Lokasi Penelitian Keterbatasan Penelitian

53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Sedayu, Kecamatan Sedayu, Bantul pada kelas V. SD Negeri 1 Sedayu terletak di Desa Argorejo, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul. Letak banguan yang berada di samping jalan utama pengubung antar desa di Kecamatan Sedayu membuat SD Neeri 1 Sedayu, Bantul mudah untuk dijangkau. Sebelah timur merupakan jalan utama pengubung antar desa di Kecamatan Sedayu, sebelah selatan adalah rumah-rumah warga, sebelah barat rumah-rumah warga serta persawahan, dan sebelah utara adalah Kantor Desa Argorejo. SD Negeri 1 Sedayu memiliki 6 ruang kelas yang dan 1 perpustakaan yang dapat digunakan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar. SD Negeri 1 Sedayu juga memiliki banyak media pembelajaran, namun pemanfaatannya masing kurang, karena media hanya tersimpan di gudang atau perpustakaan. Penelitian dilaksanakan di kelas V dengan jumlah 26 siswa. Wali kelas V merupakan guru lulusan Strata 1 Pendidikan yang telah memiliki pengalaman mengajar lebih dari 20 tahun, sehingga sudah sangat memiliki pengalaman mengajar yang banyak, namun dengan usia yang sudah tidak muda lagi menjadikan kecenderungan untuk melakukan kegiatan belajar mengajar yang klasikal yang mudah dilakukan. 54

B. Hasil Penelitian

Penelitian ini diawali dengan melakukan observasi di SD Negeri 1 Sedayu, Bantul pada tanggal 22, 24, 29, dan 31 Juli 2013. Hasil observasi diperoleh fakta bahwa motivasi belajar siswa kelas V kurang, hal tersebut dapat terlihat selama pembelajaran dimana siswa terlihat pasif saat pembelajaran berlangsung, khususnya pada mata pelajaran IPS. Saat pembelajaran IPS, siswa hanya mendengarkan guru menjelaskan materi, tidak banyak siswa yang bertanya maupun antusias dalam menjawab pertanyaan guru. Berdasarkan hasil observasi, kurangnya motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS dikarenakan pembelajaran yang monoton dan kurang menarik, sehingga menyebabkan siswa menjadi kurang aktif yang pada akhirnya membuat motivasi belajar siswa rendah. Hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti diperoleh fakta bahwa motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Sedayu, Bantul pada mata pelajaran IPS masih kurang. Bedasarkan hal tersebut, peneliti ingin mengujicobakan kegiatan pembelajaran untuk membantu agar motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS dapat lebih tinggi, yaitu melalui Pembelajaran KooperatifatauCooperative Learning dengan menggunakan metode Numbered Head Together dan Pembelajaran Aktif atauActive Learning dengan menggunakan metode Berman Jawaban. Uji coba yang dilakukan dengan menerapkanpembelajaran kooperatif menggunakan metode Numbered Head Together dan pembelajaran aktifdengan menggunakan metode Bermain Jawaban, peneliti bermaksud untuk mengetahui apakah 55 terdapat pengaruh pembelajaran kooperatif menggunakan metode Numbered Head Together danpembelajaran aktifmenggunakan metode Bermain Jawaban yang signifikan terhadap peningkatan motivasi belajar siswa dengan membandingkan hasil tes skala motivasi belajar siswa, sehingga dapat diketahui melalui pembelajaran yang mana yang dapat membuat motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS menjadi lebih tinggi.

1. Deskripsi Data Hasil Pretest dan Posttest Skala Motivasi Belajar IPS

Siswa dengan Treatment 1 Menggunakan Pembelajaran Kooperatifmelalui metode Numbered Head Together Pembelajaran IPS pada treatment 1 dilakukan dengan menggunakan Pembelajaran Kooperatifmelalui metode Numbered Head Together, yang dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan dalam pembelajaran IPS. Pembelajaran pada treatment 1 dilakukan sesuai dengan langkah-langkah metode Numbered Head Together seperti yang terdapat pada panduan lembar observasi. Pembelajaran diawali dengan penjelasan materi oleh guru, selanjutnya siswa dibagi ke dalam 5 kelompok dan setiap anggota kelompok diberikan “kepala bernomor” Number Head. Setelah terbagi ke dalam kelompok-kelompok, maka setiap kelompok deberikan Lembar Kerja Siswa LKS dimana masing-masing kelompok harus menuliskan pertanyaan yang diajukan oleh guru ke dalam LKS, selanjutnya setiap kelompok mendiskusikan jawaban dari pertanyaan yang telah diajukan oleh guru dengan mendekatkan kepala masing-masing anggota kelompok Head Together. Setelah mendiskusikan jawabannya, setiap kelompok 56 harus menuliskannnya di LKS, selanjutnya guru menunjuk salah satu siswa dalam satu kelompok dengan nomor tertentu untuk membacakan jawaban dari hasil diskusi dengan kelompoknya, dan siswa dari kelompok lain yang memiliki nomor sama boleh menanggapi jawabannya. Semua langkah tersebut diulangi sampai semua siswa mendapat giliran untuk menjawab pertanyaan atau sampai dengan waktu yang tidak memungkinkan. Setelah semua langkah-langkah tersebut dilakukan, maka siswa bersama guru membahas hasil LKS penilaian, dan kelompok yang dapat menjawab semua pertanyaan dengan benar maka akan mendapatkan reward pengakuan tim lihat lampiran 12 halaman 155-156. Berikut adalah data hasil pretest dan posttest skala motivasi belajar IPS siswa pada treatment 1 menggunakan Pembelajaran Kooperatif melalui metode Numbered Head Together: Tabel 4. Data Hasil Pretest dan Posttest Skala Motivasi Belajar IPS Siswa dengan Treatment 1 Menggunakan Pembelajaran Kooperatif melalui Metode Numbered Head Together Rata-rata Hasil Tes Skala Motivasi Belajar IPS Siswa Selisih Nilai Rata- rata Pretest-Posttest Hasil Uji-t Pretest Posttest 2,77 p value 49,50 52,27 0,039 Sumber: Lampiran 8 hal. 149 dan lampiran 11 hal. 153 Berdasarkan data hasil penelitian, diperoleh bahwa nilai rata-rata pretest skala motivasi belajar IPS siswa dengan treatment 1 adalah sebesar 49,50, sedangkan nilai rata-rata posttestnya adalah sebesar 52,27. Hasil tersebut menunjukan bahwa nilai rata-rata pretest skala motivasi belajar siswa menggunakan treatment 1 pada mata pelajaran IPS lebih besar dari nilai posttestnya dengan selisih sebesar 2,77. Berikut adalah 57 grafik histogram nilai rata-rata pretest dan posttest motivasi belajar IPS siswa dengan treatment 1 menggunakan Pembelajaran Kooperatif melalui metode Numbered Head Together: Gambar 1. Grafik Histogram Hasil Pretest dan PosttestMotivasi Belajar IPS Siswa dengan Treatment 1 Menggunakan Pembelajaran Kooperatifmelalui Metode Numbered Head Together Pelaksanaan pretest treatment 1 dilakukan sebelum pembelajaran IPS menggunakan Pembelajaran Kooperatifmelalui metode Numbered Head Together dilakukan, artinya sebelum adanya perlakuan, dengan tujuan untuk mengetahui kondisi awal tingkat motivasi belajar IPS siswa di SD Negeri 1 Sedayu, Bantul. Berikut adalah sebaran data hasil pretest skala motivasi belajar IPS siswa dengan treatment 1 menggunakan Pembelajaran Kooperatif melalui metode Numbered Head Together: 49.5 52.27 48 48.5 49 49.5 50 50.5 51 51.5 52 52.5 Hasil Pretest dan Postest Motivasi Belajar IPS Siswa Menggunakan Treatment 1 Pretest Posttest 58 Tabel 5. Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Skala Motivasi Belajar IPS Siswa dengan Treatment 1 Menggunakan Pembelajaran Kooperatifmelalui Metode Numbered Head Together No Interval Frekuensi Frekuensi Komulatif 1 36-40 3 3 2 41-45 4 7 3 46-50 7 14 4 51-55 6 20 5 56-60 4 24 6 61-65 2 26 Sumber: Lampiran 7 hal. 148 Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai pada interval 36-40 berjumlah 3 siswa, interval 41-45 berjumlah 4 siswa, interval 46-50 berjumlah 7 siswa, interval 51-55 berjumlah 6 siswa, interval 56-60 berjumlah 4 siswa, dan interval 61-65 berjumlah 2 siswa. Data tersebut dapat dibuat ke dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut: Gambar 2. Grafik Histogram Hasil Pretest Skala Motivasi Belajar IPS Siswa dengan Treatment 1 Menggunakan Pembelajaran Kooperatifmelalui Metode Numbered Head Together 3 4 7 6 4 2 1 2 3 4 5 6 7 8 36-40 41-45 46-50 51-55 56-60 61-65 Hasil Prestest Treatment 1 Hasil Prestest Treatment 1 59 Pelaksanaan posttest treatment 1 dilakukan setelah 3 kali pembelajaran IPS menggunakan Pembelajaran Kooperatifmelalui metode Numbered Head Together, dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat motivasi belajar IPS siswa di SD Negeri 1 Sedayu, Bantul setelah adanya perlakuan 1. Berikut adalah sebaran data hasil posttest skala motivasi belajar IPS siswa pada treatment 1 menggunakan Pembelajaran Kooperatif melalui metode Numbered Head Together: Tabel 6. Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Skala Motivasi Belajar IPS Siswa dengan Treatment 1 Menggunakan Pembelajaran Kooperatifmelalui Metode Numbered Head Together No Interval Frekuensi Frekuensi Komulatif 1 41-44 2 2 2 45-48 4 6 3 49-52 7 13 4 53-56 6 19 5 57-60 5 24 6 61-64 2 26 Sumber: Lampiran 7 hal. 148 Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai pada interval 41-44 berjumlah 2 siswa, interval 45-48 berjumlah 4 siswa, interval 49-52 berjumlah 7 siswa, interval 53-56 berjumlah 6 siswa, interval 57-60 berjumlah 5 siswa, dan interval 62-65 berjumlah 2 siswa. Data tersebut dapat dibuat ke dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut: 60 Gambar 3. Grafik Histogram Hasil Posttest Skala Motivasi Belajar IPS Siswa dengan Treatment 1 Menggunakan Pembelajaran Kooperatifmelalui Metode Numbered Head Together

2. Deskripsi Data Hasil Pretest dan PosttestSkala Motivasi Belajar IPS

Siswa dengan Treatment 2 Menggunakan Pembelajaran Aktifmelalui Metode Bermain Jawaban Pembelajaran IPS pada treatment 2 dilakukan dengan menggunkan Pembelajaran Aktifmelalui metode Bermain Jawaban, yang dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan dalam pembelajaran IPS. Treatment 2 dilakukan setelah treatment 1 selesai dengan memberikan waktu jeda 11 hari atau 3 kali pertemuan pada mata pelajaran IPS, dengan tujuan agar tidak ada lagi pengaruh dari pelaksanaan treatment 1. Pembelajaran pada treatment 2 dilakukan sesuai dengan langkah-langkah metode Bermain Jawabanseperti yang terdapat pada panduan lembar observasi. Pembelajaran di awali dengan membagi siswa ke dalam 5 kelompok, setiap kelompok diberikan Lembar Kerja Siswa LKS yang berisi lima pertanyaan, selanjutnya guru menyiapkan kotak-kotak jawaban di depan 2 4 7 6 5 2 1 2 3 4 5 6 7 8 41-44 45-48 49-52 53-56 57-60 61-64 Hasil Posttest Treatment 1 Hasil Posttest Treatment 1 61 kelas. Setiap kelompok diberikan kesempatan untuk mendiskusikan jawaban yang tepat dan mencari kira-kira di kotak yang mana jawaban tersebut berada. Guru kemudian meminta salah satu anggota kelompok untuk membacakan salah satu pertanyaannya, kemudian meminta masing- masing perwakilan kelompok secara bergantian untuk mencari jawaban yang sesuai dengan apa yang telah didiskusikan dengan mencari di kotak- kotak yang telah tersedia, setelah mengambil jawaban maka jawaban yang telah diperoleh dituliskan di LKS. Langkah-langkah tersebut diulangi untuk kelompok yang lain sampai pertanyaan habis atu waktu sudah tidak memungkinkan. Setelah selesai, maka dilanjutkan dengan penjelasan materi oleh guru berdasarkan pertanyaan dan jawaban dari hasil Bermain Jawaban sebelumnya lihat lampiran 12 halaman 156-157. Berikut adalah data hasil pretest dan posttest skala motivasi belajar IPS siswa pada treatment 2 menggunakan Pembelajaran Akif melalui metode Bermain Jawaban: Tabel 7. Data Hasil Pretest dan Posttest Skala Motivasi Belajar IPS Siswa dengan Treatment 2 Menggunakan Pembelajaran Aktif melalui Metode Bermain Jawaban Rata-rata Hasil Tes Skala Motivasi Belajar IPS Siswa Selisih Nilai Rata- rata Pretest-Posttest Hasil Uji-t Pretest Posttest 4,42 p value 50,96 55,38 0,001 Sumber: Lampiran 9 hal. 150 dan lampiran 11 hal. 153 Berdasarkan data hasil penelitian, diperoleh bahwa nilai rata-rata pretest skala motivasi belajar IPS siswa pada treatment 2 adalah sebesar 50,96, sedangkan nilai rata-rata posttestnya adalah sebesar 55,38, sehingga diketahui bahwa nilai rata-rata posttest skala motivasi IPS siswa 62 belajar pada treatment 2 lebih besar dari nilai posttestnya dengan selisih sebesar 4,42. Berikut adalah grafik histogram nilai rata-rata pretest dan posttest skala motivasi belajar IPS siswa pada treatment 2 menggunakan Pembelajaran Aktif melalui metode Bermain Jawaban: Gambar 4. Grafik Histogram Hasil Pretest-Posttest Motivasi Belajar IPS Siswa dengan Treatment 2 Menggunakan Pembelajaran Aktifmelalui Metode Bermain Jawaban Pelaksanaan pretesttreatment 2 dilakukan sebelum pembelajaran IPS menggunakan Pembelajaran Aktifmelalui metode Bermain Jawaban. Sebelum melakukan treatment 2, dilakukan pretest motivasi belajar IPS siswa yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS sebelum dilakukan treatment 2 dengan harapan tidak terjadi perbedaan yang signifikan antara tingkat motivasi belajar IPS siswa sebelum treatment 1 dan sebelum treatment 2. Berikut adalah sebaran data hasil pretest skala motivasi belajar IPS siswa 50.96 55.38 48 49 50 51 52 53 54 55 56 Hasil Pretest dan Postest Motivasi Belajar IPS Siswa Menggunakan Treatment 2 Pretest Posttest 63 dengan treatment 2 menggunakan Pembelajaran Aktif melalui metode Bermain Jawaban: Tabel 8. Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Skala Motivasi Belajar IPS Siswa dengan Treatment 2 Menggunakan Pembelajaran Aktif melalui Metode Bermain Jawaban No Interval Frekuensi Frekuensi Komulatif 1 35-39 2 2 2 40-44 4 6 3 45-49 7 13 4 50-54 6 19 5 55-59 4 23 6 60-64 3 26 Sumber: Lampiran 7 hal. 148 Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai pada interval 35-39 berjumlah 2 siswa, interval 40-44 berjumlah 4 siswa, interval 45-49 berjumlah 7 siswa, interval 50-54 berjumlah 6 siswa, interval 55-59 berjumlah 4 siswa, dan interval 60-64 berjumlah 3 siswa. Data tersebut dapat dibuat ke dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut: Gambar 5. Grafik Histogram Hasil Pretest Skala Motivasi Belajar IPS Siswa dengan Treatment 2 Menggunakan Pembelajaran Aktif melalui Metode Bermain Jawaban 2 4 7 6 4 3 1 2 3 4 5 6 7 8 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 Hasil Pretest Treatment 2 Hasil Pretest Treatment 2 64 Pelaksanaan posttest treatment 2 dilakukan setelah 3 kali pembelajaran IPS menggunakan Pembelajaran Aktifmelalui metode Bermain Jawaban, dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS di SD Negeri 1 Sedayu, Bantul setelah adanya perlakuan 2. Berikut adalah sebaran data hasil posttest skala motivasi belajar IPS siswa dengan treatment 2 menggunakan Pembelajaran Aktif melalui metode Bermain Jawaban pada mata Pelajaran IPS: Tabel 9. Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Skala Motivasi Belajar IPS Siswa dengan Treatment 2 Menggunakan Pembelajaran Aktifmelalui Metode Bermain Jawaban No Interval Frekuensi Frekuensi Komulatif 1 37-41 1 1 2 42-46 3 4 3 47-51 6 10 4 52-56 7 17 5 57-61 5 22 6 62-66 4 26 Sumber: Lampiran 7 hal. 148 Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai pada interval 37-41 hanya 1 siswa, interval 42-46 berjumlah 3 siswa, interval 47-51 berjumlah 6 siswa, interval 52-56 berjumlah 7 siswa, interval 57-61 berjumlah 5 siswa, dan interval 62-66 berjumlah 4 siswa. Data tersebut dapat dibuat ke dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut: 65 Gambar 6. Grafik Histogram Hasil Posttest Skala Motivasi Belajar IPS Siswa dengan Treatment 2 Menggunakan Pembelajaran Aktifmelalui Metode Bermain Jawaban

3. Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini menggunakan dua cara, yaitu dengan uji prasyarat analisis dan uji hipotesis. Uji prasyarat analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan uji normalitas data dengan menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test, sedangkan untuk uji hipotesis dilakukan dengan uji t menggunakan Paired Sample t-test. Uji t yang dilakukan yaitu pada hasil antara pretest dan posttest treatment 1, antara pretest dan posttest treatment 2, serta antara posttest treatment 1 dengan posttest treatment 2. Semua pengujian dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS for windows version 16. 1 3 6 7 5 4 1 2 3 4 5 6 7 8 37-41 42-46 47-51 52-56 57-61 62-66 Hasil Posttest Treatment 2 Hasil Posttest Treatment 2 66

a. Uji Prasyarat Analisis

1 Uji Normalitas Data a Uji Normalitas Data Hasil Pretest Skala Motivasi Belajar IPS Siswa dengan Treatment 1 Menggunakan Pembelajaran Kooperatifmelalui Metode Numbered Head Together Hasil penghitungan uji normalitas data yang terdapat pada lampiran, dapat diketahui bahwa =0,139 dengan N=26. Hasil penghitungan kemudian dibandingkan dengan nilai . Nilai untuk N=26 dengan taraf signifikansi 5 0,05 adalah sebesar 0,267. Jika hasil lebih kecil dari maka data berdistribusi normal. Berdasarkan penghitungan, diperoleh bahwa 0,1390,267, sehingga dapat disimpulkan bahwa data hasil pretestskala motivasi belajar IPS siswa padatreatment 1 berdistribusi normal. b Uji Normalitas Data Hasil Posttest Skala Motivasi Belajar IPS Siswa dengan Treatment 1 Menggunakan Pembelajaran Kooperatifmelalui Metode Numbered Head Together Hasil penghitungan uji normalitas data yang terdapat pada lampiran, dapat diketahui bahwa =0,104 dengan 67 N=26. Hasil penghitungan kemudian dibandingkan dengan nilai . Nilai untuk N=26 dengan taraf signifikansi 5 0,05 adalah sebesar 0,267. Jika hasil lebih kecil dari maka data berdistribusi normal. Berdasarkan penghitungan, diperoleh bahwa 0,1040,267, sehingga dapat disimpulkan bahwa data hasil posttest skala motivasi IPS belajar siswa pada treatment 1 berdistribusi normal. c Uji Normalitas Data Hasil Pretest Skala Motivasi Belajar IPS Siswa dengan Treatment 2 Menggunakan Pembelajaran Aktifmelalui Metode Bermain Jawaban Hasil penghitungan uji normalitas data yang terdapat pada lampiran, dapat diketahui bahwa =0,109 dengan N=26. Hasil penghitungan kemudian dibandingkan dengan nilai . Nilai untuk N=26 dengan taraf signifikansi 5 0,05 adalah sebesar 0,267. Jika hasil lebih kecil dari maka data berdistribusi normal. Berdasarkan penghitungan, diperoleh bahwa 0,1090,267, sehingga dapat disimpulkan bahwa data hasil pretest skala motivasi belajar IPS siswa padatreatment 2berdistribusi normal. 68 d Uji Normalitas Data Hasil Posttest Skala Motivasi Belajar IPS Siswa dengan Treatment 2 Menggunakan Pembelajaran Aktifmelalui Metode Bermain Jawaban Hasil penghitungan uji normalitas data yang terdapat pada lampiran, dapat diketahui bahwa =0,123 dengan N=26. Hasil penghitungan kemudian dibandingkan dengan nilai . Nilai untuk N=26 dengan taraf signifikansi 5 0,05 adalah sebesar 0,267. Jika hasil lebih kecil dari maka data berdistribusi normal. Berdasarkan penghitungan, diperoleh bahwa 0,1230,267, sehingga dapat disimpulkan bahwa data hasil posttest skala motivasi belajar IPS siswa pada treatment 2 berdistribusi normal.

b. Uji Hipotesis Penelitian

1 Uji Hipotesis1 Uji hipotesis 1 dilakukan untuk menguji apakah H0: tidak terdapat pengaruh pembelajaran kooperatif terhadap peningkatan motivasi belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 1 Sedayu Bantul diterima, ataukah Ha: terdapat pengaruh pembelajaran kooperatif terhadap peningkatan motivasi belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 1 Sedayu Bantul yang diterima. 69 Berdasarkan data pada lampiran, diketahui bahwa nilai rata-rata pretest skala motivasi belajar IPS siswa padatreatment 1 adalah sebesar 49,50 dan nilai rata-rata posttestnya adalah sebesar 52,27. Jika lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan. Hasil penghitungan uji-t diperoleh bahwa sebesar 0,039lebih kecil dari 0,05 0,0390,05. Hasil tersebut menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai pretest skala motivasi belajar siswa dengan nilai posttest skala motivasi belajar siswa menggunakan pembelajaran kooperatifmelalui metode Numbered Head Togetherpada mata pelajaran IPS, dimana nilai posttest lebih tinggi dari nilai pretest. Berdasarkan hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa H0: tidak terdapat pengaruh pembelajaran kooperatif terhadap peningkatan motivasi belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 1 Sedayu Bantul ditolak, sedangkan Ha: terdapat pengaruh pembelajaran kooperatif terhadap peningkatan motivasi belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 1 Sedayu Bantul diterima. 2 Uji Hipotesis 2 Uji hipotesis 2 dilakukan untuk menguji apakah H0: tidak terdapat pengaruh pembelajaran aktif terhadap peningkatan motivasi belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 1 Sedayu Bantul 70 diterima, ataukah Ha: terdapat pengaruh pembelajaran aktif terhadap peningkatan motivasi belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 1 Sedayu Bantul yang diterima. Berdasarkan data pada lampiran, diketahui bahwa nilai rata-rata pretest skala motivasi belajar IPS siswa padatreatment 2 adalah sebesar 50,96 dan nilai rata-rata posttestnya adalah sebesar 55,38. Jika lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan. Hasil penghitungan uji-t diperoleh bahwa sebesar 0,001lebih kecil dari 0,05 0,0010,05. Hasil tersebut menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai pretest skala motivasi belajar siswa dengan nilai posttest skala motivasi belajar siswa menggunakan pembelajaran kooperatifmelalui metode Bermain Jawabanpada mata pelajaran IPS, dimana nilai posttest lebih tinggi dari nilai pretest. Berdasarkan hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa H0: tidak terdapat pengaruh pembelajaran aktif terhadap peningkatan motivasi belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 1 Sedayu Bantul ditolak, sedangkan Ha: terdapat pengaruh pembelajaran aktif terhadap peningkatan motivasi belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 1 Sedayu Bantul diterima. 3 Uji Hipotesis 3 71 Uji hipotesis 3 dilakukan untuk menguji apakah H0: pembelajaran aktif tidak lebih berpengaruh terhadap peningkatan motivasi belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 1 Sedayu Bantul dibandingkan dengan pembelajaran kooperatif diterima, ataukah Ha: Pembelajaran aktif lebih berpengaruh terhadap peningkatan motivasi belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 1 Sedayu Bantul dibandingkan dengan pembelajaran kooperatif yang diterima. Berdasarkan data pada lampiran, diketahui bahwa nilai rata-rata pretest skala motivasi belajar IPS siswa pada treatment 1 adalah sebesar 49,50 dan nilai rata-rata posttestnya adalah sebesar 52,27 dengan selisih 2,77, sedangkan nilai rata-rata pretest skala motivasi belajar IPS siswa pada treatment 2 adalah sebesar 50,96 dan nilai rata-rata posttestnya adalah sebesar 55,38 dengan selisih 4,42. Hasil penghitungan uji-t dengan membandingkan hasil posttest dari kedua treatment diperoleh bahwa sebesar 0,037. . Jika lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan. Hasil penghitungan uji-t diperoleh bahwa sebesar 0,037lebih kecil dari 0,05 0,0370,05. Hasil tersebut menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai posttest skala motivasi belajar IPS siswa pada treatment 1 72 dengan nilai posttest skala motivasi belajar IPS siswa pada treatment 2, dimana nilai posttest pada treatment 2 menggunakan pembelajaran aktif melalui metode Bermain Jawaban lebih tinggi dibandingkan dengan nilai posttest pada treatment 1 menggunakan pembelajaran kooperatif melalui metode Numbered Head Together. Berdasarkan hasil penghitungan di atas dapat disimpulkan bahwa H0: pembelajaran aktif tidak lebih berpengaruh terhadap peningkatan motivasi belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 1 Sedayu Bantul dibandingkan dengan pembelajaran kooperatif ditolak, sedangkan Ha: Pembelajaran aktif lebih berpengaruh terhadap peningkatan motivasi belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 1 Sedayu Bantul dibandingkan dengan pembelajaran kooperatif diterima.

C. Pembahasan

Pembahasan dalam penelitian ini berisi mengenai hasil-hasil penelitian yang meliputi; 1 hasil pretest-posttestskala motivasi belajarIPS siswa dengan treatment 1 yang menggunakan Pembelajaran Kooperatifmelalui metode Numbered Head Together, 2 hasil pretest-posttestskala motivasi belajar IPS siswa dengan treatment 2 yang menggunakan Pembelajaran Aktifmelalui metode Bermain Jawaban, 3 perbedaan tingkat motivasi belajar IPS siswa 73 menggunakan Pembelajaran Kooperatifmelalui metode Numbered Head Together danPembelajaran Aktifmelalui metode Bermain Jawaban.

1. Hasil Pretest-Posttest Skala Motivasi Belajar IPS Siswa dengan

Treatment 1 Menggunakan Pembelajaran Kooperatifmelalui Metode Numbered Head Together Hasil tes skala motivasi belajar IPS siswa dengantreatment 1 menggunakan Pembelajaran Kooperatifmelalui metode Numbered Head Together yang dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan yaitu pada tanggal 22, 24, dan 26 Mei 2014, dapat diketahui bahwa rata-rata pretest skala motivasi belajar IPS siswa adalah sebesar 49,50 sedangkan rata-rata posttestnya adalah sebesar 52,27. Hasil tersebut menunjukan adanya perbedaan tingkat motivasi belajar IPS siswa sebelum dan setelah adanya perlakuan 1, dimana setelah perlakuan 1 yaitu pembelajaran IPS dengan menggunakan Pembelajaran Kooperatif melalui metode Numbered Head Together terjadi peningkatan rata-rata motivasi belajar IPS siswa sebesar 2,77. Jadi, dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa meningkat setelah adanya perlakuan dalam pebelajaran IPS dengan menggunakan Pembelajaran Kooperatif melalui metode Numbered Head Together. Berdasarkan hasil pretest dan posttest pada treatment 1, diketahui bahwa rata-rata hasil posttest lebih tinggi dari hasil pretest. Untuk mengetahui apakah terjadi kenaikan yang signifikan antara hasil rata-rata pretest dengan posttest, maka dilakukan uji-t. Hasil perhitungan yang 74 terdapat pada lampiran menunjukan bahwa nilai lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,0390,05, sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pretest skala motivasi belajar IPS siswa dengan hasil posttest skala motivasi belajar siswa dengan treatment 1, dimana hasil posttest lebih besar dari hasil pretest. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pembelajaran kooperatif terhadap peningkatan motivasi belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 1 Sedayu Bantul.

2. Hasil Pretest-Posttest Skala Motivasi Belajar IPS Siswadengan

Treatment 2 Menggunakan Pembelajaran Aktifmelalui Metode Bermain Jawaban Pelaksanaan treatment 2 dengan menggunakan Pembelajaran Aktifmelalui metode Bermain Jawaban dilakukan dalam 3 kali pertemuan dalam pembelajaran IPS yaitu pada tanggal 3, 5, dan 7 Juni 2014. Pelaksanaan treatment 2 dilakukan setelah pelaksanaan treatment 1 dengan memberikan waktu jeda selama 1 minggu atau tiga kali pertemauan pada pembelajaran IPS. Hasil tes skala motivasi belajar IPS siswa padatreatment 2 dapat diketahui bahwa rata-rata pretest skala motivasi belajar IPS siswa adalah sebesar 50,96 sedangkan rata-rata posttest skala motivasi belajar IPS siswa adalah sebesar 55,38. Hasil tersebut menunjukan adanya perubahan tingkat motivasi belajar IPS siswa antara sebelum perlakuan 2 dengan setelah perlakuan 2. Berdasarkan hasil tes skala motivasi belajar IPS siswa, menunjukan adanya 75 peningkatan rata-rata motivasi belajar IPS siswa sebesar 4,42 dari sebelum adanya perlakuan 2. Jadi, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajarIPS siswa meningkat setelah adanya perlakuan menggunakan Pembelajaran Aktif melalui metode Bermain Jawaban. Berdasarkan hasil pretest dan posttest pada treatment 2, diketahui bahwa rata-rata hasil posttest lebih tinggi dari hasil pretest. Untuk mengetahui apakah terjadi kenaikan yang signifikan antara hasil rata-rata pretest dengan posttest, maka dilakukan uji-t. Hasil perhitungan yang terdapat pada lampiran menunjukan bahwa nilai lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,0010,05, sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pretest skala motivasi belajar siswa dengan hasil posttest skala motivasi belajar IPS siswa pada treatment 1, dimana hasil posttest lebih besar dari hasil pretest. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pembelajaran aktif terhadap peningkatan motivasi belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 1 Sedayu Bantul.

3. Perbedaan Tingkat Motivasi BelajarIPS Siswa Menggunakan

Pembelajaran Kooperatifmelalui Metode Numbered Head Together dan Pembelajaran Aktifmelalui Metode Bermain Jawaban Perbedaan tingkat motivasi belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 1 Sedayu menggunakan Pembelajaran Kooperatifmelalui metode Numbered Head Together dan Pembelajaran Aktifmelalui metode Bermain Jawaban dapat dilihat dari hasil pretest dan posttestnya, serta dari uji-t yang telah dilakukan sebagai berikut: 76 Tabel 10. Hasil Pretest dan PosttestSkala Motivasi Belajar IPS Siswa dengan Treatment 1 Menggunakan Pembelajaran Kooperatifmelalui Metode Numbered Head Together dan Treatment 2 Menggunakan Pembelajaran Aktifmelalui Metode Bermain Jawaban Treatment Rata-rata Pretest Rata-rata Posttest Selisih Nilai Rata-rata Pretest dan Posttest Hasil Uji-t p value 1 49,50 52,27 2,77 0,037 2 50,96 55,38 4,42 Sumber: Lampiran 8 hal. 149, lampiran 9 hal. 150, dan lampiran 11 hal. 153 Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata pretest motivasi belajar IPS siswapadatreatment 1 menggunakan Pembelajaran Kooperatifmelalui Metode Numbered Head adalah sebesar 49,50 dan nilai rata-rata posttestnya adalah sebesar 52,27 dengan selisih nilai rata-rata pretest dan posttesttreatment 1 sebesar 2,77 sedangkan nilai rata-rata pretest dan posttest motivasi belajar IPS siswa padatreatment 2 menggunakan Pembelajaran Aktifmelalui Metode Bermain Jawabanadalah sebesar 50,96 dan nilai rata-rata posttestnya adalah sebesar 55,38 dengan selisih nilai rata-rata pretest dan posttesttreatment 2 sebesar 4,42. Perbandingan data hasil pretest dan posttest pada treatment 1 dan treatment 2 dapat digambarkan dalam garfik histogram sebagai berikut: 77 Gambar 7. Perbandingan Nilai Rata-rata Pretest dan PosttestMotivasi Belajar IPS Siswa Treatment 1 Pembelajaran Kooperatifmelalui Metode Numbered Head Togetherdan Treatment 2 Pembelajaran Aktifmelalui Metode Bermain Jawaban Perbandingan selisih nilai rata-rata antara pretest dengan posttest diperoleh bahwa nilai rata-rata posttest motivasi belajar IPS siswa dengan menggunakan Pembelajaran Kooperatifmelalui metode Numbered Head Together lebih tinggi dari nilai rata-rata pretestnya dengan selisih 2,77, sedangkan nilai rata-rata posttest motivasi belajar IPS siswa dengan menggunakan Pembelajaran Aktifmelalui metode Bermain Jawaban lebih tinggi dari nilai rata-rata pretestnya dengan selisih 4,42.Berdasarkan perbandingan selisih nilai rata-rata pretest dengan posttest, diketahui bahwa selisih nilai rata-rata pretest dengan posttest motivasi belajar IPS siswa dengan menggunakan Pembelajaran Aktifmelalui metode Bermain 49.5 50.96 52.27 55.38 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 ent 1 Menggunakan Pembelajaran Kooperatif melalui Metode Numbered He ivasi Belajar IPS Siswa dengan Treatment 2 Menggunakan Pembelajaran Aktif me Pretest Posttest 78 Jawaban yaitu sebesar 4,42 lebih besar dari selisih nilai rata-rata pretest dengan posttest motivasi belajar IPS siswa dengan menggunakan Pembelajaran Kooperatifmelalui metode Numbered Head Together yaitu sebesar 2,77. Hal tersebut menunjukkan bahwa motivasi belajar IPS siswa dengan menggunakan Pembelajaran Aktifmelalui metode Bermain Jawaban lebih tinggi dibandingkan dengan motivasi belajar IPS siswa dengan menggunakan Pembelajaran Kooperatifmelalui metode Numbered Head Together. Perbandingan hasil nilai rata-rata pretest dan posttesst pada treatment 1 dan treatment 2 diperoleh bahwa tingkat motivasi belajar IPS siswa mengalami peningkatan yang signifikan pada setiap treatmentnya, dan diketahui bahwa tingkat motivasi belajar IPS dalam pembelajaran menggunakan Pembelajaran Aktifmelalui metode Bermain Jawaban lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat motivasi belajar siswa dalam pembelajaran menggunakan Pembelajaran Kooperatifmelalui metode Numbered Head Together. Berdasarkan hasil tersebut kemudian peneliti melakukan uji-t untuk lebih memperkuat hasil apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai posttest motivasi belajar siswa menggunakan Pembelajaran Kooperatifmelalui metode Numbered Head Togetherdengan nilai posttest motivasi belajar IPS siswa menggunakan Pembelajaran Aktifmelalui metode Bermain Jawaban. Hasil perhitungan yang terdapat pada lampiran menunjukan bahwa nilai lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,0370,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat 79 perbedaan motivasi belajar IPS siswa yang signifikan, dimana tingkat motivasi belajar IPS siswa lebih tinggi dengan menggunakan pembelajaran aktif dibandingkan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran aktif lebih berpengaruh terhadap peningkatan motivasi belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 1 Sedayu Bantul dibandingkan dengan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran aktif menggunakan metode Bermain Jawaban lebih dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dibandingkan dengan pembelajaran kooperatif menggunakan metode Numbered Head Togetherdisebabkan karena dalam pembelajaran menggunakan pembelajaran aktif siswa menjadi aktif serta lebih senang dengan metode Bermain Jawaban. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Schroeder dalam Melvin L. Silbermen 2013: 28-29 yang menyebutkan bahwa penerapan yang dilakukannya dengan Indikator tipe Myer-Briggs MBTI menunjukkan bahwa siswa sekolah menengah lebih suka kegiatan belajar yang benar-benar aktif daripada kegiatan yang reflektif abstrak. Pembelajaran dengan menggunakan Pembelajaran Aktifmemangmembuat siswa jadi lebih aktif, hal ini sesuai dengan pendapat Warsono dan Hariyanto 2013:12 yang menyebutkan bahwa pembelajaran aktif secara sederhana didefinisikan sebagai metode pengajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran, selain itu Hizyam Zaini, dkk 2008:xiv menyebutkan bahwa pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. 80 Metode Pembelajaran Aktifyang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan metode Bermain Jawaban. Hizyam Zaini, dkk 2008:84 menyebutkan bahwa bermain jawaban adalah sebuah permainan yang dapat melibatkan semua peserta didik dari awal sampai akhir, dimana ditantang untuk mencari jawaban yang benar dan sekaligus bergantung pada faktor keberuntungan. Pembelajaran yang menggunakan Pembelajaran Aktifmelalui metode Bermain Jawaban akan membuat siswa lebih aktif, karena mereka harus berdiskusi dengan teman kelompoknya untuk menjawab pertanyaan yang diberikan, kemudian mereka harus berdiskusi kemungkinan jawaban yang terdapat pada kotak jawaban yang tekah disediakan, dan mereka harus mengambil jawaban yang tersedia, dari jawaban tersebutlah pembelajaran akan dilakukan. Melalui permainan tersebut membuat siswa lebih termotivasi dalam belajar, karena selalu ingin tahu dengan jawaban yang diperolehnya, hal itu juga sesuai dengan beberapa teknik untuk membuat siswa termotivasi dalam pembelajaran oleh Hamzah B. Uno 2006:34, dimana beberapa teknik menekankan pada keaktifan siswa, melalui permainan, dan buatlah agar siswa selalu ingin tahu. Hal tersebut juga sesuai dengan tahap perkembangan siswa SD yang berada pada tahap operasional konkret, dimana pada tahap tersebut siswa akan lebih tertarik dengan pembelajaran yang membuat mereka aktif baik secara fisik maupun mental, selalu mengembangkan rasa ingin tahu atau pola pikirnya 81 sehingga akan membentuk keinginan bertanya atau berpendapat pada siswa. Pembelajaran yang menggunakan Pembelajaran Kooperatifmelalui metode Numbered Head Together juga memiliki kelebihan, yaitu melatih siswa agar berpikir kritis karena pembelajaran yang dilakukan melalui diskusi kelompok. Diskusi kelompok dengan Numbered Head Together dilakukan dengan memberikan pertanyaan kepada setiap kelompok, dan masing-masing kelompok harus mendiskusikan jawabannya. Kegiatan tersebut harusnya dapat membuat siswa untuk berlatih menuangkan gagasannya, namun pada pelaksanaannya tidak semua siswa berdiskusi dengan baik, karena siswa yang pandai akan lebih mendominasi sedangkan yang lainnya akan kurang berpartisipasi aktif dalam kelompok, selain itu siswa yang pendiam atau pemalu juga akan kurang dapat berdiskusi dengan aktif. Pelaksanaan diskusi kelompok tidak akan berjalan dengan baik jika hal tersebut masih terjadi, sehingga siswa kurang termotivasi dalam pembelajaran.

D. Keterbatasan Penelitian

Penelitian yang telah peneliti laksanakan memiliki beberapa keterbatasan, antara lain: 1. Penelitian ini hanya menggunakan satu subjek penelitian yaitu kelas V SD Negeri 1 Sedayu, Bantul, yang diberikan perlakuan secara bergantian. 82 2. Dikarenakan waktu yang tidak memungkinkan maka dalam penelitian ini hanya memberikan waktu jeda 1 minggu atau 3 kali pertemuan dalam pembelajaran IPS. 3. Penelitian ini hanya menggunakan tes skala motivasi belajar siswa saja untuk mengetahui motivasi sebelum dan sesudah perlakuan, sehingga tidak dapat mengetahui apakah siswa mengisi tes skala motivasi belajar dengan jujur atau tidak. 83

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: pertama, terdapat pengaruh pembelajaran kooperatif terhadap peningkatan motivasi belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 1 Sedayu Bantul. Hasil rata- rata skala motivasi belajar IPS siswa pada treatment 1 menunjukan hasil sebesar 49,50 dan hasil posttesttreatment 1 sebesar 52,27 dengan selisih 2,77, hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan motivasi belajar IPS siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif. Hasil uji-t diperoleh p value sebesar 0,039 lebih kecil dari 0,05 0,0390,05, hasil tersebut menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan antara hasil pretest dan postest pada treatment 1. Kedua, terdapat pengaruh pembelajaran aktif terhadap peningkatan motivasi belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 1 Sedayu Bantul. Hasil rata- rata skala motivasi belajar IPS siswa pada treatment 2 menunjukan hasil sebesar 50,96 dan hasil posttesttreatment 1 sebesar 55,38 dengan selisih 4,42, hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan motivasi belajar IPS siswa dengan menggunakan pembelajaran aktif. Hasil uji-t diperoleh p value sebesar 0,001 lebih kecil dari 0,05 0,0390,05, hasil tersebut menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan antara hasil pretest dan postest pada treatment 2.

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 TRUNUH Peningkatan Motivasi Dan Hasil Belajar IPS Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas V SD Negeri 2 Trunuh Kec

0 1 15

PENINGKATAN KEAKTIFAN DANHASIL BELAJAR IPS DENGAN PEMBELAJARAN JIGSAW SISWA KELAS V Peningkatan Keaktifan Dan Hasil Belajar IPS Dengan Pembelajaran Jigsaw Siswa Kelas V SD Negeri 1 Jetis Delanggu Tahun 2012 / 2013.

0 0 15

Peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPS menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas V B SD Negeri Denggung.

0 1 290

Peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPS menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas V A SD Negeri Denggung.

0 0 313

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN AKTIF CARD SORT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KRAWITAN, KABUPATEN SLEMAN.

0 2 207

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IIIA SD NEGERI JAGERAN SEWON BANTUL YOGYAKARTA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA GAMBAR.

1 2 134

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS-GAMES-TOURNAMEN (TGT) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA KELAS V SD NEGERI 1 SEDAYU, BANTUL.

0 1 162

PENINGKATAN MINAT BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS) PADA SISWA KELAS V SD N 1 SEDAYU BANTUL.

0 1 162

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA KELAS IVB SD NEGERI PANGGANG SEDAYU BANTUL.

0 3 310

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PANGGANG SEDAYU BANTUL.

0 2 229