23
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian ekperimental murni menggunakan metode desain faktorial yang bersifat eksploratif dengan dua faktor dan dua level.
B. Variabel dan Definisi Operasional
1. Variabel penelitian
a. Variabel bebas. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah level CMC-
Na dan gliserin yang digunakan dalam formulasi. b.
Variabel tergantung. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah sifat fisik gel yang meliputi organoleptis, pH, viskositas dan daya sebar, serta
stabilitas sediaan gel pergeseran viskositas setelah penyimpanan selama 4 minggu.
c. Variabel pengacau terkendali. Variabel pengacau terkendali dalam
penelitian ini adalah waktu panen, umur, habitat tumbuh, cara panen dari tanaman cocor bebek, lama dan kecepatan pencampuran saat pembuatan
gel, lama penyimpanan, wadah yang digunakan untuk menyimpan sediaan gel, umur, jenis kelamin, serta galur tikus yang digunakan.
d. Variabel pengacau tak terkendali. Variabel pengacau tak terkendali
dalam penelitian ini adalah suhu dan kelembaban udara pada saat pembuatan dan penyimpanan.
2. Definisi operasional
a. Gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek adalah sediaan semipadat
yang dibuat dari ekstrak daun cocor bebek dengan gelling agent CMC- Na dan humektan gliserin sesuai dengan formula dan prosedur
pembuatan yang telah ditentukan dalam penelitian ini. b.
Ekstrak kental daun cocor bebek adalah hasil dari proses maserasi serbuk daun cocor bebek dengan pelarut etanol, yang diuapkan menggunakan
rotary evaporator dan dilanjutkan penguapan diatas waterbath pada suhu
70
o
C selama 3 jam dengan pengadukan setiap 30 menit. c.
Gelling agent adalah bahan penyusun struktur jaringan gel yang dapat
mempengaruhi sifat fisik sediaan gel, dalam penelitian ini digunakan CMC-Na.
d. Humektan adalah bahan yang berfungsi sebagai pelembab dalam sediaan
gel di mana merupakan faktor yang akan dioptimasi dalam penelitian ini, dalam hal ini adalah gliserin.
e. Sifat fisik adalah sifat gel yang dapat dilihat kenampakan fisiknya dan
dapat diukur baik secara kualitatif maupun kuantitatif yang meliputi daya sebar, viskositas, kemampuan penetrasi, pH, dan organoleptis.
f. Stabilitas fisik gel adalah sifat gel dalam mempertahankan kestabilannya
yang dilihat dari pergeseran viskositas. g.
Pergeseran viskositas adalah selisih dari viskositas gel setelah 4 minggu penyimpanan dalam suhu kamar dengan viskositas gel setelah 2 hari
pembuatan.
h. Faktor adalah variabel yang diteliti di dalam penelitian CMC-Na dan
gliserin. i.
Level adalah tetapan atau nilai dari suatu faktor yang dinyatakan secara numerik.
j. Respon adalah besaran yang diamati, perubahan efek dan besarnya dapat
dinyatakan secara kuantitatif. Dalam penelitian ini adalah sifat fisik dan stabilitas fisik gel.
k. Efek adalah perubahan respon yang disebabkan oleh variasi level dari
faktor. l.
Contour plot adalah grafik yang merupakan area optimum dari formula
yang menunjukkan parameter sediaan gel yang baik. m.
Area optimum adalah area dari komposisi CMC-Na dan gliserin yang memberikan sifat fisik dan stabilitas sediaan gel yang baik, yaitu daya
sebar 5-7 cm, viskositas 150-250 dPas, serta perubahan viskositas selama penyimpanan ≤ 10.
C. Bahan Penelitian