Peduli Lingkungan Pendidikan Karakter dalam Kurikulum 2013

14

d. Peduli Lingkungan

Soemarwoto dalam Hamzah, 2013:3 berpendapat kita harus menyadari bahwa hubungan manusia dengan lingkungan hidup bersifat sekuler. Hal ini bermakna bahwa apapun yang dilakukan oleh manusia dalam terhadap lingkungannya, dampaknya akan kembali lagi kepada manusia, baik itu berupa keuntungan maupun kerugian. Dampak lingkungan hidup menurut UU Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah pengaruh pada lingkungan hidup yang diakibatkan oleh suatu usaha dan atau kegiatan. Menurut Samani dan Hariyanto 2013:9 berdasarkan hasil kajian empirik Pusat Kurikulum, telah diidentifikasi nilai pembentuk karakter yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan. Salah satu nilai tersebut yaitu peduli lingkungan. Kurniawan 2013:42 peduli lingkungan adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. Siswa hendaknya disadarkan tentang warisan alam dan lingkungan sebagai suatu anugerah pada manusia sehingga manusia harus mampu menjaga dan menghargai lingkungan sebagaimana seharusnya Hamzah, 2013:54. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15

e. Pendidikan Karakter dalam Kurikulum 2013

Pendidikan karakter bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah, lebih dari itu pendidikan karakter menanamkan kebiasaan habituation tentang hal baik sehingga siswa menjadi paham kognitif tentang mana yang baik dan salah, mampu merasakan afektif nilai yang baik dan biasa melakukannya perilaku Fathurrohman, Suryana, Fatriany, 2013:74. Samani dan Hariyanto 2013:50 dalam pendidikan karakter diinginkan terbentuknya anak yang mampu menilai apa yang baik, memelihara secara tulus apa yang dikatakan baik itu, dan mewujudkan apa yang diyakini baik walaupun dalam situasi tertekan penuh tekanan dari luar, pressure from without dan penuh godaan yang muncul dari dalam hati sendiri temptation from within . Menurut Fathurrohman, Suryana, dan Fatriany 2013:74 pendidikan karakter erat kaitannya dengan kebiasaan yang terus menerus dilakukan. Pendidikan karakter yang baik tidak hanya melibatkan aspek pengetahuan yang baik moral knowing saja, akan tetapi merasakan dengan baik atau loving the good moral feeling , dan perilaku yang baik moral action . Menurut Kevin Ryan dan Bohlin dalam Fathurrohman, 2013:17 pendidikan karakter adalah sebagai upaya sungguh-sungguh untuk membantu seseorang memahami, peduli, dan bertindak dengan landasan inti nilai- nilai etis. Selanjutnya ia menambahkan, “ Character so conceived has threeinterrelated parts: moral knowing, moral 16 feeling, and moral behavior ”. Karakter mulia good character meliputi pengetahuan tentang kebaikan, lalu menimbulkan komitmen niat terhadap kebaikan, dan akhirnya benar-benar melakukan kebaikan. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa karakter mengacu kepada serangkaian pengetahuan cognitives , sikap attitudes , dan motivasi motivations , serta perilaku behaviours dan keterampilan skills seperti yang terdapat pada kompetensi inti dalam kurikulum 2013. Pada KI 1 Kompetensi Inti 1 dalam kurikulum 2013 meliputi kompetensi sikap spiritual, KI 2 kompetensi sikap sosial, KI 3 kompetensi pengetahuan, dan KI 4 kompetensi keterampilan. Dengan demikian diharapkan kurikulum ini dapat membentuk generasi bangsa yang berkarakter baik, melakukan hal – hal yang terbaik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dirinya, sesama, lingkungan, bangsa dan negara serta dunia internasional dengan mengoptimalkan potensi pengetahuan dirinya dan disertai dengan kesadaran, emosi dan motivasinya perasaannya.

2. Pendekatan Saintifik