Neraca Saldo Sisa Penelitian dan Pengembangan

urutan kegiatan memindahkan ke akun buku besar harus sejalan dengan urut-urutan mendebit dan mengkredit dari jurnal Jusup, 1997:125. Dalam penelitian ini, posting dilakukan dengan cara manual, maka cara yang ditempuh adalah sebagai berikut: a. Tanggal dan jumlah yang dicatat dalam jurnal dicatat kembali dalam rekening yang bersangkutan. Apabila jumlah dicatat di sisi debet dalam jurnal, maka posting harus dilakukan ke sisi debet akun, sebaliknya bila di dalam jurnal dicatat di sisi kredit, maka posting harus dilakukan ke sisi kredit akun. Cara mencatat tahun, bulan, dan tanggal, sama dengan yang dilakukan dalam jurnal. b. Apabila posting telah dilakukan, nomor halaman jurnal harus dituliskan dalam kolom Ref di akun. c. Berikutnya adalah menuliskan nomor akun yang telah diposting pada Nomor Akun dalam jurnal. Prosedur ini mempunyai dua tujuan, yaitu: 1 Untuk menunjukkan bahwa jurnal tersebut telah diposting. 2 Untuk menunjukkan hubungan antara jurnal dan akun di buku besar.

G. Neraca Saldo Sisa

Saldo adalah selisih jumlah sisi debet dengan jumlah sisi kredit. Jika jumlah sisi debet suatu akun lebih besar daripada jumlah sisi kreditnya, saldo akun tersebut dinamakan saldo debet. Sebaliknya, apabila jumlah sisi kredit suatu akun lebih besar daripada jumlah sisi debetnya, saldo akun tersebut dinamakan saldo kredit. Saldo menggambarkan jumlah yang tersisa pada suatu saat tertentu. Setiap akhir masa tertentu, perusahaan biasanya menyusun suatu daftar saldo akun yang terdapat di buku besar. Daftar saldo inilah yang disebut dengan neraca saldo Jusup, 1997: 137. Tahap pertama dalam pembuatan neraca saldo, tentu saja, adalah menentukan saldo akhir dari masing-masing akun yang terdapat dalam buku besar Niswonger dan Fees, 1976:57. Daftar sisa neraca saldo adalah suatu daftar yang berisi semua saldo akun buku besar yang dicatat secara sistematis menurut nomor kode akun buku besar yang dipergunakan oleh suatu perusahaan Widodo, 2005:79. Cara menyusun daftar sisa adalah sebagai berikut: 1. Langkah pertama adalah menentukan saldo masing-masing akun buku besar. Pada penelitian ini, menggunakan buku besar empat kolom, maka jumlah saldo diambil dari kolom saldo akun buku besar pada baris paling akhir. 2. Langkah kedua adalah mencatatkan saldo-saldo dari semua akun buku besar ke dalam daftar sisa. Akun buku besar yang bersaldo debet dicatatkan ke dalam kolom debet daftar sisa. Sedangkan yang bersaldo kredit dicatatkan ke dalam kolom kredit daftar sisa. Format neraca saldo adalah sebagai berikut: Tabel II.11 Neraca Saldo Perusahaan XXX Neraca Saldo Per 31 Januari 2007 Saldo No. Akun Nama Akun Debet Kredit a b c c Keterangan: a. Kolom nomor akun, diisi dengan nomor kode masing-masing akun buku besar. b. Kolom nama akun, diisi dengan nama akun buku besar yang bersangkutan. c. Kolom debet dan kredit diisi dengan saldo akun buku besar yang bersangkutan.

H. Jurnal Penyesuaian

1. Pengertian Jurnal Penyesuaian

Penyesuaian berarti pencatatan atau pengakuan penjurnalan dan pengakunan data-data transaksi tertentu pada akhir periode sehingga jumlah rupiah yang terdapat dalam tiap akun sesuai dengan kenyataan pada akhir periode tersebut dan laporan statement keuangan yang dihasilkan menggambarkan keadaanya senyatanya pada tanggal neraca. Untuk itu, diperlukan jurnal yang dinamakan jurnal penyesuaian adjusting entries. Bila belum disesuaikan, neraca saldo yang telah disusun belum siap menjadi laporan keuangan. Hal tersebut disebabkan oleh saldo-saldo tertentu yang tidak menggambarkan keadaan senyatanya atau jumlah yang nyata Suwardjono, 2003:161-162. Penyesuaian daftar sisa dilaksanakan oleh suatu perusahaan pada setiap akhir periode akuntansi. Data-data yang dicatatkan dalam daftar sisa adalah semua saldo, baik kelompok akun riil maupun kelompok akun nominal. Hal-hal yang disajikan daftar sisa seringkali belum mencerminkan keadaan harta, utang, modal, pendapatan, dan beban sesungguhnya. Oleh karena itu, akun-akun tersebut perlu disesuaikan atau dikoreksi Widodo, 2005:80. Ayat jurnal yang diperlukan untuk mencatat transaksi intern yang terjadi pada akhir periode akuntansi disebut dengan ayat jurnal penyesuaian. Dalam arti luas, kadang-kadang ayat jurnal ini dikatakan sebagai koreksi terhadap buku besar. Ayat jurnal penyesuaian akan dicatat langsung ke akun-akun yang bersangkutan Niswonger dan Fees, 1976:62.

2. Tujuan Proses Penyesuaian

Tujuan dari proses penyesuaian adalah Widodo, 2005:80: a. Agar setiap akun riil, khususnya akun-akun aktiva dan akun-akun utang, menunjukkan jumlah yang sebenarnya pada akhir periode. b. Agar setiap akun nominal akun-akun pendapatan dan akun-akun beban, menunjukkan jumlah yang seharusnya diakui dalam suatu periode.

3. Proses Penyesuaian

Saldo-saldo di dalam neraca saldo yang memerlukan penyesuaian adalah sebagai berikut Jusup, 1997:180: a. Piutang pendapatan, yaitu pendapatan yang sudah menjadi hak perusahaan tetapi belum dicatat. Apabila suatu pendapatan telah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI menjadi hak perusahaan tetapi belum diterima pada akhir periode bersangkutan, maka pada akhir periode harus dibuat jurnal penyesuaian untuk mengakui jumlah pendapatan yang belum diterima tersebut sebagai pendapatan. Contoh: PT Maju Mundur menyewakan gedung seharga Rp 10.000.000 kepada UD Setia Jaya untuk 10 bulan mulai tanggal 1 November 2006, dengan pembayaran dilakukan di belakang per 1 September 2007. Mulai tanggal 1 November 2006 sampai dengan 31 Desember 2006, sebagai pemilik gedung, PT Maju Mundur sudah memberikan jasa sewa, maka yang sudah menjadi pendapatan sewa adalah: 210 x Rp 10.000.000 = Rp 2.000.000. Jadi jurnal yang dibuat oleh PT Maju Mundur adalah: Tanggal Akun Buku Besar Ref Debet Kredit Des 31 Piutang pendapatan sewa Pendapatan sewa Rp 2.000.000 Rp 2.000.000 b. Utang beban, yaitu beban-beban yang sudah menjadi kewajiban perusahaan tetapi belum dicatat. Biaya-biaya yang sudah menjadi beban pada suatu akhir periode tetapi sampai akhir periode yang bersangkutan belum dibayar, harus dicantumkan dalam neraca sebagai utang beban dan harus termasuk pula dalam saldo akun beban. Contoh: Pada tanggal 31 Desember 2006, PT Maju Mundur masih harus membayar gaji sebesar Rp 1.000.000. Oleh karena itu, baik beban gaji maupun utang gaji harus ditambah sebesar Rp 1.000.000 karena gaji tersebut belum dibayar tetapi sudah menjadi beban pada periode 2006. Jadi jurnal penyesuaian yang dibuat oleh PT Maju Mundur adalah: Tanggal Akun Buku Besar Ref Debet Kredit Des 31 Beban gaji Utang gaji Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 c. Pendapatan diterima di muka, yaitu pendapatan yang sudah diterima, tetapi sebenarnya merupakan pendapatan untuk periode yang akan datang. Bila perusahaan belum menyelesaikan jasa yang dipesan oleh pelanggan tetapi telah menerima pembayaran atas jasa tersebut, maka penerimaannya disebut sebagai pendapatan diterima di muka. Contoh: Pada tanggal 1 November 2006 PT Maju Mundur, menerima uang sewa gedung untuk 10 bulan dari UD Setia Jaya sebesar Rp 10.000.000. Maka, pendapatan sewa gedung PT Maju Mundur sampai dengan tanggal 31 Desember 2006 adalah sebesar: 210 x Rp 10.000.000 = Rp 2.000.000 dan yang belum menjadi pendapatan diterima di muka adalah: 810 x Rp 10.000.000 = Rp 8.000.000. Jadi jurnal penyesuaian yang dibuat oleh PT Maju Mundur adalah: Tanggal Akun Buku Besar Ref Debet Kredit Des 31 Pendapatan sewa Sewa diterima di muka Rp 8.000.000 Rp 8.000.000 d. Beban dibayar di muka, yaitu beban-beban yang sudah dibayar tetapi sebenarnya harus dibebankan pada periode yang akan datang. Bila perusahaan melakukan pembayaran terlebih dahulu dibayar di muka untuk suatu beban, dan pembayaran tersebut melebihi satu periode PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI akuntansi, maka perlu dilakukan jurnal penyesuaian untuk dapat mengetahui beban yang sesungguhnya terjadi pada periode tersebut. Contoh: UD Setia Jaya menyewa gedung mulai tanggal 1 November 2006 dari PT Maju Mundur untuk 10 bulan Rp 10.000.000 dan pembayaran dilakukan di muka per 1 November 2006. Maka, beban sewa sampai tanggal 31 Desember 2006 adalah sebesar: 210 x Rp 10.000.000 = Rp 2.000.000 dan yang masih merupakan sewa dibayar di muka sampai tanggal 31 Desember 2006 adalah: 810 x Rp 10.000.000 = Rp 8.000.000. Jadi jurnal penyesuaian yang dibuat oleh UD Setia Jaya adalah: Tanggal Akun Buku Besar Ref Debet Kredit Des 31 Beban sewa Sewa dibayar di muka Rp 2.000.000 Rp 2.000.000 e. Kerugian piutang, yaitu taksiran kerugian yang timbul karena adanya piutang yang tidak dapat ditagih. Piutang timbul karena adanya penjualan kredit. Syarat penjulan lebih menarik bagi pembeli karena pembayaran dapat dilakukan beberapa waktu kemudian. Namun, apabila ditinjau dari segi perusahaan yang memberikan kredit, syarat demikian mengandung risiko walaupun di lain pihak volume penjualan mungkin dapat ditingkatkan. Risiko terjadi bila si pengambil kredit tidak melaksanakan kewajibannya sehingga mengakibatkan perusahaan rugi. Keadaan demikian sering dialalmi oleh perusahaan yang biasa melakukan penjualan secara kredit. Kerugian karena PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI adanya piutang yang tak dapat ditagih, dapat dicatat dalam pembukuan dengan dua cara, yaitu: 1 Pada saat ada kepastian bahwa piutang tidak mungkin dapat ditagih. 2 Pada periode di mana penjualan kredit terjadi. Contoh: Pendapatan PT Maju Mundur sampai 31 Desember 2006 adalah sebesar Rp 57.500.000. Taksiran kerugian piutang sebesar 5 dari pendapatan tersebut. Maka, besarnya kerugian piutang adalah: 5 x Rp 57.500.000 = Rp 2.875.000. Jadi jurnal yang dibuat oleh PT Maju Mundur adalah: Tanggal Akun Buku Besar Ref Debet Kredit Des 31 Kerugian piutang Cadangan kerugian piutang Rp 2.875.000 Rp 2.875.000 f. Depresiasi penyusutan, yaitu penyusutan aktiva tetap yang harus dibebankan pada suatu periode akuntansi. Semua aktiva tetap, kecuali tanah, yang dimiliki dan digunakan oleh perusahaan untuk beroperasi, akan semakin menyusut nilainya bersamaan dengan berjalannya waktu. Proses ini akan menyebabkan nilai aktiva tetap harus dialokasikan sebagai beban penyusutan selama masa penggunaan aktiva tersebut. Pembebanan penyusutan ini biasanya dilakukan pada tiap akhir periode melalui jurnal penyesuaian. Penentuan besarnya beban penyusutan aktiva tetap dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu: 1 metode garis lurus, 2 metode tarif tetap atas nilai buku, dan 3 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI metode jumlah angka tahun. Namun, pada penelitian ini, hanya akan dibahas penentuan besarnya penyusutan dengan metode garis lurus. Contoh: Pada tanggal 1 November 2006 dibeli peralatan kantor seharga Rp 45.000.000. Umur ekonomis aktiva tersebut ditaksir selama 5 tahun dan nilai residunya sebesar Rp 5.000.000. Maka, besarnya penyusutan peralatan kantor sampai dengan 31 Desember 2006 adalah sebesar: [Rp 45.000.000-Rp 5.000.0005 tahun] x 212 = Rp 1.333.333. Jadi jurnal penyesuaiannya adalah: Tanggal Akun Buku Besar Ref Debet Kredit Des 31 Depresiasi peralatan kantor Akumulasi penyusutan peralatan kantor Rp 1.333.333 Rp 1.333.333 g. Beban pemakaian perlengkapan, yaitu bagian dari harga beli perlengkapan yang telah dikonsumsi selama periode akuntansi. Perlengkapan adalah bahan-bahan yang dibeli dengan maksud digunakan dalam operasi perusahaan tidak untuk dijual kembali. Pada umumnya, pemakaian perlengkapan tidak memerlukan pencatata, sehingga nilai persediaan pada akhir periode akuntansi masih tercantum dalam neraca saldo sebesar nilai belinya. Untuk itu, diperlukan penyesuaian untuk akun perlengkapan agar saldonya dapat mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Pemakaian perlengkapan untuk satu periode akuntansi akan dicatat sebagai beban perlengkapan pada satu periode akuntansi. Contoh: Pada tanggal 31 Desember 2006, pada neraca saldo terdapat saldo akun perlengkapan sebesar Rp 3.500.000, tetapi setelah diadakan perhitungan persediaan di gudang, nilai persediaan yang ada sebesar Rp 700.000. Maka, pemakaian perlengkapan sampai 31 Desember 2006 adalah: Rp 3.500.000 – Rp 700.000 = Rp 2.800.000. Jadi jurnal penyesuaiannya adalah: Tanggal Akun Buku Besar Ref Debet Kredit Des 31 Beban perlengkapan Perlengkapan Rp 2.800.000 Rp 2.800.000

I. Kertas Kerja Worksheet

1. Pengertian Kertas Kerja

Kertas kerja, atau sering juga disebut dengan neraca saldo, adalah suatu kertas dengan kolom-kolom lajur-lajur yang dirancang untuk menghimpun semua data akuntansi yang dibutuhkan pada saat perusahaan akan menyusun laporan-laporan keuangan dengan cara yang sistematis. Dalam kertas kerja, saldo akun-akun buku besar disesuaikan, diseimbangkan, dan disusun menurut cara-cara yang sesuai dengan penyusunan rekening-rekening dalam laporan keuangan. Kertas kerja bukan laporan keuangan. Oleh karena itu, kertas kerja tidak perlu diberikan kepada pihak luar. Kedudukannya semata-mata hanya sebagai alat pembantu untuk menyusun laporan keuangan.

2. Tujuan Pemakaian Kertas Kerja

Tujuan dari pemakaian kertas kerja adalah: a. Untuk memudahkan penyusunan laporan keuangan. b. Untuk menggolongkan dan meringkas informasi dari neraca saldo dan data penyesuaian, sehingga merupakan persiapan sebelum disusun laporan keuangan yang formal. c. Untuk mempermudah menemukan kesalahan yang mungkin dilakukan dalam membuat jurnal penyesuaian.

3. Format dan Proses Penyusunan Kertas Kerja

Kertas kerja tidak memiliki format standar. Perusahaan dapat menentukan format yang paling sesuai dengan kebutuhaannya. Kertas kerja dapat berisi kolom-kolom yang terdiri dari 6 kolom, 8 kolom, 10 kolom, 12 kolom, atau bahkan 14 kolom. Kertas kerja perusahaan pemanufakturan biasanya memuat kolom yang lebih banyak dibandingkan dengan kertas kerja perusahaan jasa. Format yang sering digunakan adalah format kertas kerja yang terdiri dari 10 kolom. Berikut adalah contoh dari format kertas kerja 10 kolom: Tabel II.12 Kertas Kerja Perusahaan XXX Kertas Kerja Per 31 Desember 20xx Neraca Saldo Prasesuaian Penyesuaian Neraca Saldo Disesuaikan LabaRugi Neraca No. Akun Nama Akun Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit a a b b c c d d e e e e PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Keterangan: a. Kolom ini diisi nomor dan nama akun sesuai dengan daftar akun yang terdapat dalam buku besar atau neraca saldo. b. Kolom ini diisi dengan angka-angka saldo akun buku besar. c. Kolom ini diisi dengan angka hasil analisis data penyesuaian. Pengisian ini sudah tanpa menulis ulang nama akun, tetapi tinggal mencari pasangan akun yang sesuai dengan analisis data penyesuaian. Untuk memudahkan identifikasi, pasangan angka atau jumlah rupiah yang dimasukkan dalam kolom ini sebaiknya diberi indeks. d. Kolom ini diisi dengan hasil penggabungan atau penjumlahan angka yang ada di dalam empat kolom sebelumnya dengan memperhatikan debet dan kreditnya. Dengan kata lain, saldo sebelum penyesuaian digabung dengan penyesuaian akan menghasilkan saldo penyesuaian. e. Kolom-kolom ini semata-mata digunakan untuk memisahkan akun- akun yang membentuk laporan laba rugi dan neraca. Kolom laba rugi juga digunakan untuk menentukan angka laba bersih perusahaan Suwardjono, 2003:174.

J. Laporan Keuangan

Salah satu fungsi utama akuntansi adalah menyediakan laporan-laporan periodik untuk manajemen, investor, kreditur, dan pihak-pihak lain di luar perusahaan. Laporan keuangan utama yang dihasilkan dari proses akuntansi adalah laporan laba rugi dan neraca. Laba rugi menggambarkan hasil-hasil usaha yang dicapai dalam suatu periode waktu tertentu, sedangkan neraca dibuat dengan maksud untuk menggambarkan posisi keuangan suatu organisasi pada suatu saat tertentu Jusup, 1997:21. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pencatatan dan pengikhtisaran, yaitu berupa ringkasan transaksi-transaksi yang bersifat keuangan selama satu periode akuntansi yang bersangkutan. Secara periodik, pemilik perusahaan harus mengetahui posisi keuangan perusahaan dan juga hasil operasi dari perusahaan tersebut. Laporan keuangan berfungsi sebagai penyedia informasi keuangan tentang organisasiperusahaan yang akan digunakan oleh berbagai pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan yang penting adalah laporan laba rugi dan neraca. Laporan keuangan harus disusun berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim sesuai dengan prinsip akuntansi Indonesia atau Standar Akuntansi Keuangan Widodo, 2005: 106-107. Laporan keuangan yang biasanya disusun oleh manajemen perusahaan terdiri dari:

1. Laporan Laba Rugi

Tujuan utama perusahaan adalah mendapatkan laba. Laporan laba rugi disusun dengan maksud untuk menggambarkan hasil operasi perusahaan dalam suatu periode waktu tertentu. Hasil operasi diperoleh dari selisih antara sumber-sumber pendapatan dengan jenis-jenis beban yang dinyatakan dalam satuan uang. Hasil operasi inilah yang merujuk pada laba atau rugi perusahaan. Apabila jumlah pendapatan lebih besar dari beban, perusahaan dikatakan memperoleh laba. Sedangkan apabila yang terjadi sebaliknya, perusahaan dikatakan menderita rugi. Tiga elemen pokok laba rugi adalah sebagai berikut: a. Pendapatan adalah aliran penerimaan kas atau harta lain yang diterima dari konsumen sebagai hasil penjualan barang atau pemberian jasa. Pendapatan dibedakan menjadi dua macam, yaitu: 1 Pendapatan usaha adalah pendapatan yang diperoleh dari usaha pokok perusahaan. Contoh: pada bengkel motor, maka usaha pokoknya adalah memberikan jasa perbaikan motor. 2 Pendapatan di luar usaha adalah pendapatan yang diperoleh dari kegiatan di luar usaha pokok perusahaan. Contoh: pada bengkel motor, maka pendapatan di luar usahanya berasal dari penjualan drum dan oli bekas. b. Beban adalah harga pokok barang yang dijual dan jasa-jasa yang dikonsumsidikeluarkan untuk menghasilkan pendapatan. Beban dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: 1 Beban usaha adalah beban yang berkaitan langsung dengan usaha pokok. Contoh: pada bengkel motor, beban usahanya adalah beban gaji karyawan, beban perlengkapan, dan beban listrik. 2 Beban di luar usaha adalah beban yang tidak ada kaitan langsung dengan usaha pokok. Contoh: pada bengkel motor, beban di luar usahanya adalah beban koran, beban bunga, dan beban PAM. c. Laba atau rugi adalah selisih lebih atau kurang antara pendapatan dengan biaya. Menurut Niswonger, Warren, Reeve, dan Fees 1999:2, keuntunganlaba adalah selisih di antara jumlah yang diterima dari pelanggan atas barang dan jasa yang dihasilkan dengan jumlah yang dikeluarkan untuk membeli sumber daya dalam menghasilkan barang atau jasa tersebut. Berikut adalah contoh dari laporan laba rugi: Tabel II.13 Laporan Laba Rugi Perusahaan Jasa Bengkel “Nusantara” Laporan Laba Rugi Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2006 Pendapatan usaha Beban-beban usaha: a. Gaji karyawan xxx b. Beban telepon xxx c. Beban asuransi xxx d. Beban listrik xxx Pendapatan di luar usaha Beban-beban di luar usaha: a. Beban bunga xxx b. Beban koran xxx Laba bersih xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx

2. Laporan Perubahan Modal

Laporan perubahan modal adalah laporan yang menunjukkan sebab- sebab perubahan modal dari jumlah pada awal periode menjadi jumlah modal pada akhir periode. Maksudnya adalah hasil operasi perusahaan yang berupa laba atau rugi akan berpengaruh terhadap modal pemilik. Apabila perusahaan memperoleh laba, laba tersebut akan menambah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI modal pemilik. Sebaliknya, jika perusahaan menderita rugi, modal pemilik akan berkurang. Namun, modal pemilik juga dapat berubah karena adanya pengambilan harta perusahaan untuk keperluan pribadi pemilik atau adanya tambahan investasi pemilik. Laporan perubahan modal ini merupakan ‘jembatan’ antara laporan laba rugi dengan neraca. Data laba atau rugi yang tercantum pada laporan laba rugi akan mempengaruhi modal yang tercantum pada neraca. Pengaruh laba atau rugi terhadap modal diperhitungkan dalam laporan perubahan modal. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah contoh dari laporan perubahan modal: Tabel II.14 Laporan Perubahan Modal Perusahaan Jasa Bengkel “Nusantara” Laporan Perubahan Modal Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2006 Modal, 1 Januari 2006 Tambah: Laba, 2006 Kurang: Pengambilan prive Modal, 31 Desember 2006 xxx xxx xxx xxx xxx

3. Laporan Neraca

Neraca adalah suatu daftar yang disusun secara sistematis, yang menggambarkan posisi harta, utang, dan modal yang dimiliki perusahaan pada suatu saat tertentu. Elemen-elemen pada neraca adalah sebagai berikut: a. Aktiva harta adalah sumber-sumber ekonomi yang dimiliki perusahaan yang biasa dinyatakan dalam satuan uang. Aktiva disajikan menurut urutan likuiditasnya, artinya bahwa aktiva disusun mulai dari harta yang paling mudah dan cepat proses pencairannya. Macam- macam aktiva adalah sebagai berikut: 1 Aktiva lancar, terdiri dari kas, piutang usaha, dan lain-lain. 2 Aktiva tetap, terdiri dari tanah, gedung, kendaraan, dan lain-lain. 3 Aktiva tidak berwujud. 4 Investasi jangka panjang. 5 Aktiva lain-lain. b. Utang adalah kewajiban yang harus dibayar oleh perusahaan dengan uang atau jasa pada suatu saat tertentu di masa yang akan datang. Utang disajikan dalam neraca menurut urutan saat pelunasannya atau tanggal jaruh temponya. Utang terdiri dari: 1 Utang lancar. 2 Utang jangka panjang. c. Modal disajikan dalam neraca di bawah utang. Modal merupakan hak pemilik perusahaan atas kekayaan aktiva perusahaan. Besarnya hak pemilik sama dengan aktiva bersih perusahaan, yaitu selisih antara aktiva dan utang. Neraca dapat disajikan dengan dua cara, yaitu: a. Skontro account form adalah bentuk neraca yang dibagi atas sisi kiri dan kanan. Sisi kiri untuk aktiva dan sisi kanan untuk pasiva utang dan modal. Jumlah aktiva pada sisi sebelah kiri harus sama dengan jumlah utang dan modal yang terdapat di sisi sebelah kanan. Berikut adalah contoh neraca bentuk skontro: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel II.15 Neraca Bentuk Skontro Perusahaan Jasa Bengkel “Nusantara” Laporan Neraca Per 31 Desember 2006 AKTIVA Aktiva Lancar: • Kas • Piutang usaha • Persediaan • Dll Aktiva Tetap: • Peralatan • Kendaraan • Gedung • dll xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx PASIVA Utang usaha Modal, 31 Des 2006 xxx xxx Jumlah Aktiva xxx Jumlah Pasiva xxx b. Laporan report form adalah bentuk neraca yang disusun berurutan ke bawah, mulai dari elemen-elemen aktiva, kemudian dilanjutkan elemen-elemen utang dan modal. Jumlah aktiva yang terdapat di sebelah atas harus sama dengan jumlah pasiva utang dan modal di sebelah bawah. Berikut adalah contoh neraca bentuk laporan: Tabel II.16 Neraca Bentuk Laporan Perusahaan Jasa Bengkel “Nusantara” Laporan Neraca Per 31 Desember 2006 AKTIVA Aktiva Lancar: • Kas • Piutang usaha • Dll Aktiva Tetap: • Peralatan • Kendaraan • Dll xxx xxx xxx xxx xxx xxx Jumlah Aktiva xxx PASIVA Utang usaha Modal, 31 Desember 2006 xxx xxx Jumlah Pasiva xxx PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas adalah suatu laporan keuangan yang menyajikan informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan selama satu periode Widodo, 2005:49. Dari laporan arus kas, pengguna akuntansi dapat memperoleh informasi untuk mengevaluasi kegiatan manajemen dalam kegiatan operasi, investasi, dan pendanaan. Arus kas diklasifikasikan menjadi tiga kelompok yang berbeda, yaitu: a. Kegiatan Operasi, yang terdiri dari pos-pos: 1 Penerimaan dari: penjualan barang dan atau jasa dan pendapatan investasi dividen dan bunga. 2 Pengeluran dari: pembelian barang dagangan, gaji dan upah, pajak penghasilan dan pajak lainnya, bunga pinjaman, serta biaya macam-macam. b. Kegiatan Investasi, yang terdiri dari pos-pos: 1 Penerimaan dari: penjualan harta tetap dan hasil penjualan investasi jangka panjang. 2 Pengeluaran dari: pembelian harta tetap, pembelian investasi saham dan atau obligasi, dan pemberian pinjaman kepada anak perusahaan. c. Kegiatan Pendanaan, yang terdiri dari pos-pos: 1 Penerimaan dari: penerbitan saham dan penerbitan obligasi. 2 Pengeluaran dari: pembayaran dividen, pembelian kembali saham perusahaan, pelunasan utang jangka panjang, serta pembayaran kontrak atau jaminan Suwardjono, 2003:84-85.

K. Penelitian dan Pengembangan

Penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan Sukmadinata, 2006:164. Produk yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah produk berbentuk perangkat keras hardware, berupa buku praktik siklus akuntansi perusahaan jasa. Metode penelitian dan pengembangan tersebut merupakan salah satu bentuk metode penelitian kualitatif. Menurut Kirk dan Miller 1986, definisi penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia, baik dalam kawasannya maupun dalam peristilahannya. Pendapat lain dari Bogdan dan Taylor 1975 bahwa definisi metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Pendekatannya diarahkan pada latar dan individu secara holistik utuh. Jadi, dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Menurut David Williams 1995, penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar alamiah, dengan menggunakan metode alamiah, dan dilakukan oleh orang atau peneliti secara alamiah. Denzin dan Lincoln 1987 menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Dari beberapa pendapat mengenai penelitian kualitatif di atas, Moleong 2007:4-6 mensintesiskan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Langkah-langkah pelaksanaan strategi penelitian dan pengembangan yang akan dilakukan mengikuti pola menurut Borg dan Gall 1989, dalam buku Sukmadinata 2006:171. Langkah-langkah tersebut adalah: 1. Penelitian dan pengumpulan data research and information collecting. Pengukuran kebutuhan, studi literatur, penelitian dalam skala kecil, dan pertimbangan-pertimbangan dari segi nilai. 2. Perencanaan planning. Menyusun rencana penelitian, meliputi kemampuan-kemampuan yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, rumusan tujuan yang hendak dicapai dengan penelitian tersebut, desain atau langkah-langkah penelitian, dan kemungkinan pengujian dalam lingkup terbatas. 3. Pengembangan produk awal develop preliminary form of product. Pengembangan bahan pembelajaran, proses pembelajaran, dan instrumen evaluasi. 4. Uji coba lapangan awal preliminary field testing. Uji coba di lapangan pada 1 sampai 3 sekolah dengan 6 sampai dengan 12 subjek uji coba. Selama uji coba diadakan pengamatan, wawancara, dan pengedaran angket. 5. Merevisi hasil uji coba main product revision. Memperbaiki atau menyempurnakan hasil uji coba. 6. Uji coba lapangan main field testing. Melakukan uji coba yang lebih luas pada 5 sampai dengan 15 sekolah dengan 30 sampai dengan 100 orang subjek uji coba. 7. Penyempurnaan produk hasil uji coba lapangan operational product revision . Menyempurnakan produk hasil uji lapangan. 8. Uji pelaksanaan lapangan operational field testing and preliminary product revision . Dilaksanakan pada 10 sampai dengan 30 sekolah melibatkan 40 sampai dengan 200 subjek. Pengujian dilakukan melalui angket, wawancara, observasi, dan analisis hasilnya. 9. Penyempurnaan produk akhir final product revision. Penyempurnaan didasarkan masukan dari uji pelaksanaan lapangan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10. Diseminasi dan implementasi dissemination and implementation. Melaporkan hasilnya dalam pertemuan profesional dan dalam jurnal, bekerja sama dengan penerbit untuk penerbitan. Memonitor penyebaran dan pengontrolan kualitas.

L. Pertanyaan Penelitian