Dukungan Sosial Pada Gay
33
Dalam kacamata fenomenologis, dunia bukanlah suatu obyek, melainkan pengalaman-akan-dunia atau subyek Brouwer, 1988. Pengalaman berarti saya
mengalami dunia atau alam dan berbentuk kesayaan dari dunia. Pengalaman menjadi subyektif karena selalu mengandung unsur kesayaan. Unsur kesayaan
dalam pengalaman membuat saya mengkonstruksi makna, kenyataan atau kebenaran subyektif. Hal tersebut membuat pengalaman harus dijelaskan dari sudut
pandang saya sebagai saya-yang-mengalami-dunia atau alam. Baumeister dalam Park, 2010 mendefinisikan makna sebagai representasi
mental atas hubungan antara benda-benda, kejadian-kejadian, dan relasi-relasi. Oleh karena itu, makna menghubungkan banyak hal. Sedangkan Steiger dalam
Heintzelman King, 2014 mendefinisikan makna sebagai, The web of connections, understandings, and interpretations that help us
comprehend our experience and formulate plans directing our energies to the achievement of our desired future. Meaning provides us with the sense that
our lives matter, that they make sense, and that they are more than the sum of our seconds, days, and years. hal. 154
Seperti yang dikatakan oleh Frankl 1972, hal. 154, usaha untuk menemukan makna merupakan dorongan utama dalam hidup manusia. Proses pemaknaan
diawali dengan proses penginderaan yang membentuk pengalaman inderawi Schutz dalam Hasbiansyah, 2008. Pengalaman inderawi tersebut akan menjadi
bermakna ketika dihubungkan dengan pengalaman-pengalaman sebelumnya serta melalui proses interaksi dengan orang lain Hasbiansyah, 2008. Proses pemaknaan
pengalaman atau fenomena sendiri tidak lepas dari pengaruh konteks sejarah dan sosial budaya di tempat individu tinggal Creswell, 2009. Oleh karena itu, makna
dapat menjadi sangat subyektif. Individu kolektivis dapat mengalami hal yang sama PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
dengan individu individualis namun memproduksi makna yang berbeda atas pengalaman tersebut.
Park 2010 menyatakan bahwa pemaknaan merupakan hal penting dalam melawan pengalaman yang berpotensi menimbulkan stres. Sedangkan Heintzelman
dan King 2014 menyatakan bahwa makna bertindak sebagai informasi bahwa ada pola-pola dan koneksi yang sistematik di dunia. Dengan mengetahui pola-pola dan
koneksi tersebut, individu belajar untuk adaptif supaya dapat bertahan hidup di dunia Heintzelman King, 2014.
Berdasarkan paparan di atas, semakin jelas bahwa pengalaman menerima dukungan sosial dan maknanya bagi gay akan lebih baik jika ditelaah dari kacamata
gay itu sendiri. Pengalaman tersebut menjadi sangat subyektif karena ada unsur kesayaan yang pasti akan berbeda-beda pada setiap gay. Makna, kenyataan atau
kebenaran yang dikonstruksi para gay menjadi subyektif, tergantung pada pengalaman hidup, konteks sosial dan budaya di tempat gay itu tinggal.