Supervisi Klinis Jenis supervisi

c. meskipun guru atau calon guru mempergunakan berbagai keterampilan mengajar secara terintegrasi, sasaran supervise hanya pada beberapa keterampilan tertentu saja; d. instrumen supervisi dikembangkan dan disepakati bersama antara supervisor dan guru berdasarkan kontrak lihat butir 3 di atas; e. balikkan diberikan dengan segera dan secara objektif sesuai dengan data yang direkam oleh instrumen observasi; f. meskipun supervisor telah menganalisis dan menginterpretasi data yang direkam oleh instrumen observasi, di dalam diskusi atau pertemuan balikan guru atau calon guru diminta terlebih dahulu menganalisis penampilannya; g. supervisor lebih banyak bertanya dan mendengarkan daripada memerintah atau mengarahkan; h. supervisi berlangsung dalam suasana intim dan terbuka; i. supervisi berlangsung dalam siklus yang meliputi perencanaan, observasi dan diskusi atau pertemuan balikan; j. supervisi klinis dapat dipergunakan untuk pembentukkan atau peningkatan dan perbaikan keterampilan mengajar; di pihak lain dipakai dalam konteks pendidikan prajabatan maupun dalam jabatan preservice dan inservice education.

c. Pengawasan Melekat dan Pengawasan Fungsional

Dalam dunia pendidikan kita istilah supervisi disebut juga pengawasan atau kepengawasan. Dengan pengawasan melekat yang efektif dan efisien dapat dicegah sedini mungkin terjadinya pemborosan, kebocoran, dan penyimpangan dalam penggunaan wewenang, tenaga, uang, dan perlengkapan milik negara sehingga dapat terbina aparat pendidikan dan kebudayaan yang tertib, bersih berwibawa, berhasil dan berdaya guna. Pengawasan melekat dilakukan oleh setiap pimpinan atau atasan langsung harus mampu melaksanakan secara periodik ataupun mendadak sampai dengan tiga eselon di bawahnya. Tujuan pengawasan melekat adalah untuk mengetahui apakah pimpinan unit kerja dapat menjalankan fungsi pengawasan dan pengendalian yang melekat padanya dengan baik sehingga, bila ada penyelewengan, pemborosan, korupsi, pimpinan unit kerja dapat mengambil tindakan koreksi sedini mungkin. Yang dimaksud dengan “pengawasan fungsional” adalah kegiatan-kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh orang-orang yang fungsi jabatannya sebagai pengawas. Khusus mengenai kepala sekolah, harus mempunyai dua fungsi kepengawasan sekaligus yaitu pengawasan melekat dan juga pengawasan fungsional. Kepala sekolah harus menjalankan pengawasan melekat karena ia adalah pimpinan unit atau lembaga yang paling bawah di lingkungan Departemen P dan K dan ia pun harus menjalankan atau berfungsi sebagai pengawas fungsional, karena kepala sekolah adalah juga sebagai pengawas atau supervisor yang membantu tugas penilik dan pengawas dari Kanwil, khususnya dalam bidang supervisi pengajaran.

10. Kepala Sekolah Sebagai Supervisor

Tugas kepala sekolah sebagai supervisor berarti bahwa dia hendaknya pandai meneliti, mencari, dan menentukan syarat-syarat mana sajakah yang diperlukan bagi kemajuan sekolahnya sehingga tujuan-tujuan pendidikan di sekolah itu semaksimal mungkin dapat tercapai. Jelas kiranya, kepala sekolah di samping sebagai administrator yang pandai mengatur dan bertanggung jawab tentang kelancaran jalannya sekolah sehari- hari, juga adalah seorang supervisor. Seorang kepala sekolah bukanlah kepala kantor yang selalu duduk di belakang meja menandatangani surat-surat dan mengurus soal-soal administrasi belaka. Jika itu yang dimaksud dengan tugas kepala sekolah atau pemimpin pendidikan, alangkah enak dan mudahnya. Setiap orang agaknya dapat dan sanggup menjadi kepala sekolah.

11. Perencanaan Supervisi

Dalam bidang kegiatan apapun juga perencanaan merupakan suatu hal yang pokok, yang tidak dapat ditiadakan, jika kita menginginkan usaha kita efektif. Supervisi sebagai usaha untuk mendorong para guru mengembangkan kemampuannya agar dapat mencapai tujuan pendidikan dengan lebih baik lagi, adalah usaha yang terlalu penting untuk dilaksanakan dengan coba-coba saja, dan karena itu dalam supervisi perencanaan merupakan kegiatan yang perlu dilakukan sebaik-baiknya. Tanpa perencanaan yang baik supervisi akan memberikan kekecewaan kepada banyak pihak yang terlibat di dalamnya: kepada guru, kepada supervisor dan kepada murid-murid yang mengharapkan dan memerlukan peningkatan penampilan gurunya. Yang harus diperhatikan dalam perencanaan supervisi meliputi: a untuk supervisi tidak ada rencana yang standar. Tiap guru mempunyai kemampuan dan kelemahan yang berbeda; memerlukan bantuan yang berbeda dari guru-guru yang lainnya dalam keadaan yang tidak sama dengan guru-guru lainnya. Supervisi merupakan usaha untuk membantu guru meningkatkan kemampuannya dan penampilannya, sesuai dengan kebutuhannya dalam situasi bekerjanya. Oleh karena itu tiap bantuan harus diberikan dan direncanakan sesuai dengan kebutuhan dan situasi tersebut. b perencanaan supervisi memerlukan kreativitas. Supervisi tidak dapat direncanakan dan dilaksanakan menurut suatu pola tertentu yang dapat diberlakukan untuk segala macam tujuan dan keadaan. Tiap sekolah mempunyai situasi tersendiri dengan keadaan yang berbeda dan masalah yang berlainan. Peningkatan pendidikan di sekolah harus disesuaikan dengan kebutuhan murid-muridnya, dengan tujuan khusus sekolah itu, dengan keadaan dan kemampuan anggota-anggota stafnya, dengan kemampuan sekolah untuk mengadakan fasilitas yang diperlukan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI