L. Hubungan Asupan Vitamin D dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa
Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014
Pada hasil analisis diketahui bahwa rata-rata asupan vitamin D mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Angkatan 2012-2014 ialah 1,7 mikrogram. Hasil analisis asupan vitamin D berdasarkan umur dan jenis kelamin menunjukkan bahwa rata-rata
asupan vitamin D pada semua mahasiswa lebih rendah atau belum mencapai Angka Kecukupan Gizi AKG di Indonesia. Akan tetapi, pada hasil analisis
diketahui bahwa terdapat mahasiswa perempuan usia 19-22 tahun yang memiliki asupan vitamin D yang melebihi AKG di Indonesia.
Angka kecukupan vitamin D yang dianjurkan di Indonesia untuk laki- laki dan perempuan baik usia 16-18 tahun maupun usia 19-29 tahun ialah 15
mikrogram per hari Kemenkes RI, 2013. Pada hasil analisis juga diketahui bahwa terdapat perbedaan antara asupan vitamin D mahasiswa yang
mengalami obesitas sentral dengan mahasiswa yang tidak mengalami obesitas sentral. Selain itu, berdasarkan hasil uji Mann-Whiney diketahui bahwa tidak
ada hubungan antara asupan vitamin D mahasiswa dengan obesitas sentral. Hubungan antara vitamin D dengan obesitas sentral belum diketahui
secara pasti. Akan tetapi, pada penelitian Lenders dkk 2009, status vitamin D dalam tubuh seseorang berhubungan dengan distribusi lemak. Kekurangan
vitamin D dalam tubuh dapat mendukung peningkatan jaringan lemak melalui reaksi metabolik, seperti regulasi hormon paratiroid dan modulasi
adipogenesis Resenblum dkk, 2012. Pembentukan hormon paratiroid dalam tubuh akibat kekurangan vitamin D dapat meningkatkan laju lipogenesis
sintesis lemak. Sedangkan, perubahan morfologi, perkembangan sel, dan penumpukan lemak dapat terjadi pada saat proses adipogenesis.
Vitamin D dapat diperoleh melalui sinar matahari dan makanan. Paparan sinar matahari pada daerah tropis merupakan sumber utama dari
vitamin D. Seseorang dianjurkan terkena sinar matahari pada wajah dan tangan minimal selama 15 menit dan apabila menggunakan tabir surya SPF-
15, maka dibutuhkan 20 menit paparan sinar matahari untuk menghasilkan vitamin D Wolpowitz dan Barbara, 2006. Pada penelitian ini diketahui rata-
rata mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014 terkena paparan sinar matahari
selama 60 menit setiap hari. Berdasarkan hal tersebut, maka vitamin D mahasiswa dapat dikatakan telah tercukupi melalui paparan sinar matahari.
Selain paparan sinar matahari, makanan hewani merupakan sumber utama vitamin D dalam bentuk kolekalsiferol, yaitu kuning telur, hati, krim,
mentega, dan minyak hati ikan Almatsier, 2010. Dalam mencukupi status vitamin D juga dilakukan fortifikasi vitamin D dan mengkonsumsi suplemen
vitamin D.
M. Hubungan Asupan Kalsium dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa