Kerangka Konsep KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN HIPOTESIS

33

BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep berasal dari adaptasi antara kerangka teori Tchernof dan Despres 2013, Bowen dkk 2015, Harikedua dan Naomi 2012, Sugianti dkk 2009, Lenders dkk 2009 dan Zemel dkk 2000. Berikut ini variabel yang akan diteliti : Bagan 3.1 Kerangka Konsep Asupan Serat Asupan Lemak Asupan Karbohidrat Sederhana Aktivitas Fisik Kondisi mental emosional Umur Jenis Kelamin Asupan Protein Asupan Vitamin D Asupan Energi Variabel Independen Variabel Dependen OBESITAS SENTRAL Asupan Kalsium Asupan Serat Asupan Lemak Asupan Karbohidrat Sederhana Aktivitas Fisik Kondisi mental emosional Umur Jenis Kelamin Asupan Protein Asupan Vitamin D Asupan Energi Berdasarkan bagan kerangka konsep, diketahui bahwa variabel yang akan diteliti pada penelitian ini, diantaranya:

1. Umur

Variabel umur akan diteliti karena variabel ini diketahui memiliki hubungan dengan obesitas sentral. Perubahan umur memiliki hubungan dengan peningkatan dalam distribusi jaringan lemak yang ditandai dengan meningkatknya ukuran lingkar pinggang. 2. Jenis kelamin Variabel ini akan diteliti karena laki-laki dan perempuan memiliki distribusi lemak tubuh yang berbeda. Laki-laki memiliki risiko lebih tinggi mengalami obesitas sentral dibandingkan perempuan. Hal ini dikarenakan proporsi lemak pada laki-laki lebih banyak terdapat pada daerah abdominal atau perut. Selain itu, variabel ini juga digunakan untuk mengukur aktivitas fisik dan asupan gizi mahasiswa. 3. Aktivitas fisik Variabel aktivitas fisik akan diteliti karena variabel ini berperan dalam penurunan atau peningkatan jaringan lemak. Aktivitas fisik diketahui dapat menurunkan jaringan lemak, bahkan tanpa adanya penurunan berat badan. Selain itu, seseorang yang memiliki aktivitas fisik kurang diketahui lebih berisiko mengalami obesitas sentral dibandingkan seseorang yang memiliki aktivitas fisik berat. 4. Kondisi mental emosional Variabel kondisi mental emosional akan diteliti karena variabel ini diketahui memiliki hubungan dengan obesitas sentral. Seseorang dengan kondisi emosional yang terganggu dapat menyebabkan meningkatnya kadar kortisol dalam tubuh. Peningkatan kadar kortisol dalam tubuh diketahui dapat meningkatkan nafsu makan seseorang. Selain itu, seseorang yang memiliki gangguan mental emosional juga diketahui memiliki risiko yang lebih tinggi mengalami obesitas sentral dibandingkan dengan seseorang yang tidak memiliki gangguan mental emosional. 5. Asupan energi Variabel asupan energi akan diteliti karena variabel ini diketahui memiliki hubungan dengan obesitas sentral. Jika seseorang memiliki asupan energi yang berlebih, maka kelebihan energi tersebut akan diubah menjadi lemak dan menyebabkan penumpukan lemak dalam tubuh. Pada penelitian sebelumnya juga diketahui bahwa seseorang yang mengalami obesitas sentral ialah seseorang yang memiliki asupan energi yang tinggi atau berlebih. 6. Asupan karbohidrat sederhana Variabel asupan karbohidrat sederhana akan diteliti karena variabel ini diketahui memiliki hubungan dengan obesitas sentral. Karbohidrat sederhana memiliki rasa manis yang lebih tinggi dibandingkan dengan karbohidrat kompleks. Makanan yang manis akan meningkatkan nafsu makan dan asupan makanan seseorang. Hal inilah yang akan menyebabkan peningkatan pada berat badan dan lingkar perut seseorang. 7. Asupan protein Variabel asupan protein akan diteliti karena variabel ini diketahui memiliki hubungan dengan obesitas sentral. Asupan protein yang tinggi dapat menyebabkan kegemukan dan obesitas. Kelebihan protein dalam tubuh akan diubah menjadi lemak dan disimpan dalam tubuh. Seseorang yang memiliki asupan protein tinggi diketahui berisiko mengalami obesitas sentral. 8. Asupan lemak Variabel asupan lemak akan diteliti karena variabel ini diketahui memiliki hubungan dengan obesitas sentral. Konsumsi makanan yang mengandung tinggi lemak merupakan faktor risiko dari obesitas sentral. Asupan lemak yang tinggi menyebabkan lemak disimpan dalam tubuh. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa seseorang berisiko lebih tinggi mengalami obesitas sentral apabila memiliki asupan lemak yang tinggi. 9. Asupan serat Variabel asupan serat akan diteliti karena variabel ini diketahui memiliki hubungan dengan obesitas sentral. Mengkonsumsi serat dapat menurunkan risiko terjadinya obesitas sentral. Serat diketahui memiliki peran dalam menurunkan tingkat pengembalian rasa lapar. Selain itu, serat juga dapat membantu dalam mengeluarkan asam empedu produk akhir kolesterol dan lemak dari dalam tubuh. Semakin tinggi asupan serat, maka semakin banyak asam empedu dan lemak yang dikeluarkan dari dalam tubuh. 10. Asupan vitamin D Variabel ini akan diteliti karena status vitamin D diketahui memiliki hubungan dengan distribusi lemak tubuh. Kekurangan vitamin D dapat mendukung peningkatan jaringan lemak. Vitamin D yang rendah dalam tubuh akan meningkatkan laju lipogenesis pembentukan lemak dan menghambat laju lipolisis pemecahan lemak. 11. Asupan kalsium Variabel ini akan diteliti karena asupan kalsium diketahui memiliki hubungan dengan obesitas sentral. Mengkonsumsi makanan tinggi kalsium dapat mengurangi risiko obesitas sentral. Selain itu, asupan kalsium bersama vitamin D diketahui dapat menekan nafsu makan, memperpanjang jarak antara waktu makan, dan mengurangi asupan makanan pada hari berikutnya Berdasarkan kerangka konsep, diketahui bahwa tidak semua faktor yang terdapat dalam kerangka teori menjadi variabel dalam penelitian ini. Hal ini berdasarkan asumsi-asumsi, seperti: 1. Variabel status perkawinan, kebiasaan merokok, konsumsi minuman beralkohol, dan rasetnisitas Variabel tersebut tidak diteliti karena karakteristik variabel tersebut pada responden penelitian ialah sama atau homogen, belum menikah, tidak merokok, tidak mengonsumsi minuman beralkohol dan termasuk kedalam ras yang sama, yaitu memiliki warna kulit yang sama, yaitu sawo matang atau cokelat. 2. Variabel status ekonomi Variabel status ekonomi dapat diukur melalui 3 cara, yaitu pendapatan, pengeluaran, dan kepemilikan barang tahan lama. Pengukuran pendapatan memiliki akurasi yang rendah dikarenakan tidak semua orang bersedia menjawab dengan jujur pendapatan per bulannya. Pengukuran pengeluaran memiliki akurasi yang cukup baik, tetapi dalam memperoleh informasinya membutuhkan data rinci tentang berbagai jenis pengeluaran dan hal ini dapat membingungkan responden. Pengukuran kepemilikan barang tahan lama lebih mudah ditanyakan dan diobservasi, tetapi memerlukan perhitungan yang lebih kompleks untuk menyusun satu indeks kepemilikan. 3. Variabel genetik Variabel genetik tidak diteliti karena peneliti tidak dapat mengetahui riwayat keluarganya mengalami obesitas sentral tanpa melakukan pengukuran, seperti lingkar pinggang ataupun rasio lingkar pinggang- pinggul pada orang tua responden. 4. Variabel hormon Pada variabel hormon juga tidak dilakukan penelitian karena untuk mengukur variabel tersebut dibutuhkan tes laboratorium.

B. Definisi Operasional

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Makanan Cepat Saji Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012

9 149 181

Korelasi kemampuan akademik mahasiswa terhadap penyelesaian studi di program studi pendidikan fisika

0 6 65

faktor-faktor yang berhubungan dengan pola makanan mahasiswa kesehatan masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu kesehatah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2011

1 10 136

Pengetahuan, sikap, dan perilaku mahasiswa program studi pendidikan dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang makanan cepat saji ( fast food) tahun 2009

0 21 71

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Dermatitis Kontak Pada Pekerja Cleaning Service di Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012

13 89 171

Prevalensi Miopia Dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhinya Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2011

0 6 59

Perilaku pencarian informasi dosen jurusuan komunikasi fakultas ilmu dakwah ilmu komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam memenuhi kebutuhan berdakwah

0 12 0

Pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap prokrastinasi akademik mahasiswa psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

0 21 0

Perilaku Kesehatan pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakrta Angkatan 2012 pada tahun2015

8 93 81

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kebugaran pada Mahasiswa Program StudiKesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015

1 11 185