Setting Penelitian Prosedur Pengembangan

37 dimodifikasi oleh peneliti karena dalam pengembangan produk ini, hanya dilakukan pada uji coba terbatas. Kedua langkah tersebut meliputi 1 Evaluasi diri, 2 Pendesainan Prototipe.

B. Setting Penelitian

Pada setting penelitian ini membahas tentang tempat penelitian, waktu penelitian, subjek penelitian, dan objek penelitian. 1. Tempat Penelitian Peneletian akan dilakukan di dua sekolah dasar, yaitu SD Negeri Demangan Yogyakarta dan SD Joannes Bosco Yogyakarta. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan selama 8 bulan, yaitu pada bulan Juli-Febuari 2016. 3. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah guru kelas 5 dan siswa kelas 5 SD. Adapun jumlah guru kelasnya adalah 2 guru kelas 5 dari SD yang berbeda dan siswa satu kelas dalam kelas 5 dari dua SD yang berbeda. 4. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah pengembangan buku pedoman pendesainan pertanyaan esensial yang mempunyai manfaat untuk memperdalam pemahaman dan membangun kepedulian siswa terhadap lingkungan khususnya untuk kelas 5 tema 1 subtema 1. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38 - Expert Review - One-to-one - Small Group

C. Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan pada penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap self evaluation evaluasi diri, prototyping pendesaianan prototype, dan yang terakhir adalah field test uji coba lapangan Tessmer, 1993. Pada tahap evaluasi diri terdiri dari analisis kebutuhan dan proses desain, selanjutnya pada tahap pendesainan prototipe terdiri dari proses uji ahli atau expert review , one-to-one atau uji coba individu, dan uji coba kelompok kecil atau small group, dan yang terakhir adalah tahap uji coba lapangan. Berikut ini merupakan gambaran tahap-tahap tersebut. Gambar 3.1 Tahap-tahap penelitian dan pengembangan Tessmer, 1993. Berdasarkan langkah pengembangan dari Tessmer , peneliti memodifikasi menjadi dua tahap yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini. Peneliti memodifikasi menjadi dua tahap karena penelitian ini mempunyai keterbatasan pada waktu dan tenaga. Apabila dilakukan uji coba lapangan maka mengharuskan dilakukan uji coba pada semester ganjil sehingga penelitian ini hanya sampai pada tahap pendesainan prototipe dan pada tahap tersebut peneliti telah mendapatkan jawaban dari pertanyaan penelitian mengenai proses pendesainan pertanyaan esensial dan kualitas pertanyaan esensial. Berikut ini akan dijelaskan mengenai - Analisis Kebutuhan - Desain Evaluasi diri Pendesainan Prototipe Uji Coba Lapangan 39 tahap-tahap dalam penelitian dan pengembangan yang digunakan oleh peneliti. Tahap 1: Evaluasi Diri Pada tahap ini peneliti melakukan evaluasi diri guna memperoleh data awal dengan melakukan observasi di Sekolah Dasar dan melakukan wawancara kepada guru kelas untuk analisis kebutuhan. Observasi yang dilakukan merupakan observasi anecdoctal record. Menurut Herdiansyah 2013:162 observasi tersebut dilakukan dengan hanya membawa kertas kosong untuk mencatat perilaku yang khas, unik dan penting yang dilakukan subjek penelitian. Setelah analisis kebutuhan kemudian peneliti mulai mendesain produk yang akan dikembangkan. Dalam proses desain, peneliti menggunakan langkah dari Wiggins dan McTighe yang merupakan pakar dari pertanyaan esensial dan didalam buku tersebut terdapat contoh-contoh yang konkret mengenai pertanyaan esensial. Peneliti menggunakan langkah dari Wiggins dan McTighe 2012:56 sebagai berikut. 1 Original draft question Membuat daftar pertanyaan yang terdapat pada buku guru dan buku siswa kelas 5 tema 1 subtema 1. Peneliti memilih tema 1 subtema 1 karena terdapat materi yang berhubungan dengan lingkungan. Peneliti memilih materi yang terkait dengan lingkungan untuk memumbuhkan karakter peduli lingkungan dalam diri siswa. 40 2 Commentary on the drafts Menandai pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan tema pokok yang diusung dalam penelitian kepedulian lingkungan kemudian mengklasifikasikan daftar pertanyaan ke kategori pertanyaan esensial atau tidak dan mengklasifikasikannya sesuai dengan tingkat taksonomi Bloom. 3 Revised questions Merevisi pertanyaan menjadi pertanyaan yang esensial. Pertanyaan yang telah diklasifikasikan ke dalam kategori pertanyaan yang esensial atau tidak, direvisi jika pertanyaan tersebut tidak esensial, supaya menjadi pertanyaan yang esensial. 4 Commentary on the revisions Pertanyaan yang telah direvisi menjadi pertanyaan esensial kemudian diberikan kepada expert judgement untuk direvisi kembali. Pertanyaan yang telah direvisi perlu untuk diberi masukan oleh expert judgement agar dapat diketahui apakah pertanyaan tersebut sudah memenuhi kriteria pertanyaan yang esensial atau belum. Tahap 2: Pendesainan Prototipe Setelah selesai melakukan pendesainan produk, desain prototipe dapat diberikan kepada expert validator untuk memberikan penilaian terhadap produk pertanyaan yang diusulkan peneliti. Hasil dari penilaian expert kemudian dijadikan dasar revisi produk yang dikembangkan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41 Kemudian dilakukan proses one-to-one dengan berkonsultasi kepada dosen pembimbing terkait produk pertanyaan yang telah diusulkan dan yang telah dinilai expert . Dari prototipe yang telah direvisi kemudian diuji cobakan pada small group . Berikut ini merupakan gambar langkah-langkah penelitian dan pengembangan yang dilakukan oleh peneliti: Revisi Revisi Gambar 3.2 Model pengembangan hasil modifikasi Tessmer, 1993

D. Teknik Pengumpulan Data