Identifikasi Masalah Rumusan Masalah Batasan Masalah

mendidik anak Autis. Mengingat bahwa, multimedia memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan. Selain itu metode Lovaas pada penerapan treatment- nya pada intervensi penanganan anak autis juga mengadopsi elemen atau unsur- unsur multimedia. Andeson, 2007 Oleh karena itu peneliti mengusulkan Aplikasi terapi bagi anak autis dengan metode Lovaas berbasis multimedia interaktif.

1.2 Identifikasi Masalah

Sangat minimnya informasi yang benar mengenai Autisme, penyebab dan penanganannya yang membuat angka penderita Autisme tiap tahun terus bertambah. Selain itu juga, masih kurangnya alat terapi multimedia yang dapat menunjang pengajaran bagi anak Autis yang bisa didapat tanpa biaya yang tinggi dan juga dengan pengoperasian yang mudah sehingga dapat diterapkan tidak hanya oleh para terapis Autisme saja tapi juga oleh para orang tua atau pendamping penderita Autisme. Oleh karena itu, perlu dihadirkan sebuah aplikasi berbasis multimedia untuk terapi bagi anak Autis yang user friendly dan affordable sehingga bisa dimanfaatkan dan diterapkan di segala kalangan.

1.3 Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang tersebut, maka diperlukan sebuah aplikasi multimedia interaktif untuk terapi pada anak Autis yang dapat menerapkan metode Lovaas di dalam perancangan Desain Komunikasi Visual. Adapun permasalahan yang akan dibahas adalah: 1. Bagaimana merancang sebuah aplikasi multimedia interaktif ditunjang user interface yang tepat, tidak rumit dan terintegrasi dengan beberapa macam terapi sehingga dapat dioperasikan oleh penyandang Autis dan pendampingnya? 2. Bagaimana langkah-langkah perancangan aplikasi multimedia interaktif sebagai terapi untuk anak Autis ini? 3. Apakah aplikasi multimedia interaktif ini dapat diterapkan dan dijadikan sebagai alat atau media terapi alternatif dalam penangan anak penderita Autisme?

1.4 Batasan Masalah

Agar permasalahan yang diangkat tidak menjadi terlalu luas dan mendapatkan pencapaian hasil yang optimal, maka permasalahan dan ruang lingkup bahasan peneliti batasi menjadi sebagai berikut: 1. Aplikasi terapi multimedia interaktif untuk anak Autis ini hanya akan ditinjau dari karakteristik pengajaran melalui metode terapi Lovaas, sebuah metode terapi Autisme yang dapat menunjang pengajaran karena efektifitasnya yang teruji tinggi. 2. Perancangan aplikasi terapi multimedia untuk anak Autis ini haruslah menyertakan kaidah-kaidah Desain Komunikasi Visual, konsep Interaksi Manusia dan Komputer IMK serta ditunjang oleh graphic user interface GUI yang tepat dan memudahkan user friendly sehingga dapat dioperasikan oleh penyandang Autis yang dikemas dalam compact disk atau CD. 3. Pengembangan rancangan terapi multimedia interaktif untuk anak Autis ini menggunakan Adobe Director 11.5 yang dibantu dengan software lain seperti Photoshop CS3 dan Adobe Flash CS3. 4. Pengembangan rancangan terapi multimedia interaktif anak Autis ini menggunakan metode pengembangan aplikasi multimedia dan tidak dilakukan perbandingan dengan metode lainnya. 5. Program aplikasi multimedia interaktif ini akan digunakan oleh seorang terapis atau pendamping penyandang Autis dalam hal ini adalah orang tua yang diaplikasikan kepada penyandang Autis. Meskipun demikian, dalam pengaplikasiannya kepada penyandang Autis, demi terwujudnya kelancaran terapi dan program pembelajaran ini, penyandang Autis hendaknya sudah harus memiliki syarat-syarat minimal sebagai berikut: a. Dapat duduk secara mandiri di kursi b. Melakukan kontak mata ketika dipanggil namanya c. Melakukan kontak mata ketika diberi perintah d. Memberi tanggapan terhadap arahan terapis. Pengguna dari aplikasi ini adalah penderita Autis yang sudah memasuki tahap lanjut dalam terapinya atau untuk penderita Autisme ringan. Sedangkan, usia yang tepat dan ideal bagi penderita Autis yang menggunakan aplikasi multimedia interaktif ini adalah 6-12 tahun, namun ini tidak baku karena terapis dapat menilai bahwa seorang penderita Autis sudah dapat menggunakan aplikasi ini atau belum. Karena ada beberapa kasus Autisme ada penderita yang usianya baru 5 tahun sudah mampu berinteraksi dengan komputer namun ada pula yang sudah berusia 12 tahun baru bisa. Jadi semuanya tergantung dari diagnosis terapis, namun secara umum adalah usia yang tersebut di atas. 6. Aplikasi multimedia interaktif ini juga dibatasi karena hanya akan dibuat dalam beberapa seri. Hal ini dikarenakan banyaknya materi yang dibutuhkan dalam proses terapi menggunakan aplikasi multimedia interaktif ini. Sedangkan seri yang dibuat masih terbatas pada pengenalan benda-benda di dalam dan sekitar rumah. Obyek yang akan dikenalkan dibatasi karena terbatasnya sumber data dan waktu yang tersedia. Adapun obyek yang akan dikenalkan antara lain: Meja, kursi, pintu, tempat tidur, lemari dan beberapa lagi lainnya.

1.5 Tujuan Penelitian