Sistematika Penyajian Tradisi Rasulan di Dusun Trowono A, Karangasem, Paliyan, Gunungkidul : sebuah kajian folklor.

21 yang biasanya dilakukan dalam setiap upacara pada masyarakat suku Jawa, khususnya masyarakat Gunungkidul. Kenduri selalu dilaksanakan pada Jumat Legi oleh masyarakat Trowono A. Jumat Legi dianggap sebagai hari besar atau hari baik bagi masyarakat Jawa begitupun oleh masyarakat Trowono A. Jumat sebagai hari besar umat muslim sedangkan legi atau manis berkaitan dengan segala sesuatu yang baik. Saat kenduri dilaksanakan, masyarakat Dusun Trowono A berkumpul di balai dusun dengan membawa nasi beserta lauk pauk. Biasanya warga dusun datang ke balai dusun dengan membawa tenggok atau bakul yang berisi nasi putih beserta lauk pauk seperti tahu, tempe, telur, sambal goreng, bakmi goreng dan sebagainya. Nasi dan lauk pauk tersebut merupakan simbol dari keberhasilan panen. Meskipun demikian, banyak sedikitnya makanan yang dikumpulkan tidak berbanding lurus juga tidak berbanding terbalik dengan banyak sedikitnya panen yang dihasilkan oleh warga. Adapun dalam hal ini prosesi kenduri terbagi menjadi empat bagian pokok antara lain pengumpulan makanan berdasarkan jenisnya, penyiapan sesaji, pembacaan doa, dan pembagian makanan. 2.2.1.1 Pengumpulan Makanan Berdasarkan Jenisnya Pengumpulan makanan dilakukan sebagai wujud ungkapan kebersamaan warga dusun. Dari yang awalnya terpisah, setelah dikumpulkan akan berubah menjadi satu. “Ini hajatnya orang banyak sehingga maknanya 22 itu dari berbagai unsur, baik itu dari segi ucapan syukur dan jadi alat pemersatu. Jadi, dari orang kaya, orang miskin, semua menyatu”, kata Widodo melalui wawancara pribadi 21 Juni 2013. Tenggok beserta makanan yang dibawa masing-masing kepala keluarga dikumpulkan menjadi satu. Setelah makanan tersebut dikumpulkan, kemudian dipisah-pisahkan sesuai jenisnya. Seluruh nasi ditempatkan di meja besar di balai, lauk pauk ditempatkan menjadi satu sesuai jenisnya di tempat yang telah disediakan warga. Setelah semua makanan dikumpulkan dan dipisahkan sesuai jenisnya, makanan tersebut kemudian dibagi-bagikan kembali secara merata dengan sarangan sebagai tempatnya. Pembagian makanan dilakukan oleh bapak-bapak yang mengikuti kenduri kecuali tamu undangan. Pembagian makanan hanya dilakukan oleh bapak-bapak. Hal tersebut bukan berarti membeda-bedakan antara bpak- bapak dan ibu-ibu tetapi hanya merupakan pembagian tugas. Bapak-bapak mengumpulkan dan membagi-bagikan makanan sementara ibu-ibu warga dusun menyiapkan makanan ringan atau pacitan untuk kenduren dan sajen. Selain makanan yang dibawa oleh setiap keluarga, adapula berbagai makanan berupa nasi uduk, ingkung, tumpeng, sega liwet, jenang abang, jenang putih, jenang baro-baro, dan sega golong yang telah dipersiapkan oleh ibu-ibu warga masyarakat Trowono A. Makanan tersebut dimasak di balai dusun atau di rumah salah satu warga, sesuai kesepakatan. Berbagai makanan tersebut dibuat untuk bahan sesaji dan mong.