Latar Belakang Tradisi Rasulan di Dusun Trowono A, Karangasem, Paliyan, Gunungkidul : sebuah kajian folklor.

5

1.5 Tinjauan Pustaka

Penelitian mengenai rasulan dengan objek penelitian Dusun Trowono A belum pernah dilakukan sebelumnya, tetapi penelitian dengan objek penelitian tradisi rasulan pernah dilakukan oleh Markus Yuwono dengan judul penelitian “Perubahan Tradisi Rasulan di Gunungkidul Setelah 1998”. Penelitian ini berisi deskripsi dan analisa mengenai perkembangan tradisi rasulan di Gunungkidul ketika masyarakat menghadapi perubahan setelah krisis ekonomi 1997. Hasil penelitian yang dilakukan Markus Yuwono menunjukkan bahwa masyarakat Gunungkidul adalah masyarakat yang majemuk dan terbuka bagi kebudayaan baru. Studi ini berbeda dengan studi yang dilakukan oleh Markus Yuwono. Perbedaan tersebut terletak pada lokasi penelitian dan hal penelitian. Markus Yuwono meneliti tentang perubahan pelaksanaan Rasulan yang terjadi setelah krisis ekonomi 1997 sedangkan penelitian ini mendeskripsikan pelaksanaan tradisi Rasulan secara khusus di Dusun Trowono A.

1.6 Landasan Teori

Dalam melakukan suatu penelitian, khususnya dalam bidang budaya, diperlukan teori-teori atau pendekatan yang sesuai dengan objeknya. Pendekatan ini dapat digunakan sebagai alat pengupas yang diharapkan mendukung keberhasilan sebuah penelitian. 6 Dalam tugas akhir ini penulis menggunakan teori folklor dan folkbelief sebagai bagian dari folklor sebagian lisan untuk memaparkan hasil penelitian. 1.6.1 Folklor Folklor berasal dari kata folklore bahasa Inggris. Jika dieja menjadi folk artinya ‘rakyat’ dan lore artinya ‘tradisi’. Folk adalah kelompok atau kolektif yang memiliki ciri-ciri pengenal kebudayaan yang membedakan dengan kelompok lain. Lore merupakan wujud tradisi dari lore. Tradisi tersebut dituturkan secara oral lisan dan turun-temurun. Folklor berarti tradisi rakyat yang sebagian disampaikan secara lisan, yaitu kelisanan menjadi pijakan folklor Endraswara, 2005: 11 Menurut Budiaman 1979: 14-15 betapa pentingnya kita mempelajari folklor dalam rangka mengenal kebudayaan masyarakat tertentu karena fungsi yang terkandung di dalamnya, yaitu sebagai sistem proyeksi yang dapat mencerminkan angan-angan kelompok, sebagai alat pengesahan pranata- pranata dan lembaga kebudayaan, sebagai alat pendidikan anak, dan sebagai alat pemaksa dan pengawas agar norma-norma masyarakat terpenuhi. Folklor adalah sebagian kebudayaan suatu kolektif, yang tersebar dan diwariskan turun-temurun, diantara kolektif macam apa saja, secara tradisional dalam versi yang berbeda, baik dalam bentuk lisan maupun contoh yang disertai dengan gerak isyarat atau alat pembantu pengingat Danandjaja, 1984:2. 7 Menurut Brunvand via Danandjaja 2002: 21-22 folklor dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok besar berdasarkan tipenya: 1 folklor lisan verbal folklore, 2 folklor sebagian lisan partly verbal folklore, 3 folklor bukan lisan non verbal folklore. Folklor lisan adalah folklor yang bentuknya memang murni lisan. Bentuk-bentuk genre folklor yang termasuk ke dalam kelompok besar ini antara lain a bahasa rakyat folk speech seperti logat, julukan, pangkat tradisional, dan titel kebangsawanan; b ungkapan tradisional, seperti peribahasa, pepatah, dan pemeo; c pertanyaan tradisional, seperti tekateki; d puisi rakyat, seperti pantun, gurindam, dan syair; e cerita prosa rakyat, seperti mite, legenda, dan dongeng; f nyanyian rakyat. Folklor lisan juga mempunyai fungsi sebagai penghibur atau sebagai penyalur perasaan yang terpendam. Folklor bukan lisan adalah folklor yang bentuknya bukan lisan, walaupun cara pembuatannya diajarkan secara lisan. Kelompok besar ini dapat dibagi menjadi dua subkelompok, yakni yang material dan yang bukan material. Yang tergolong material antara lain: arsitektur rakyat bentuk asli rumah daerah, bentuk lumbung padi, dan sebagainya, kerajinan tangan rakyat; pakaian dan perhiasan tubuh adat, makanan dan minuman rakyat, dan obat-obatan tradisional. Sedangkan yang termasuk yang bukan material antara lain: gerak isyarat tradisional gesture, bunyi isyarat untuk komunikasi rakyat kentongan, dan musik rakyat.