Pengaruh Fasilitas Kesehatan dengan Kegagalan Pengobatan Lini Pertama TB Paru Pengaruh Ketersediaan OATdengan Kegagalan Pengobatan Lini Pertama TB Paru

5.2.6. Pengaruh Fasilitas Kesehatan dengan Kegagalan Pengobatan Lini Pertama TB Paru

Berdasarkan hasil penelitian, fasilitas kesehatan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kegagalan pengobatan lini pertama.Hal ini sesuai dengan hasil signifikansi yang lebih besar dari 0.05 atau p-value 0.05 yaitu 0.501. Dilihat dari pertanyaan mengenai jarak rumah ke fasilitas kesehatan, sebanyak 76.1 atau 53 pasien dengan jarak rumah yang dekat dengan fasilitas kesehatan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Erawatyningsih 2009 yang mengatakan bahwa jarakrumah untuk menjangkau fasilitas kesehatan ataupuskesmas bukan merupakan faktor penentuketidakpatuhan penderita dalam pengobatan. Penelitian tersebut tidak sesuai denganpenelitian Intang 2004 yang menyatakan bahwa jauhnya jarakrumah penderita dari Puskesmas dapat menentukanketidakpatuhan pengobatan penderita karenasulitnya alat transportasi di pedesaan ke Puskesmassehingga penderita harus berjalan kaki lebih dari 1km untuk menempuh Puskesmas bahkan ada yangharus dengan angkutan motor laut sehinggamengeluarkan biaya transportasi yang besar. Senewe 2002 dalam hasil penelitiannya juga mengatakan bahwa jarak mempunyai hubungan yang bermakna dengan keteraturankepatuhan berobat penderita TB paru di puskesmas. Dapat juga dilihat bahwa kemudahan alat transportasi dan waktu yang relatif singkat yang diperlukan untuk sampai ke fasilitas kesehatan bukan merupakan kendala dalam memperoleh pengobatan.

5.2.7. Pengaruh Ketersediaan OATdengan Kegagalan Pengobatan Lini Pertama TB Paru

Berdasarkan hasil penelitian, dapat dilihat bahwa persentase ketersediaan OAT dan kualitas OAT mencapai 100.Puskesmas satelit sangat membantu dalam pendistribusian OAT terutama di daerah diluar perkotaan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Senewe 2002 yang mengatakan bahwa hubungan antara ketersediaan obat di puskesmas dengan keteraturan berobat ternyata secara statistik tidak bermakna dengan nilai p = 0.6941. Universitas Sumatera Utara 65 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dokumen yang terkait

Faktor-faktor yang Memperngaruhi Kegagalan Pengobatan Lini Pertama pada Pasien TB MDR di Poli DOTS/MDR RSUP HAM Medan

4 44 118

Karakteristik Penyakit Hepatitis B Kronik pada Pasien Rawat Jalan di RSUP HAM Medan pada Januari 2012 sampai Desember 2013

12 96 61

Faktor yang Berhubungan dengan Gagal Konversi Pasien TB Paru Kategori I pada Akhir Pengobatan Fase Intensif di Kota Medan

14 102 133

Studi Kasus Mycobacterium Tuberculosis yang resisten Terhadap Antibiotik Lini Pertama pada Pasien Tuberkulosis di RSUP Fatmawati

1 30 91

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perkembangan TB paru dan MDR TB di Indonesia - Perbandingan Nilai Neutrofil Limfosit Rasio (NLR) pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Multi-Drug Resistant (MDR) TB di RSUP H. Adam Malik Medan

1 4 56

Faktor-faktor yang Memperngaruhi Kegagalan Pengobatan Lini Pertama pada Pasien TB MDR di Poli DOTS/MDR RSUP HAM Medan

0 0 31

LEMBAR PENGESAHAN Faktor-faktor yang Memperngaruhi Kegagalan Pengobatan Lini Pertama pada Pasien TB MDR di Poli DOTSMDR RSUP HAM Medan NAMA : Dhiyanisa Nadhira L NIM : 100100167 Pembimbing Penguji I

0 0 15

Cara kerja penelitian ‘Faktor yang Berhubungan dengan Gagal Konversi Pasien TB Paru Kategori I pada Akhir Pengobatan Fase Intensif di Kota Medan’

0 0 33

Faktor yang Berhubungan dengan Gagal Konversi Pasien TB Paru Kategori I pada Akhir Pengobatan Fase Intensif di Kota Medan

0 0 9

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian - Faktor yang Berhubungan dengan Gagal Konversi Pasien TB Paru Kategori I pada Akhir Pengobatan Fase Intensif di Kota Medan

0 0 6