Pengawas Menelan Obat PMO Tabel 5.8 : Distribusi Jawaban PasiententangPMO

Tabel 5.7 : Distribusi Kategori Peran Petugas Kesehatan Peran Petugas Kesehatan Gagal Kambuh n n Berperan Kurang berperan 65 100 9 100 Jumlah 65 100 9 100

5.1.3.4. Pengawas Menelan Obat PMO Tabel 5.8 : Distribusi Jawaban PasiententangPMO

Pengetahuan Gagal Kambuh Ya Tidak Ya Tidak n n n n Keberadaan PMO 65 100.0 0.0 9 100.0 0.0 PMO memberikan penyuluhan tentang penyakit Tuberkulosis 23 35.4 42 64.6 7 77.8 2 22.2 Menganjurkan anggota keluarga memeriksakan diri ke unit pelayanan kesehatan 45 69.2 20 30.8 8 88.9 1 11.1 Memberikan dorongan untuk berobat secara teratur 63 96.9 2 3.1 8 88.9 1 11.1 Mengingatkan berobat dan memeriksakan dahak pada waktu yang telah ditentukan 32 49.2 33 50.8 6 66.7 3 33.3 Mengawasi menelan obat 60 92.3 5 7.7 8 88.9 1 11.1 Mengawasiminum obat secara teratur setiap hari atau seminggu sekali 59 90.8 6 9.2 7 77.8 2 22.2 Menganjurkan bila setelah makan OAT ternyata mempunyai keluhan efek samping obat agar tidak memberhentikan minum obat dan menganjurkan agar kontrol ke pelayanan kesehatan 63 96.9 2 3.1 9 100.0 0.0 Mendengarkan keluhan tentang kondisi penyakit dan memberi dukungan selain mengawasi minum obat 40 61.5 25 38.5 5 55.6 4 44.4 Berdasarkan hasil penelitian tentang PMO, seluruh pasien 100 memiliki PMO. Berdasarkan pertanyaan tentang penyuluhan oleh PMO, sebanyak 30 pasien 40.5 menyatakan bahwa PMO memberikan penyuluhan tentang penyakit Tuberkulosis, sedangkan yang menyatakan tidak sebanyak 44 pasien 59.5. Berdasarkan pertanyaan tentang menganjurkan pemeriksaan kesehatan Universitas Sumatera Utara terhadap anggota keluarga, sebanyak 53 pasien 71.6 menyatakan bahwa PMO menganjurkan anggota keluarga memeriksakan diri ke unit pelayanan kesehatan dan sebanyak 21 pasien 28.4 menyatakan tidak. Berdasarkan pertanyaan tentang dorongan berobat oleh PMO, sebanyak 71 pasien 95.9 menyatakan bahwa PMO memberikan dorongan untuk berobat secara teratur, sedangkan sebanyak 3 pasien 4.1 menyatakan tidak. Berdasarkan pertanyaan tentang PMO mengingatkan berobat dan memeriksakan dahak pada waktu yang telah ditentukan, sebanyak 38 pasien 51.4 menyatakan bahwa PMO mengingatkan dan sebanyak 36 pasien 48.6 menyatakan bahwa PMO tidak mengingatkan. Berdasarkan pertanyaan tentang pengawasan PMO saat menelan obat, sebanyak 68 pasien 91.9 menyatakan bahwa PMO mengawasi saat menelan obat, sedangkan 6 pasien 8.1 menyatakan tidak. Berdasarkan pertanyaan tentang pengawasan minum obat secara teratur setiap hari atau seminggu sekali, sebanyak 66 pasien 89.2 menyatakan bahwa PMO mengawasi minum obat secara teratur setiap hari atau seminggu sekali dan sebanyak 8 pasien 10.8 menjawab tidak. Berdasarkan pertanyaan tentang anjuran agar tidak menmberhentikan pengobatan bila terdapat efek samping oleh PMO, sebanyak 72 pasien 97.3 menyatakan bahwa PMO menganjurkan bila setelah makan OAT ternyata mempunyai keluhan efek samping obat agar tidak memberhentikan minum obat dan menganjurkan agar kontrol ke pelayanan kesehatan dan sebanyak 2 pasien 2.7 menjawab tidak. Berdasarkan pertanyaan tentang PMO mendengarkan keluhan pasien, sebanyak 45 pasien 60.8 menyatakan PMO mendengarkan keluhan tentang kondisi penyakit dan memberi dukungan selain mengawasi minum obat dan sebanyak 29 pasien 39.2 menyatakan tidak. Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa setelah dilakukan pengkategorian berdasarkan jawaban pasien, sebanyak 71 pasien 43.2 menyatakan PMO bertugas dengan baik, dan sebanyak42 pasien 56.8 menyatakan PMO bertugas dengan kurang baik. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.9 : Distribusi Kategori PMO PMO Gagal Kambuh n n Baik Kurang 63 2 96.9 3.1 8 1 88.9 11.1 Jumlah 65 100 9 100

5.1.3.5. Fasilitas Kesehatan Tabel 5.10 : Distribusi Jawaban PasiententangFasilitas Kesehatan

Dokumen yang terkait

Faktor-faktor yang Memperngaruhi Kegagalan Pengobatan Lini Pertama pada Pasien TB MDR di Poli DOTS/MDR RSUP HAM Medan

4 44 118

Karakteristik Penyakit Hepatitis B Kronik pada Pasien Rawat Jalan di RSUP HAM Medan pada Januari 2012 sampai Desember 2013

12 96 61

Faktor yang Berhubungan dengan Gagal Konversi Pasien TB Paru Kategori I pada Akhir Pengobatan Fase Intensif di Kota Medan

14 102 133

Studi Kasus Mycobacterium Tuberculosis yang resisten Terhadap Antibiotik Lini Pertama pada Pasien Tuberkulosis di RSUP Fatmawati

1 30 91

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perkembangan TB paru dan MDR TB di Indonesia - Perbandingan Nilai Neutrofil Limfosit Rasio (NLR) pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Multi-Drug Resistant (MDR) TB di RSUP H. Adam Malik Medan

1 4 56

Faktor-faktor yang Memperngaruhi Kegagalan Pengobatan Lini Pertama pada Pasien TB MDR di Poli DOTS/MDR RSUP HAM Medan

0 0 31

LEMBAR PENGESAHAN Faktor-faktor yang Memperngaruhi Kegagalan Pengobatan Lini Pertama pada Pasien TB MDR di Poli DOTSMDR RSUP HAM Medan NAMA : Dhiyanisa Nadhira L NIM : 100100167 Pembimbing Penguji I

0 0 15

Cara kerja penelitian ‘Faktor yang Berhubungan dengan Gagal Konversi Pasien TB Paru Kategori I pada Akhir Pengobatan Fase Intensif di Kota Medan’

0 0 33

Faktor yang Berhubungan dengan Gagal Konversi Pasien TB Paru Kategori I pada Akhir Pengobatan Fase Intensif di Kota Medan

0 0 9

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian - Faktor yang Berhubungan dengan Gagal Konversi Pasien TB Paru Kategori I pada Akhir Pengobatan Fase Intensif di Kota Medan

0 0 6