Asupan Protein Asupan Lemak

lebih tinggi terhadapi obesitas sentral apabila dikonsumsi 50 ghari Burhan dkk, 2013. Pada penelitian Harikedua dan Naomi 2012 menunjukkan bahwa ada hubungan antara asupan karbohidrat sederhana dengan obesitas sentral, dimana seseorang yang mengonsumsi karbohidrat sederhana memiliki risiko 2,69 kali mengalami obesitas sentral. Hasil penelitian tersebut tidak sejalan dengan penelitian Khiqmah dan Sulchan 2014, dimana asupan gula sederhana tidak memiliki hubungan dengan terjadinya obesitas sentral. Selain sebagai penyedia energi, karbohidrat juga memberikan rasa manis pada makanan, dimana karbohidrat sederhana memiliki tingkatan rasa manis yang lebih tinggi dibandingkan dengan karbohidrat kompleks Almatsier, 2010. Makanan manis dapat meningkatkan berat tubuh dan lingkar perut seseorang, dimana terdapat hubungan antara lingkar perut dengan makanan manis Burhan dkk, 2013. Pada penelitian Sugianti dkk 2009, menunjukkan bahwa prevalensi obesitas sentral lebih tinggi pada sampel yang sering mengkonsumsi makanan manis.

c. Asupan Protein

Fungsi utama protein ialah untuk membangun dan memelihara sel-sel, serta jaringan tubuh Almatsier, 2010. Protein ini merupakan zat gizi yang terbesar kedua yang berada dalam tubuh setelah air. Angka Kecukupan protein yang dianjurkan untuk usia 16-18 tahun di Indonesia ialah 66 gramhari pada laki-laki dan 62 gramhari pada perempuan, sedangkan usia 19-29 tahun ialah 62 gramhari pada laki-laki dan 56 gramhari pada perempuan Kemenkes RI, 2013. Menurut Balitbangkes 2010, seseorang mengkonsumsi protein dibawah kebutuhan minimal apabila mengkonsumsi protein 80 dari energinya. Pada penelitian Harikedua dan Naomi menunjukkan bahwa ada hubungan antara asupan protein dengan obesitas sentral p0,05. Asupan protein yang tinggi memiliki risiko 13,2 kali mengalami obesitas sentral Harikedua dan Naomi, 2012. Sedangkan pada penelitian Merchant, peningkatan asupan protein memiliki hubungan terbalik dengan obesitas sentral, dimana apabila asupan protein tinggi, maka obesitas sentral menurun Merchant dkk, 2005. Pada penelitian tersebut dijelaskan bahwa diet tinggi protein lebih baik dibandingkan diet tinggi karbohidrat karena dapat menurunkan obesitas sentral.

d. Asupan Lemak

Lemak dan minyak merupakan sumber energi paling padat, dimana 1 gram lemak menghasilkan 9 kkalori atau 2½ kali menghasilkan energi lebih besar daripada karbohidrat dan protein Almatsier, 2010. Lemak adalah cadangan energi terbesar tubuh Burhan dkk, 2013. Simpanan lemak didalam tubuh berasal dari asupan lemak yang berlebih atau kombinasi antara zat-zat gizi lain, seperti karbohidrat, lemak dan protein Almatsier, 2010. Konsumsi makanan yang mengandung tinggi lemak merupakan faktor risiko dari obesitas sentral Burhan dkk, 2013. Hasil penelitian Pujiati menunjukkan adanya hubungan antara asupan lemak dengan terjadinya obesitas sentral Pujiati, 2010. Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian Burhan dkk 2013, dimana ada hubungan antara asupan lemak yang tinggi dengan obesitas sentral p0,05. Pada penelitian Burhan juga diketahui bahwa responden dengan asupan lemak tinggi memiliki risiko 9,3 kali mengalami obesitas sentral dibandingkan responden dengan asupan lemak rendah. Sedangkan penelitian Sugianti dkk 2009 menunjukkan bahwa prevalensi obesitas sentral lebih tinggi pada orang yang mengonsumsi makanan rendah lemak. Asupan lemak yang tinggi menyebabkan lemak disimpan dalam tubuh. Dalam tubuh, lemak disimpan pada beberapa tempat, yaitu 50 lemak dalam jaringan bawah kulit subkutan, 45 disekeliling organ dalam rongga perut, dan 5 di jaringan intramuskuler Almatsier, 2010. Angka kecukupan lemak yang dianjurkan untuk usia 19-29 tahun di Indonesia ialah 91 gramhari pada laki-laki dan 75 gramhari pada perempuan Kemenkes RI, 2013.

e. Asupan Serat

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Makanan Cepat Saji Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012

9 149 181

Korelasi kemampuan akademik mahasiswa terhadap penyelesaian studi di program studi pendidikan fisika

0 6 65

faktor-faktor yang berhubungan dengan pola makanan mahasiswa kesehatan masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu kesehatah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2011

1 10 136

Pengetahuan, sikap, dan perilaku mahasiswa program studi pendidikan dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang makanan cepat saji ( fast food) tahun 2009

0 21 71

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Dermatitis Kontak Pada Pekerja Cleaning Service di Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012

13 89 171

Prevalensi Miopia Dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhinya Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2011

0 6 59

Perilaku pencarian informasi dosen jurusuan komunikasi fakultas ilmu dakwah ilmu komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam memenuhi kebutuhan berdakwah

0 12 0

Pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap prokrastinasi akademik mahasiswa psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

0 21 0

Perilaku Kesehatan pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakrta Angkatan 2012 pada tahun2015

8 93 81

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kebugaran pada Mahasiswa Program StudiKesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015

1 11 185