Kerangka Konsep Hipotesis Jenis Penelitian Ethical Clearence

32 BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian TB MDR dapat dilihat berdasarkan karakteristik dan 3 faktor, yaitu faktor predisposisi, faktor pendorong, dan faktor pendukung. Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah : Kegagalan Pengobatan Lini Pertama Faktor Predisposisi: - Pengetahuan - Sikap Faktor Pendorong : - Petugas kesehatan - Pengawas Menelan Obat PMO Karakteristik Pasien : - Usia - Jenis kelamin - Pendidikan - Kebiasaan merokok - Penyakit penyerta Faktor Pendukung : - Fasilitas Kesehatan - Ketersediaan OAT Universitas Sumatera Utara

3.2. Definisi Operasional

1. Pengobatan lini pertama terdiri dari Kategori 1 dan Kategori 2, dimana Kategori 1 diberikan pada pasien baru dan Kategori 2 diberikan pada pasien BTA positif yang telah diobati sebelumnya. 2. Pasien TB MDR adalah pasien yang resisten terhadap OAT rifampisin dan isoniazid. 3. Kegagalan pengobatan ialah jika pasien tidak menyelesaikan pengobatan dengan lengkap atau pasien yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap positif atau kembali menjadi positif pada bulan kelima atau lebih selama pengobatan.

3.2.1. Karakteristik Pasien

Tabel 3.1 Karakteristik Pasien : Usia, Jenis Kelamin, Pendidikan, Kebiasaan Merokok, Penyakit Penyerta Definisi Operasional Cara Ukur Alat ukur Hasil Ukur Skala Pengukuran Usia adalah lamanya kehidupan responden sejak tahun lahir sampai tahun saat dilakukan penelitian dihitung dengan angka tahun. Wawancara Kuesioner - 18-27 tahun - 28-37 tahun - 38-47 tahun - 48-57 tahun - 58-67 tahun - 68-77 tahun Nominal Jenis kelamin adalah identitas gender responden dibedakan laki- laki atau perempuan. Wawancara Kuesioner - Laki-laki - Perempuan Nominal Universitas Sumatera Utara Pendidikan adalah jenis pendidikan formal yang terakhir yang diselesaikan responden. Wawancara Kuesioner - Rendah SD,SMP - Tinggi SMA, Diploma, Sarjana Ordinal Kebiasaan merokok adalah perilaku menghisap rokok dan atau pernah merokok, minimal 1 tahun. Wawancara Kuesioner - Merokok - Tidak merokok Nominal Penyakit penyerta adalah riwayat penyakit yang diderita responden berupa penyakit penyerta Diabetes Melitus DM dan atau HIV-AIDS. Wawancara atau pengamatan Kuesioner atau rekam medis poli - Tidak ada - DM saja - HIV saja - DM dan HIV Nominal Kategori pasien adalah kriteria suspek pasien TB MDR. Pengamatan Rekam medis poli - Gagal - Kambuh Nominal Universitas Sumatera Utara

3.2.2. Faktor Predisposisi

Tabel 3.2 Faktor Predisposisi : Pengetahuan dan Sikap Definisi Operasional Cara Ukur Alat ukur Hasil Ukur Skala Pengukuran Pengetahuan adalah hal-hal yang diketahui pasien mengenai penyakit tuberkulosis. Wawancara Kuesioner - Baik 50 - Kurang 50 Ordinal Sikap adalah penilaian atau pendapat pasien terhadap penyakit tuberkulosis. Wawancara Kuesioner - Baik 50 - Kurang 50 Ordinal

3.2.3. Faktor Pendorong

Tabel 3.3 Faktor Pendorong : Kebijakan Kesehatan, Petugas Kesehatan, Pengawas Menelan Obat PMO Definisi Operasional Cara Ukur Alat ukur Hasil Ukur Skala Pengukuran Peran petugas kesehatan adalah petugas yang memberi bantuan kepada pasien berupa informasi, nasehat, atau tindakan yang mempunyai manfaat emosional atau berpengaruh pada perilaku penerimanya. Wawancara Kuesioner - Baik 50 - Kurang 50 Ordinal PMO adalah orang biasanya keluarga atau yang dipercaya Wawancara Kuesioner - Baik 50 - Kurang 50 Ordinal Universitas Sumatera Utara penderita yang ditunjuk sebagai pengawas menelan obat yang menjalankan tugas pokok dan fungsinya mengawasi penderita tuberkulosis paru dalam pengobatan.

3.2.4. Faktor Pendukung

Tabel 3.4 Faktor Pendukung : Fasilitas Kesehatan dan Ketersediaan OAT Definisi Operasional Cara Ukur Alat ukur Hasil Ukur Skala Pengukuran Fasilitas kesehatan adalah sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk memperoleh pelayanan kesehatan. Wawancara Kuesioner - Baik 50 - Kurang 50 Ordinal Ketersediaan OAT adalah tersedianya OAT dalam keadaan yang baik pada saat jadwal pengambilan OAT. Wawancara Kuesioner - Baik 50 - Kurang 50 Ordinal

3.3. Hipotesis

Berdasarkan pembahasan pada tinjauan pustaka dan kerangka konseptual, hipotesa yang diajukan adalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara H : Tidak ada pengaruh faktor predisposisi, faktor pendorong, dan faktor pendukung dengan kejadian TB MDR . H 1 : Ada pengaruh faktor predisposisi dengan kejadian TB MDR . H 2 : Ada pengaruh faktor pendorongdengan kejadian TB MDR. H 3 : Ada pengaruh faktor kejadian TB MDR. Universitas Sumatera Utara 38 BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian survey analitik dengan desain penelitian cross sectionalatau potong lintang, dimana pengukuran variabel hanya dilakukan satu kali pengukuran, untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadianTB MDR di Poliklinik DOTSMDR RSUP H. Adam Malik Medan.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

4.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Poli DOTSMDR RSUP H. Adam Malik Medan, Jl Bunga Lau No. 17. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan pertimbangan bahwa rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit pusat rujukan di sumatera bagian utara. 4.2.2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan Juli sampai dengan bulan Oktober 2014.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1. Populasi Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah pasien yang didiagnosis menderita TB MDR di Poliklinik DOTSMDR RSUP H. Adam Malik Medan. Berdasarkan data Poliklinik DOTSMDR RSUP H. Adam Malik Medan, jumlah pasien TB MDR sampai dengan bulan Mei 2014 berjumlah 125 orang. Setelah melalui kriteria inklusi dan eksklusi maka sampel berjumlah 74 orang.

4.3.2. Sampel Penelitian

Pengambilan sampel dilakukan dengan metode total sampling yaitu metode penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota populasi sebagai respondensampel. Dalam penelitian ini, sampel adalah seluruh pasien yang Universitas Sumatera Utara didiagnosis menderita TB MDR di Poli DOTSMDR RSUP H. Adam Malik Medan dan tercatat dalam rekam medis. Sampel penelitian ini sesuai dengan kriteria inklusi, yaitu : 1. Bersedia ikut serta dalam penelitian ini dengan menandatangani formulir persetujuan penderita. Sedangkan, kriteria eksklusi ialah : 1. Responden tercatat default atau dead.

4.4. Metode Pengumpulan Data

4.4.1. Instrumen Penelitian

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu dengan metode wawancara penggunakan kuesioner yang terlebih dahulu akan di uji validitas dan reliabilitas, dan data sekunder, yang diambil dari administrasi Poliklinik DOTSMDR. Pada penelitian ini, kuesioner yg digunakan terdiri dari 44 pertanyaan yang berhubungan dengan karakteristik pasien, faktor predisposisi, faktor pendorong, dan faktor pendukung, dimana pada setiap pertanyaan disediakan pilihan jawaban dan responden dapat memilih salah satu jawaban yang sesuai. Penilaian terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut: a. Pengetahuan Terdapat 9 butir pertanyaan yang berhubungan dengan pengetahuan responden tentang penyakit TB, yang dikutip dari penelitian Sari 2011. Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan dijawab dengan memilih salah satu jawaban, yaitu “Benar” atau “Salah”, sesuai dengan pernyataan yang diberikan pada setiap butir nya. Jawaban yang benar akan diberi nilai 1, sedangkan jawaban yang salah akan diberi nilai 0, sehingga akan diperoleh nilai maksimal 9 dan nilai minimal 0.Dari jawaban-jawaban responden, akan diperoleh hasil berupa bentuk persentase , dimana hasil “Baik” jika jawaban 50 dan hasil “Kurang” jika jawaban 50. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.1 Kunci Jawaban Kuesioner Pertanyaan Pengetahuan No. Pertanyaan Jawaban 1. TB Paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kumanbakteri Benar 2. Penyebab penyakit TB Paru adalah kuman Mycobacterium tuberculosis. Benar 3. Tanda seseorang terkena penyakit TB Paru adalah batuk kering selama 1-2 minggu , batuk tanpa bercampur darah, berkeringat pada malam hari tanpa kegiatan fisik. Salah 4. Penularan penyakit TB Paru dapat terjadi melalui batuk, bersin yang mengandung kuman TB yang terhirup orang lain dan makanan dan minuman yang dikonsumsi penderita TB. Salah 5. Kebiasaan yang memperburuk kesehatan penderita TB Paru adalah merokok, lingkungan dan kurang gizi. Benar 6. Bila tidak menelan obat sekali saja pengobatan tidak gagal. Salah 7. Pemeriksaan yang dilakukan untuk dapat menegakkan seseorang menderita TB Paru adalah pemeriksaan dahak, rontgen dan laboratorium. Benar 8. Penderita TB Paru harus minum obat selama 4 bulan dengan tahap awal 2 bulan obat diminum setiap hari dan dilanjutkan dengan minum obat 3x seminggu selama 2 bulan. Salah 9. Efek samping yang dapat ditimbulkan OAT adalah warrna kemerahan pada air seni urine, tidak ada nafsu makan, mual, sakit Benar Universitas Sumatera Utara perut, nyeri sendi dan kesemutan sampai dengan rasa terbakar. b. Sikap Terdapat 5 butir pertanyaan yang berhubungan dengan sikap responden terhadap penyakit TB, yang dikutip dari penelitian Sanjaya 2009. Pertanyaan- pertanyaan tersebut akan dijawab dengan memilih salah satu jawaban sesuai dengan sikap yang akan diambil oleh responden terkait dengan pertanyaan yang diberikan. Jawaban yang benar akan diberi nilai 1, sedangkan jawaban yang salah akan diberi nilai 0, sehingga akan diperoleh nilai maksimal 5 dan nilai minimal 0. Dari jawaban-jawaban responden, akan diperoleh hasil berupa bentuk persentase , dimana hasil “Positif” jika jawaban 50 dan hasil “Negatif” jika jawaban 50. Tabel 4.2 Kunci Jawaban Kuesioner Pertanyaan Sikap No. Pertanyaan Jawaban 1. Menurut anda, pentingkah meminum obat anti TB secara teratur? Penting 2. Menurut anda, pentingkah meminum obat anti TB dalam waktu lama? Penting 3. Menurut anda, berbahayakah bila tidak meminum obat TBC secara teratur? Berbahaya 4. Sebaiknya kepada siapa anda harus berobat bila sakit TB? Dokter 5. Bagi anda, apakah PMO Pengawas Minum Obat bermanfaat bagikepatuhan anda meminum obat? Bermanfaat c. Peran Petugas Kesehatan Terdapat 5 butir pertanyaan yang berhubungan dengan peran petugas kesehatan di tempat pelayanan kesehatan yang dikunjungi responden, yang dikutip dari penelitian Sari 2011. Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan dijawab Universitas Sumatera Utara dengan memilih salah satu jawaban, yaitu “Ya” atau “Tidak”, sesuai dengan pernyataan yang diberikan pada setiap butir nya. Jawaban “Ya” akan diberi nilai 1, sedangkan jawaban “Tidak” akan diberi nilai 0, sehingga akan diperoleh nilai maksimal 5 dan nilai minimal 0. Dari jawaban-jawaban responden, akan diperoleh hasil berupa bentuk persentase , dimana hasil “Berperan” jika jawaban 50 dan hasil “Kurang Berperan” jika jawaban 50. d. PMO Terdapat 9 butir pertanyaan yang berhubungan dengan Pengawan Menelan Obat PMO, yang dikutip dari penelitian Sari 2011. Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan dijawab dengan memilih salah satu jawaban, yaitu “Ya” atau “Tidak”, sesuai dengan pernyataan yang diberikan pada setiap butir nya. Jawaban “Ya” akan diberi nilai 1, sedangkan jawaban “Tidak” akan diberi nilai 0, sehingga akan diperoleh nilai maksimal 9 dan nilai minimal 0. Dari jawaban-jawaban responden, akan diperoleh hasil berupa bentuk persentase , dimana hasil “Baik” jika jawaban 50 dan hasil “Kurang” jika jawaban 50. e. Fasilitas Kesehatan Terdapat 5 butir pertanyaan yang berhubungan dengan fasilitas kesehatan di tempat pelayanan kesehatan yang dikunjungi responden, yang dikutip dari penelitiaan Ivone 2009. Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan dijawab dengan memilih salah satu jawaban sesuai pertanyaan yang diberikan. Jawaban yang benar akan diberi nilai 1, sedangkan jawaban yang salah akan diberi nilai 0, sehingga akan diperoleh nilai maksimal 5 dan nilai minimal 0. Dari jawaban- jawaban responden, akan diperoleh hasil berupa bentuk persentase , dimana hasil “Baik” jika jawaban 50 dan hasil “Kurang” jika jawaban 50. f. Ketersediaan OAT Terdapat 2 butir pertanyaan yang berhubungan dengan ketersediaan OAT di tempat pelayanan kesehatan yang dikunjungi responden, yang dikutip dari penelitian Sari 2011. Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan dijawab dengan Universitas Sumatera Utara memilih salah satu jawaban, yaitu “Ya” atau “Tidak”, sesuai dengan pernyataan yang diberikan pada setiap butir nya. Jawaban “Ya” akan diberi nilai 1, sedangkan jawaban “Tidak” akan diberi nilai 0, sehingga akan diperoleh nilai maksimal 2 dan nilai minimal 0. Dari jawaban-jawaban responden, akan diperoleh hasil berupa bentuk persentase , dimana hasil “Baik” jika jawaban 50 dan hasil “Kurang” jika jawaban 50.

4.4.2. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Validitas atau kesahihan menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur a valid measure if it succesfully measure the phenomenon Siregar, 2013. Uji validitas adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi content dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian. Uji validitas yang dilakukan pada penelitian ini adalah uji validitas konten dan uji validitas konstruk. Validitas konten atau validitas isi berkaitan dengan kemampuan suatu instrumen mengukur isi konsep yang harus diukur Siregar, 2013. Kuesioner yang telah disusun kemudian di uji validitas konten dengan penilaian judgement ahli. Validitas konstruk adalah validitas yang berkaitan dengan kesanggupan suatu alat ukur dalam mengukur pengertian suatu konsep yang diukurnya. Uji validitas konstruk dilakukan dengan menggunakan bantuan program komputer Statistic Package for Social Science SPSS. Reliabilitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula. Pada penelitian ini, uji reabilitas dilakukan dengan Teknik Kuder dan Richardson K-R 20 yang mempunyai beberapa kriteria, yaitu : a. Pilihan jawaban untuk setiap pertanyaan hanya ada dua jawaban. Misalnya jawaban “Ya” diisi dengan nilai 1 dan jawaban “Tidak” diisi dengan nilai 0. Universitas Sumatera Utara b. Jumlah instrumen penelitian pertanyaan harus ganjil, sehingga tidak bisa dibelah. Hasil uji validitas variabel bebas dan terikat sebagai berikut : a. Faktor Predisposisi Berdasarkan hasil uji validitas menggunakan korelasi Pearson Product Moment diketahui bahwa variabel bebas faktor predisposisi pengetahuan tentang TB Paru 9 pertanyaan dan sikap terhadap penyakit TB Paru 5 pertanyaan mempunyai nilai koefisien korelasi r 0,361, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan variabel faktor predisposisi valid. b. Faktor Pendorong Berdasarkan hasil uji validitas menggunakan korelasi Pearson Product Moment diketahui bahwa variabel bebas faktor pendorong petugas kesehatan 5 pertanyaan dan peran PMO 9 pertanyaan mempunyai nilai koefisien korelasi r 0,361, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan variabel faktor pendorong valid. Hasil uji reliabilitas faktor predisposisi dan pendorong setelah diuji secara statistik diketahui seluruh pertanyaan mempunya nilai r-alpha cronbach 0,361, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan variabel faktor predisposisi dan pendorong reliabel.

4.5. Ethical Clearence

Ethical clearence atau kelayakan etik adalah keterangan tertulis yang diberikan oleh komisi etik penelitian untuk penelitian yang melibatkan makhluk hidup serta manusia, hewan dan tumbuhan, dimana dinyatakan bahwa suatu proposal riset layak dilaksanakan setelah memenuhi persyaratan tertentu. Ethical clearence pada penelitian ini sudah mendapat persetujuan dari Komisi Etik Penelitian Bidang Kesehatan Fakultas Kedokteran USU dengan demikian kuesioner telah diberikan kepada pasien-pasien TB MDR di Poliklinik DOTSMDR RSUP H. Adam Malik Medan pada saat proses penelitian. Universitas Sumatera Utara

4.6. Metode Pengolahan Data dan Analisis Data

Dokumen yang terkait

Faktor-faktor yang Memperngaruhi Kegagalan Pengobatan Lini Pertama pada Pasien TB MDR di Poli DOTS/MDR RSUP HAM Medan

4 44 118

Karakteristik Penyakit Hepatitis B Kronik pada Pasien Rawat Jalan di RSUP HAM Medan pada Januari 2012 sampai Desember 2013

12 96 61

Faktor yang Berhubungan dengan Gagal Konversi Pasien TB Paru Kategori I pada Akhir Pengobatan Fase Intensif di Kota Medan

14 102 133

Studi Kasus Mycobacterium Tuberculosis yang resisten Terhadap Antibiotik Lini Pertama pada Pasien Tuberkulosis di RSUP Fatmawati

1 30 91

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perkembangan TB paru dan MDR TB di Indonesia - Perbandingan Nilai Neutrofil Limfosit Rasio (NLR) pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Multi-Drug Resistant (MDR) TB di RSUP H. Adam Malik Medan

1 4 56

Faktor-faktor yang Memperngaruhi Kegagalan Pengobatan Lini Pertama pada Pasien TB MDR di Poli DOTS/MDR RSUP HAM Medan

0 0 31

LEMBAR PENGESAHAN Faktor-faktor yang Memperngaruhi Kegagalan Pengobatan Lini Pertama pada Pasien TB MDR di Poli DOTSMDR RSUP HAM Medan NAMA : Dhiyanisa Nadhira L NIM : 100100167 Pembimbing Penguji I

0 0 15

Cara kerja penelitian ‘Faktor yang Berhubungan dengan Gagal Konversi Pasien TB Paru Kategori I pada Akhir Pengobatan Fase Intensif di Kota Medan’

0 0 33

Faktor yang Berhubungan dengan Gagal Konversi Pasien TB Paru Kategori I pada Akhir Pengobatan Fase Intensif di Kota Medan

0 0 9

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian - Faktor yang Berhubungan dengan Gagal Konversi Pasien TB Paru Kategori I pada Akhir Pengobatan Fase Intensif di Kota Medan

0 0 6