Quercetin termasuk dalam golongan flavonoid, sehingga dapat digunakan sebagai
parameter pembanding uji kuantitatif flavonoid.
D. Orientasi Level dari Kedua Faktor Penelitian
Orientasi level dari kedua faktor bertujuan untuk menentukan level rendah dan tinggi dari faktor CMC-Na sebagai gelling agent dan faktor gliserin
sebagai humektan. Level rendah dan tinggi dari kedua faktor ditentukan dengan melihat respon viskositas dan respon daya sebar yang dihasilkan.
Gambar 3. Profil kurva variasi konsentrasi CMC-Na terhadap viskositas
Gambar 4. Profil kurva variasi konsentrasi CMC-Na terhadap daya sebar
Orientasi faktor CMC-Na menggunakan variasi konsentrasi CMC-Na dengan range 6
– 8,5 g. Hal ini dikarenakan konsentrasi CMC-Na sebagai gelling agent
adalah 3-6 Rowe dkk., 2009. Hasil orientasi dapat dilihat pada gambar 3 dan gambar 4. Gambar 3 menunjukkan bahwa seiring dengan penambahan
konsentrasi CMC-Na maka akan meningkat pula respon viskositas dari sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek. CMC-Na akan memberikan pengaruh
secara linier terhadap respon viskositas pada konsentrasi 6 – 7,5 g dengan r =
0,9927. Sedangkan pada gambar 4, dapat disimpulkan bahwa seiring dengan penambahan konsentrasi CMC-Na maka akan menurunkan respon daya sebar dari
sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek. CMC-Na akan memberikan pengaruh secara linier terhadap respon daya sebar pada konsentrasi 6
– 8 g dengan r = 0,9948. Oleh karena itu, dengan melihat irisan dari kedua respon dapat
ditentukan bahwa level rendah dari gelling agent CMC-Na adalah 6 g dan level tinggi 7,5 g.
Gambar 5. Profil kurva konsentrasi gliserin terhadap viskositas
Gambar 6. Profil kurva variasi konsentrasi gliserin terhadap daya sebar
Orientasi faktor gliserin digunakan variasi konsentrasi gliserin dengan range 10
– 60 g. Hal ini dikarenakan konsentrasi gliserin sebagai humektan adalah ≤ 30 Rowe dkk., 2009. Hasil orientasi dapat dilihat pada gambar 5 dan gambar
6. Gambar 5 menunjukkan bahwa seiring dengan penambahan konsentrasi gliserin maka akan menurun pula respon viskositas dari sediaan gel ekstrak daun cocor
bebek. Gliserin memberikan pengaruh secara linier terhadap respon viskositas pada konsentrasi 10
– 60 g dengan r = 0,9925. Sedangkan pada gambar 6, dapat disimpulkan bahwa seiring dengan penambahan konsentrasi gliserin maka akan
meningkatkan respon daya sebar dari sediaan gel ekstrak daun cocor bebek. Gliserin memberikan pengaruh secara linier terhadap respon daya sebar pada
konsentrasi 10 – 30 g dan 30 – 60 g dengan r = 0,9961. Namun secara fisik, dapat
dilihat bahwa formula 1 dan 2 memiliki viskositas yang sangat kental sehingga tidak dapat mengalir yang membuat sediaan tersebut sulit untuk diaplikasikan dan
dikeluarkan dari wadah. Oleh karena itu, ditentukan bahwa level rendah dari humektan gliserin adalah 30 g dan level tinggi 60 g yang merupakan irisan dari
kedua respon.
E. Pembuatan Sediaan Gel Anti-inflamasi Ekstrak Daun Cocor Bebek