akan memengaruhi baik atau buruknya pengetahuan seseorang tentang penyakit. Menurut Notoatmodjo 2010, pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini
terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pendapat diatas didukung oleh teori Green dalam Notoatmodjo 2010 yang
menyatakan bahwa pengetahuan merupakan bagian dari faktor predisposisi yang sangat menentukan dalam memberikan perilaku seseorang.
5.2.3. Pengaruh Sikap dengan Kegagalan PengobatanLini Pertama TB Paru
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap pasien sebanyak 55.4 pada kategori negatif. Jawaban pasien melalui pertanyaan yang diajukan tentang sikap pasien
terhadap penyakit TB Paru belum sepenuhnya sesuai dengan semestinya. Hal ini memberikan gambaran bahwa sebagian besar pasien memiliki sikap yang kurang
baik dalam menghadapi penyakitnya, sehingga pengobatan TB Paru belum optimal.
Berdasarkan jawaban pertanyaan mengenai pentingnya meminum obat anti TB dalam waktu lama dan bahaya bila tidak meminum obat TB secara teratur,
dapat dilihat bahwa lebih dari 50 pasien menunjukkan sikap negatif. Hal ini mungkin dikarenakan pasien akan mulai berhenti minum obat setelah dua bulan
pengobatan atau setelah fase awal, karena pada saat itu gejala penyakit TB sudah mulai berkurang dan hilang, sehingga pasien menganggap bahwa diri nya sudah
sembuh dan tidak perlu lagi minum obat secara teratur dan dalam jangka waktu yang lama.
Hal ini sesuai dengan penelitian Nugroho 2011 yang menyebutkan bahwa seharusnya pengobatan TB yang dianjurkan minimal 6 bulan harus
diselesaikan tetapi karena pasien sudah merasa sembuh maka pengobatan dihentikan sebelum pengobatan selesai. Hal ini disebabkan karena kurangnya
pengetahuan narasumber tentang pentingnya pengobatan sampai selesai. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Octaria 2013
yang mengatakan bahwa tidakada hubungan bermakna antara sikap dengan kepatuhan pengobatan tahap awal dikarenakan adanya faktor-faktor lain termasuk
Universitas Sumatera Utara
faktorpendukung seperti fasilitas yang juga diperlukanuntuk mengubah sikapmenjadi tindakan yang positif.
5.2.4. Pengaruh Petugas Kesehatan dengan Kegagalan Pengobatan Lini Pertama TB Paru
Berdasarkan hasil wawancara, seluruh pasien mengatakan mendapat sikap petugas kesehatan yang baik pada saat berobat. Petugas kesehatan telah melakukan tugas
nya dengan baik, mulai dari sikap yang ramah saat pasien datang, mendengarkan keluhan pasien, menjelaskan dan mengingatkan agar pasien berobat secara teratur
dan menanyakan kemajuan pengobatan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Pare 2012 yang mengatakan
bahwa petugas kesehatan bukan merupakan faktor risiko terhadap perilaku berobat pasien TB Paru. Fahruda dalam Erawatyningsih 2009 juga mengatakan
bahwa sikap petugas tidakmempengaruhi kepatuhan penderita untuk
berobatkarena bahwa sikap dan perilaku petugas kesehatansudah cukup baik dalam memberikan pelayananpengobatan pada penderita, karena petugas
telahmengikuti pelatihan teknis program danpenanggulangan penyakit TB paru.
5.2.5. Pengaruh PMO dengan Kegagalan Pengobatan Lini Pertama TB Paru