Metode optimasi yang digunakan adalah metode desain faktorial dengan dua faktor CMC-Na dan gliserin dan dua level level rendah dan level tinggi.
Metode ini digunakan untuk mengetahui faktor antara CMC-Na, gliserin, maupun interaksi antar kedua faktor tersebut. Menurut Bolton dan Bon 2004 metode
desain faktorial memungkinkan untuk mengidentifikasi efek masing-masing faktor, maupun efek interaksi antar faktor.
1. Perumusan masalah
a. Faktor apakah yang lebih dominan antara CMC-Na, gliserin, atau interaksi
keduanya yang menentukan sifat fisik viskositas dan daya sebar dan stabilitas fisik pergeseran viskositas sediaan gel ekstrak daun cocor
bebek? b.
Dapatkah diperoleh komposisi optimum dari gelling agent CMC-Na dan humektan gliserin agar didapat sediaan gel ekstrak daun cocor bebek yang
memenuhi persyaratan sifat fisik dan stabil? c.
Apakah sediaan gel ekstrak daun cocor bebek memiliki aktivitas anti- inflamasi?
2. Keaslian penelitian
Penelitian yang terkait dengan daun cocor bebek dan sediaan gel antara lain:
a. ”Formulasi dan Uji Efektivitas Gel Luka Bakar Ekstrak Daun Cocor
Bebek Kalanchoe pinnata Lam. pada Kelinci Oryctolagus cuniculus ”
yang dilakukan oleh Hasyim dkk. 2012. Penelitian ini memformulasikan ekstrak daun cocor bebek dalam bentuk gel untuk penyembuhan luka
bakar. Letak perbedaan dengan penelitian skripsi ini adalah dalam formulanya, yaitu gelling agent yang digunakan CMC-Na, serta humektan
yang digunakan hanya gliserin. b.
“Analgesic and Anti-Inflammatory Activity of Kalanchoe pinnata Lam. Pers” yang dilakukan oleh Matthew dkk. 2013 mengenai uji aktivitas
anti-inflamasi cocor bebek pada hewan uji tikus. Letak perbedaan dengan penelitian skripsi ini adalah sampel yang diuji aktivitasnya. Penelitian
yang dilakukan oleh Matthew dkk. menguji aktivitas dari ekstrak daun cocor bebek, sedangkan penelitian skripsi ini menguji aktivitas dari gel
ekstrak daun cocor bebek. Sejauh penelusuran pustaka yang dilakukan penulis, belum ada penelitian
mengenai optimasi gelling agent CMC-Na dan humektan gliserin dalam sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek dengan aplikasi desain
faktorial.
3. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis. Penelitian ini diharapkan menambah informasi dalam
bidang kefarmasian, khususnya mengenai formulasi gel anti-inflamasi
dengan cocor bebek sebagai zat aktifnya.
b. Manfaat praktis. Menghasilkan sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun
cocor bebek yang memiliki sifat fisik dan stabilitas yang baik sehingga
dapat menjadi alternatif pilihan obat dari bahan alam bagi masyarakat.
B. Tujuan Penelitian