untuk melakukan aktivitas fisik berupa senam aerobik dengan intensitas sedang sebanyak 5 kali dalam seminggu selama 30 menit atau senam aerobik
dengan intesitas berat sebanyak 3 kali dalam seminggu selama 20 menit Haskell dkk, 2007. Selain itu, anjuran aktivitas fisik berat dan sedang untuk
orang dewasa juga dapat berupa jalan cepat sebanyak 2 kali dalam seminggu selama 30 menit dan kemudian melakukan jogging selama 20 menit pada 2
hari lainnya.
F. Hubungan Kondisi Mental Emosional dengan Obesitas Sentral pada
Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014
Gangguan mental emosional merupakan suatu keadaan yang mengindikasikan individu mengalami suatu perubahan emosional yang dapat
berkembang menjadi keadaan patologis apabila terjadi secara terus menerus Idaiani dkk, 2009. Pada analisis univariat diketahui bahwa sebagian besar
mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 memiliki kondisi mental emosional yang
normal. Akan tetapi, berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki gejala gangguan mental emosional.
Pada hasil analisis hubungan antara kondisi mental emosional dengan obesitas sentral menunjukkan bahwa mahasiswa yang memiliki kondisi
mental emosional terganggu lebih banyak ditemukan pada mahasiswa yang tidak mengalami obesitas sentral. Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh
nilai p = 1,000, dimana tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kondisi mental emosional dengan obesitas sentral pada mahasiswa Program
Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014.
Pada hasil analisis juga diketahui bahwa gejala gangguan mental emosional yang paling banyak dialami oleh mahasiswa ialah gejala depresi.
Pada hasil analisis, diketahui bahwa gejala depresi paling banyak dialami oleh mahasiswa angkatan 2014. Pada hasil analisis juga diketahui bahwa
mahasiswa yang memiliki kondisi mental emosional terganggu ialah mahasiswa yang memiliki banyak gejala gangguan mental emosional. Stress
merupakan akumulasi dari berbagai gejala gangguan mental emosional Idaiani dkk, 2009. Stress diketahui berhubungan dengan obesitas sentral
karena stress dapat mempengaruhi kebiasaan makan seseorang. Hubungan kebiasaan makan seseorang dengan stress dipengaruhi oleh
jenis stress. Apabila seseorang mengalami stress akut, maka akan terjadi perubahan psikologi pada orang tersebut, dimana hal ini dapat menurunkan
asupan makanannya dalam jangka pendek. Sedangkan apabila seseorang mengalami stress kronis, maka akan menimbulkan respon pada kelenjar
pituitari untuk meningkatkan produksi kortisol Torres dan Caryl, 2007. Peningkatan kortisol ini dapat mempengaruhi kerja otak, dimana seseorang
yang mengalami stres akan mengirimkan stimulus ke otak dan kemudian otak mengirimkan sinyal ke tubuh untuk meningkatan nafsu makan Tchernof dan
Despres, 2013. Kombinasi antara peningkatan kortisol dan asupan makanan inilah yang dapat mempengaruhi distribusi lemak dalam tubuh seseorang.
G. Hubungan Asupan Energi dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa