Hal yang dilakukan saat mempraktikkan meditasi mindfulness

menyenangkan yang berakibat pada munculnya kelekatan atau attachment, serta menghindari hal yang tidak menyenangkan yang berakibat pada munculnya aversi. Pada dasarnya, kelekatan dan aversi tidak diatribusikan pada obyek, melainkan pada perasaan yang ditimbulkan obyek tersebut.

2. Hal yang dilakukan saat mempraktikkan meditasi mindfulness

Pada saat mempraktikkan meditasi mindfulness, para meditator melakukan beberapa hal. Salah satu hal tersebut adalah pengamatan terhadap pikiran. Hal ini serupa dengan definisi mindfulness dalam Didonna 2009, di mana mindfulness dijelaskan sebagai proses pengamatan terhadap pikiran yang senantiasa berubah dan mengalir. Para meditator juga mengonsentrasikan pikirannya secara terus menerus, tidak kepada suatu obyek khusus, melainkan kepada aliran kesadaran dalam pikiran. Grabovac et al. 2011 menjelaskan bahwa praktik mindfulness memang lazim digabungkan dengan praktik konsentrasi, khususnya untuk memfokuskan dan menenangkan pikiran. Hal lain yang dilakukan oleh para meditator adalah memfokuskan perhatian pada napas. Melalui fokus pada napas, individu dapat memperoleh pengaruh adaptif dari meditasi mindfulness. Perubahan yang adaptif tersebut dapat dicapai karena menurut BPM Grabocav et al., 2011, kualitas setiap napas yang dihirup dan dihembuskan dapat memberikan pemahaman tentang ketidakkekalan impermanence, penderitaan suffering, dan not- self, yang merupakan tiga karakteristik segala fenomena dalam pikiran mental events. Dalam BPM juga dijelaskan ketika memfokuskan perhatian pada napas, meditator dapat menyadari bahwa tidak ada kualitas napas yang sama ketidakkekalan. Meditator juga dapat melihat bahwa mereka akan mengejar gaya bernapas tertentu pelan atau cepat, kemudian menyadari adanya kelekatan pada gaya bernapas tersebut sehingga menyebabkan munculnya penderitaan sebagai usaha pengejaran kelekatan. Meskipun tidak dikejar dan tidak disadari, napas akan tetap terjadi tanpa intevensi diri not- self. Fokus pada napas membantu para meditator untuk menyadari momen here and now. Perls dalam Schultz, 1991 menyatakan bahwa momen here and now adalah hal yang penting karena merupakan satu- satunya kenyataan yang ada. Masa lampau dan masa depan adalah sesuatu yang tidak riil. Dengan demikian, kelekatan terhadap masa lampau ataupun masa depan adalah kecenderungan yang menghambat perkembangan individu seutuhnya. Dengan fokus pada momen here and now, para meditator cenderung tidak melekat pada hasil yang diharapkan dari praktik meditasi mindfulness. Menurut Kabat-Zinn 2003, kecenderungan untuk tidak melekat pada hasil merupakan hal radikal, khususnya dalam konteks intervensi klinis. Dalam mempraktikkan meditasi mindfulness, para meditator juga berlatih untuk menerima diri. BPM Grabovac et al., 2011 menjelaskan bahwa dengan berlatih untuk menerima diri, khususnya saat bermeditasi, sensasi-sensasi serta segala hal yang terjadi dalam pikiran menjadi lebih mudah untuk disadari. Kesadaran yang terhanyut dalam aliran pikiran juga dapat kembali diarahkan kepada obyek meditasi misalnya napas tanpa reaksi negatif sehingga kemunculan pemikiran-pemikiran negatif dapat dicegah.

3. Perubahan yang berangsur terjadi sesudah mempraktikkan meditasi mindfulness