Karakteristik Perusahaan Jasa Siklus Akuntansi

3. Definisi Perusahaan Jasa

Perusahaan jasa service business adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang penyediaan sebagai pelayanan yang memberi kemudahan, kenyamanan, atau kenikmatan kepada masyarakat yang memerlukannya. Walaupun dalam menyediakan jasa, diperlukan barang berwujud fisik atau fasilitas fisik, pemakai fasilitas tidak membayar untuk barang fisik tersebut tetapi untuk layanan yang menyertai barang fisik tersebut Suwardjono, 2003:56. Perusahaan jasa adalah perusahaan yang kegiatan utamanya adalah memberikan pelayanan-pelayanan dan kemudahan-kemudahan serta memberi bantuan pada proses produksi maupun konsumsi Widodo, 2005:56. Perusahaan jasa service business adalah perusahaan yang menghasilkan jasa dan bukan barang atau produk untuk pelanggan. Contoh-contoh perusahaan jasa antara lain Niswonger, Warren, Reeve, dan Fees, 1999:3: Nama Perusahaan Produk a. Disney b. Delta Air Lines c. Marriott Hotels d. Merill Lynch e. Sprint Hiburan PerhubunganTransportasi Kenyamanan dan Penginapan Keuangan Telekomunikasi

B. Karakteristik Perusahaan Jasa

Karakteristik utama yang membedakan perusahaan jasa dengan perusahaan jenis lainnya adalah: 1. Ketakberwujudan intangibility. Jasa tidak dapat diidentifikasikan secara fisik, sehingga tidak dapat disimpan dan harus segera dikonsumsi pada saat memperolehnya. Dengan demikian orang tidak dapat menilai kualitas jasa sebelum dikonsumsi. Bila konsumen membeli suatu jasa, ia hanya menggunakan, memanfaatkan, atau menyewa jasa tersebut. Konsumen tidak dapat memiliki jasa yang dibelinya. Biasanya konsumen akan menyimpulkan kualitas jasa dari tempat place, orang people, peralatan equipment, bahan-bahan materials, dan harga price. Contohnya seperti perawatan kecantikan di salon. 2. Ketakterpisahan inseparability. Keterlibatan konsumen tidak dapat dipisahkan dari jasa yang harus diberikan dan dalam hal tertentu konsumen lain juga terlibat dalam menikmati jasa. Inilah ciri khusus dari pemasaran jasa. Kedua pihak, konsumen dan penyedia jasa, mempengaruhi hasil dari jasa tersebut karena ada efektivitas individu dalam menyampaikan jasa contact personnel. Oleh karena itu, hubungan penyedia jasa dan konsumen menjadi unsur yang penting. Contohnya seperti bioskop. 3. Keanekaragaman heterogeneity. Jenis dan kualitas layanan yang berbeda-beda untuk tiap konsumen menyebabkan sulit untuk distandardisasi kos per layanannya. Para konsumen sangat peduli dengan variabilitas yang tinggi ini dan seringkali meminta pendapat orang lain sebelum memutuskan untuk memilih. Contohnya seperti pelayanan di rumah sakit. 4. Keterlenyapan perishability. Manfaat yang melekat pada jasa akan habis atau lenyap dengan cepat sehingga konsumsi jasa akan dilakukan secara berulang atau terus menerus oleh konsumen. Pada dasarnya, jasa merupakan komoditas tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Contohnya seperti jasa mencuci mobil.

C. Siklus Akuntansi

Siklus akuntansi adalah tahapan-tahapan dalam mencatat transaksi bisnis hingga menghasilkan laporan keuangan bagi suatu organisasi dalam periode tertentu. Disebut sebagai siklus akuntansi accounting cycle karena tahapan pencatatan dilakukan dan terjadi secara berulang-ulang melalui tahapan yang sama. Tahap awal dari siklus akuntansi adalah terjadinya transaksi bisnis yang direkam dalam bukti transaksi. Bukti transaksi kemudian dicatat dalam jurnal dan memposting ke buku besar dan menyiapkan neraca saldo. Kemudian dilakukan pengumpulan dan pengikhtisaran ayat jurnal penyesuaian dan saldo akhir untuk menyusun laporan keuangan dalam kertas kerja, atau yang sering disebut dengan neraca lajur Yadiati dan Wahyudi, 2006:65-66. Kertas kerja bukanlah bagian penting dari sistem akuntansi yang formal, karena bila sistem akuntansi dikerjakan dengan berbasis komputer maka kertas kerja tidak lagi diperlukan, software komputer akan secara otomatis memposting ayat-ayat jurnal ke dalam akun yang sesuai dan menghasilkan laporan keuangan dengan cepat. Siklus akuntansi terdiri dari kegiatan-kegiatan sebagai berikut Soemarso, 1990:90: 1. Tahap Pencatatan, yaitu: a. Pembuatan dan penerimaan bukti transaksi. b. Pencatatan dalam jurnal. c. Pemindahbukuan posting ke buku besar. 2. Tahap Pengikhtisaran, yaitu: a. Pembuatan neraca saldo trial balance. b. Pembuatan kertas kerja worksheet dan jurnal penyesuaian adjustment. c. Penyusunan laporan keuangan. d. Pembuatan jurnal penutup closing entries. e. Pembuatan neraca saldo penutup post closing trial balance. f. Pembuatan jurnal pembalik reversing entries. Namun, pada penelitian ini, pengerjaan buku praktik hanya sampai pada penyusunan laporan keuangan. Hal ini disebabkan karena pembuatan buku praktik ditujukan kepada siswa SMA dan SMK saja.

D. Bukti Transaksi Keuangan