27
B. Penelitian yang Relevan
Susanti 2010 melakukan penelitian mengenai peningkatan kemampuan bertanya pada pembelajaran IPA dengan menggunakan
metode tanya - jawab dan dengan bantuan media film peristiwa alam. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2010 dengan subyek penelitian 6
orang siswa kelas IV SD. Dalam pengumpulan data, metode-metode yang digunakan adalah pendataan pertanyaan-pertanyaan yang muncul
selama proses pembelajaran berlangsung, perekaman video, dan pengisian kuesioner oleh siswa untuk mengetahui penyebab siswa
malas untuk bertanya. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen studi kasus. Penelitian eksperimen karena dalam penelitian ini peneliti
melakukan treatment kepada subyek yang diteliti. Sedangkan penelitian studi kasus yaitu penelitian yang mendalami suatu kasus
pada individu atau sekelompok individu. Berdasarkan jenis data dan cara analisisnya penelitian ini
merupakan penelitian kuantitatif-kualitatif. Dikatakan penelitian kuantitatif karena jenis data yang diperoleh berupa bilangan. Jenis data
yang berupa bilangan adalah jumlah pertanyaan yang diajukan oleh siswa. Sedangkan dalam analisis kualitatif, jenis data yang digunakan
adalah jenis pertanyaan yang diajukan oleh siswa dan jenis pertanyaan tersebut digolongkan ke dalam pertanyaan tingkat rendah atau
pertanyaan tingkat tinggi. Berdasarkan analisis dan data yang diperoleh peneliti, maka
peneliti menyimpulkan bahwa siswa sebenarnya memiliki keinginan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
bertanya yang besar, hanya pada beberapa siswa keinginan bertanya tersebut lebih mudah diungkapkan dalam bentuk pertanyaan tertulis.
Kemampuan bertanya siswa dilihat dari jenis pertanyaan yang diajukan oleh siswa yaitu pada pertemuan I siswa lebih banyak mengajukan
jenis pertanyaan analisis, sedangkan pada pertemuan II siswa lebih banyak mengajukan pertanyaan pengetahuan. Faktor-faktor yang
menyebabkan siswa malas untuk bertanya adalah kesulitan untuk merangkai kalimat membuat pertanyaannya, malu dan takut salah.
Rahmawati 2013
melakukan penelitian
mengenai peningkatan kemampuan bertanya siswa pada mata pelajaran IPA
melalui penerapan strategi pembelajaran
The Learning Cell
pada siswa kelas IV SD N Pengkok 1 Kedawung Sragen tahun ajaran 20122013.
Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan peningkatan kemampuan bertanya siswa dalam pembelajaran IPA
melalui penerapan strategi pembelajaran
The Learning Cell.
Jenis penelitian yang digunakan adalah PTK penelitian tindakan kelas.
Subyek penelian adalah siswa kelas IV SD N Pengkok 1 Kedawung Sragen yang berjumlah 36 siswa. Obyek dalam penelitian ini adalah
kemampuan bertanya siswa. Metode pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, dokumentasi, dan observasi. Analisis data dalam
penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kemampuan
bertanya siswa pada mata pelajaran IPA. Hal ini dapat dilihat dari 1 siswa yang mengajukan pertanyaan kepada guru sebelum diadakan
29
tindakan sebesar 19,44 pada siklus II pertemuan II meningkat menjadi 72,22 , 2 mengajukan pertanyaan dengan bahasa yang tepat
sebelum diadakan tindakan sebesar 16,66 pada siklus II pertemuan II meningkat menjadi 61,11, 3 percaya diri dalam mengajukan
pertanyaan sebelum diadakan tindakan sebesar 13,88 pada siklus II pertemuan meningkat menjadi 63,88 , 4 menghargai teman yang
bertanya sebelum diadakan tindakan sebesar 33,33 pada siklus II pertemuan meningkat menjadi 66,66. Dari penelitian tersebut, dapat
disimpulkan bahwa strategi pembelajaran
the learning cell
pada pembelajaran IPA dapat meningkatkan kemampuan bertanya siswa.
Yusmanah 2012, melakukan penelitian mengenai peningkatan keterampilan bertanya dengan menggunakan metode penemuan
terbimbing dalam pembelajaran matematika. Penelitian tersebut bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan keterampilan bertanya
dengan menggunakan metode penemuan terbimbing. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan bentuk
penelitiannya adalah penelitian tindakan kelas PTK. Berdasarkan hasil pengamatan siswa yang bertanya dengan
mengacungkan tangan sebanyak 12 orang pada siklus pertama, menjadi sebanyak 30 orang pada siklus kedua. Siswa yang bertanya
dengan tertulis sebanyak 12 orang pada siklus pertama, menjadi sebanyak 33 orang pada siklus kedua. Siswa yang bertanya dengan
sesamanya sebanyak 12 orang pada siklus pertama, menjadi 34 orang pada siklus kedua. Siswa yang bertanya antar kelompok sebanyak 6
30
orang pada siklus pertama, menjadi sebanyak 32 orang pada siklus kedua. Siswa yang berani menjawab pertanyaan sebanyak 15 orang
pada siklus pertama, menjadi sebanyak 32 orang pada siklus kedua. Hal ini berarti dengan menggunakan metode penemuan terbimbing
keterampilan siswa dalam bertanya dapat meningkat. Berikut ini adalah literatur
map
dari penelitian-penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini.
Kemampuan Bertanya Keterampilan Bertanya
Gambar 2.2
Literature map
penelitian yang relevan Dari berbagai penelitian di atas, kemampuan bertanya dapat
ditingkatkan dengan melakukan berbagai pembelajaran yang menarik dan inovatif sehingga dapat memancing dan memunculkan pertanyaan
Peningkatan Kemampuan
Bertanya pada Pembelajaran IPA
dengan Menggunakan
Metode Tanya- Jawab dan dengan
Bantuan Media Film Peristiwa
Alam Susanti, 2010
Peningkatan Kemampuan Bertanya
Siswa pada Mata Pelajaran IPA melalui
Penerapan Strategi
The Learning Cell
pada Siswa Kelas IV SD N Pengkok 1
Kedawung Sragen Tahun Ajaran
20122013 Rahmawati, 2013
Peningkatan Keterampilan
Bertanya dengan Menggunakan
Metode Penemuan
Terbimbing dalam
Pembelajaran Matematika
Yusmanah, 2012
Yang diteliti: Pengembangan Buku Pedoman Pendesainan Pertanyaan Esensial dalam
Proses Pembelajaran untuk Memperdalam Pemahaman dan Membangun Kepedulian Siswa Kelas V SD Terhadap Lingkungan
31
dari siswa Susanti, 2010. Kemampuan bertanya juga dapat ditingkatkan dengan penerapan strategi
The Learning Cell
pada mata pelajaran IPA Rahmawati, 2012. Penelitian yang lainnya menemukan
bahwa keterampilan bertanya dapat ditingkatkan dengan menggunakan metode penemuan terbimbing dalam pembelajaran matematika
Yusmanah, 2012. Berdasarkan hasil penelitian relevan tersebut, ada yang
membedakan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Pada penelitian yang sebelumnya, belum ada penelitian mengenai pedoman
pendesainan pertanyaan esensial untuk memperdalam pemahaman dan membangun kepedulian siswa kelas V SD terhadap lingkungan. Oleh
karena itu, dalam penelitian ini peneliti mengembangkan produk buku pedoman pendesainan pertanyaan esensial yang dapat membantu guru
dalam menyusun pertanyaan esensial agar siswa mendapatkan pembelajaran yang bermakna, lebih fokus, dapat membuat siswa lebih
memahami materi yang diberikan guru, dan merangsang inkuiri yang membuat siswa aktif untuk bertanya dalam proses pembelajaran.
C. Kerangka Berpikir