Supriyatno dkk, 2005. Menurut Tchernof dan Despres 2013, OSA dikaitkan dengan penurunan tingkat aktivitas fisik, kurangnya kualitas tidur
dan meningkatnya nafsu makan.
C. Hubungan Umur dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program
Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014
Mahasiswa S1 masuk kedalam kelompok umur dewasa awal. Dewasa awal ialah seseorang yang memiliki umur 17
– 33 tahun. Obesitas sentral lebih banyak terjadi pada orang dewasa. Semakin meningkatnya umur, maka
semakin tinggi risiko terjadinya obesitas sentral. Umur merupakan faktor prediksi dari terjadinya obesitas sentral Veghari dkk, 2010. Perubahan umur
berkaitan dengan peningkatan dalam distribusi jaringan lemak yang ditandai dengan meningkatknya ukuran lingkar pinggang seseorang Tchernof dan
Despres, 2013. Selain itu, perubahan umur juga diketahui memiliki hubungan dengan terjadinya perubahan dalam komposisi tubuh, dimana pada
usia 20-30 tahun terjadi penurunan pada massa bebas lemak dan peningkatan pada massa lemak.
Pada analisis univariat diketahui bahwa sebagian besar mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Angkatan 2012-2014 memiliki umur yang tidak berisiko 20 tahun mengalami obesitas sentral. Berdasarkan hasil uji analisis, menunjukkan
bahwa tidak terdapat hubungan antara obesitas sentral dengan mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Angkatan 2012-2014. Hal ini dikarenakan pada hasil analisis diketahui bahwa
mahasiswa yang mengalami obesitas sentral ialah mahasiswa yang memiliki usia yang tidak berisiko 20 tahun mengalami obesitas sentral.
D. Hubungan Jenis Kelamin dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa
Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014
Pada analisis univariat diketahui bahwa mahasiswa berjenis kelamin perempuan di Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Angkatan 2012-2014 lebih banyak dibandingkan dengan mahasiswa berjenis kelamin laki-laki. Pada uji statistik diperoleh nilai p = 0,030, dimana
terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan obesitas sentral pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Angkatan 2012-2014. Selain itu, pada analisis juga diperoleh nilai OR=0,119, dimana laki-laki memiliki risiko sebesar 0,119 kali mengalami
obesitas sentral dibandingkan dengan perempuan. Laki-laki dan perempuan memiliki distribusi lemak yang berbeda-beda. Proporsi lemak pada laki-laki
lebih banyak terdapat pada bagian atas tubuh, seperti bagian abdominal atau perut, sedangkan proporsi lemak pada wanita lebih banyak pada bagian
bawah tubuh, seperti pada pinggang dan panggul Pujiati, 2010. Pada hasil penelitian juga diketahui bahwa obesitas sentral lebih banyak
ditemukan pada responden perempuan dibandingkan responden laki-laki. Hal ini dikarenakan responden perempuan memiliki aktivitas fisik yang lebih
rendah dibandingkan dengan responden laki-laki. Selain itu, perempuan diketahui memiliki simpanan lemak dalam tubuh yang lebih besar
dibandingkan laki-laki Pujiati, 2010. Perempuan juga memiliki lingkar pinggang yang lebih besar, dimana perempuan memiliki rata-rata 1,8 kg
lemak subkutan perut yang lebih besar dibandingkan laki-laki Power dan Jay, 2008. Faktor lain, seperti hormon estrogen dan kurangnya aktivitas fisik
juga memiliki peran dalam terjadinya obesitas sentral pada perempuan Pujiati, 2010.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Veghari dan Howel. Pada penelitian Veghari dkk 2010 terhadap 2471 penduduk dewasa di Iran bagian
utara, diketahui bahwa 57,2 wanita dan 15,8 laki-laki mengalami obesitas sentral. Hasil penelitian Howel 2012 pada penduduk dewasa usia 18 tahun
dalam survei nasional Inggris tahun 1993-2008 juga menunjukkan bahwa 35,7 laki-laki dan 43,9 perempuan mengalami obesitas sentral. Selain itu,
prevalensi obesitas sentral di Indonesia pada usia 15 tahun juga lebih banyak dialami oleh perempuan, yaitu sebesar 42,1 , sedangkan laki-laki
sebesar 11,3 Balitbangkes, 2013. Hasil penelitian Eka dkk 2012 diketahui tidak sejalan, baik dengan hasil penelitian ini, maupun hasil
penelitian Veghari dan Howel. Hal ini dikarenakan pada penelitian Eka dkk 2012 terhadap mahasiswa Fakultas Kedokteran Sam Ratulangi Angkatan
2011, menunjukkan bahwa 13,5 mahasiswa dan 4,1 mahasiswi mengalami obesitas sentral.
E. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa