Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Perencanaan Supervisi

Semua hal-hal tersebut harus diperhatikan dan dijadikan faktor-faktor penentu dalam menyusun program supervisi di sekolah. Hal ini memerlukan kreativitas dari supervisor dalam menyusun programnya. c perencanaan supervisi harus komprehensif. Usaha peningkatan kegiatan belajar-mengajar mencakup berbagai segi yang sukar dipisah-pisahkan. Guru, alat, metoda, keadaan fisik, murid, sikap kepala sekolah, semuanya itu bersangkut-paut dan saling mempengaruhi. Usaha peningkatan penggunaan alat pelajaran baru perlu disertai dengan usaha pengadaannya, dengan cara-cara pemeliharaannya, dengan peningkatan sikap. Memang semuanya itu tidak dapat dicapai sekaligus bersamaan. Supervisor harus dapat mengatur kegiatan supervisinya agar tujuan- tujuan dapat tercapai sebaik-baiknya, satu persatu secara berurutan dan bertahap. Setiap tahapan yang dicapai harus berada dalam rangka pencapaian tujuan yang lebih jauh lagi. Semua segi-segi dan tahapan- tahapan yang dicapai harus merupakan satu keseluruhan, suatu kesatuan yang menyeluruh. Oleh Karena itu perencanaannya harus komprehensif yaitu bersifat menyeluruh dan memperhatikan semua segi-segi dari proses belajar-mengajar, meskipun pencapaiannya harus bertahap. d perencanaan supervisi harus kooperatif Dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan supervisinya supervisor seorang supervisor akan memerlukan bantuan orang lain, anggota staf lainnya, dan karena itu dalam perencanaan diperlukan bantuan dari orang-orang yang kemudian akan turut dalam pelaksanaannya. Lagipula untuk menyusun rencana yang komprehensif, diperlukan pengetahuan dan pandangan yang luas, yang mencakup semua segi-segi proses belajar-mengajar. Oleh karena itu pulalah perencanaan supervisi harus bersifat kooperatif, mengikutsertakan sebanyak mungkin pihak-pihak yang berhubungan dengan proses belajar-mengajar di sekolah. Supervisor sebagai perencana harus merupakan seorang pemimpin dan pembimbing dalam kerjasama kelompok, dan bukan pengambil keputusan dan pelaksana tunggal. Supervisor sebagai pemimpin harus dapat mendorong orang lain untuk berinisiatif, dan harus dapat memanfaatkan inisiatif orang lain. Oleh karena itu perencanaan yang dilakukan supervisor harus kooperatif. e perencanaan supervisi harus fleksibel. Rencana supervisi harus memberikan kebebasan untuk melaksanakan sesuatu sesuai dengan keadaan dan perubahan yang terjadi. Keadaan yang berkembang, komplikasi yang timbul tak terduga, prosedur yang ternyata tidak dapat dilaksanakan dalam praktek, harus memberikan kemungkinan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pemecahan yang cukup efektif. Untuk ini rencana jangan hendaknya menjadi penghalang. Seorang supervisor yang bijaksana tidak terpaku pada cara-cara pencapaian tujuan yang ia telah rencanakan, tetapi selalu berusaha menyesuaikannya pada situasi baru dan tekanan-tekanan keadaan. Sifat perencanaan yang fleksibel ini tidak berarti bahwa tujuan yang dirumuskan dalam rencana tidak boleh jelas dan konkrit terperinci, cara-cara pencapaiannya harus diperhitungkan dengan seksama.

12. Teknik Supervisi

Teknik merupakan cara tertentu yang khusus untuk mencapai tujuan tertentu. Suatu teknik terdiri dari berbagai kegiatan yang teratur dan beraturan, berdasarkan ketentuan-ketentuan. Teknik merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan, dan bukan merupakan tujuan. 1. Teknik supervisi sebagai teknik komunikasi Tugas seorang supervisor adalah membina yang disupervisinya agar mereka dapat meningkatkan kemampuannya dan dengan demikian dapat meningkatkan hasil kerjanya. Tugas itu merupakan tugas kepemimpinan, yaitu tugas untuk mempengaruhi yang dipimpinnya supaya mau meningkatkan dirinya dan mau berusaha meningkatkan hasil kerjanya. Memimpin ialah mempengaruhi, yaitu memindahkan pengaruh, atau mengkomunikasikan sesuatu sehingga yang dipengaruhi itu terdorong untuk melakukan sesuatu seperti yang diharapkan oleh pemimpin. Keberhasilan kepemimpinan banyak tergantung dari cara-cara berkomunikasi. Dalam supervisi, cara-cara berkomunikasi merupakan faktor yang banyak menentukan keberhasilannya. Identifikasi kebutuhan yang disupervisi dapat dilakukan dengan baik oleh supervisor, jika informasi yang diberikan kepada supervisor oleh yang disupervisi, jelas dan lengkap. Begitu pula dorongan, saran, dan petunjuk dari supervisor kepada yang disupervisi, akan lebih mudah diikuti dan dilaksanakan, jika jelas dan dapat dimengerti maksud dan tujuannya. Komunikasi dalam supervisi diperlukan dari kedua belah pihak yaitu dari yang disupervisi kepada supervisor untuk berbagai informasi yang diperlukan oleh supervisor, dan dari supervisor kepada yang disupervisi sebagai bantuan, bimbingan dan dorongan. Teknik-teknik komunikasi yang digunakan dalam supervisi banyak macam ragamnya. Untuk mendapatkan gambaran yang tersusun, kita dapat pengelompokkan sebagai berikut: a. dilihat dari jumlah anggota yang dihadapi 1. Teknik kelompok, yaitu cara-cara melaksanakan supervisi berkomunikasi terhadap sekelompok orang bersama-sama: • Rapat sekolah; • Studi kelompok, loka karya, seminar; • Bulletin board; • Karya wisata; • Kuesioner; • Penataran dan penyegaran. 2. Teknik perorangan, yaitu cara-cara pelaksanaan bimbingan dan komunikasi terhadap perorangan masing-masing: • Kunjungan kelas; • Pertemuan pribadi; • Kunjungan rumah. b. dilihat dari langsung tidaknya supervisor menghadapi yang disupervisi, digunakan tidaknya suatu media dalam komunikasi, dapat dibedakan: 1. Teknik langsung, yaitu cara berkomunikasi dengan hubungan langsung antara supervisor dan yang disupervisi, tanpa menggunakan media lain. Termasuk teknik langsung dalam supervisi, antara lain: • Kunjungan kelas; • Pertemuan pribadi; • Rapat staf; • Loka karya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI