h. aspek sosial dalam pekerjaan
Merupakan salah satu sikap yang sulit digambarkan tetapi dipandang sebagai faktor yang menunjang puas atau tidak puas dalam bekerja.
i. komunikasi
Komunikasi yang lancar antara karyawan dengan pihak manajemen banyak dipakai alasan untuk menyukai jabatannya. Dalam hal ini adanya kesediaan
pihak atasan untuk mau mendengar, memahami dan mengakui pendapat ataupun prestasi karyawannya sangat berperan dalam menimbulkan rasa
puas terhadap kerja. j.
fasilitas Fasilitas cuti, dan pensiun atau perumahan merupakan standar suatu jabatan
dan apabila dapat dipenuhi akan menimbulkan rasa puas. Karyawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja akan menjadi frustasi
yang menyebabkan karyawan akan sering melamun, mempunyai semangat kerja rendah, cepat lelah atau bosan, sering absent dan mengakibatkan
turunnya kinerja karyawan.
3. Gejala-gejala ketidakpuasan kerja
Gejala-gejala ketidakpuasan kerja para karyawan haruslah diketahui sedini mungkin oleh pihak perusahaan sehingga dapat diambil tindakan yang tepat
dalam menanggulanginya. Tanda-tanda ketidakpuasan kerja meliputi Moh. As’ad, 2000:109
a. Kelesuan yang berlebihan.
b. Banyak bercakap-cakap pada waktu jam kerja, terutama yang menyangkut
pribadi masing-masing. c.
Pemakaian barang-barang kepunyaan dinas dengan boros. d.
Banyak waktu terbuang. e.
Keteledoran dan ketidak hati-hatian. f.
Ketidaksediaan untuk bekerjasama antara atasan dengan bawahannya. Apabila pihak perusahaan menemui adanya gejala-gejala ketidakpuasan
kerja, maka sebaiknya pihak perusahaan langsung mencari penyebabnya serta langsung mengambil tindakan tepat untuk menanggulanginya.
4. Pengertian Supervisi
Supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan
mereka secara efektif Purwanto, 1987: 84. Sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Burton Purwanto, 1987:85,
“Sepervision is an expert technical service primarily aimed at studying and improving co-operatively all factors which affect child growth and
development“. Sesuai dengan rumusan Burton tersebut, maka:
a. Supervisi yang baik mengarahkan perhatiannya kepada dasar-dasar
pendidikan dan cara-cara belajar serta perkembangannya dalam pencapaian tujuan umum pendidikan.
b. Tujuan supervisi adalah perbaikan dan perkembangan proses belajar-
mengajar secara total. Ini berarti bahwa tujuan supervisi tidak hanya untuk memperbaiki mutu mengajar guru, tetapi juga membina
pertumbuhan profesi guru dalam arti luas termasuk didalamnya pengadaan fasilitas yang menunjang kelancaran proses belajar-mengajar,
peningkatan mutu pengetahuan dan keterampilan guru-guru, pemberian bimbingan dan pembinaan dalam hal implementasi kurikulum,
pemilihan dan penggunaan metode mengajar, alat-alat pelajaran, prosedur dan teknik evaluasi pengajaran, dan sebagainya.
c. Fokusnya pada setting for learning, bukan pada seseorang atau
sekelompok orang. Semua orang seperti guru-guru, kepala sekolah, dan pegawai sekolah lainnya, adalah teman sekerja coworkers yang sama-
sama bertujuan mengembangkan situasi yang memungkinkan terciptanya kegiatan belajar-mengajar yang baik.
Sesuai dengan rumusan diatas, maka kegiatan atau usaha-usaha yang dapat dilakukan dalam rangka pelaksanaan supervisi adalah.