingkat pengetahuan produk (level of product knowledge) yaitu tahu betul tentang produk, dan tingkat kreatifitas iklan suatu produk dibandingkan iklan produk yang sejenis.
d. Dimensi Komunikasi
Dimensi Komunikasi (Communication) memberikan informasi tentang kemampuan konsumen dalam mengingat pesan utama yang disampaikan, pemahaman konsumen, serta kekuatan kesan yang ditinggalkan pesan tersebut. Dimensi komunikasi ini memiliki indikator yaitu pertama, kejelasan informasi iklan suatu produk dibandingkan dengan iklan produk sejenis. Kedua, kemampuan iklan suatu produk dalam mengkomunikasikan pesan yang ingin disampaikan, dan ketiga, tingkat pemahaman pemirsa (audience) terhadap pesan yang disampaikan dalam iklan suatu produk
B. Penelitian Sebelumnya
Riyantoro, Bagus melakukan penelitian dengan judul “EFEKTIVITAS IKLAN MELALUI JEJARING SOSIAL SEBAGAI SALAH SATU STRATEGI PEMASARAN KERIPIK PEDAS MAICIH DENGAN MENGGUNAKAN METODE EPIC”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektif atau tidaknya strategi pemasaran keripik pedas Maicih melalui jejaring sosial dengan metode EPIC. Respondennya adalah mahasiswa di Universitas Gunadarma sebanyak 100 orang.
(38)
Dari hasil penelitian Riyantoro, diperoleh kesimpulan bahwa strategi pemasaran iklan Maicih melalui jejaring sosial sangat efektif, hal tersebut dapat diukur dengan menggunakan EPIC Model sebesar 3,95 dilihat dari rentang skala EPIC RATE (0.0 – 4.0) dan posisi 3,95 adalah posisi sangat efektif.
Penelitian di atas hanya meneliti dengan satu produk, maka peneliti dalam penelitian ini akan mencoba mengembangkan penelitian dengan menggunakan Jejaring Sosial yang dianalisis efektivitasnya. Jejaring Sosial tersebut adalah Facebook, Twitter, dan Instagram.
(39)
C. Kerangka Konseptual Penelitian
Penelitian ini adalah untuk membandingkan efektivitas iklan di Jejaring sosial Facebook, Twitter dan Instagram. Berikut kerangka pemikirannya:
Gambar II.1
Kerangka Konseptual Pemikiran Iklan di Jejaring Sosial Facebook,
Twitter dan Instagram
Pengukuran efektivitas iklan di Jejaring Sosial dengan EPIC
MODEL, meliputi: 1. Empati
2. Persuasi 3. Dampak 4. Komunikasi
Efektivitas iklan di Facebook
Efektivitas iklan di Twitter
Efektivitas iklan di Instagram
(40)
D. Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan sementara dari suatu penelitian yang masih harus diuji kebenarannya melalui penelitian dan analisis data. Berikut ini adalah hipotesis untuk rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya :
Ho : Tidak adanya perbedaan efektivitas iklan di jejaring sosial Facebook, Twitter dan Instagram.
Ha : Ada perbedaan efektivitas iklan di jejaring sosial Facebook, Twitter dan Instagram.
(41)
22 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan secara tepat sifat-sifat individu, keadaan gejala atau kelompok tertentu atau untuk menentukan frekuensi adanya hubungan antara suatu gejala dengan gejala lain dalam masyarakat.
B. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah orang yang akan menjadi responden yang akan diberi pertanyaan dan akan menjadi informasi bagi penulis. Dalam penelitian ini, subjek yang akan digunakan adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang memiliki akun Facebook, Twitter dan Instagram.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah data atau informasi yang dibutuhkan untuk menjawab masalah penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitiannya adalah efektivitas iklan di jejaring sosial Facebook, Twitter dan Instagram.
(42)
C. Waktu dan Lokasi Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Penelitian akan dilakukan di Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
2. Waktu Penelitian
Penelitian direncanakan dilakukan pada bulan Mei 2015. D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang atau objek yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnya dalam kelompok itu (Sugiyono, 2001:33).
1. Identifikasi Variabel
Variabel dalam penelitian ini menggunakan variabel tunggal, yaitu Efektivitas Iklan. Sub Variabel dalam penelitian ini adalah Empati, Persuasi, Dampak, dan Komunikasi Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah variabel tunggal. Menutur Hadari Nawawi dan H,.M
Martini Hadari (1992:45) variabel tunggal adalah ”variabel yang hanya
mengungkapkan variabel untuk dideskripsikan unsur atau faktor-faktor
didalam setiap gejala yang termasuk variabel tersebut”.
2. Definisi Variabel
Effendy (2002 : 32-33) mengatakan bahwa efektifitas iklan adalah kondisi sejauh mana efek pesan iklan yang disampaikan itu dapat menarik perhatian, dimengerti, dipahami, membangkitkan emosi dan menggerakkan sasarannya untuk memberikan tanggapan yang
(43)
dikehendaki. Pengukuran efektivitas iklan dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah menggunakan metode EPIC Model yang dikembangkan oleh perusahaan AC Nielsen. EPIC Model menggunakan 4 dimensi kritis yaitu Empati, Persuasi, Dampak, dan Komunikasi.
a. Empathy (empati) Indikatornya meliputi:
1) Tingkat baik tidaknya iklan pada jejaring sosial Facebook, Twitter, dan Instagram
2) Tingkat kesukaan iklan pada jejaring sosial Facebook, Twitter, dan Instagram
b. Persuasion (persuasi) Indikatornya meliputi:
1) Tingkat ketertarikan dengan produk yang diiklankan pada jejaring sosial Facebook, Twitter, dan Instagram
2) Keinginan membeli produk yang diiklankan pada jejaring sosial Facebook, Twitter, dan Instagram
c. Impact (dampak) Indikatornya meliputi:
1) Tingkat pengetahuan produk (level of product knowledge) yaitu tahu betul tentang produk yang diiklankan pada jejaring sosial Facebook, Twitter, dan Instagram
(44)
2) Tingkat kreatifitas iklan yang diiklankan pada jejaring sosial Facebook, Twitter, dan Instagram
d. Communication (komunikasi) Indikatornya meliputi:
1) Kejelasan informasi iklan yang diiklankan pada jejaring sosial Facebook, Twitter, dan Instagram
2) Kemampuan iklan yang diiklankan pada jejaring sosial Facebook, Twitter, dan Instagram mengkomunikasikan pesan yang ingin disampaikan
3. Pengukuran Variabel
Dalam penelitian ini, skala yang digunakan adalah skala Likert. Menurut Sugiyono (2001:86), skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.
Dalam penelitian ini digunakan peryataan tertutup dengan rentang skala penilaian:
a. Sangat Tidak Setuju : 1 b. Tidak Setuju : 2
c. Cukup : 3
d. Setuju : 4
(45)
E. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah totalitas dari semua obyek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti (Hasan, 2002:58). Populasi yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa S1 (Strata 1) Fakultas Ekonomi USD Yogyakarta yang masih aktif pada semester genap 2014/2015 yang memiliki akun Facebook, Twitter dan Instagram dan pernah melihat iklan di jejaring sosial tersebut.
2. Sampel
Menurut Arikunto (2005:117) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dalam suatu penelitian kita tidak perlu meneliti semua anggota populasi mengingat besarnya jumlah populasi dan keterbatasan waktu, tenaga dan biaya dari peneliti. Untuk itu maka perlu diambil sejumlah sampel yang representatif artinya sampel yang dapat mewakili keseluruhan populasi.
Karena jumlah populasi ini tersebar dan sulit untuk diketahui secara pasti, maka penentuan jumlah samel yang akan digunakan dalam penelitian ini akan menggunakan rumus berikut: (Rao Purba dalam Harjanto, 2010)
(46)
Keterangan:
n = jumlah sampel
Z = Tingkat distribusi normal pada taraf signifikan 5% = 1, 96
Moe = Margin of Error, yaitu tingkat kesalahan maksimal pengambilan sampel yang masih dapat ditoleransi atau yang diinginkan.
Dengan menggunakan margin of error sebesar 10%, maka jumlah sampel minimal yang diambil sebesar:
Berdasarkan hasil hitungan maka jumlah sampel yang digunakan adalah sebesar 96,4 responden atau dibulatkan menjadi 100 responden.
F. Teknik Pengambilan Sampel
Menurut Singarimbun dan Effendi (1995), pada dasarnya terdapat dua macam metode pengambilan sampel, yaitu:
1. Pengambilan sampel secara acak (random sampling).
2. Pengambilan sampel secara tidak acak (non random sampling).
Sedangkan metode pengambilan sampel untuk penelitian ini sendiri menggunakan non random sampling. Teknik non random sampling adalah cara pengambilan sampel yang tidak semua anggota populasi diberi kesempatan untuk dipilih menjadi sampel. Penelitian ini menggunakan teknik non random sampling karena adanya keterbatasan data yang diketahui. Data tersebut adalah data jumlah mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang memiliki akun Facebook, Twitter, dan Instagram.
(47)
Adapun pertimbangannya adalah:
1. Responden adalah mahasiswa S-1 FE USD Yogyakarta yang masih aktif sampai dengan semester gasal 2014/2015.
2. Responden memiliki akun Facebook, Twitter dan Instagram. 3. Responden pernah melihat iklan di tiap jejaring sosial. G. Sumber Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber atau yang menjadi responden peneliti. Data primer dari penelitian ini akan diperoleh dari responden secara langsung mencakup karakteristik responden dan pendapat responden mengenai empat dimensi EPIC Model pada efektivitas iklan di jejaring sosial.
H. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan menyebarkan kuesioner (angket) kepada responden yaitu mahasiswa S-1 FE USD Yogyakarta yang memiliki akun jejaring sosial Facebook, Twiiter dan Instagram serta pernah melihat iklan di jejaring sosial tersebut. Kuesioner merupakan sejumlah pertanyaan yang tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden mengenai apa yang dirasakannya secara subjektif.
(48)
I. Teknik Pengujian Instrumen 1. Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2009:348) “Validitas atau valid yaitu berarti alat ukur yang digunakan penelitian untuk mengukur, mendapatkan data yang hendaknya diukur”. Uji validitas menurut menggunakan rumus korelasi product moment yaitu:
∑ ∑ ∑
√[ ∑ ∑ ][ ∑ ∑ ] Keterangan:
r : Koefisien korelasi setiap pertanyaan
X : Nilai total jawaban dari masing-masing nomor dari responden
Y : Nilai dari semua item pertanyaan ΣX : Jumlah skor butir
ΣXY : Jumlah hasil kali antara X dan Y n : Banyaknya sampel uji coba
Instrumen dikatakan valid atau tidak dapat diputuskan dengan melihat ketentuan sebagai berikut:
a. Jika rhitung > rtabel dengan taraf keyakinan 95%, maka instrumen tersebut
dikatakan valid.
b. Jika rhitung ≤ rtabel dengan taraf keyakinan 95%, maka instrumen tersebut
(49)
2. Uji Reliabilitas
Alat ukur di samping valid juga harus memiliki keandalan atau reliabilitas, suatu alat ukur dapat diandalkan jika alat ukur tersebut digunakan berulang kali akan memberikan hasil yang relatif sama (tidak berbeda jauh).
Jika instrumen penelitian telah dinyatakan valid, selanjutnya reliabilitas diuji.Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik. Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan rumus Cronbach Alpha sebagai berikut:
{ ∑ } keterangan:
k = mean kuadrat antara subjek
Σ = mean kuadrat kesalahan = varians total (Sugiyono, 2009:365)
Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60. Hasil perhitungan Cronbach Alpha diinterpretasikan dengan tingkat keandalan koefisien korelasi sebagai berikut:
Antara 0,800 sampai 1,000 adalah sangat tinggi. Antara 0,600 sampai 0,799 adalah tinggi.
Antara 0,400 sampai 0,599 adalah cukup. Antara 0,200 sampai 0,399 adalah rendah.
(50)
J. Teknik Analisis Data 1. Analisis Deskripsi
Sebelum melakukan uji hipotesis, dicari terlebih dahulu skor untuk masing – masing dimensi pada EPIC model dengan langkah berikut :
a. Analisis Tabulasi Sederhana
Dalam analisis tabulasi sederhana, data yang diperoleh diolah ke bentuk persentase, dengan rumus sebagai berikut:
P = 100%
fifi
Dimana :
P = persentase responden yang memilih kategori tertentu fi = jumlah responden yang memilih kategori tertentu Σfi = banyaknya jumlah responden
b. Skor Rata-rata
Setiap jawaban responden dari pertanyaan yang diberikan, diberikan bobot.Cara menghitung skor adalah dengan menjumlahkan seluruh hasil kali nilai masing-masing bobotnya dibagi dengan jumlah total frekuensi.
Rumus:
fi wi fi
x .
Dimana:
x = rata-rata berbobot fi = frekuensi
(51)
wi= bobot
Setelah itu, digunakan rentang skala penilaian untuk menentukan posisi tanggapan responden dengan menggunakan nilai skor setiap variabel. Bobot alternatif jawaban yang terbentuk dari teknik skala peringkat terdiri dari kisaran antara 1 sampai 5 yang menggambarkan posisi yang sangat negatif ke posisi yang positif. Selanjutnya dihitung rentang skala dengan rumus, sebagai berikut:
Rs = M bobot
R( )
Dimana:
R (bobot) = bobot terbesar – bobot terkecil M = banyaknya kategori bobot
Rentang skala Likert yang dipakai dalam penelitian ini adalah 1 hingga 5,
maka rentang skala penilaian yang didapat adalah: Rs =
8 1 5
= 0,8
Sehingga posisi keputusannya menjadi: STE TE CE E SE
1,00 1,8 2,6 3,4 4,2 5,00 Keterangan:
STE = Sangat Tidak Efektif (masuk skala 1,00 – 1,80) TE = Tidak Efektif (masuk skala 1,80 – 2,60)
(52)
CE = Cukup Efektif (masuk skala 2,60 – 3,40) E = Efektif (masuk skala 3,40 – 4,20)
SE = Sangat Efektif (masuk skala 4,20 – 5,00)
Setiap dimensi EPIC Model yaitu Empathy (empati); Persuasion (persuasi); Impact (dampak); Communication (komunikasi), akan dianalisis secara terpisah dengan menggunakan metode skor rata-rata untuk mengetahui efektifitas tiap dimensi tersebut dalam tiap produk jejaring sosial (Facebook, Twitter, dan Instagram) yang nantinya nilai rata-rata itu akan dimasukkan dalam rentang skala posisi keputusan dari sangat tidak efektif (STE) sampai dengan sangat efektif (SE).
2. Pengujian Hipotesis
Permasalahan yang ada adalah apakah ada perbedaan efektivitas iklan di jejaring sosial Facebook, Twitter dan Instagram,maka yang akan dilakukan dalam menguji hipotesis pada masalah tersebut adalah sebagai berikut :
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui normalitas data. Jika diperoleh suatu data normal, maka menggunakan uji parametrik, yaitu menggunakan One Way- Anova. Sedangkan jika diperoleh suatu data tidak normal, maka akan menggunakan uji non parametrik, yaitu Uji Kruskal- Walls. Untuk menguji kenormalan distribusi data maka digunakan Uji Kolmogorov Smirnov. Langkah- langkah dalam pengujian Kolmogrov Smirnov :
(53)
1) Hipotesis
Ho: Data rata- rata berdistribusi normal Ha: Data rata- rata tidak berdistribusi normal 2) Statistik uji: uji Kolmogorov Smirnov 3) α= 0.05
4) Daerah kritis: Ho ditolak jika Sig.< α
5) Menarik kesimpulan. Hasil analisis untuk melihat kenormalan data pada nilai Asymp. Sig. kurang dari 0.05 Ho ditolak artinya data tidak berdistribusi normal, sebaliknya jika lebih dari 0,05 Ho diterima artinya data berdistribusi normal.
b. Uji Hipotesis
1) Uji One Way ANOVA Hipotesis :
Ho: Tidak ada perbedaan efektivitas iklan di jejaring sosial Facebook, Twitter dan Instagram
Ha: Ada perbedaan efektivitas iklan di jejaring sosial Facebook, Twitter dan Instagram
Langkah-langkah: (1) Statistik Uji= Uji F
(2) α = 0.05
(3) H0 diterima jika sig ≥ α H0 ditolak jika sig < α (4) Keputusan:
(54)
Jik H0 ditolak berarti efektivitasiklan di jejaring sosial Facebook, Twitter dan Instagram tidak sama.
Jika H0 diterima berarti efektivitas iklan di jejaring sosial Facebook, Twitter dan Instagram adalah sama.
2) Transformasi Data
Transformasi data dilakukan jika data yang ada tidak memenuhi ketentuan uji One Way Anova. Tujuan utama dari transformasi data adalah untuk mengubah skala pengukuran data asli menjadi bentuk lain sehingga dapat memenuhi asumsi – asumsi yang mendasari analisis ragam.Dalam ANOVA yang variansnya tidak sama, biasa digunakan transformasi logaritma atau square (akar). Setelah dilakukan transformasi data, maka diuji kembali apakah data yang ada memenuhi ketentuan dalam uji One Way Anova. Apabila tetap tidak memenuhi ketentuan, maka dilakukan uji Kruskal – Wallis.
3) Uji Kruskal-Wallis:
Teknik ini digunakan untuk menguji hipotesis k sampel independen bila datanya berbentuk ordinal, rasio atau interval tetapi tidak berdistribusi normal. (Sugiyono 2009: 347)
a) Hipotesis:
H0 : Tidak ada perbedaan efektivitas iklan di ketiga jejaring sosial
(55)
b) Rumus Uji Kruskal-Walls:
Dimana:
N = Banyak baris dalam tabel k = Banyak kolom
Rj = Jumlah rangking dalam kolom c) Langkah- langkah perhitungan:
(1) Menentukan Hipotesis H0 : Mean1 = Mean2 = Mean3
Ha : Minimal ada satu pasang mean yang tidak sama (2) Tingkat signifikansi α = 0,05
(3) Daerah kritis (4) Keputusan:
H0 ditolak jika nilai sig ≤ α = 0,05 Ha diterima jika nilai sig > α= 0,05
(56)
37 BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. Media Massa
Salah satu dari unsur tersebut yaitu medium (media) tempat di mana proses komunikasi berlangsung. Dengan demikian media massa merupakan sarana penyampaian komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran informasi secara massal dan dapat diakses oleh masyarakat secara luas pula. Sedangkan informasi massa merupakan informasi yang diperuntukkan kepada masyarakat secara massal, bukan informasi yang hanya boleh dikonsumsi oleh pribadi. Dengan demikian, maka informasi massa adalah milik publik, bukan ditujukan kepada individu masing-masing. Adapun peran gatekeeper adalah penyeleksi informasi, di mana dalam kegiatan komunikasi massa sejumlah peran dijalankan dalam organisasi media massa. Merekalah yang kemudian menyeleksi setiap informasi yang akan disiarkan dan tidak disiarkan. Bahkan kewenangannya mencakup untuk memperluas, membatasi, informasi yang akan disiarkan. Mereka adalah para wartawan, desk surat kabar, editor, dan sebagainya.
Adapun media massa adalah institusi yang menghubungkan seluruh unsur masyarakat satu dengan lainnya dengan melalui produk media massa dihasilkan. Secara spesifik institusi media massa adalah: (1) sebagai saluran produksi dan distribusi konten simbolis; (2) sebagai
(57)
institusi publik yang bekerja sesuai aturan yang ada; (3) keikutsertaan baik sebagai pengirim atau penerima sukarela; (4) menggunakan standar profesional dan birokrasi; dan (5) media sebagai perpaduan antara kebebasan dan kekuasaan.
Menurut Baran (2010:69) dalam Tamburaka (2013:14) bahwa teori masyarakat massa pertama kali muncul pada abad ke-19 ketika berbagai elit sosial tradisional berjuang memahami makna dari konsekuensi yang bersifat merusak dari modernisasi. Sebagian (yaitu para aristokrat tanah, penjaga toko di kota-kota kecil, guru sekolah pemuka agama, politisi kelas dua) kehilangan kekuasaan mereka atau sangat lelah dalam usaha mereka menghadapi masalah sosial. Bagi mereka media massa yaitu yellow journalism adalah simbol dari semua kesalahan yang terjadi dalam masyarakat modern. Teori masyarakat massa memiliki beberapa asumsi dasar mengenai individu, peran media, dan hakikat dari perubahan sosial, antara lain:
1. Media adalah kekuatan yang sangat kuat dalam masyarakat yang dapat menggerogoti nilai dan norma sosial sehingga dapat merusak tatanan sosial. Untuk menghadapi ancaman ini, media harus di bawah kontrol elit.
2. Media dapat secara langsung memengaruhi pemikiran kebanyakan orang, mentransformasi pandangan mereka tentang dunia sosial.
3. Ketika seseorang telah ditransformasi oleh media, maka semua bentuk konsekuensi buruk dalam jangka panjang mungkin terjadi, tidak hanya
(58)
dapat menghancurkan kehidupan seseorang, tetapi juga menciptakan masalah sosial dalam skala luas.
4. Sebagian besar individu sangat rentan dengan media karena dalam masyarakat massa merupakan terputus dan terisolasi dari lembaga sosial tradisional yang sebelumnya melindungi mereka dari usaha manipulasi media.
5. Kerusakan sosial yang disebabkan media mungkin akan dapat diperbaiki dengan pendirian sebuah tatanan sosial yang totaliter.
6. Media massa tidak dapat mengelak dari kegiatan yang merendahkan bentuk budaya yang lebih tinggi menyebabkan terjadinya penurunan secara umum dalam peradaban.
B. Pengertian Media Sosial
Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Pendapat lain mengatakan bahwa media sosial adalah media online yang mendukung interaksi sosial dan media sosial menggunakan teknologi berbasis web yang mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif.
Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai “sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di
(59)
atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0 , dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content”.
Media sosial memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Pesan yang disampaikan tidak hanya untuk satu orang saja, namun bisa untuk banyak orang
2. Pesan yang disampaikan bebas, tanpa harus melalui suatu Gatekeeper 3. Pesan yang disampaikan cenderung lebih cepat dibanding media
lainnya
4. Penerima pesan yang menentukan waktu interaksi C. Produk Media Sosial
Banyak sekali produk media sosial yang ditawarkan saat ini dengan beragam fitur unik dan menarik. Namun dari sekian banyak produk media sosial yang saat ini, ada 3 sosial media yang paling banyak penggunannya yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Facebook.com
Facebook adalah sebuah layanan jejaring sosial yang diluncurkan pada bulan Februari 2004, dimiliki dan dioperasikan oleh Facebook, Inc. Pada September 2012, Facebook memiliki lebih dari satu miliar pengguna aktif, lebih dari separuhnya menggunakan telepon genggam Pengguna harus mendaftar sebelum dapat menggunakan situs ini. Setelah itu, pengguna dapat membuat profil pribadi, menambahkan pengguna lain sebagai teman, dan bertukar pesan, termasuk pemberitahuan otomatis ketika mereka memperbarui profilnya. Selain
(60)
itu, pengguna dapat bergabung dengan grup pengguna dengan ketertarikan yang sama, diurutkan berdasarkan tempat kerja, sekolah atau perguruan tinggi, atau ciri khas lainnya, dan mengelompokkan teman-teman mereka ke dalam daftar seperti "Rekan Kerja" atau "Teman Dekat".
Facebook didirikan oleh Mark Zuckerberg bersama teman sekamarnya dan sesama mahasiswa Universitas Harvard, Eduardo Saverin, Andrew McCollum, Dustin Moskovitz dan Chris Hughes. Keanggotaan situs web ini awalnya terbatas untuk mahasiswa Harvard saja, kemudian diperluas ke perguruan lain di Boston, Ivy League, dan Universitas Stanford. Situs ini secara perlahan membuka diri kepada mahasiswa di universitas lain sebelum dibuka untuk siswa sekolah menengah atas, dan akhirnya untuk setiap orang yang berusia minimal 13 tahun. Meski begitu, menurut survei Consumer Reports bulan Mei 2011, ada 7,5 juta anak di bawah usia 13 tahun yang memiliki akun Facebook dan 5 juta lainnya di bawah 10 tahun, sehingga melanggar persyaratan layanan situs ini.
Studi Compete.com bulan Januari 2009 menempatkan Facebook sebagai layanan jejaring sosial yang paling banyak digunakan menurut jumlah pengguna aktif bulanan di seluruh dunia. Entertainment Weekly menempatkannya di daftar "terbaik" akhir dasawarsa dengan komentar, Quantcast memperkirakan Facebook memiliki 138,9 juta pengunjung bulanan di AS pada Mei 2011. Menurut Social Media
(61)
Today pada April 2010, sekitar 41,6% penduduk Amerika Serikat memiliki akun Facebook. Meski begitu, pertumbuhan pasar Facebook mulai turun di sejumlah wilayah dengan hilangnya 7 juta pengguna aktif di Amerika Serikat dan Kanada pada Mei 2011.
Nama layanan ini berasal dari nama buku yang diberikan kepada mahasiswa pada tahun akademik pertama oleh beberapa pihak administrasi universitas di Amerika Serikat dengan tujuan membantu mahasiswa mengenal satu sama lain. Facebook memungkinkan setiap orang berusia minimal 13 tahun menjadi pengguna terdaftar di situs ini.
2. Twitter.com
Twitter adalah layanan jejaring sosial dan mikroblog daring yang memungkinkan penggunanya untuk mengirim dan membaca pesan berbasis teks hingga 140 karakter, yang dikenal dengan sebutan kicauan (tweet). Twitter didirikan pada bulan Maret 2006 oleh Jack Dorsey, dan situs jejaring sosialnya diluncurkan pada bulan Juli. Sejak diluncurkan, Twitter telah menjadi salah satu dari sepuluh situs yang paling sering dikunjungi di Internet, dan dijuluki dengan "pesan singkat dari Internet." Di Twitter, pengguna tak terdaftar hanya bisa membaca kicauan, sedangkan pengguna terdaftar bisa memosting kicauan melalui antarmuka situs web, pesan singkat (SMS), atau melalui berbagai aplikasi untuk perangkat seluler.
(62)
Twitter mengalami pertumbuhan yang pesat dan dengan cepat meraih popularitas di seluruh dunia. Hingga bulan Januari 2013, terdapat lebih dari 500 juta pengguna terdaftar di Twitter, 200 juta di antaranya adalah pengguna aktif. Lonjakan penggunaan Twitter umumnya berlangsung saat terjadinya peristiwa-peristiwa populer. Pada awal 2013, pengguna Twitter mengirimkan lebih dari 340 juta kicauan per hari, dan Twitter menangani lebih dari 1,6 miliar permintaan pencarian per hari. Hal ini menyebabkan posisi Twitter naik ke peringkat kedua sebagai situs jejaring sosial yang paling sering dikunjungi di dunia, dari yang sebelumnya menempati peringkat dua puluh dua.
Tingginya popularitas Twitter menyebabkan layanan ini telah dimanfaatkan untuk berbagai keperluan dalam berbagai aspek, misalnya sebagai sarana protes, kampanye politik, sarana pembelajaran, dan sebagai media komunikasi darurat. Twitter juga dihadapkan pada berbagai masalah dan kontroversi seperti masalah keamanan dan privasi pengguna, gugatan hukum, dan penyensoran. Twitter dimiliki dan dioperasikan oleh Twitter, Inc., yang berbasis di San Francisco, dengan kantor dan server tambahan terdapat di New York City, Boston, dan San Antonio.
3. Instagram
Instagram adalah sebuah aplikasi berbagi foto yang memungkinkan pengguna mengambil foto, menerapkan filter digital, dan
(63)
membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial, termasuk milik Instagram sendiri. Satu fitur yang unik di Instagram adalah memotong foto menjadi bentuk persegi, sehingga terlihat seperti hasil kamera Kodak Instamatic dan polaroid. Hal ini berbeda dengan rasio aspek 4:3 yang umum digunakan oleh kamera pada peranti bergerak.
Instagram dapat digunakan di iPhone, iPad atau iPod Touch versi apapun dengan sistem operasi iOS 3.1.2 atau yang terbaru, dan telepon genggam Android apapun dengan sistem operasi versi 2.2 (Froyo) ke atas. Aplikasi ini dapat diunggah melalui Apple App Store dan Google Play. Pada tanggal 9 April 2012, diumumkan bahwa Facebook setuju mengambil alih Instagram dengan nilai sekitar $1 miliar.
D. Pertumbuhan Media Sosial
Pesatnya perkembangan media sosial kini dikarenakan semua orang seperti bisa memiliki media sendiri. Jika untuk memiliki media tradisional seperti televisi, radio, atau koran dibutuhkan modal yang besar dan tenaga kerja yang banyak, maka lain halnya dengan media sosial. Seorang pengguna media sosial bisa mengakses menggunakan media sosial dengan jaringan internet bahkan yang aksesnya lambat sekalipun, tanpa biaya besar, tanpa alat mahal dan dilakukan sendiri tanpa karyawan. Pengguna media sosial dengan bebas bisa mengedit, menambahkan, memodifikasi baik tulisan, gambar, video, grafis, dan berbagai model konten lainnya.
(64)
Menurut Antony Mayfield dari iCrossing, media sosial adalah mengenai menjadi manusia biasa. Manusia biasa yang saling membagi ide, bekerjasama, dan berkolaborasi untuk menciptakan kreasi, berfikir, berdebat, menemukan orang yang bisa menjadi teman baik, menemukan pasangan, dan membangun sebuah komunitas. Intinya, menggunakan media sosial menjadikan kita sebagai diri sendiri. Selain kecepatan informasi yang bisa diakses dalam hitungan detik, menjadi diri sendiri dalam media sosial adalah alasan mengapa media sosial berkembang pesat. Tak terkecuali, keinginan untuk aktualisasi diri dan kebutuhan menciptakan personal branding.
E. Peran dan Fungsi Media Sosial dalam Dunia Bisnis
Media sosial merupakan alat promosi bisnis yang efektif karena dapat diakses oleh siapa saja, sehingga jaringan promosi bisa lebih luas. Media sosial menjadi bagian yang sangat diperlukan oleh pemasaran bagi banyak perusahaan dan merupakan salah satu cara terbaik untuk menjangkau pelanggan dan klien. Media sosial sperti blog, Facebook, Twitter, dan Youtube memiliki sejumlah manfaat bagi perusahaan dan lebih cepat dari media konvensional seperti media cetak dan iklan TV, brosur dan selebaran.
Media sosial memiliki kelebihan dibandingkan dengan media konvensional, antara lain :
(65)
Dalam sebuah produksi media konvensional dibutuhkan keterampilan tingkat tinggi dan keterampilan marketing yang unggul. Sedangkan media sosial sangat mudah digunakan, bahkan untuk orang tanpa dasar TI pun dapat mengaksesnya, yang dibutuhkan hanyalah komputer dan koneksi internet.
2. Membangun Hubungan
Sosial media menawarkan kesempatan tak tertandingi untuk berinteraksi dengan pelanggan dan membangun hubungan. Perusahaan mendapatkan sebuah feedback langsung, ide, pengujian dan mengelola layanan pelanggan dengan cepat. Tidak dengan media tradisional yang tidak dapat melakukan hal tersebut, media tradisional hanya melakukan komunikasi satu arah.
3. Jangkauan Global
Media tradisional dapat menjangkau secara global tetapi tentu saja dengan biaya sangat mahal dan memakan waktu. Melalui media sosial, bisnis dapat mengkomunikasikan informasi dalam sekejap, terlepas dari lokasi geografis. Media sosial juga memungkinkan untuk menyesuaikan konten Anda untuk setiap segmen pasar dan memberikan kesempatan bisnis untuk mengirimkan pesan ke lebih banyak pengguna.
4. Terukur
Dengan sistem tracking yang mudah, pengiriman pesan dapat terukur, sehingga perusahaan langsung dapat mengetahui efektifitas promosi.
(66)
Tidak demikian dengan media konvensional yang membutuhkan waktu yang lama.Ketika kita mendefinisikan media sosial sebagai sistem komunikasi maka kita harus mendefinisikan fungsi-fungsi terkait dengan sistem komunikasi, yaitu:
1. Administrasi
Pengorganisasian profil karyawan perusahaan dalam jaringan sosial yang relevan dan relatif dimana posisi pasar Anda sekarang. Pembentukan pelatihan kebijakan media sosial, dan pendidikan untuk semua karyawan pada penggunaan media sosial. Pembentukan sebuah blog organisasi dan integrasi konten dalam masyarakat yang relevan. Riset pasar untuk menemukan dimana pasar Anda.
2. Mendengarkan dan Belajar
Pembuatan sistem pemantauan untuk mendengar apa yang pasar Anda inginkan, apa yang relevan dengan mereka.
3. Berpikir dan Perencanaan
Dengan melihat tahap 1 dan 2, bagaiman Anda akan tetap di depan pasar dan bagaimana Anda berkomunikasi ke pasar. Bagaimana teknologi sosial meningkatkan efisiensi operasional hubungan pasar. 4. Pengukuran
Menetapkan langkah-langkah efektif sangat penting untuk mengukur apakah metode yang digunakan, isi dibuat dan alat yang anda gunakan efektif dalam meningkatkan posisi dan hubungan pasar anda.
(67)
48
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Penjelasan Penelitian
Bab ini berisi tentang pengujian instrumen, profil responden, dan analisis statistik. Peneliti melakukukan penyebaran kuesioner di Universitas Sanata Dharma Kampus Mrican khususnya di lingkungan Fakultas Ekonomi. Peneliti melakukan penelitian pada bulan Mei 2015. Peneliti menyebar kuesioner kepada mahasiswa Fakultas Ekonomi yang memenuhi syarat penelitian ini, yaitu; merupakan mahasiswa aktif FE USD, memiliki akun jejaring sosial Facebook, Twitter, dan Instagram dan pernah melihat iklan di ketiga jejaring sosial tersebut. Ketiga syarat tersebut tercantum di bagian verifikasi dalam kuesioner sebagai bentuk verifikasi pribadi responden. Pembagian Kuesioner dilakukan dengan 2 cara. Pertama beberapa kuesioner dibagikan di kelas setelah usai jam belajar mengajar dan Kedua dibagikan ketika peneliti berjumpa dengan responden yang memenuhi syarat. Peneliti mencetak 110 kuesioner dari 100 yang dibutuhkan. Dari 110 kuesioner 8 diantaranya tidak dapat diolah karena tidak memenuhi syarat dan juga faktor lainnya. Penelitian ini ingin mengetahui apakah ada perbedaan efektivitas iklan di tiga jejaring sosial yaitu Facebook, Twitter dan Instagram. Pengolahan data dilakukan dengan perangkat lunak (software) SPSS (Statistical Product and Service Solution) 17.0.
(68)
B. Profil Responden
Jumlah responden yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 100 orang. Responden merupakan mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang memenuhi syarat; Mahasiswa aktif sampai dengan semester gasal 2014/2015, memiliki akun jejaring social Facebook, Twitter dan Instagram dan pernah melihat iklan di jejaring social Facebook, Twitter dan Instagram. Gambaran tentang responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini diklasifikasikan berdasarkan jenis kelamin dan usia.
1. Jenis Kelamin
Berdasarkan karakteristik jenis kelamin, hasil pengisian kuesioner oleh 100 responden ditunjukkan pada table berikut ini:
Tabel V.1
Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin
No
Jenis
Kelamin Frekuensi Presentase
1 Laki - Laki 44 44%
2 Perempuan 56 56%
Sumber : Data primer diolah, 2015
Berdasarkan tabel V. 1 terlihat bahwa responden perempuan lebih dominan sebanyak 56 orang (56%) sedangkan responden Laki – laki sebanyak 44 orang (44%)
(69)
2. Usia
Tabel V.2
Karakteristik Responden berdasarkan Usia No Usia Frekuensi Presentase 1 < 20 Tahun 33 33% 2
20 -25
Tahun 67 67%
3 > 25 Tahun 0 0%
Sumber : Data diolah, 2015
Tabel V.2 memperlihatkan bahwa usia dominan responden adalah usia 20 – 25 tahun yaitu sebanyak 67 orang atau 67% .Usia kurang dari 20 tahun sebantak 33 atau 33% dan usia lebih dari 25 tahun sebanyak 0 atau tidak ada responden dengan usia lebih dari 25 tahun.
C. Pengujian Instrumen 1. Uji Validitas
Uji validitas merupakan alat ukur yang digunakan penelitian untuk mengukur, mendapatkan data yang hendaknya diukur. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan metode product moment, di mana cara untuk menguji validitas butir kuesioner tersebut yaitu: menentukan nilai rtabel untuk df = n–2 (n adalah jumlah sampel). Dalam pengujian ini sampel yang digunakan ada 100 responden, jadi df = 100 –2 pada α = 5% didapat angka 0,1966.
Nilai rhitung dapat dilihat dari Corrected Item Total Correlation untuk setiap butir pernyataan pada setiap variabel, dengan ketentuan pernyataan valid apabila rhitung > rtabel, sedangkan pernyataan
(70)
dikatakan tidak valid apabila rhitung ≤ rtabel. Hasil pengujian validitas variabel penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel V.3 Hasil Uji Validitas
No Variabel / Indikator r Hitung r Tabel Ket
A. Emphaty
1. Tingkat baik tidaknya Iklan di Facebook 0,524** 0.1966 Valid 2. Tingkat baik tidaknya iklan di Twitter 0,502** 0.1966 Valid 3. Tingkat baik tidaknya iklan di Instagram 0,584** 0.1966 Valid 4. Tingkat kesukaan iklan pada jejaring sosial
0,628** 0.1966 Valid
5. Tingkat kesukaan iklan pada jejaring sosial Twitter
0,703** 0.1966 Valid
6. Tingkat kesukaan iklan pada jejaring sosial Instagram
0,679** 0.1966 Valid
B. Persuasion
1. Tingkat ketertarikan dengan produk yang diiklankan pada jejaring sosial Facebook
0,628** 0.1966 Valid
2. Tingkat ketertarikan dengan produk yang diiklankan pada jejaring sosial Twitter
0,572** 0.1966 Valid
3. Tingkat ketertarikan dengan produk yang diiklankan pada jejaring sosial Instagram
0,685** 0.1966 Valid
(71)
pada jejaring sosial Facebook
5. Keinginan membeli produk yang diiklankan pada jejaring sosial Twitter
0,566* 0.1966 Valid
6. Keinginan membeli produk yang diiklankan pada jejaring sosial Instagram
0,601** 0.1966 Valid
C. Impact
1. Tingkat pengetahuan produk (level of product knowledge) pada jejaring sosial Facebook
0,561** 0.1966 Valid
2. Tingkat pengetahuan produk (level of product knowledge) pada jejaring sosial Twitter
0,459** 0.1966 Valid
3. Tingkat pengetahuan produk (level of product knowledge) pada jejaring sosial Instagram
0,624** 0.1966 Valid
4. Tingkat kreatifitas iklan Facebook 0,412** 0.1966 Valid 5. Tingkat kreatifitas iklan Twitter 0,436** 0.1966 Valid 6. Tingkat kreatifitas iklan Instagram 0,499** 0.1966 Valid
D. Communication
1. Kejelasan informasi iklan yang diiklankan pada jejaring sosial Facebook
0,372** 0.1966 Valid
2. Kejelasan informasi iklan yang diiklankan pada jejaring sosial Twitter
0,460** 0.1966 Valid
3. Kejelasan informasi iklan yang diiklankan pada jejaring sosial Instagram
0,559** 0.1966 Valid
(1)
2.
Uji Realibilitas
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 100 100.0
Excludeda 0 .0
Total 100 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.745 25
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
butir_1 146.22 516.194 .496 .736
butir_2 146.15 518.109 .475 .737
butir_3 146.04 513.312 .558 .734
butir_4 146.55 510.008 .602 .733
butir_5 146.51 509.566 .683 .732
butr_6 146.27 506.442 .655 .731
butir_7 146.68 509.553 .602 .732
(2)
butir_9 146.18 506.573 .662 .731
butir_10 146.82 508.291 .585 .732
butir_11 146.88 513.299 .538 .735
buti_12 146.32 507.796 .570 .732
butir_13 146.61 516.058 .537 .736
butir_14 146.69 522.559 .435 .739
butir_15 146.34 511.843 .600 .734
butir_16 146.78 519.466 .377 .738
butir_17 146.68 520.806 .407 .739
butir_18 146.04 514.261 .466 .735
butir_19 146.53 522.878 .341 .740
butir_20 146.62 520.763 .433 .738
butir_21 146.10 514.374 .532 .735
butir_22 146.20 522.990 .372 .740
butir_23 146.38 525.309 .327 .741
butir_24 145.98 510.666 .595 .733
Total_skor 74.77 134.098 1.000 .898
3.
Uji Normalitas
Case Processing Summary
Sosial Media
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Efektivitas_Iklan Facebook 100 100.0% 0 .0% 100 100.0%
Twitter 100 100.0% 0 .0% 100 100.0%
(3)
Descriptives
Sosial Media Statistic Std. Error
Efektivitas_Iklan Facebook Mean 23.930 .4791
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 22.979
Upper Bound 24.881
5% Trimmed Mean 23.989
Median 24.000
Variance 22.955
Std. Deviation 4.7911
Minimum 10.0
Maximum 35.0
Range 25.0
Interquartile Range 6.0
Skewness -.222 .241
Kurtosis .085 .478
Twitter Mean 23.790 .3937
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 23.009
Upper Bound 24.571
5% Trimmed Mean 23.833
Median 24.000
Variance 15.501
Std. Deviation 3.9371
Minimum 14.0
Maximum 34.0
Range 20.0
Interquartile Range 4.8
Skewness -.077 .241
(4)
Tests of Normality
Sosial Media
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Efektivitas_Iklan Facebook .077 100 .148 .990 100 .675
Twitter .085 100 .074 .988 100 .473
Instagram .084 100 .082 .978 100 .098
a. Lilliefors Significance Correction
Instagram Mean 27.050 .5568
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 25.945
Upper Bound 28.155
5% Trimmed Mean 26.933
Median 27.000
Variance 30.997
Std. Deviation 5.5675
Minimum 16.0
Maximum 40.0
Range 24.0
Interquartile Range 8.0
Skewness .323 .241
(5)
4.
Uji Homogenitas sebelum transformasi data
Case Processing Summary
Sosial Media
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Efektivitas_Iklan Facebook 100 100.0% 0 .0% 100 100.0%
Twitter 100 100.0% 0 .0% 100 100.0%
Instagram 100 100.0% 0 .0% 100 100.0%
Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Efektivitas_Iklan Based on Mean 4.949 2 297 .008
Based on Median 4.906 2 297 .008
Based on Median and with adjusted df
4.906 2 277.251 .008
Based on trimmed mean 4.884 2 297 .008
5.
Uji Homogenitas setelah transformasi data
Test of Homogeneity of Variances
tr_EfektivitasIklan
Levene Statistic df1 df2 Sig.
(6)
6.
Uji ANOVA
Descriptives
tr_EfektivitasIklan
N Mean Std. Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound
Facebook 100 1.3694 .09447 .00945 1.3507 1.3882 1.00 1.54
Twitter 100 1.3702 .07477 .00748 1.3554 1.3851 1.15 1.53
Instagram 100 1.4229 .09079 .00908 1.4049 1.4409 1.20 1.60
Total 300 1.3875 .09036 .00522 1.3773 1.3978 1.00 1.60
ANOVA
tr_EfektivitasIklan
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .188 2 .094 12.398 .000
Within Groups 2.253 297 .008