Penghayatan tujuan hidup Pemaknaan kebahagiaan

Selain rasa nyaman, relaksasi yang didapat dari meditasi mindfulness juga membuat tubuh menjadi lebih sehat. R percaya bahwa ketegangan-ketegangan dalam tubuh dapat menjadi penyebab munculnya penyakit. Dengan demikian, ketika tubuh mengalami relaksasi, tubuh dapat menjadi lebih sehat. “Terus perut juga, kadang-kadang kita tegang. Dan itu menjadi penyakitlah kalau kita memperlakukan seluruh badan kita dengan penuh ketegangan... Tangan, sampai kaki, terus semuanya dari seluruh tubuh. Kita dibuat rileks” R, 28

g. Penghayatan tujuan hidup

Praktik meditasi mindfulness yang dilakukan R nampak memberikan pengaruh terhadap penghayatan tujuan hidupnya. Salah satu tujuan hidup yang dihayati R adalah untuk menjalani hidup dengan mengalir dan tidak dibatasi oleh kaidah-kaidah yang kaku. “Kebetulan saya tu tidak punya patokan hidup itu harus begini, harus begitu. Jadi saya mengalir aja” R, 31 Hidup yang mengalir dijalani R dengan fleksibilitas. Fleksibilitas yang dimulai dari pikiran selama praktik meditasi mindfulness nampak mempengaruhi R dalam mempersepsikan tujuan hidupnya. “Ya sebenarnya kalau relaks itu kan enggak kaku. Kaku tu ya misalnya orang meninggal kan kaku ya, tapi kalau orang hidup kan kita musti lentur” R, 42 Meskipun R belajar untuk lebih dapat menerima dan hidup mengalir, dalam kesehariannya R juga tetap berusaha untuk memiliki kehidupan yang lebih baik. “Ada perbedaan... hmm... gimana ya ngomongnya... Pasti ada yang dicari ya di dalam hidup, cuman, saya melakukan usaha, mencari untuk hidup lebih baik, tapi kalau pun itu belum berhasil, saya tetap berusaha dan tidak putus asa” R, 35 Usaha untuk memiliki kehidupan yang lebih baik dimaknai R sebagai usaha untuk hidup bahagia. “Mencari yang saya tuju... hidup bahagia” R, 36

h. Pemaknaan kebahagiaan

Kebahagiaan dimaknai R sebagai kondisi ketika semua keinginan- keinginan dapat terpenuhi dalam proporsi yang tepat. Dalam memaknai hal ini, R juga menekankan pentingnya kewaspadaan dalam berkeinginan karena keinginan dapat menjadi terlalu berlebihan. “Itu sifatnya personal ya, masing-masing orang punya ini sendiri. Kalau yang saya rasakan sih bila semua yang kita inginkan tuh bisa terpenuhi. Tapi keinginan itu pun kita harus hati-hati karena ada batasan-batasan juga keinginan kita tuh terlalu berlebihan” R, 37 Pada konteks yang lebih luas, R memaknai kebahagiaan sebagai keseimbangan dalam hidup – tidak hanya dari segi keinginan, tetapi juga dalam konteks apa saja. “Kebahagiaan itu bisa karena hidup kita seimbang. Nah, keseimbangan itu bisa apa saja. Dalam konteks apa pun yang ada dalam kehidupan kita” R, 39 Keseimbangan dalam hidup juga diikuti oleh kemampuan untuk menjalani hidup dengan ringan. Bagi R, hidup ringan ini bisa dicapai dengan tidak melekat pada masalah. Masalah adalah hal yang tidak bisa dihindari. Oleh karena itu, dalam menghadapi masalah, R memilih untuk tidak tenggelam ke dalam masalah melainkan memilih untuk tidak melekat ke dalamnya. “Bahagia tu ya kita bisa menghadapi hidup ini dengan ringan... Misalnya... kita enggak bisa menolak persoalan atau pun masalah di dalam hidup ini ya, tapi kita bisa menghadapinya dengan keyakinan, dengan percaya diri, cuman ‘oke, ini masalah. Itu enggak bisa dihindari. Saya harus menghadapi, mencari solusi, mungkin terpecahkan, mungkin tidak’, itu diserahkan saja” R, 32

2. Responden II a. Adanya kehampaan dalam diri