Perkembangan Identitas dan Penerimaan Diri Gay

17 membasmi perasaan dan perilaku gay; 3 penghindaran, menghindari situasi yang menegaskan homoseksualitas; 4 redefinisi, usaha mengurangi kebingungan identitas dengan cara meredifinisi perilaku dan perasaan; 5 penerimaan, mengakui bahwa perilaku, perasaan, dan fantasi kemungkinan merupakan bentuk homoseksualitas dan berusaha mencari informasi lebih banyak mengenai homoseksualitas. c. Identity assumption Pada tahap ini, individu mulai mendefinisikan dirinya sebagai gay, menoleransi dan menerima identitas sebagai gay, bergaul dengan gay lain, bereksperimen dengan seksualitas, dan mengeksplorasi homoseksualitas. Pendefinisian individu sebagai gay dapat terjadi sebelum, saat, atau setelah berinteraksi dengan gay lain. Interaksi dengan gay lain menjadi penting di tahap ini. Jika interaksi pertama dengan gay lain menimbulkan kesan negatif, maka kemungkinan untuk berinteraksi dengan gay lainnya akan menjadi kecil dan kebingungan identitas akan bertahan. d. Commitment Pada tahap ini, individu mulai mengadopsi cara hidup gay. Pengadopsian ini terlihat dari indikasi internal dan eksternal. Indikasi internal meliputi seksualitas dan emosionalitas yang terintegrasi, makna dan nilai yang berubah terkait identitas sebagai gay, dan rasa puas atas 18 identitasnya. Sedangkan indikasi eksternal meliputi keterlibatan dalam hubungan romantis dengan sesama jenis kelamin, pengungkapan identitas kepada non-gay, dan perubahan strategi dalam menghadapi stigma. Seperti identitas lainnya, perkembangan identitas seksual juga terjadi dalam konteks sosial Rosario Schrimshaw, 2013. Lingkungan melalui beberapa kelompok sosial mendukung identitas tertentu dan menghukum identitas lainnya, dalam hal ini identitas sebagai gay Rosario Schrimshaw, 2013. Rosario dan Schrimshaw mengatakan bahwa selama proses perkembangan identitas berlangsung, gay menghadapi tantangan baik dari sisi internal maupun eksternal. Dari sisi internal, gay mengalami konflik antara identitas dirinya dengan ekspektasi heteroseksual yang terinternalisasi. Sedangkan, tantangan dari sisi eksternal merupakan reaksi negatif dari orang lain. Menerima identitas sebagai gay menjadi hal yang sulit, terutama jika gay yang dibesarkan oleh orang tua heteroseksual diharapkan untuk menjadi heteroseksual juga Rosario Schrimshaw, 2013. Menurut Erikson dalam Rosario Schrimshaw, 2013, kegagalan untuk menerima dan mengintegrasikan identitas akan mengarah ke kebingungan identitas. Rosario dan Schrimshaw mengatakan bahwa berkomitmen pada identitas yang bertentangan dengan identitas diri yang sebenarnya akan mengarah pada identitas buatan atau hilangnya identitas. Gay yang identitasnya kurang 19 berkembang cenderung mengalami tingkat stres yang lebih tinggi dan harga diri yang lebih rendah Rosario, Schrimshaw, Hunter dalam Rosario Schrimshaw, 2013. Oleh karena itu, penerimaan diri atas identitas sebagai gay menjadi penting. Seperti yang telah disampaikan, penerimaan diri atas identitas mengarah pada identitas yang terintegrasi yang akan menjadi dasar bagi perkembangan lebih jauh dan kesejahteraan psikologis. Semakin tinggi tingkat penerimaan diri gay, semakin dekat pula ia dengan tahap keempat perkembangan identitas yang diajukan oleh Troiden 1988 yang salah satu indikatornya adalah pengungkapan identitas seksual kepada orang lain.

4. Pengungkapan Identitas Gay

Coming out of the closet adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan proses pengungkapan identitas yang sebelumnya disembunyikan LeVay Valente, 2006. Coming out merupakan bagian penting dari perkembangan identitas gay Legate, Ryan, Weinstein, 2012. Proses tersebut membuat gay mengembangkan diri yang otentik dan stabil Ragins dalam Legate et al., 2012, memperkuat identitas positif sebagai anggota dari kelompok gay Wells Kline dalam Legate et al., 2012, dan mengurangi efek psikologis negatif dari manajemen identitas Cain dalam Legate et al., 2012. Legate et al. juga menemukan bahwa gay yang semakin terbuka atas orientasi seksualnya menunjukkan tingkat kemarahan dan gejala depresi yang lebih rendah serta harga diri yang lebih tinggi. LeVay dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20 Valente menyatakan bahwa proses coming out memiliki beberapa elemen sebagai berikut. a. Coming out kepada diri sendiri, menyadari dan menerima diri sebagai gay. Tahap ini merupakan tahap yang sangat sulit bagi sebagian gay, terutama bagi mereka yang tinggal di lingkungan yang sangat menentang homoseksualitas. b. Coming out kepada orang lain, biasanya dimulai dari mengungkap identitas kepada sesama gay, sahabat, saudara, atau konselor. Pengungkapan identitas kepada orang tua biasanya dihindari karena adanya ketakutan tentang penolakan dari orang tua. c. Bergabung dengan komunitas gay. d. Mengintegrasikan homoseksualitas dengan aspek kehidupan lain, misalnya agama, suku, atau identitas lain pada diri. Pengungkapan gay atas orientasi seksualnya dapat berefek positif maupun negatif, tergantung konteks di mana pengungkapan tersebut dilakukan. Dalam penelitian Legate et al. 2012, terdapat sebuah konsep, yaitu autonomy support yang didefinisikan sebagai penerimaan interpersonal dan dukungan atas ekspresi diri yang otentik Lynch, La Guardia, Ryan; Ryan, La Guardia, Solky-Butzel, Chirkov, Kim dalam Legate et al., 2012. Dalam lingkungan dengan autonomy support yang tinggi, individu merasa diterima sebagai dirinya sendiri, bebas berperilaku dan berekspresi, dan lebih bisa mengandalkan orang lain Legate et al., 2012. Sedangkan, dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21 lingkungan dengan autonomy support yang rendah atau lingkungan yang mengontrol, individu merasa tertekan untuk tampil, berperilaku dalam cara tertentu Deci Ryan dalam Legate et al., 2012, cenderung tertutup dan defensif Hodgins et al. dalam Legate et al., 2012. Oleh karena itu, gay cenderung selektif dalam mengungkapkan orientasi seksualnya Legate et al., 2012.

5. Sikap Terhadap Gay

Sikap didefinisikan sebagai evaluasi individu terhadap berbagai aspek kehidupan sosial Baron, Byrne, Branscombe dalam Sugianto, 2014 dan dapat ditujukan kepada orang-orang, obyek, ataupun ide-ide Aronson, Wilson, Akert dalam Sugianto, 2014. Dalam hal ini, sikap terhadap gay dapat diartikan sebagai evaluasi individu atau kelompok terhadap gay yang dapat berujung positif atau negatif. Di Amerika Serikat, sikap positif masyarakat akan homoseksualitas semakin meningkat dari tahun ke tahun Pew Research Center, 2014, khususnya pada isu pernikahan sejenis Baunach, 2012. Akan tetapi, hasil yang berbanding terbalik ditunjukkan oleh survei yang dilakukan LSI 2012 dan Pew Research Center 2014 yang menyatakan bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia masih menunjukkan sikap negatif pada kelompok gay. Pew Research Center 2014 menyatakan bahwa tingkat kepentingan agama dalam masyarakat menjadi salah satu faktor yang membentuk sikap negatif

Dokumen yang terkait

Bahaya Komunitas Homoseksual Di Media Sosial (Studi Kasus: Interaksi Virtual Community Media Sosial Grindr)

3 17 120

Makna Sosial Uang Tilang Bagi Masyarakat dan Kepolisian.

8 57 6

KONSTRUKSI SOSIAL TENTANG PERKAWINAN BAGI KAUM GAY Studi pada Pasangan Gay yang Tinggal di Surabaya Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 13

BABI PENDAHULUAN - Dukungan sosial rekan kerja dengan penerimaan diri pada gay - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 10

Dukungan sosial rekan kerja dengan penerimaan diri pada gay - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 22

Hubungan antara dukungan sosial dengan konsep diri pada kaum gay di Surabaya - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 18

Hubungan antara dukungan sosial dengan konsep diri pada kaum gay di Surabaya - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 8

Hubungan antara dukungan sosial dengan konsep diri pada kaum gay di Surabaya - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 25

Dukungan sosial masyarakat terhadap munculnya komunitas gay di Situbondo sebagai kota santri ditinjau dari stereotype tentang gay, stereotype tentang komunitas gay, dan persepsi tentang kota santri - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 18

BABI PENDAHULUAN - Dukungan sosial masyarakat terhadap munculnya komunitas gay di Situbondo sebagai kota santri ditinjau dari stereotype tentang gay, stereotype tentang komunitas gay, dan persepsi tentang kota santri - Widya Mandala Catholic University Su

0 0 9