Pengaruh Pengetahuan dengan Kejadian TB MDR

5.2.2. Pengaruh Pengetahuan dengan Kejadian TB MDR

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan pasien tentang TB Paru baik sebanyak 56.8 pada kategori kurang. Jawaban pasien melalui pertanyaan yang diajukan tentang TB Paru belum sepenuhnya sesuai dengan semestinya. Hal ini memberikan gambaran bahwa sebagian besar pasien memiliki pengetahuan yang kurang baik, sehingga pengobatan TB Paru belum optimal. Hasil penelitian ini didukung hasil penelitian Fahruda dalam Erawatyningsih 2009 yang mengatakan bahwa tingkat pengetahuan penderita yang rendah akan berisiko lebih dari dua kali terjadi kegagalan pengobatan dibandingkan dengan penderita yang memiliki pengetahuan tinggi. Hasil penelitian Amaliah 2012 juga menyimpulkan bahwa penderita dengan pengetahuan TB yang rendah memiliki risiko terjadinya kegagalan konversi sebesar 3.828 kali lebih besar dibanding penderita dengan pengetahuan TB paru yang tinggi. Hail penelitian ini juga sesuai dengan pendapat Notoatmodjo 2010, bahwa tindakan seseorang terhadap masalah kesehatan pada dasarnya dipengaruhi oleh pengetahuan seseorang tentang masalah tersebut. Dalam hal ini, pengetahuan yang dimiliki penderita TB Paru berhubungan dengan tingkat kepatuhan berobat, semakin tinggi pengetahuan penderita TB Paru tentang penyakitnya maka akan semakin patuh berobat. Pengetahuan penderita tentang TB Paru akan membentuk persepsi keparahan dan dapat disembuhkan, sikap terhadap keteraturan minum obat, akhirnya dapat terjadi konversi. Pengetahuan seseorang diperoleh melalui interaksi dengan petugas rumah sakit, Puskesmas, media cetak maupun elektronik. Pengetahuan ini akan menghilangkan mitos, tahayul tentang TB, sehingga penderita mau berobat ke sarana pelayanan kesehatan untuk menyembuhkan penyakit TB yang dideritanya Kemenkes RI, 2011. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang overt behavior. Perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih baik daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Kebiasaan sebagai bentuk perilaku yang didasari oleh pengetahuan Universitas Sumatera Utara akan memengaruhi baik atau buruknya pengetahuan seseorang tentang penyakit. Menurut Notoatmodjo 2010, pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pendapat diatas didukung oleh teori Green dalam Notoatmodjo 2010 yang menyatakan bahwa pengetahuan merupakan bagian dari faktor predisposisi yang sangat menentukan dalam memberikan perilaku seseorang.

5.2.3. Pengaruh Sikap dengan Kegagalan PengobatanLini Pertama TB Paru

Dokumen yang terkait

Faktor-faktor yang Memperngaruhi Kegagalan Pengobatan Lini Pertama pada Pasien TB MDR di Poli DOTS/MDR RSUP HAM Medan

4 44 118

Karakteristik Penyakit Hepatitis B Kronik pada Pasien Rawat Jalan di RSUP HAM Medan pada Januari 2012 sampai Desember 2013

12 96 61

Faktor yang Berhubungan dengan Gagal Konversi Pasien TB Paru Kategori I pada Akhir Pengobatan Fase Intensif di Kota Medan

14 102 133

Studi Kasus Mycobacterium Tuberculosis yang resisten Terhadap Antibiotik Lini Pertama pada Pasien Tuberkulosis di RSUP Fatmawati

1 30 91

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perkembangan TB paru dan MDR TB di Indonesia - Perbandingan Nilai Neutrofil Limfosit Rasio (NLR) pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Multi-Drug Resistant (MDR) TB di RSUP H. Adam Malik Medan

1 4 56

Faktor-faktor yang Memperngaruhi Kegagalan Pengobatan Lini Pertama pada Pasien TB MDR di Poli DOTS/MDR RSUP HAM Medan

0 0 31

LEMBAR PENGESAHAN Faktor-faktor yang Memperngaruhi Kegagalan Pengobatan Lini Pertama pada Pasien TB MDR di Poli DOTSMDR RSUP HAM Medan NAMA : Dhiyanisa Nadhira L NIM : 100100167 Pembimbing Penguji I

0 0 15

Cara kerja penelitian ‘Faktor yang Berhubungan dengan Gagal Konversi Pasien TB Paru Kategori I pada Akhir Pengobatan Fase Intensif di Kota Medan’

0 0 33

Faktor yang Berhubungan dengan Gagal Konversi Pasien TB Paru Kategori I pada Akhir Pengobatan Fase Intensif di Kota Medan

0 0 9

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian - Faktor yang Berhubungan dengan Gagal Konversi Pasien TB Paru Kategori I pada Akhir Pengobatan Fase Intensif di Kota Medan

0 0 6