34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Determinasi Tumbuhan
Tanaman yang akan digunakan dalam penelitian ini dideterminasi terlebih dahulu. Tujuan determinasi adalah memastikan kebenaran dari tanaman
yang digunakan dalam penelitian. Determinasi dilakukan dengan mengacu literatur yaitu pada Backer dan van Den Brink 1963. Proses determinasi yaitu
dengan mencocokan ciri morfologi tanaman dengan kunci determinasi. Hasil determinasi menunjukkan bahwa tanaman yang digunakan dalam penelitian ini
adalah benar cocor bebek Kalanchoe pinnata Lam.. Pembuktian kebenaran dari tanaman yang digunakan juga diperkuat dengan adanya surat determinasi
tanaman yang dikeluarkan oleh Laboratorium Kebun Tanaman Obat Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Lampiran 1.
B. Pengumpulan dan Penyerbukan Simplisia
Cocor bebek yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Kebun Obat Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. Tanaman tersebut merupakan
tanaman yang ditanam secara mandiri oleh peneliti. Sebelumnya peneliti memperoleh bibit cocor bebek dari Merapi Farma, Kaliurang. Tempat
pengambilan tanaman pada satu tempat ini diharapkan metabolit yang terkandung di dalamnya seragam. Hal itu dikarenakan tanaman mendapatkan perlakuan yang
sama. Daun cocor bebek dipanen saat berumur kurang lebih tiga bulan sebelum
berbunga. Menurut penelitian yang dilakukan Milad, El-Ahmady, dan Singab 2014, menunjukkan bahwa daun cocor bebek yang dipanen sebelum berbunga
memiliki aktivitas anti-inflamasi sedangkan daun cocor bebek yang dipanen setelah berbunga tidak memiliki aktivitas anti-inflamasi.
Setelah dipanen, daun cocor bebek dicuci bersih dengan air mengalir, lalu dipotong kecil-kecil agar proses pengeringan dapat berjalan lebih efisien.
Potongan daun cocor bebek tersebut kemudian dikeringkan dengan pengeringan udara di tempat teduh selama 2 hari dan dilanjutkan dengan pengeringan
menggunakan lemari pengering dengan suhu 35
o
C. Simplisia kering ditandai dengan mudah hancur dan patah ketika diremas.
Simplisia yang sudah kering kemudian diserbuk dengan bantuan blender. Penyerbukan ini bertujuan untuk memperluas kontak permukaan simplisia dengan
pelarut agar proses penyarian dapat lebih maksimal. Ukuran serbuk yang terlalu besar menyebabkan sudut kontak antara serbuk dan penyari menjadi semakin
kecil sehingga proses ekstraksi tidak maksimal. Namun ukuran serbuk yang terlalu halus memiliki kelemahan yaitu sulit dipisahkan antara pelarut dan ampas
serbuk. Oleh karena itu serbuk yang dihasilkan diayak dengan ayakan mesh 40 agar ukuran partikel serbuk menjadi seragam. Selanjutnya serbuk langsung
diekstraksi dengan etanol 70 untuk mencegah peningkatan kadar air dan degradasi senyawa aktif oleh jamur dan bakteri.
C. Pembuatan Ekstrak Daun Cocor Bebek