Penelitian Tindakan Kelas PTK

2. Tujuan PTK dilakukan Menurut Kunandar 2008:13 , dalam bukunya “Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru” , menyatakan bahwa tujuan dari PTK adalah sebagai berikut: a. Untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas yang dipahami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar, meningkatkan profesinalisme guru, dan menumbuhkan budaya akademik dikalangan guru. b. Peningkatan kualitas praktik pembelajaran dikelas secara terus- menerus mengingat masyarakat berkembang secara cepat. c. Peningkatan relevansi pendidikan, hal ini mulai dicapai melalui peningkatan proses pembelajaran. d. Sebagai alat training in service, yang melengkapi guru dengan skill dan metode baru, mempertajam kekuatan analitisnya dan mempertinggi kesadaran dirinya. e. Sebagai alat untuk lebih inovatif terhadap pembelajaran. f. Peningkatan mutu hasil pendidikan melalui perbaikan praktik pembelajaran di kelas dengan mengembangkan berbagai jenis keterampilan dan meningkatkan motivasi belajar siswa. g. Meningkatkan sifat profesional pendidik dan tenaga kependidikan. h. Menumbuh kembangkan budaya akademik dilingkungan akademik. i. Peningkatan efisiensi pengelolaan pendidikan, peningkatan dan perbaikan proses pembelajaran disamping untuk meningkatkan relevansi dan mutu hasil pendidikan juga untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber-sumber daya yang terintegrasi di dalamnya 3. Manfaat yang dapat diperoleh dari PTK Daryanto 2011:13 manfaat Penelitian Tindakan Kelas PTK yang terkait dengan pembelajaran mencakup hal-hal berikut: a. Inovasi, dalam hal ini guru perlu selalu mencoba, mengubah, mengembangkan, dan meningkatkan gaya mengajarnya agar mampu merencanakan dan melaksanakan model pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kelas dan zaman. b. Pengembangan kurikulum di tingkat kelas dan sekolah, PTK dapat dimanfaatkan secara efektif oleh guru untuk mengembangkan. c. Hasil-hasil PTK akan sangat bermanfaat jika digunakan sebagai sumber masukan untuk mengembangkan kurikulum baik di tingkat kelas maupun sekolah. d. Peningkatan profesionalisme guru, keterlibatan guru dalam PTK akan dapat meningkatkan profesionalisme guru dalam proses pembelajaran. PTK merupakan salah satu cara yang dapat digunakan oleh guru untuk memahami apa yang terjadi di kelas dan cara pemecahannya yang dapat dilakukan. 4. Model Penelitian Tindakan Kelas Menurut Arikunto 2006:16 secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui dalam penelitian tindakan kelas, yaitu 1 perencanaan, 2pelaksanaan, 3pengamatan, dan 4refleksi.Adapun model untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut: Gambar 2.1 Tahap Penelitian Tindakan Kelas Keterangan gambar: Tahap 1: Menyusun rancangan tindakan planning Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakuakan. Dalam tahap menyusun rancangan ini, peneliti menentukan titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrument pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung. Tahap2: PelaksanaanTindakan acting Perencanaan SIKLUS I Refleksi Pelaksanaan Pengamatan Perencanaan Refleksi Pelaksanaan SIKLUS II ? Pengamatan Tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas. Hal yang perlu diingat adalah bahwa pelaksana guru harus ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapiharus pula berlakuwajar, tidak di buat-buat. Tahap3 :Pengamatan observing Tahap ke-3, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan pengamat. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan, jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Tahap 4: Refleksi reflecting Tahap ke-4 merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembaliapa yang sudah dilakukan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakuakan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan.

B. Belajar

1. Pengertian Belajar Menurut W.S. Winkel 1984:53 belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap.Perubahan tersebut bersifat relatif konstan tetap dan berbekas. Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Menurut Slameto 2003:2 belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon . Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang secara sadar untuk memperoleh suatu perubahan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan ,penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun. Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Pembelajaran adalah pemberdayaan potensi pesertadidik menjadi kompetensi. Kegiatan pemberdayaan ini tidak dapat berhasil tanpa ada orang yang membantu. Menurut Syaiful Sagala 2009:32 pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain struksional, untuk membuat secara aktif yang menekankan pada penyedian sumber belajar. 2. Prinsip Belajar Dalam proses pembelajaran, guru dituntut untuk mampu

Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

0 4 169

Penerapan model cooperative learning teknik numbered heads together untuk meningkatkan hasil belajar akutansi siswa ( penelitian tindakan kelas di MAN 11 jakarta )

0 6 319

Pengaruh Strategi Pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Mathaul Huda

0 5 173

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI 05 METRO BARAT

0 15 65

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER DAN MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI 3 SIMBARWARINGIN

0 6 83

PENERAPAN MEDIA PERMAINAN CHEMOPOLY BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP MOL KELAS X SMA.

5 45 23

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 0 30

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SISTEM REFRIGERASI.

0 0 32

Penerapan cooperative learning tipe numbered head together untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi SMK YPKK 2 Sleman.

1 4 217

PENERAPAN MODEL COORPERATIVE LEARNING METODE NUMBERED HEAD TOGETHER PADA MATA PELAJARAN PENGETAHUAN BAHAN MAKANAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEBUTUHAN BELAJAR DI SMK N 1 KALASAN.

0 1 16