BAB V HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Penelitian
Penelitian tindakan kelas dengan metode pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament TGT
pada kelas X jurusan Akuntansi SMK BOPKRI 1 Yogyakarta ini dilakukan dalam dua siklus atau dua kali
pertemuan. Siklus I dilaksanakan pada hari Selasa, 28 April 2009, dan siklus II dilaksanakan pada hari Selasa, 26 Mei 2009. Sebelum penelitian tersebut
dilaksanakan, peneliti terlebih dahulu mengadakan observasi pendahuluan pra penelitian dan diskusi dengan guru mitra yang bertujuan untuk mengetahui
kondisi awal kegiatan pembelajaran di kelas X jurusan Akuntansi tersebut. Untuk observasi pendahuluan dan pelaksanaan masing-masing siklus
membutuhkan waktu 2x45 menit atau 2 jam pelajaran. Berikut adalah uraian hasil observasi pendahuluan dan penerapan metode pembelajaran kooperatif
pada masing-masing siklus: 1.
Observasi pendahuluan Observasi pendahuluan dilaksanakan pada hari Kamis, 15 Januari
2009 pada jam kedua sampai ketiga pukul 08.00 – 09.30. Guru mitra dalam penelitian ini adalah Ibu Cicilia Ika Puspitasari, S.Pd sebagai guru
bidang studi akuntansi. Jumlah siswa kelas X jurusan Akuntansi pada tahun ajaran 2008-2009 sebanyak 23 siswa yang semuanya berjenis
kelamin perempuan. Adapun materi yang dipelajari pada saat observasi
59
pendahuluan ini adalah persediaan dan perhitungan harga pokok penjualan, dengan standar kompetensi kemampuan menyelesaikan siklus
akuntansi perusahaan dagang dan kompetensi dasar kemampuan mencatat
persediaan barang dagangan dan dengan sistem periodik dan perpetual. Dalam observasi pendahuluan ini, ada tiga hal yang diobservasi yaitu guru,
siswa, dan kelas. Berikut dapat diuraikan hasil observasi pendahuluan: a.
Observasi guru observing teacher Kegiatan guru selama proses pembelajaran tampak dalam
catatan anekdotal hasil observasi kegiatan guru lampiran 2a, hal 130. Pada kegiatan awal pembelajaran guru mengucapkan salam,
memeriksa kesiapan siswa, dan mencatat kehadiran siswa dalam buku presensi. Akan tetapi, pada awal pembelajaran ini guru tidak
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Padahal dengan memberitahukan sasaran yang hendak dicapai dalam bentuk
tujuan instruksional pada saat pembelajaran akan dimulai akan menimbulkan motif keberhasilan mencapai sasaran. Kemudian guru
melakukan apersepsi atau mengulang kembali materi pembelajaran yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya. Hal ini dilakukan
oleh guru dengan tujuan untuk mengingatkan kembali pembelajaran yang telah lalu dan juga merangsang perhatian siswa dalam memasuki
materi yang akan dipelajari. Dalam kegiatan ini guru menggunakan metode ceramah dan tanya jawab dengan cara memberikan beberapa
pertanyaan kepada beberapa siswa. Selanjutnya guru masuk ke dalam
materi pembelajaran. Guru menyampaikan materi pembelajaran dengan metode ceramah dan kemudian meminta siswa untuk
mengerjakan soal-soal latihan. Pengerjaan soal-soal latihan tersebut dapat dilakukan dengan mendiskusikannya bersama teman-teman.
Selama kegiatan ini terlihat bahwa guru berusaha membimbing dan memperhatikan siswa yang ditunjukkan dengan membantu siswa
apabila ada siswa yang mengalami kesulitan dalam pengerjaan soal. Sehingga posisi guru tidak hanya di depan kelas tetapi juga sering
memantau siswa yang berada di belakang kelas. Setelah selesai mengerjakan, guru menunjuk beberapa siswa untuk mengerjakan hasil
pekerjaannya di papan tulis. Kemudian dari hasil pengerjaan tersebut guru dan siswa membahasnya bersama-sama. Selama proses
pembahasan ini, terkadang guru memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa untuk merangsang pengetahuan mereka, akan tetapi
hanya beberapa siswa yang mau menjawab pertanyaan tersebut. Guru dirasa kurang memotivasi siswa pada saat proses pembelajaran
berlangsung sehingga ada siswa yang terlihat bosan dan malah tidur- tiduran di dalam kelas. Hal tersebut dikarenakan guru kurang
menggunakan metode belajar yang bervariasi, sebatas hanya metode ceramah dan tanya jawab, guru juga tidak menggunakan simulasi atau
semacam permainan untuk menyampaikan materi pelajaran, dan tidak memberikan penghargaan kepada siswa setelah selesai mengerjakan di
depan kelas baik secara verbal maupun non verbal. Dengan adanya
permainan dan penghargaan tentunya akan lebih mendorong siswa untuk belajar giat. Jika terlihat siswa bercanda melebihi batas, guru
akan menegur mereka. Selanjutnya pada akhir pembelajaran, guru mengucapkan salam dan tidak memberikan kesimpulan serta tugas
kepada siswa. Dari rangkaian kegiatan guru tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.1
Kegiatan Guru Dalam Proses Pembelajaran No Deskriptor Ya
Tidak Catatan
1. Guru membuka
pelajaran √
Mengucapkan salam
2. Guru memeriksa kesiapan siswa
√ 3.
Guru mencatat kehadiran siswa √
4. Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
√ 5.
Guru melakukan apersepsi √
6. Guru menggunakan metode
belajar yang bervariasi √
Metode ceramah dan tanya jawab
7. Guru memberikan
tugas √
Latihan soal 8.
Guru menggunakan media √
Papan tulis 9.
Guru menegur siswa √
10. Guru memberikan
penghargaan kepada siswa
√ 11. Guru memunculkan rasa ingin
tahu √
Mengajukan pertanyaan berkaitan
dengan materi 12. Guru
menggunakan simulasi
dan permainan √
13. Guru meminta siswa untuk mengerjakan tugas di depan
kelas √
14. Guru berinteraksi dengan siswa √
Membantu mengerjakan jika
mengalami kesulitan 15. Guru menutup pelajaran
√ Mengucapkan
salam
b. Observasi siswa observing student
Perilaku siswa selama proses pembelajaran tampak dalam catatan anekdotal hasil observasi kegiatan siswa lampiran 3a, hal
132. Sebelum memulai pembelajaran siswa terlebih dahulu mempersiapkan diri dan alat-alat yang diperlukan untuk mengikuti
pembelajaran. Setelah siswa mempersiapkan diri, guru memulai pembelajaran dengan menyampaikan materi pembelajaran yang akan
dipelajari pada hari itu. Pada awal pembelajaran terlihat bahwa perhatian hampir seluruh siswa masih tertuju pada penjelasan guru.
Meskipun ketika ditanya tidak semua siswa mau menjawab, sehingga guru terpaksa harus menunjuk siswa. Pada pertengahan pembelajaran
atau pada saat guru meminta siswa untuk mengerjakan soal-soal latihan ternyata tidak semua siswa menanggapi dengan antusias dan
bersikap acuh tak acuh. Banyak siswa yang asyik dengan kegiatan sendiri yaitu malah asyik ”ngobrol” di luar materi pembelajaran
dengan teman-temannya ketika guru meminta untuk berdikusi dan malah ada yang tidur-tiduran di dalam kelas. Hal-hal tersebut
menunjukkan bahwa siswa tidak memiliki hasrat dan kebutuhan akan belajar, karena dalam diri siswa tidak ada dorongan untuk berhasil dan
tidak adnya persaingan dalam diri siswa. Peneliti menduga kondisi seperti ini dikarenakan siswa merasa bosan dengan rutinitas mereka
yang selalu mengerjakan soal-soal latihan dan tidak adanya kegiatan yang menarik selama proses pembelajaran. Dengan kondisi yang
seperti ini tentunya dapat menganggu teman-teman lainnya yang sedang mengerjakan soal dengan serius. Dari rangkaian kegiatan siswa
tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.2
Kegiatan Siswa Dalam Proses Pembelajaran No Deskriptor Ya
Tidak Catatan
1. Siswa mempersiapkan
diri √
Buku dan alat tulis 2. Siswa
memperhatikan penjelasan
guru √
Hanya pada awal pembelajaran
3. Siswa antusias
untuk mengerjakan soal
√ Bersikap acuh tak acuh
4. Siswa membuat kegaduhan
√ Pada
saat mengerjakan soal
5. Ada persaingan yang sehat dalam diri siswa
√
Selain observasi secara langsung terhadap siswa, untuk mengetahui tingkat motivasi siswa maka digunakan kuesioner sebagai alat
pengumpul data sehingga diketahui data awal karakteristik siswa. Berikut adalah hasil analisis motivasi siswa pada pra penelitian:
Tabel 5.3 Analisis Tingkat Motivasi Siswa Pra Penelitian
No Indikator Jumlah siswa
Persentase
1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil
11 52
2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
9 43
3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan
13 62
4. Adanya penghargaan dalam belajar
4 19
5. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
12 57
6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif
11 52
Catatan: lihat lampiran 8a, 136
c. Observasi kelas observing classroom
Secara fisik ruang kelas sudah cukup memadai dan nyaman untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Di dalam kelas
terdapat 2 papan tulis yang terdiri dari 1 black board dan 1 white board
, 1 daftar absensi siswa, 1 meja dan kursi guru, meja dan kursi yang dapat digunakan untuk 23 orang, 1 almari untuk menyimpan
tugas dari siswa, ventilasi yang cukup, dan lingkungan yang cukup bersih sehingga dapat mendukung proses pembelajaran. Pada saat itu,
jumlah siswa yang hadir sebanyak 21 orang dan 2 siswa lainnya absen. Suasana serta aktivitas kelas selama proses pembelajaran tampak
dalam catatan anekdotal hasil observasi kegiatan kelas lampiran 4a, hal 134. Suasana kelas pada awal pembelajaran masih cukup
kondusif, terlihat hampir seluruh siswa sudah siap mengikuti pembelajaran. Hanya saja setelah guru meminta siswa mengerjakan
soal ada beberapa siswa yang bersikap acuh tak acuh, sehingga suasana kelas menjadi agak gaduh karena ada beberapa siswa yang malah asyik
berbicara dengan teman-temannya di luar materi pembelajaran. Setelah soal selesai dikerjakan, guru meminta siswa mengerjakan di depan
kelas. Dalam hal ini, guru tidak memberikan penghargaan kepada siswa atas hasil kerja mereka baik secara verbal maupun non verbal.
Tidak adanya kegiatan yang menarik dalam proses pembelajaran yang dapat membangkitkan kebutuhan siswa dalam belajar dan kurangnya
pengawasan oleh guru menjadikan ada beberapa siswa yang malah
tidur-tiduran di dalam kelas. Akan tetapi, guru cukup bijaksana dengan memberikan teguran apabila sikap siswa sudah melampaui batas. Pada
akhir pembelajaran guru tidak memberikan tugas dan kesimpulan, guru hanya mengucapkan salam. Dari rangkaian keadaan kelas tersebut
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.4
Kondisi Kelas Selama Proses Pembelajaran No Deskriptor Ya
Tidak Catatan
1. Fasilitas di dalam kelas mendukung proses pembelajaran
√ Papan tulis, meja
kursi, almari 2.
Kondisi kelas mendukung proses pembelajaran
√ Hanya pada awal
pembelajaran 3.
Siswa membuat kegaduhan √
Pada saat latihan soal
4. Siswa mengerjakan soal latihan di
depan kelas √
5. Guru memberikan penghargaan
√ 6. Ada kegiatan menarik dalam
belajar √
Permainan atau simulasi dalam
pembelajaran 7
Siswa bertanya kepada guru jika mengalami kesulitan
√ 8. Guru membantu siswa jika
mengalami kesulitan √
Berdasarkan hasil observasi terhadap guru, siswa, dan kelas berikut ini diasajikan analisis situasi pembelajaran dari hasil observasi
pendahuluan. Selama pembelajaran berlangsung guru menggunakan metode ceramah dan juga metode tanya jawab. Metode cermah merupakan
metode yang paling sering digunakan oleh guru untuk menyampaikan dan menjelaskan materi pembelajaran. Selain dipandang mudah diterapkan,
metode ceramah juga menghemat waktu dan tenaga. Sedangkan metode
tanya jawab digunakan untuk merangsang pengetahuan siswa, biasanya digunakan pada saat menjelaskan soal-soal latihan. Kedua metode tersebut
memang sudah baik apabila diterapkan dalam proses pembelajaran, akan tetapi penggunaan metode tersebut secara rutin dan tidak adanya kegiatan
yang menarik dalam pembelajaran tentunya akan menimbulkan kebosanan pada diri siswa. Selain itu, pemberian soal-soal latihan secara terus-
menerus dalam satu jam pelajaran juga dapat menimbulkan rasa jenuh pada diri siswa. Terlihat bahwa ketika siswa diminta mengerjakan tugas
ada beberapa siswa yang masih bersikap acuh tak acuh, asyik berbicara dengan teman-temannya di luar materi pembelajaran. Kurangnya
penghargaan oleh guru yang diberikan kepada siswa menyebabkan tidak adanya semangat dan hasrat untuk berkompetisi antar siswa dan kurangnya
pengawasan menyebabkan ada beberapa siswa yang tidur-tiduran di dalam kelas.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti menemukan beberapa permasalahan pembelajaran salah satunya yaitu rendahnya motivasi siswa
dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal ini tampak pada kurangnya hasrat dan keinginan berhasil pada diri siswa, siswa kurang memiliki sikap
terhadap harapan dan cita-cita masa depan, tidak adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, dan kondisi lingkungan yang kurang kondusif
untuk belajar. Peneliti menduga akar dari permasalahan tersebut dipengaruhi oleh beberapa aspek diantaranya kebosanan siswa terhadap
metode yang diterapkan oleh guru yang dirasa masih kurang bervariasi,
tidak adanya penghargaan yang diberikan oleh guru kepada siswa atas hasil kerja mereka dan rendahnya kebutuhan siswa akan belajar sehingga
akan menghambat proses pembelajaran. Dari permasalahan tersebut, menurut peneliti alternatif pemecahannya yaitu perlunya menciptakan
suatu proses pembelajaran yang bervariasi dan menyenangkan yang dapat memotivasi siswa untuk belajar, misalnya dengan menggunakan metode
dan media yang bervariasi sehingga proses pembelajaran menjadi harmonis dan suasana menjadi lebih kondusif. Ada berbagai model
pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru dimana masing-masing model memiliki langkah-langkah yang bervariasi.
Dari permasalahan tersebut, peneliti berkolaborasi dengan guru mitra bermaksud menerapkan suatu metode pembelajaran alternatif
disamping metode ceramah dan tanya jawab, yaitu metode pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament TGT. Dalam metode ini ada
beberapa tahapan yang dapat dilakukan yaitu presentasi materi pembelajaran, pembentukan kelompok, games, turnamen kelompok, dan
pemberian penghargaan kepada kelompok. Pada awal pembelajaran, guru menyampaikan materi pelajaran terlebih dahulu, dapat dilakukan dengan
metode ceramah maupun tanya jawab. Setelah itu, guru akan membentuk siswa kedalam kelompok-kelompok kecil sebagai tempat untuk berdiskusi.
Di dalam kelompok tersebut diharapkan siswa akan saling berinteraksi dalam memecahkan soal-soal latihan yang nantinya akan diberikan oleh
guru dalam sesi games maupun turnamen antar kelompok. Dengan adanya
games dan turnamen diharapkan akan mendorong siswa untuk lebih
bersemangat lagi dalam belajar. Dan pemberian penghargaan kepada kelompok yang menang nantinya juga akan dapat mendorong siswa untuk
berkompetisi secara sehat dengan kelompok lainnya. Dengan metode ini, pembelajaran terpusat kepada siswa sedangkan guru hanya sebagai
fasilitator dan pengawas selama proses pembelajaran. 2.
Siklus Pertama Siklus pertama ini dilaksanakan pada hari Selasa, 28 April 2009
pada jam kedua sampai dengan jam ketiga. Jumlah waktu yang digunakan untuk pembelajaran adalah 2 x 45 menit pukul 08.00 – 09.30. Materi
pembelajaran pada siklus pertama ini adalah laporan keuangan perusahaan dagang, dengan standar kompetensi kemampuan menyelesaikan siklus
akuntansi perusahaan dagang, kompetensi dasar kemampuan menyusun laporan keuangan perusahaan dagang, dan sub pokok bahasan adalah
laporan perubahan modal dan neraca. Materi pembelajaran dibawakan oleh guru mitra yaitu Ibu Cicilia Ika Puspitasari, S.Pd. Peserta pembelajaran
adalah siswa kelas X jurusan Akuntansi semester II pada tahun ajaran 2008-2009. Jumlah siswa pada kelas X jurusan Akuntansi adalah 23 siswa,
akan tetapi pada hari itu jumlah siswa yang hadir sebanyak 20 siswa sedangkan 3 siswa absen. Adapun metode pembelajaran kooperatif yang
diterapkan adalah tipe Teams Games Tournament TGT. Berikut ini dideskripsikan penerapan metode pada siklus pertama:
a. Perencanaan
Pada tahap ini dilakukan persiapan dan perencanaan pembelajaran kooperatif tipe TGT. Langkah-langkah perencanaan yang diterapkan
pada siklus I adalah sebagai berikut: 1
Peneliti dan guru mitra terlebih dahulu menggali data awal tentang karakteristik siswa untuk memetakan para siswa berdasarkan
kemampuan akademiknya. Pemetaan tersebut selanjutnya menjadi dasar untuk membagi siswa dalam kelompok-kelompok yang
heterogen. Berdasarkan prestasi akademiknya tersebut siswa dibagi menjadi tiga ranking yaitu siswa dengan prestasi tinggi, prestasi
sedang, dan prestasi rendah. Selanjutnya dilakukan pembagian kelompok secara acak, dimana dalam satu kelompok terdapat siswa
dengan prestasi tinggi, prestasi sedang, dan prestasi rendah. Dari pembagian kelompok tersebut diperoleh empat kelompok, yang
masing-masing diberi nama hutang, modal, aktiva, dan laba. 2
Peneliti dan guru mitra bersama-sama mempersiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan. Perangkat pembelajaran
mencakup Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, materi pembelajaran, Lembar Kerja Siswa LKS, meja turnamen dan
hadiah. Berikut ini disajikan uraian masing-masing perangkat pembelajaran.
a Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP
RPP dibuat untuk satu kali pertemuan. Dalam RPP tersebut termuat standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan
pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, sumber dan media pembelajaran, strategi pembelajaran dan
evaluasi yang dibuat secara rinci dan sistematis. Materi pembelajaran pada siklus pertama adalah laporan keuangan
perusahaan dagang yang meliputi laporan perubahan modal dan neraca lampiran 1a, hal 112.
b Materi pembelajaran
Guru dan peneliti bersama-sama membuat hand out dengan pokok bahasan laporan laba rugi dan neraca. Hand out tersebut
akan dibagikan kepada seluruh siswa sebagai bahan pembelajaran.
c Lembar Kerja Siswa LKS
LKS meliputi daftar pertanyaan dan soal-soal latihan. LKS juga dilengkapi dengan lembar kerja yang dimaksudkan untuk
membantu siswa dalam mengerjakan soal-soal latihan. Guru dan peneliti juga membuat kunci jawaban atas pertanyaan tersebut.
d Meja turnamen
Jumlah meja turnamen ada empat buah sesuai dengan jumlah kelompok. Masing-masing meja turnamen diberi nama
kelompok.
e Hadiah
Hadiah dimaksudkan sebagai penghargaan bagi kelompok yang mendapatkan skor terbaik pada saat turnamen dilaksanakan.
Hadiah yang diberikan berupa alat tulis. 3
Peneliti menyiapkan dan menyusun instrumen pengumpulan data, yang meliputi:
a lembar observasi kegiatan guru
Dalam lembar observasi kegiatan guru mencakup antara lain: keterampilan guru dalam menjelaskan dan mengorganisasikan
pembelajaran kooperatif tipe TGT, keterampilan guru dalam mendampingi siswa belajar kelompok, dan keterampilan guru
memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam belajar kelompok dan belajar mandiri.
b lembar observasi siswa
Dalam lembar observasi terhadap siswa mencakup antara lain: keinginan siswa untuk terlibat aktif, termotivasi, berpikir kritis,
mengeluarkan pendapat, dan saling berkompetisi secara sehat antar kelompok dalam pembelajaran TGT.
c lembar observasi kelas
Dalam lembar observasi terhadap kelas mencakup kegiatan seluruh siswa dan kondisi dalam kelas, antara lain interaksi antar
siswa, kerja sama antar siswa, dan fasilitas yang terdapat di dalam kelas.
d lembar penilaian kemampuan kelompok
Dalam lembar penilaian ini mencakup daftar skor yang diperoleh kelompok dalam mengerjakan soal latihan dan daftar
skor yang diperoleh kelompok dalam turnamen. b.
Tindakan Pada tahap tindakan peneliti mengimplementasikan pembelajaran
kooperatif tipe TGT sesuai dengan rencana tindakan. Langkah-langkah pada tahap ini sebagai berikut:
1 Presentasi kelas
Pada awal pembelajaran, guru terlebih dahulu menyampaikan materi pembelajaran berkaitan tentang laporan perubahan modal
dan neraca. Penyampaian materi pembelajaran dalam waktu ±15 menit. Dalam menyampaikan materi pembelajaran ini guru
menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. 2
Membagi siswa dalam kelompok Pembagian kelompok sudah dilakukan terlebih dahulu pada awal
perencanaan pembelajaran. Jumlah siswa dalam tiap kelompok berjumlah 5-6 orang. Pada tahap ini, guru membacakan nama-nama
siswa dalam tiap kelompok. Kemudian guru mempersilahkan masing-masing siswa untuk berkumpul dalam satu kelompok di
meja turnamen yang telah dipersiapkan.
3 Permainan games
Permainan games pada siklus pertama ini diberi nama arisan soal. Pada permainan ini guru dan peneliti membuat empat buah soal
uraian sesuai dengan jumlah kelompok yang berkaitan dengan laporan perubahan modal dan neraca dan membuat kartu soal.
Masing-masing kelompok akan mendapatkan satu buah soal dan lembar jawabnya. Sebelum mengerjakan soal terlebih dahulu
koordinator kelompok mengambil undian kartu soal yang telah dipersiapkan. Soal yang telah diberikan akan dikerjakan dan
didiskusikan dalam kelompok masing-masing. Undian kartu soal tersebut nantinya juga akan dipergunakan sebagai urutan presentasi
atas hasil diskusi kelompok. 4
Turnamen Turnamen dilakukan setelah permainan selesai dilaksanakan.
Turnamen pada siklus pertama ini diberi nama talking stick. Pada sesi turnamen ini guru dan peneliti juga mempersiapkan pertanyaan
yang berjumlah 15 buah, dimana 10 buah adalah pertanyaan teori dan 5 buah soal adalah pertanyaan hitungan. Dalam turnamen ini
guru akan membacakan pertanyaan-pertanyaan dan kelompok diminta untuk menjawab pertanyaan tersebut dengan
mengacungkan jari yang akan diwakili oleh salah satu anggota kelompok. Kelompok yang tercepat mengacungkan jari akan
memperoleh kesempatan untuk menjawab pertanyaan. Apabila
jawaban benar maka akan mendapatkan skor 10 akan tetapi jika jawaban salah akan mendapat skor 0, jika jawaban kelompok salah
maka dilemparkan pada kelompok lainnya. Selama turnamen berlangsung, masing-masing kelompok harus dapat bekerja sama
dengan baik untuk mendapatkan skor tertinggi. 5
Penghargaan kelompok Skor yang diperoleh masing-masing kelompok dalam games
maupun turnamen dicatat. Pada tahap akhir dilakukan penjumlahan skor jawaban dan ranking. Berdasarkan ranking tersebut ditentukan
juara I,II, dan III. Pada siklus pertama ini, juara I adalah kelompok aktiva dengan jumlah skor 60, juara II adalah kelompok hutang
dengan jumlah skor 40, dan juara III adalah kelompok laba dengan jumlah skor 30. Masing-masing juara akan mendapatkan hadiah
berupa alat tulis, dengan rincian juara I mendapatkan bolpoint, juara II mendapatkan penggaris, dan juara III mendapatkan pensil.
c. Observasi
Hasil pengamatan observasi dalam penelitian tindakan kelas ini dapat dipaparkan sebagai berikut:
1 Pengamatan terhadap guru
Pengamatan terhadap guru ini dilakukan bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan pada siklus pertama. Aktivitas guru
selama proses pembelajaran pada siklus pertama disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 5.5 Aktivitas Guru Pada Siklus I
No Deskriptor Siklus I
1 Guru menjelaskan metode pembelajaran kooperatif dengan tipe TGT
Ya 2
Guru mengorganisasikan bahasan yang bersifat umum menjadi sub pokok bahasan yang lebih sempit dan
membantu siswa dalam pembelajaran tipe TGT Ya
3 Guru memberikan materi yang akan dipelajari dalam
kegiatan belajar mengajar melalui presentasi kelas Ya
4 Guru memotivasi siswa agar terlibat dalam kegiatan
diskusi dalam kelompok Ya
5 Guru mengajarkan kepada siswa cara pembentukan
kelompok belajar dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dalam kelompok
Ya 6 Guru membantu dan mengarahkan siswa dalam
pengerjaan lembar kegiatan Ya
7 Guru memberdayakan pertanyaan provokatif untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi
Ya 8 Guru mendorong siswa untuk mendeskripsikan
masalah, mengkaji teori, konsep, prinsip, dan mengumpulkan informasi yang sesuai untuk
mendapatkan pemecahan masalah Ya
9 Guru memastikan siswa mandiri dalam mencari sumber
atau informasi untuk memecahkan masalah Ya
10 Guru melakukan evaluasi hasil pembelajaran melalui permainan dalam meja turnamen
Ya 11 Guru memotivasi siswa agar terlibat aktif dalam
turnament Ya
12 Guru memberikan pengembangan bagi kelompok yang
memiliki skor terbaik Ya
13 Guru melakukan evaluasi terhadap hasil belajar melalui
ulangan pada akhir pokok bahasan Tidak
Catatan: lihat lampiran 5a, hal 147 Pada tabel 5.5 menunjukkan aktivitas guru selama proses
pembelajaran kooperatif tipe TGT. Dalam siklus pertama ini menunjukkan bahwa guru telah mampu menjelaskan dan
mengorganisasikan pembelajaran kooperatif tipe TGT, mulai dari presentasi materi pembelajaran, pembentukan kelompok, dan
melakukan evaluasi dalam games maupun turnamen yang menjadi
bagian dari pembelajaran kooperatif tipe TGT. Dalam siklus pertama ini, kegiatan guru yang tidak nampak adalah melakukan
evalusi terhadap hasil belajar melalui ulangan pada akhir pokok bahasan. Kegiatan ini tidak dilakukan dikarenakan evaluasi telah
dilakukan pada sesi games dan turnamen. Dimana dalam sesi tersebut telah menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam
memahami materi pembelajaran. 2
Pengamatan terhadap siswa Pengamatan terhadap siswa dilakukan menggunakan angket yang
berisi minat siswa terhadap metode pembelajaran kooperatif tipe TGT
. Dari hasil penelitian tersebut, berikut ini disajikan tabel interprestasinya berdasarkan Penilaian Acuan Patokan II PAP II:
Tabel 5.6
Minat Siswa Pada Pembelajaran TGT Siklus I Skor Frekuensi
Persentase Interprestasi
42-50 3 15
Sangat Tinggi
36-41 15 75 Tinggi
32-35 2 10 Cukup
28-34 0 0 Kurang
28 Sangat Kurang
Jumlah 20
100 Catatan: lihat lampiran 6a, 149
Dari tabel 5.6 menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memiliki minat yang besar terhadap metode pembelajaran
kooperatif tipe TGT, yaitu sebesar 15 minat siswa sangat tinggi, 75 minat siswa tinggi, dan 10 siswa memiliki minat yang
cukup. Dengan demikian menunjukkan bahwa dengan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT ini dapat meningkatkan minat
siswa terhadap pembelajaran akuntansi. 3
Pengamatan terhadap kelas
Tabel 5.7
Pengamatan Terhadap Kelas
No Aspek yang
diamati Skor
Pengamatan Siklus I
Nilai Kategori
A. Hubungankerja sama antar siswa:
1. Pembauran
3 Baik
2. Kepuasan 2
Cukup 3.
Demokrasi 2 Cukup
4. Kepekaan 3
Baik 5.
Kepedulian 2 Cukup
6. Kekompakan
3 Baik
7. Persaingan
3 Baik
8. Motivasi tinggi
3 Baik
B. Lingkungan kelas:
1. Perangkat pembelajaran
tersedia lengkap 3 Baik
2. Terorganisir dengan baik dan
efisien 3 Baik
3. Aktif dan produktif
3 Baik
C. Tata Tertib
1. Ada sanksi teguran
2 Cukup
2. Pembelajaran berjalan tertib
3 Baik
Skor Rata-rata Siklus I 2.69
Cukup Catatan:.lihat lampiran 7a, hal 151
Keterangan: Skor Nilai
Mutu 4 Sangat
Baik 3 Baik
2 Cukup 1 Kurang
0 Sangat Kurang
Dari tabel 5.7 menunjukkan bahwa suasana kelas cukup kondusif dalam proses pembelajaran dan hal ini dapat mendukung
proses pembelajaran ke arah yang lebih baik. Dengan capaian skor rata-rata sebesar 2.61 dengan kategori cukup menunjukkan bahwa
dengan metode pembelajaran tipe TGT akan mendukung suasana pembelajaran menjadi lebih baik.
d. Tingkat motivasi belajar siswa
Motivasi belajar dapat diartikan sebagai kekuatan atau daya penggerak yang mendorong diri seorang siswa untuk belajar. Sebagai salah satu
bentuk penanda bahwa seseorang termotivasi dalam belajar adalah adanya hasrat atau keinginan dan kesadaran untuk belajar. Berikut ini
disajikan analisis terhadap motivasi belajar siswa pada siklus I berdasarkan data kuesioner:
Tabel 5.8 Analisis Tingkat Motivasi Belajar Siswa Siklus I
No Indikator Jumlah Siswa
Persentase
1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil
16 80
2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
14 70
3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan
16 80
4. Adanya penghargaan dalam belajar
8 40
5. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
15 75
6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif
17 85
Catatan: lihat lampiran 9a, hal 154 Dari tabel 5.8 menunjukkan tingkat motivasi belajar siswa selama
proses pembelajaran. Pada siklus I ini jumlah siswa yang hadir adalah 20 siswa, dari 23 siswa. Dari data di atas tampak bahwa skor tertinggi
pada indikator adanya lingkungan belajar yang kondusif. Ini menunjukkan bahwa dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe
TGT akan dapat meningkatkan lingkungan belajar yang kondusif
sehingga akhirnya dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran ini siswa diminta untuk belajar dalam
kelompok-kelompok kecil yang heterogen. Dalam kelompok tersebut siswa dapat berinteraksi, bekerja sama dalam menyelesaikan soal-soal
yang diberikan, dan juga meningkatkan solidaritas di antara mereka. Sedangkan skor terendah adalah pada indikator adanya penghargaan
dalam belajar. Hal ini dimungkinkan bahwa penghargaan memang akan mendorong siswa untuk memiliki kebutuhan akan belajar, akan
tetapi penghargaan juga bukan suatu alasan yang mutlak untuk memotivasi mereka dalam belajar.
e. Refleksi
Pada tahap ini dilaksanakan analisis, evaluasi, pemaknaan, dan penyimpulan hasil observasi terhadap tingkat motivasi siswa. Refleksi
yang dilakukan merupakan refleksi segera setelah pertemuan berakhir sekaligus sebagai refleksi pada akhir siklus pertama. Refleksi
dilakukan pada guru mitra maupun pada siswa. Berikut ini dipaparkan hasil refleksi siklus pertama:
1 Kesan guru terhadap perangkat pembelajaran dan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT
Tabel 5.9
Kesan Guru Mitra Terhadap Perangkat Pembelajaran Dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
No Uraian Komentar
1 Penilaian guru tentang komponen
pembelajaran a.
Materi Ajar b.
Lembar Kerja Siswa LKS c.
Soal KuisTes bab d.
Contoh RPP e.
Kunci Soal f.
Tes Hasil Belajar g.
Suasana Kelas h.
Cara Kerja siswa i.
Keterampilan Kooperatif yang Dilatihkan
Materi sudah baik LKS variatif, masing-
masing kelompok berbeda
Contoh RPP baik Kunci soal masih ada
yang salah Suasana kelas kondusif
dan kooperatif Ada pembagian tugas per
siswa dalam kelompok Keterampilan yang
dilatihkan menarik
2 Selama kerja kelompok siswa:
a. Mendengarkan orang lain
b. Mengajukan pertanyaan
c. Mengorganisasikan ide-idenya
d. Mengorganisasikan kelompok
e. Mengacaukan kegiatan
f. Melamun
Dalam kelompok masing-masing siswa
dapat bekerja sama dengan baik
3 Keuntungan yang diperoleh dalam
merencanakan dan menerapkan rencana pembelajaran dengan
menggunakan perangkat pembelajaran yang berorientasi
model pembelajaran kooperatif tipe TGT
Siswa menjadi lebih antusias dalam mengikuti
KBM, semua siswa ikut terlibat di dalam KBM
yang berlangsung.
4 Hambatan yang mungkin akan ditemui, jika nanti guru akan
merencanakan kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT seperti yang
telah dilakukan Akan sulit diterapkan
jika hanya 2 jam tatap muka, apalagi jika materi
pembelajaran memerlukan penjelasan
secara mendalam.
5 Apakah siswa berminat untuk mengikuti KBM yang telah
dilakukan dan KBM berikutnya yang akan dilakukan
Ya
Catatan: lihat lampiran 10a, hal 155 Tabel 5.9 menunjukkan kesan guru mitra terhadap
perangkat pembelajaran dan model pembelajaran kooperatif tipe TGT
setelah melakukan serangkaian proses belajar mengajar dengan perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Kesan guru
tentang komponen yang masih harus diperbaiki adalah dalam membuat kunci jawaban yang ternyata masih ada yang salah.
Kendala ini terjadi karena kurangnya komunikasi antara peneliti dengan guru mitra. Hambatan yang lainnya adalah berkaitan
dengan alokasi waktu yang ternyata masih kurang apabila hanya diterapkan selama 2 jam pertemuan. Meskipun materi yang
dipelajari masih cukup mudah, akan tetapi pada pelaksanaannya masih membutuhkan waktu yang lebih banyak. Sesi yang
membutuhkan banyak waktu adalah pada waktu games dan
turnamen. Dalam kaitannya dengan siswa, kesan guru terhadap penerapan pembelajaran kooperatif tipe TGT ternyata siswa dapat
bekerja sama dengan baik dalam kelompok dan menjadi lebih antusias dalam mengikuti proses belajar mengajar.
2 Kesan siswa terhadap perangkat pembelajaran dan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT
Tabel 5.10
Respon Siswa Terhadap Perangkat dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
No Aspek yang diamati
Skala Penilaian Sangat
Senang Senang
Tidak Senang
Sangat Tidak
Senang
1 Bagaimanakah mengenai komponen kegiatan belajar
mengajar ini : a.
Topik akuntansi yang dipelajari
b. Materi Ajar
c. Lembar Kerja Siswa
LKS d.
Suasana Kelas e.
Penampilan Guru f.
Keterampilan kooperatif yang dilatihkan
20 10
5 25
100 35
80 90
90 75
65 5
Berminat Tidak Berminat
2 Apakah anda berminat untuk
Kegiatan Belajar Mengajar KBM berikutnya seperti
yang telah Anda ikuti? 100 0
Ya Tidak
3 Selama kerja kelompok saya:
a. Mendengarkan orang lain
b. Mengajukan pertanyaan
c. Mengorganisasikan ide-
ide saya d.
Mengorganisasikan kelompok
100 75
100 95
25 5
e. Megacaukan kegiatan
f. Melamun
5 100
95 Komentar
4 Keuntungan yang saya peroleh dalam pembelajaran
dengan menggunakan perangkat model
pembelajaran kooperatif tipe TGT
lebih mudah mempelajari materi pelajaran
pembelajaran tidak membosankan
meningkatkan sosialisasi dengan teman
Komentar 5
Hambatan yang saya temui, selama mengikuti kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT
seperti yang telah dilakukan
kelas menjadi agak ramai kurang dapat memahami soal
latihan
Catatan: lihat lampiran 11a, hal 156 Dari tabel 5.10 menunjukkan respon siswa terhadap
perangkat dan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Berkaitan dengan perangkat pembelajaran, sebanyak 80 siswa mengaku
senang terhadap topik yang dipelajari, sebanyak 90 mengaku senang terhadap materi yang dipelajari, sebanyak 90 mengaku
senang terhadap lembar kerja siswa LKS yang dibuat, sebanyak 75 mengaku senang terhadap suasana kelas selama proses
pembelajaran, 100 siswa mengaku sangat senang pada penampilan guru, dan sebanyak 65 siswa mengaku senang
terhadap keterampilan kooperatif yang diterapkan. Seluruh siswa 100 mengaku berminat untuk mengikuti penerapan
pembelajaran kooperatif tipe TGT pada pertemuan selanjutnya. Sedangkan untuk kegiatan siswa dalam kelompok, sebanyak 100
siswa mengaku mendengarkan orang lain, sebanyak 75 siswa mengajukan pertanyaan, sebanyak 100 siswa mengorganisasikan
ide-ide dalam kelompok, sebanyak 95 siswa mengorganisasikan kelompok, sebayak 100 siswa tidak mengacaukan kegiatan, dan
sebayak 95 siswa tidak melamun ketika mengikuti proses pembelajaran. Keuntungan yng diperoleh dari penerapan
pembelajaran kooperatif tipe TGT menurut para siswa adalah lebih mudah mempelejari materi, pembelajaran tidak membosankan, dan
dapat meningkatkan sosialisasi antar teman. Sedangkan hambatan yang dihadapi adalah kelas menjadi agak ramai dan sulit untuk
memahami soal latihan. Berdasarkan refleksi yang dilakukan oleh peneliti, ada
beberapa hal yang perlu diperbaiki pada siklus pertama yaitu pembuatan kunci jawaban yang masih salah, soal latihan yang kurang
dimengerti siswa, dan alokasi waktu 2JP yang dirasa masih kurang. Berdasarkan hasil diskusi peneliti dengan guru mitra, maka pada siklus
selanjutnya peneliti dan guru mitra akan memilih materi pembelajaran yang cukup mudah sehingga memudahkan siswa dalam memahami
soal latihan dan memudahkan peneliti dalam membuat kunci jawaban. Peneliti dan guru mitra juga bersepakat untuk mengatur alokasi waktu
sehingga waktu 2JP dapat digunakan untuk menerapkan pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan baik.
3. Siklus Kedua
Siklus kedua ini dilaksanakan pada hari Selasa, 26 Mei 2009 pada jam keempat sampai dengan jam kelima. Jumlah waktu yang digunakan
untuk pembelajaran adalah 2 x 45 menit pukul 09.45 – 10.15. Materi pembelajaran pada siklus kedua ini adalah ayat jurnal penutupan dan
neraca saldo setelah penutupan, dengan standar kompetensi menyelesaikan siklus akuntansi perusahaan dagang dan kompetensi dasar kemampuan
menyusun ayat jurnal penutup dan neraca saldo setelah penutupan.. Jumlah siswa yang hadir sebanyak 20 siswa sedangkan 3 siswa absen. Berikut ini
dideskripsikan penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siklus kedua:
a. Perencanaan
Pada tahap ini dilakukan persiapan dan perencanaan pembelajaran kooperatif tipe TGT. Langkah-langkah perencanaan yang diterapkan
pada siklus I adalah sebagai berikut: 1
Peneliti dan guru mitra bersama-sama mempersiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan. Perangkat pembelajaran
mencakup rencana pelaksanaan pengajaran RPP, materi pembelajaran, Lembar Kerja Siswa LKS, meja turnamen dan
hadiah. Berikut ini disajikan uraian masing-masing perangkat pembelajaran.
a Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP
RPP dibuat untuk satu kali pertemuan. Dalam RPP tersebut termuat standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator,
tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, sumber dan media pembelajaran, strategi
pembelajaran dan evaluasi yang dibuat secara rinci dan sistematis. Materi pembelajaran pada siklus kedua adalah ayat
jurnal penutupan dan neraca saldo setelah penutupan lampiran 1b, hal 115.
b Materi pembelajaran
Guru dan peneliti bersama-sama membuat hand out dengan pokok bahasan ayat jurnal penutupan dan neraca saldo setelah
penutupan. Hand out tersebut akan dibagikan kepada seluruh siswa sebagai bahan pembelajaran.
c Lembar Kerja Siswa LKS
LKS meliputi daftar pertanyaan dan soal-soal latihan. LKS juga dilengkapi dengan lembar kerja yang dimaksudkan untuk
membantu siswa dalam mengerjakan soal-soal latihan. Guru dan peneliti juga membuat kunci jawaban atas pertanyaan
tersebut. d
Meja turnamen
Jumlah meja turnamen ada empat buah sesuai dengan jumlah kelompok. Masing-masing meja turnamen diberi nama
kelompok. e
Hadiah Hadiah dimaksudkan sebagai penghargaan bagi kelompok yang
mendapatkan skor terbaik pada saat turnamen dilaksanakan. Hadiah yang diberikan berupa alat tulis.
2 Peneliti menyiapkan dan menyusun instrumen pengumpulan data,
yang meliputi: a
Lembar observasi kegiatan guru Dalam lembar observasi kegiatan guru mencakup antara lain:
keterampilan guru dalam menjelaskan dan mengorganisasikan pembelajaran kooperatif tipe TGT, keterampilan guru dalam
mendampingi siswa belajar kelompok, dan keterampilan guru memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam belajar kelompok
dan belajar mandiri. b
Lembar observasi siswa Dalam lembar observasi terhadap siswa mencakup antara lain:
keinginan siswa untuk terlibat aktif, termotivasi, berpikir kritis, mengeluarkan pendapat, dan saling berkompetisi secara sehat
antar kelompok dalam pembelajaran TGT.
c Lembar observasi kelas
Dalam lembar observasi terhadap kelas mencakup kegiatan seluruh siswa dan kondisi dalam kelas, antara lain interaksi
antar siswa, kerja sama antar siswa, dan fasilitas yang terdapat di dalam kelas.
d Lembar penilaian kemampuan kelompok
Dalam lembar penilaian ini mencakup daftar skor yang diperoleh kelompok dalam mengerjakan soal latihan dan daftar
skor yang diperoleh kelompok dalam turnamen. b.
Tindakan Pada tahap tindakan peneliti mengimplementasikan pembelajaran
kooperatif tipe TGT sesuai dengan rencana tindakan. Langkah-langkah pada tahap ini sebagai berikut:
1 Presentasi kelas
Pada awal pembelajaran, guru terlebih dahulu menyampaikan materi pembelajaran berkaitan tentang laporan perubahan modal
dan neraca. Penyampaian materi pembelajaran dalam waktu ±15 menit. Dalam menyampaikan materi pembelajaran ini guru
menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. 2
Membagi siswa dalam kelompok Pembagian kelompok sudah dilakukan terlebih dahulu pada awal
perencanaan pembelajaran. Jumlah siswa dalam tiap kelompok berjumlah 5-6 orang. Pada tahap ini, guru kembali membacakan
nama-nama siswa dalam tiap kelompok. Kemudian guru mempersilahkan masing-masing siswa untuk berkumpul dalam satu
kelompok di meja turnamen yang telah dipersiapkan. 3
Permainan games Permainan games pada siklus kedua ini berbeda dengan siklus
pertama. Pada permainan ini guru dan peneliti hanya membuat satu buah soal uraian yaitu kertas kerja, kemudian siswa diminta
membuat jurnal penutup, buku besar, dan neraca saldo setelah penutupan. Masing-masing kelompok akan mendapatkan satu buah
soal dan lembar jawabnya. Soal yang telah diberikan akan dikerjakan dan didiskusikan dalam kelompok masing-masing.
Kelompok yang tercepat dalam menyelesaikan soal tersebut akan diminta untuk mempresentasikan di depan kelas. Sedangkan
kelompok yang tidak maju diharapkan untuk mendengarkan dan mencocokkan hasil pekerjaannya.
4 Turnamen
Turnamen dilakukan setelah permainan selesai dilaksanakan. Turnamen pada siklus kedua ini diberi nama mix and match. Pada
sesi turnamen ini guru dan peneliti juga mempersiapkan pertanyaan berupa nama-nama akun sebanyak 19 nama akun. Dari nama-nama
akun tersebut siswa diminta membuat ayat jurnal penutupan. Dalam turnamen ini guru akan membacakan nama-nama akun dan
kelompok diminta untuk menjawab pertanyaan tersebut dengan
mengacungkan jari yang akan diwakili oleh salah satu anggota kelompok. Kelompok yang tercepat mengacungkan jari akan
memperoleh kesempatan untuk menjawab pertanyaan. Kelompok yang menjawab diminta mengisi kolom pada sisi debet dan kredit
yang telah disediakan. Setiap penempatan akun yang benar akan mendapat skor 10, akan tetapi jika salah mendapatkan skor 0.
Selama turnamen berlangsung, masing-masing kelompok harus dapat bekerja sama dengan baik untuk mendapatkan skor tertinggi.
5 Penghargaan kelompok
Skor yang diperoleh masing-masing kelompok dalam games maupun turnamen dicatat. Pada tahap akhir dilakukan penjumlahan
skor jawaban dan ranking. Berdasarkan ranking tersebut ditentukan juara I,II, dan III. Pada siklus ketiga ini, juara I adalah kelompok
laba dengan jumlah skor 130, juara II adalah kelompok modal dengan jumlah skor 40, dan juara III adalah kelompok hutang
dengan jumlah skor 20. Masing-masing juara akan mendapatkan hadiah berupa alat tulis, dengan rincian juara I mendapatkan
ballpoint , juara II mendapatkan penggaris, dan juara III
mendapatkan pensil. c.
Observasi Hasil pengamatan observasi dalam penelitian tindakan kelas ini dapat
dipaparkan sebagai berikut:
1 Pengamatan terhadap guru
Pengamatan terhadap guru ini dilakukan bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan pada siklus kedua. Aktivitas guru selama
proses pembelajaran pada siklus kedua disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 5.11 Aktivitas Guru Pada Siklus II
No Deskriptor Siklus I
1 Guru menjelaskan metode pembelajaran kooperatif dengan tipe TGT
Ya 2
Guru mengorganisasikan bahasan yang bersifat umum menjadi sub pokok bahasan yang lebih sempit dan
membantu siswa dalam pembelajaran tipe TGT Ya
3 Guru memberikan materi yang akan dipelajari dalam
kegiatan belajar mengajar melalui presentasi kelas Ya
4 Guru memotivasi siswa agar terlibat dalam kegiatan
diskusi dalam kelompok Ya
5 Guru mengajarkan kepada siswa cara pembentukan
kelompok belajar dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dalam kelompok
Ya 6 Guru membantu dan mengarahkan siswa dalam
pengerjaan lembar kegiatan Ya
7 Guru memberdayakan pertanyaan provokatif untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi
Ya 8 Guru mendorong siswa untuk mendeskripsikan
masalah, mengkaji teori, konsep, prinsip, dan mengumpulkan informasi yang sesuai untuk
mendapatkan pemecahan masalah Ya
9 Guru memastikan siswa mandiri dalam mencari sumber
atau informasi untuk memecahkan masalah Ya
10 Guru melakukan evaluasi hasil pembelajaran melalui permainan dalam meja turnamen
Ya 11 Guru memotivasi siswa agar terlibat aktif dalam
turnament Ya
12 Guru memberikan pengembangan bagi kelompok yang
memiliki skor terbaik Ya
13 Guru melakukan evaluasi terhadap hasil belajar melalui
ulangan pada akhir pokok bahasan Tidak
Catatan: lihat lampiran 5b, hal 162
Pada tabel 5.11 menunjukkan bahwa guru mampu mengelola pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan baik. Hal ini
ditunjukkan dengan telah dilakukannya 12 dari 13 kegiatan guru yang diamati oleh peneliti. Dalam siklus kedua ini menunjukkan
bahwa guru telah mampu menjelaskan dan mengorganisasikan pembelajaran kooperatif tipe TGT, mulai dari presentasi materi
pembelajaran, pembentukan kelompok, dan melakukan evaluasi dalam games maupun turnamen yang menjadi bagian dari
pembelajaran kooperatif tipe TGT. Dalam siklus kedua ini, kegiatan guru yang tidak nampak adalah melakukan evalusi
terhadap hasil belajar melalui ulangan pada akhir pokok bahasan. Kegiatan ini tidak dilakukan dikarenakan evaluasi telah dilakukan
pada sesi games dan turnamen seperti halnya pada siklus I. Dimana dalam sesi tersebut telah menunjukkan tingkat kemampuan siswa
dalam memahami materi pembelajaran. 2 Pengamatan terhadap siswa
Pengamatan terhadap siswa dilakukan menggunakan angket yang berisi minat siswa terhadap metode pembelajaran kooperatif tipe
TGT . Dari hasil penelitian tersebut, berikut ini disajikan tabel
interprestasinya berdasarkan Penilaian Acuan Patokan II PAP II:
Tabel 5.12 Minat Siswa Pada Pembelajaran TGT Siklus II
Skor Frekuensi Persentase Interprestasi
42-50 4 20 Sangat
Tinggi 36-41 16 80 Tinggi
32-35 0 0 Cukup 28-34 0 0 Kurang
28 Sangat Kurang
Jumlah 20
100 Catatn: lihat lampiran 9b, hal 164
Dari tabel 5.12 menunjukkan bahwa hampir seluruh siswa memiliki minat yang besar terhadap metode pembelajaran
kooperatif tipe TGT, yaitu sebesar 20 minat siswa sangat tinggi, dan 80 minat siswa tinggi. Dengan demikian menunjukkan
bahwa dengan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT ini dapat meningkatkan minat siswa terhadap pembelajaran akuntansi.
3 Pengamatan terhadap kelas
Tabel 5.13 Pengamatan Terhadap Kelas
No Aspek yang
diamati Skor
Pengamatan Siklus I
Nilai Kategori
A. Hubungankerja sama antar siswa:
1. Pembauran
3 Baik
2. Kepuasan 2
Cukup 3.
Demokrasi 2 Cukup
4. Kepekaan 3
Baik 5.
Kepedulian 2 Cukup
6. Kekompakan
3 Baik
7. Persaingan
3 Baik
8. Motivasi tinggi
3 Baik B. Lingkungan
kelas: 1.
Perangkat pembelajaran tersedia lengkap
3 Baik
2. Terorganisir dengan baik dan
efisien 3 Baik
3. Aktif dan produktif
3 Baik
C. Tata Tertib
1 Ada sanksi teguran
3 Cukup
2 Pembelajaran berjalan tertib
3 Baik
Skor Rata-rata Siklus I 2.77
Cukup Keterangan:
Skor Nilai Mutu
4 Sangat Baik
3 Baik 2 Cukup
1 Kurang 0 Sangat
Kurang Catatan: lihat lampiran 7b, hal 166
Dari tabel 5.13 menunjukkan bahwa suasana kelas cukup kondusif dalam proses pembelajaran dan hal ini dapat mendukung
proses pembelajaran ke arah yang lebih baik. Dengan capaian skor rata-rata sebesar 2.77 dengan kategori cukup menunjukkan bahwa
dengan metode pembelajaran tipe TGT akan mendukung suasana pembelajaran menjadi lebih baik.
d. Tingkat motivasi belajar siswa
Motivasi belajar dapat diartikan sebagai kekuatan atau daya penggerak yang mendorong diri seorang siswa untuk belajar. Sebagai salah satu
bentuk penanda bahwa seseorang termotivasi dalam belajar adalah adanya hasrat atau keinginan dan kesadaran untuk belajar. Berikut ini
disajikan analisis terhadap motivasi belajar siswa pada siklus II berdasarkan data kuesioner:
Tabel 5.14 Analisis Tingkat Motivasi Belajar Siswa Siklus II
No Indikator Jumlah siswa
Persentase
1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil
18 90
2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
17 85
3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan
17 85
4. Adanya penghargaan dalam belajar
13 65
5. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
17 85
6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif
18 90
Catatan: lihat lampiran 9b, hal 169 Dari tabel 5.14 menunjukkan tingkat motivasi belajar siswa selama
proses pembelajaran. Pada siklus II ini jumlah siswa yang hadir adalah 20 siswa, dari 23 siswa. Dari data di atas tampak bahwa skor tertinggi
pada indikator adanya lingkungan belajar yang kondusif dan juga adanya hasrat dan keinginan berhasil. Ini menunjukkan bahwa dengan
penerapan pembelajaran kooperatif tipe TGT akan dapat meningkatkan lingkungan belajar yang kondusif dan meningkatkan
hasrat dan keinginan berhasil sehingga akhirnya dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran ini
siswa diminta untuk belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen. Dalam kelompok tersebut siswa dapat berinteraksi, bekerja
sama dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan, dan juga meningkatkan solidaritas di antara mereka. Dan dengan adanya games
serta turnamen dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT memungkinkan siswa dapat bersaing secara sehat dengan kelompok
yang lain, sehingga mendorong mereka untuk mencapai skor tertinggi. Sedangkan skor terendah adalah pada indikator adanya penghargaan
dalam belajar. Hal ini dimungkinkan bahwa penghargaan memang akan mendorong siswa untuk memiliki kebutuhan akan belajar, akan
tetapi penghargaan juga bukan suatu alasan yang mutlak untuk memotivasi mereka dalam belajar.
e. Refleksi
Pada tahap ini dilaksanakan analisis, evaluasi, pemaknaan, dan penyimpulan hasil observasi terhadap tingkat motivasi siswa. Refleksi
yang dilakukan merupakan refleksi segera setelah pertemuan berakhir sekaligus sebagai refleksi pada akhir siklus kedua. Refleksi dilakukan
pada guru mitra maupun pada siswa. Berikut ini dipaparkan hasil refleksi siklus kedua:
1 Kesan guru terhadap perangkat pembelajaran dan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT
Tabel 5.15
Kesan Guru Mitra Terhadap Perangkat Pembelajaran Dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
No Uraian Komentar
1 Penilaian guru tentang komponen
pembelajaran a.
Materi Ajar b.
Lembar Kerja Siswa LKS c.
Soal KuisTes bab d.
Contoh RPP e.
Kunci Soal f.
Tes Hasil Belajar g.
Suasana Kelas h.
Cara Kerja siswa i.
Keterampilan Kooperatif yang dilatihkan
Secara keseluruhan dari a-i sudah baik dari siklus
1 dan 2. hand out lengkap, soal tidak ada
yang salah, kunci jawaban sudah benar dan
siswa saling bekerja sama.
2 Selama kerja kelompok siswa:
a. Mendengarkan orang lain
b. Mengajukan pertanyaan
c. Mengorganisasikan ide-idenya
d. Mengorganisasikan kelompok
e. Mengacaukan kegiatan
f. Melamun
Siswa bekerja dan belajar dengan baik, saling
bekerja sama satu sama lain di dalam kelompok.
3 Keuntungan yang diperoleh dalam
merencanakan dan menerapkan rencana pembelajaran dengan
menggunakan perangkat pembelajaran yang berorientasi
model pembelajaran kooperatif tipe TGT
Kegiatan Belajar Mengajar menjadi lebih
variatif dan menarik, siswa pun menjadi
antusias dalam belajar.
4 Hambatan yang mungkin akan ditemui, jika nanti guru akan
merencanakan kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT seperti yang
telah dilakukan Akan sulit diterapkan
jika hanya 2 jam tatap muka.
5 Apakah siswa berminat untuk mengikuti KBM yang telah
dilakukan dan KBM berikutnya yang akan dilakukan
Ya
Catatan: lihat lampiran 10b, hal 170
Tabel 5.15 menunjukkan kesan guru mitra terhadap perangkat pembelajaran dan model pembelajaran kooperatif tipe
TGT setelah melakukan serangkaian proses belajar mengajar
dengan perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Kesan guru tentang keseluruhan komponen pembelajaran sudah baik.
Hambatan yang masih dihadapi pada siklus II adalah berkaitan dengan alokasi waktu yang ternyata masih kurang apabila hanya
diterapkan selama 2 jam pertemuan. Dalam kaitannya dengan siswa, kesan guru terhadap penerapan pembelajaran kooperatif tipe
TGT ternyata siswa dapat bekerja sama dengan baik dalam
kelompok dan menjadi lebih antusias dalam mengikuti proses belajar mengajar.
2 Kesan siswa terhadap perangkat pembelajaran dan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT
Tabel 5.16
Respon Siswa Terhadap Perangkat dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
No Aspek yang diamati
Skala Penilaian Sangat
Senang Senang
Tidak Senang
Sangat Tidak
Senang
1 Bagaimanakah mengenai komponen kegiatan belajar
mengajar ini : a.
Topik akuntansi yang dipelajari
b. Materi Ajar
c. Lembar Kerja Siswa
LKS d.
Suasana Kelas e.
Penampilan Guru f.
Keterampilan kooperatif yang dilatihkan
15 15
15 15
10 10
80 80
85 85
90 90
5 5
Berminat Tidak Berminat
2 Apakah anda berminat untuk
Kegiatan Belajar Mengajar KBM berikutnya seperti
yang telah Anda ikuti? 100 0
Ya Tidak
3 Selama kerja kelompok saya
a. Mendengarkan orang lain
b. Mengajukan pertanyaan
c. Mengorganisasikan ide-
ide saya d.
Mengorganisasikan kelompok
e. Megacaukan kegiatan
melamun 100
95 100
100 5
100 100
Komentar 4 Keuntungan yang saya
peroleh dalam pembelajaran dengan menggunakan
perangkat model pembelajaran kooperatif tipe
TGT lebih mudah mengerti dan
memahami materi pelajaran lebih semangat belajar akuntansi
Komentar 5
Hambatan yang saya temui, selama mengikuti kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT
seperti yang telah dilakukan
kelas menjadi agak ramai waktu yang diberikan sedikit,
sehingga materi yang dipelajari juga sedikit.
Catatn: lihat lampiran 11b, hal 171 Dari tabel 5.16 menunjukkan respon siswa terhadap
perangkat dan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Berkaitan dengan perangkat pembelajaran, sebanyak 80 siswa mengaku
senang terhadap topik yang dipelajari, sebanyak 80 mengaku senang terhadap materi yang dipelajari, sebanyak 85 mengaku
senang terhadap lembar kerja siswa LKS yang dibuat, sebanyak 85 mengaku senang terhadap suasana kelas selama proses
pembelajaran, 90 siswa mengaku sangat senang pada penampilan guru, dan sebanyak 90 siswa mengaku senang terhadap
keterampilan kooperatif yang diterapkan. Seluruh siswa 100 mengaku berminat untuk mengikuti penerapan pembelajaran
kooperatif tipe TGT pada pertemuan selanjutnya. Sedangkan untuk kegiatan siswa dalam kelompok, sebanyak 100 siswa mengaku
mendengarkan orang lain, sebanyak 95 siswa mengajukan pertanyaan, sebanyak 100 siswa mengorganisasikan ide-ide
dalam kelompok, sebanyak 100 siswa mengorganisasikan kelompok, sebayak 100 siswa tidak mengacaukan kegiatan, dan
sebayak 100 siswa tidak melamun ketika mengikuti proses pembelajaran. Keuntungan yng diperoleh dari penerapan
pembelajaran kooperatif tipe TGT menurut para siswa adalah lebih mudah mempelejari materi dan pembelajaran tidak membosankan.
Sedangkan hambatan yang dihadapi adalah kelas menjadi agak ramai dan waktu yang kurang untuk mengerjakan soal latihan.
Pada siklus II ini menunjukkan bahwa keseluruhan komponen pembelajaran sudah baik dan proses pembelajaran sudah berjalan
dengan lancar. Terlihat bahwa motivasi siswa sudah meningkat dibandingkan dengan sebelum penerapan pembelajaran kooperatif
tipe TGT.
B. Komparasi Motivasi Belajar Siswa Sebagai Dampak Penerapan Metode