Teori Penyebab Homoseksualitas Homoseksual

14 Dari perspektif psikologis, salah satu teori penyebab homoseksualitas datang dari aliran psikoanalisis yang digagas oleh Sigmund Freud. Freud menyatakan bahwa anak-anak memiliki kemungkinan untuk menjadi heteroseksual atau homoseksual dalam Rathus et al. 2008. Namun, anak- anak tersebut akan mengembangkan identitas sebagai heteroseksual setelah mereka berhasil melewati tahap tertentu. Pada anak laki-laki, tahap tersebut dinamakan Oedipus complex, sedangkan pada anak perempuan dinamakan Electra complex. Kegagalan melewati tahap tersebut akan membuat anak- anak mengembangkan identitas homoseksual Freud dalam Rathus et al., 2008. Teori belajar berpendapat lain. Teori belajar —terutama teori belajar sosial social learning —berasumsi bahwa manusia adalah makhluk sosial yang selalu memerhatikan lingkungan di sekitarnya Hogben Byrne, 1998. Teori belajar menekankan penguatan reinforcement dan hukuman punishment dalam pembentukan perilaku —atau dalam kasus ini adalah orientasi seksual Hogben Byrne, 1998. Penguatan akan membuat individu mengulangi perilaku, sedangkan hukuman sebaliknya. Namun, dalam teori belajar sosial, ada hal lain yang perlu diperhatikan. Hal tersebut adalah ekspektasi akan penguatanhadiah reward yang mengimplikasikan bahwa perilaku tidak harus selalu menerima penguatan langsung agar dapat terbentuk Hogben Byrne, 1998. Van Wyk dan Geist dalam Hogben Byrne, 1998 melalui penelitiannya mencoba untuk mengkonfirmasi teori ini. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa pengalaman tertentu misalnya 15 dimasturbasi oleh individu berjenis kelamin sama atau berbeda dapat memprediksi kecenderungan orientasi seksual saat individu telah dewasa. Walau begitu, para pakar behavioristik belum dapat mengidentifikasi pengalaman belajar spesifik yang dapat berkontribusi pada pembentukan orientasi seksual Rathus et al., 2008. Banyak individu heteroseksual yang pernah memiliki pengalaman seksual dengan individu berjenis kelamin sama yang tidak mengubah orientasi seksual mereka Rathus et al., 2008. Hingga saat ini, belum ada kesepakatan antara para peneliti mengenai penyebab berkembangnya individu menjadi heteroseksual, gay, atau lesbian APA, 2008. Walaupun banyak penelitian telah dilakukan terkait beberapa faktor seperti genetika, hormon, perkembangan, sosial, dan pengaruh budaya, belum ada penelitian yang dapat membuat para peneliti berani untuk menyimpulkan penyebab homoseksualitas APA, 2008. Lebih jauh, sebagian besar individu tidak merasa bahwa orientasi seksual adalah sebuah pilihan APA, 2008.

3. Perkembangan Identitas dan Penerimaan Diri Gay

Perkembangan identitas atau pencarian jati diri merupakan salah satu tugas perkembangan utama dalam hidup manusia, terutama pada saat remaja Erikson dalam Rosario Schrimshaw, 2013. Proses pembentukan identitas dimulai dari munculnya realitas yang menimbulkan pertanyaan mengenai identitas diri, eksplorasi mengenai identitas, pembentukan identitas, dan adanya komitmen atau penerimaan atas identitas tersebut yang mengarah 16 pada integrasi identitas Rosario Schrimshaw, 2013. Identitas yang terintegrasi menjadi dasar bagi perkembangan lebih lanjut dan kesejahteraan psikologis psychological well-being Rosario Schrimshaw, 2013. Pada kelompok gay, proses perkembangan identitas mereka dapat dilihat dari tahap-tahap berikut Troiden, 1988. a. Sensitization Tahap ini ditandai dengan perasaan marjinal yang tergeneralisasi dan adanya persepsi bahwa individu adalah orang yang berbeda dengan teman sebaya yang berjenis kelamin sama. b. Identity confusion Pada tahap ini, individu mulai memikirkan kemungkinan bahwa ia adalah gay. Pemikiran bahwa individu mungkin adalah gay menjadi tidak sesuai dengan gambaran diri yang telah dipegang sebelumnya sehingga menciptakan kebingungan identitas, guncangan, dan kecemasan. Hal-hal yang menyebabkan kebingungan identitas antara lain adalah persepsi yang berubah mengenai diri, pengalaman seksual dengan lawan jenis dan sesama jenis, sanksi sosial mengenai homoseksualitas, dan ketidaktahuan serta kurangnya informasi mengenai homoseksualitas. Kebingungan identitas menimbulkan beberapa respons sebagai berikut. 1 Penolakan, mengingkari komponen homoseksualitas pada perasaan, fantasi, dan perilaku; 2 perbaikanpembetulan, usaha untuk 17 membasmi perasaan dan perilaku gay; 3 penghindaran, menghindari situasi yang menegaskan homoseksualitas; 4 redefinisi, usaha mengurangi kebingungan identitas dengan cara meredifinisi perilaku dan perasaan; 5 penerimaan, mengakui bahwa perilaku, perasaan, dan fantasi kemungkinan merupakan bentuk homoseksualitas dan berusaha mencari informasi lebih banyak mengenai homoseksualitas. c. Identity assumption Pada tahap ini, individu mulai mendefinisikan dirinya sebagai gay, menoleransi dan menerima identitas sebagai gay, bergaul dengan gay lain, bereksperimen dengan seksualitas, dan mengeksplorasi homoseksualitas. Pendefinisian individu sebagai gay dapat terjadi sebelum, saat, atau setelah berinteraksi dengan gay lain. Interaksi dengan gay lain menjadi penting di tahap ini. Jika interaksi pertama dengan gay lain menimbulkan kesan negatif, maka kemungkinan untuk berinteraksi dengan gay lainnya akan menjadi kecil dan kebingungan identitas akan bertahan. d. Commitment Pada tahap ini, individu mulai mengadopsi cara hidup gay. Pengadopsian ini terlihat dari indikasi internal dan eksternal. Indikasi internal meliputi seksualitas dan emosionalitas yang terintegrasi, makna dan nilai yang berubah terkait identitas sebagai gay, dan rasa puas atas

Dokumen yang terkait

Bahaya Komunitas Homoseksual Di Media Sosial (Studi Kasus: Interaksi Virtual Community Media Sosial Grindr)

3 17 120

Makna Sosial Uang Tilang Bagi Masyarakat dan Kepolisian.

8 57 6

KONSTRUKSI SOSIAL TENTANG PERKAWINAN BAGI KAUM GAY Studi pada Pasangan Gay yang Tinggal di Surabaya Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 13

BABI PENDAHULUAN - Dukungan sosial rekan kerja dengan penerimaan diri pada gay - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 10

Dukungan sosial rekan kerja dengan penerimaan diri pada gay - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 22

Hubungan antara dukungan sosial dengan konsep diri pada kaum gay di Surabaya - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 18

Hubungan antara dukungan sosial dengan konsep diri pada kaum gay di Surabaya - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 8

Hubungan antara dukungan sosial dengan konsep diri pada kaum gay di Surabaya - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 25

Dukungan sosial masyarakat terhadap munculnya komunitas gay di Situbondo sebagai kota santri ditinjau dari stereotype tentang gay, stereotype tentang komunitas gay, dan persepsi tentang kota santri - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 18

BABI PENDAHULUAN - Dukungan sosial masyarakat terhadap munculnya komunitas gay di Situbondo sebagai kota santri ditinjau dari stereotype tentang gay, stereotype tentang komunitas gay, dan persepsi tentang kota santri - Widya Mandala Catholic University Su

0 0 9