Determinasi tanaman cocor bebek Kalanchoe pinnata Lam. Pembuatan ekstrak daun cocor bebek

D. Alat Penelitian

Oven, blender, erlenmeyer, maserator seri OS-762 OPTIMA-JAPAN, corong Buchner, labu hisap, vacuum rotary evaporator, gelas ukur, wadah plastik, sendok, pipet ukur, propipet, cawan porselen, pipet tetes, batang pengaduk, cawan arloji, gelas Beaker, mixer Maspion seri MT-1150, viskometer seri VT 04 RION- JAPAN, stopwatch, waterbath, pH stik, seperangkat alat uji daya sebar, dan jangka sorong digital.

E. Tata Cara Penelitian

1. Determinasi tanaman cocor bebek Kalanchoe pinnata Lam.

Determinasi tanaman cocor bebek dilakukan di Laboratorium Farmakognosi Fitokimia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Determinasi bertujuan untuk memastikan kebenaran dari tanaman yang akan digunakan dalam penelitian ini. Determinasi dilakukan dengan mengacu pada Backer dan van Den Brink 1963.

2. Pembuatan ekstrak daun cocor bebek

a. Pengumpulan dan cara panen daun cocor bebek. Bibit daun cocor bebek diperoleh dari tempat budidaya tanaman obat Merapi Farma yang terdapat di daerah Kaliurang, Yogyakarta. Kemudian bibit dibudidayakan secara mandiri di kebun obat kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Paingan. Tanaman dipanen pada umur tiga bulan sebelum tanaman berbunga. Daun hasil panen dicuci dengan air mengalir sortasi basah untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang menempel. Selanjutnya daun yang sudah dicuci diangin-anginkan kemudian dikeringkan sampai daun benar-benar kering. Parameter kering adalah daun mudah dipatahkan atau hancur bila diremas. Simplisia yang sudah kering diserbuk dengan menggunakan blender. b. Pembuatan ekstrak kental daun cocor bebek. Simplisia serbuk ditimbang sejumlah 40 g dimaserasi dalam 100 mL etanol 70. Maserasi dilakukan selama 48 jam. Selanjutnya larutan disaring menggunakan kertas saring dengan bantuan pompa vacuum. Residu yang didapat kemudian diuapkan menggunakan vacuum rotary evaporator dengan suhu 55 o C dan dilanjutkan di atas waterbath pada suhu 70 o C selama 3 jam dengan pengadukan setiap 30 menit. Metode ini mengacu pada penelitian Nwose 2013 dengan modifikasi pelarut dan proses pemekatan. c. Uji kandungan flavonoid. Pengujian kandungan flavonoid dalam ekstrak daun cocor bebek secara kualitatif dan kuantitatif dilakukan oleh LPPT Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta dengan metode spektrofotometri visibel dan dengan quercetin sebagai standar pembanding. Panjang gelombang yang digunakan 510 nm.

3. Formulasi gel