Pembahasan HASIL DAN PEMBAHASAN

70 dimungkinkan untuk terjadi karena ketiga informan telah menerima dukungan. Kwon 2013 menyatakan bahwa dukungan yang diterima kelompok gay dapat menurunkan reaktivitas mereka terhadap prasangka-prasangka dan sikap negatif yang ditunjukkan orang lain. Mekanisme stress buffer yang dinyatakan Cohen dan Wills 1985 bekerja dalam menurunkan reaktivitas akan prasangka dan sikap negatif tersebut Kwon, 2013. Dalam kasus Informan 3, optimisme yang membuatnya percaya bahwa semua hal yang ia lakukan akan membuahkan hasil baik menurunkan reaktivitasnya terhadap sikap negatif orang lain Scheier Carver dalam Kwon, 2013. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, mayoritas masyarakat Indonesia menunjukkan sikap negatif pada kelompok gay LSI, 2012; Pew Research Center, 2014. Namun, ketiga informan menerima dukungan dari sebagian kecil orang yang tidak menunjukkan sikap negatif tersebut. Di Amerika Serikat, sikap positif atas hubungan sejenis memang mengalami peningkatan, terutama dalam isu pernikahan sejenis Baunach, 2012; Lewis Gossett, 2008. Akan tetapi, peneliti tidak bisa menyimpulkan bahwa sikap positif masyarakat Indonesia pada kelompok gay juga mengalami peningkatan dari tahun ke tahun karena hasil survei LSI dan Pew Research Center yang menyatakan sebaliknya. Munculnya organisasi-organisasi yang mengadvokasi hak-hak kelompok gay serta adanya festival bertema homoseksualitas tidaklah cukup untuk menjadi bukti bahwa sikap positif terhadap kelompok gay di Indonesia mengalami peningkatan. Dari pengalaman yang diceritakan oleh ketiga informan, tampak jelas bahwa hampir seluruh pemberi dukungan adalah orang-orang di luar keluarga. Hal yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71 sama ditemukan oleh Nesmith et al. 1999 yang menyatakan bahwa 77 pemberi dukungan berasal dari orang-orang di luar keluarga. Akan tetapi, hal tersebut menjadi wajar karena jumlah orang di luar keluarga jauh lebih banyak dibandingkan dengan anggota keluarga yang jumlahnya terbatas. Ketiadaan dukungan dari keluarga disebabkan oleh kelompok gay yang merasa takut akan reaksi negatif ketika mereka mengungkapkan orientasi seksual mereka. Dalam beberapa kasus, orang tua bahkan melakukan pengusiran dari rumah Nesmith et al., 1999. Selain orang di luar keluarga, informan juga menerima lebih banyak dukungan dari perempuan. Survei Adamczyk dan Pitt 2009 mendukung hasil ini dengan menyatakan bahwa perempuan menunjukkan penerimaan yang lebih tinggi pada kelompok gay. Terkait jenis dukungan yang diterima, terdapat perbedaan antara Informan 2 dan 3 dengan Informan 1. Informan 2 dan 3 menerima dukungan berupa didengarkan dan diberi solusi atas permasalahannya, sesuai dengan konsep dukungan emosional dan informasional yang dinyatakan oleh Cutrona dan Gardner 2004, Schaefer, Coyne, dan Lazarus 1981, dan Wills dan Fegan 2001 dalam Sarafino, 2008. Berbeda dengan Informan 2 dan 3, Informan 1 menerima dukungan berupa pembiaran dan tidak dicampuri urusan pribadinya. Bentuk dukungan tersebut tidak sesuai dengan 4 kategori dukungan yang telah disebutkan sebelumnya. Lebih jauh, para informan menyatakan bahwa dukungan-dukungan seperti yang telah mereka terimalah yang mereka butuhkan. Terlepas dari apakah bentuk dukungan yang diterima ketiga informan sesuai atau tidak dengan jenis dukungan yang telah disebutkan, dukungan-dukungan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72 tersebut menimbulkan efek positif pada diri ketiga informan. Dukungan yang diterima kelompok gay terbukti berkorelasi positif dengan tingkat penerimaan diri, pengungkapan diri, dan kesejahteraan psikologisnya Shilo Savaya, 2011. Dukungan sosial juga menjadi salah satu faktor dari resiliensi yang dapat menurunkan tingkat reaktivitas kelompok gay terhadap prasangka dan sikap negatif Kwon, 2013. Selain itu, dukungan sosial juga berperan sebagai “tameng” atas kejadian yang dapat menimbulkan stres melalui mekanisme stress buffer Cohen Wills, 1985. Perbedaan antara pengalaman menerima dukungan sosial pada kelompok gay dan heteroseksual terlihat di sini. Pada kelompok gay, dukungan sosial bekerja dengan mekanisme stress buffer yang dinyatakan Cohen dan Wills 1985 seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Efek dari dukungan sosial sebagai stress buffer tampak dari sikap tidak acuh para informan pada sikap negatif yang diterima. Dalam konteks orientasi seksual, heteroseksual yang memenuhi ekspektasi masyarakat tentang orientasi seksual yang seharusnya dimiliki individu tentu menerima dukungan yang bekerja dengan mekanisme main effect. Artinya, heteroseksual tumbuh dalam lingkungan yang selalu memberi pengalaman positif dan memiliki peran yang dihargai masyarakat Cohen Wills, 1985. Lingkungan yang suportif tersebut tidak dirasakan oleh sebagian besar gay, khususnya dua dari tiga informan penelitian ini. Pengalaman menerima dukungan membuat para informan mengkonstruksi makna tertentu atas dukungan yang diterima. Para informan memaknai dukungan yang diterima sebagai bentuk penghargaan atas kehidupan pribadi, cermin untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73 berefleksi, pemacu agar selalu bergerak maju dalam hidup, dan penyemangat hidup. Makna yang dikonstruksi atas dukungan yang diterima membuat para informan menyadari bahwa ada pola-pola dan koneksi tertentu dalam hidup mereka. Pola- pola dan koneksi ini akan membuat mereka belajar untuk lebih adaptif supaya dapat bertahan hidup Heintzelman King, 2014. Salah satu contoh perilaku adaptif yang dilakukan para informan adalah mengungkapkan orientasi seksual mereka secara selektif. Setelah menerima sikap negatif dan sekaligus dukungan serta memaknainya, timbul kesadaran pada para informan bahwa reaksi yang ditunjukkan orang lain terhadap orientasi seksual mereka berbeda-beda. Saat menerima sikap negatif, para informan merasakan afek negatif yang berujung pada penyembunyian orientasi seksual. Di lingkungan yang masyarakatnya tidak dapat menerima homoseksualitas, pengungkapan orientasi seksual selalu mengandung risiko Legate et al., 2012. Kelompok gay menghadapi kemungkinan yang sangat besar dalam menerima stigma, penilaian negatif dan penolakan yang menghalangi mereka untuk mengungkapkan orientasi seksual mereka Legate et al., 2012. Beberapa kasus bahkan melibatkan kekerasan verbal dan fisik D’Augelli Grossman, 2001. Dalam keadaan seperti itu, penyembunyian orientasi seksual menjadi strategi coping yang sangat umum digunakan Meyer, 1995. Sebaliknya, di lingkungan yang cenderung suportif, pengungkapan orientasi seksual sangat dimungkinkan untuk terjadi. Dalam konteks organisasi, hasil penelitian yang dilakukan oleh Griffith dan Hebl 2002 menunjukkan bahwa organisasi dan rekan kerja yang menunjukkan dukungan pada kelompok gay 74 berkorelasi positif dengan tingkat pengungkapan orientasi seksual para gay yang bekerja di organisasi tersebut. Para informan mengaku bahwa mereka akan mengungkapkan orientasi seksual mereka pada orang-orang yang dapat mereka percaya. Rasa nyaman ketika berinteraksi juga menjadi salah satu pendorong pengungkapan orientasi seksual para informan. Pernyataan Legate et al. 2012 sesuai dengan hal ini, bahwa kelompok gay merasa lebih diterima, bebas untuk berekspresi, dan lebih terbuka pada lingkungan yang menunjukkan penerimaan dan dukungan atas diri otentik mereka. Pengungkapan orientasi seksual pun bukan tanpa akibat. Pengungkapan orientasi seksual dapat berakibat negatif D’Augelli dalam Legate et al., 2012; D’Augelli Grossman, 2001 atau positif Griffith Hebl, 2002; Legate et al., 2012. Apa yang dirasakan oleh informan 2 dan 3 membuktikan bahwa pengungkapan orientasi seksual memang berakibat positif jika dilakukan di lingkungan yang mendukung homoseksualitas. Rasa lega, lebih ringan dalam melangkah, lebih bebas menjadi diri sendiri tanpa harus berpura-pura, dan hilangnya beban adalah perasaan yang dirasakan informan 2 dan 3. Walaupun begitu, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, pengungkapan orientasi seksual dapat berakibat negatif dan positif. Dalam kasus ini, dukungan sosial menjadi kunci atas akibat positif yang dihasilkan oleh pengungkapan orientasi seksual. Dalam konteks organisasi misalnya, reaksi yang ditunjukkan rekan kerja dalam hal ini adalah dukungan menjadi mediator antara pengungkapan orientasi seksual dengan tingginya kepuasan kerja dan rendahnya kecemasan yang dialami pekerja gay Griffith Hebl, 2002. Hasil penelitian tersebut semakin menguatkan posisi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75 dukungan sosial sebagai faktor yang penting dalam meningkatkan kesehatan mental kelompok gay. Jika ditinjau dari tahap perkembangan identitas kelompok gay yang diajukan Troiden 1988, maka ketiga informan dalam penelitian ini sudah berada pada tahap commitment. Tahap ini menandakan bahwa para informan telah mengadopsi cara hidup gay. Salah satu indikatornya adalah pengungkapan orientasi seksual kepada orang lain yang non-gay. Selain itu, tampak indikator lain pada Informan 1, yaitu hubungan romantis yang sedang dijalin dengan individu lain yang berjenis kelamin sama. Hasil penelitian ini dapat dikatakan sebagai pelengkap hasil penelitian sebelumnya. Makna yang dikonstruksi atas pengalaman menerima dukungan sosial dapat mengisi ruang kosong yang ditinggal oleh penelitian Wulandari 2015. Hasil penelitian ini melengkapi penelitian tersebut, terutama dalam hal mengungkap apa makna yang dikonstruksi anggota kelompok gay atas pengalaman menerima dukungan sosial serta pengaruhnya dalam hidup mereka. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76 Sikap negatif Sikap positif dukungan Informan Bersikap indifferent atas sikap negatif Merasakan afek negatif ketika menerima sikap negatif Merasakan afek positif ketika menerima dukungan Memandang lingkungandunia dengan cara yang lebih negatif Memaknai dukungan yang diterima Memandang lingkungandunia dengan cara yang lebih positif Menyadari perbedaan reaksi atas orientasi seksual Ketakutan atas reaksi negatif jika orientasi terungkap Mengungkap orientasi seksual atas dasar rasa nyaman dan percaya Menutup diri; mengungkap orientasi seksual secara selektif Merasakan afek positif setelah mengungkapkan orientasi seksual Skema 6. Dinamika psikologis yang terjadi secara umum pada para informan saat menerima dukungan. 77

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga informan dalam penelitian ini mengalami berbagai hal terkait orientasi seksual mereka, dimulai dari pengalaman menerima sikap negatif hingga menerima dukungan. Contoh sikap negatif yang diterima oleh ketiga informan adalah usulan untuk mengubah orientasi seksual mereka. Sikap negatif yang ditunjukkan orang lain pada ketiga informan tersebut menimbulkan ketidaknyamanan yang berujung pada keengganan para informan untuk membuka diri lebih jauh pada lawan interaksinya. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, para informan juga menerima dukungan dari orang-orang di sekitarnya. Bentuk dukungan yang diterima berbentuk dukungan informasional, emosional, dan bentuk lainnya yang tidak tergolong dalam kategori dukungan sosial yang telah diajukan sebelumnya. Dukungan sosial yang diterima juga berasal dari berbagai sumber, di antaranya adalah saudara kandung, sepupu, dan teman-teman di lingkungan kantor, kampus atau tempat ibadah. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar dukungan diterima dari orang-orang di luar keluarga. Dukungan-dukungan yang mereka terima membuat mereka merasakan afek positif yang selanjutnya dimaknai sebagai beberapa hal, antara lain sebagai bentuk penghargaan atas kehidupan pribadi, cermin untuk berefleksi, pemacu agar selalu bergerak maju dalam hidup, dan penyemangat hidup. Dalam kasus ini, dukungan yang diterima membantu para 77 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78 informan dengan mekanisme stress buffer yang diajukan Cohen Wills 1985. Pemaknaan tersebut membantu para informan dalam mengembangkan perilaku adaptif di lingkungan yang mereka tinggali. Pemaknaan atas dukungan yang diterima juga membuat para informan memiliki keinginan untuk mengungkap orientasi seksual mereka ke orang lain. Rasa lega adalah hal yang umum dirasakan oleh para informan setelah mengungkapkan orientasi seksual mereka.

B. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian ini terletak pada penggalian data yang kurang mendalam. Wawancara hanya dilakukan satu kali per informan dalam waktu yang tidak terlalu panjang. Hal tersebut membuat data kurang bervariasi dan kurang detail di beberapa titik.

C. Saran

1. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya dapat memperdalam penggalian data dari para informan mengenai bagaimana dukungan sosial bekerja dalam hidup mereka serta perilaku-perilaku seperti apa yang membuat mereka merasa tidak nyaman dalam hidup sehari-hari. 79

2. Bagi Orang-orang yang Memiliki Anggota Keluarga atau Teman dari

Kelompok Gay Dukungan sosial ternyata sangat penting bagi kelompok gay, baik dukungan dari orang di luar keluarga maupun di luar keluarga. Oleh karena itu, orang-orang yang memiliki anggota keluarga atau teman dari kelompok gay disarankan untuk meninggalkan perilaku penuh diskriminasi dan mencoba memberikan dukungan seperti yang telah disebutkan oleh para informan penelitian ini.

Dokumen yang terkait

Bahaya Komunitas Homoseksual Di Media Sosial (Studi Kasus: Interaksi Virtual Community Media Sosial Grindr)

3 17 120

Makna Sosial Uang Tilang Bagi Masyarakat dan Kepolisian.

8 57 6

KONSTRUKSI SOSIAL TENTANG PERKAWINAN BAGI KAUM GAY Studi pada Pasangan Gay yang Tinggal di Surabaya Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 13

BABI PENDAHULUAN - Dukungan sosial rekan kerja dengan penerimaan diri pada gay - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 10

Dukungan sosial rekan kerja dengan penerimaan diri pada gay - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 22

Hubungan antara dukungan sosial dengan konsep diri pada kaum gay di Surabaya - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 18

Hubungan antara dukungan sosial dengan konsep diri pada kaum gay di Surabaya - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 8

Hubungan antara dukungan sosial dengan konsep diri pada kaum gay di Surabaya - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 25

Dukungan sosial masyarakat terhadap munculnya komunitas gay di Situbondo sebagai kota santri ditinjau dari stereotype tentang gay, stereotype tentang komunitas gay, dan persepsi tentang kota santri - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 18

BABI PENDAHULUAN - Dukungan sosial masyarakat terhadap munculnya komunitas gay di Situbondo sebagai kota santri ditinjau dari stereotype tentang gay, stereotype tentang komunitas gay, dan persepsi tentang kota santri - Widya Mandala Catholic University Su

0 0 9