terhadap niat yang sudah dirumuskan oleh masing-masing konseli.
E. Kajian Penelitian yang Relevan
Penelitian mengenai Brief Counseling sebelumnya pernah dilakukan oleh Dwi Lestari, dalam jurnal Pendidikan Penabur - No.21Tahun ke-12Desember
2013 dengan judul Menurunkan Perilaku Bullying Verbal melalui Pendekatan
Konseling Singkat Berfokus Solusi di SDK BPK Penabur Bintaro Jaya Jakarta
tahun 2013. P enelitian tersebut bertujuan mengurangi perilaku bullying secara
verbal melalui Konseling Singkat Berfokus Solusi. Bullying verbal meliputi: menyebut nama seseorang dengan sembarangan atau membuat lelucon aneh, cara
berpakaian, etnis, gender, orientasi seksual, agama atau ketidak mampuan seseorang. Sementara itu Brief Counseling ialah pendekatan konseling yang
berasumsi optimis bahwa setiap manusia sehat dan kompeten serta memiliki kemampuan dalam mengonstruk solusi yang dapat meningkatkan kualitas
hidupnya dengan optimal. Penelitian mencakup II siklus, setiap siklus terdiri atas
empat tahap yaitu: perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Responden penelitian berjumlah enam siswa yang duduk di kelas 6 SD.
Analisis hasil penelitian menunjukkan penurunan perilaku bullying secara verbal pada siswa
melalui pendekatan konseling singkat berfokus solusi. Selain itu hasil penelitian juga menunjukkan pemahaman siswa tentang bullying verbal dan adanya
keinginan siswa untuk menghentikan perilaku bullying verbal.
F. Kerangka Berpikir
Peneliti memilih penggunaan metode konseling kelompok dengan pendekatan konseling singkat berfokus pada solusi atau Brief Counseling, sebagai
upaya mengurangi kebiasaan datang terlambat ke sekolah pada siswa-siswi SMA Tiga Maret. Selama ini pemberian sangsi dan nasihat menjadi solusi yang
dilakukan oleh para guru, sebagai upaya mengurangi kebiasaan datang terlambat ke sekolah. Pemberian sangsi biasaya berupa tidak diijinkan megikuti pelajaran
pada jam pertama. Selain tidak diijinkan masuk kelas pada jam pertama, siswa juga mendapat tugas pribadi dari guru. Membuat cerpen, refleksi pribadi,
merangkum materi dan mencari bahan materi pelajaran. Tugas tersebut dikerjakan di ruangan perpustakaan dan ruang BK. Sangsi maupun tugas tersebut tergantung
guru piket yang sedang bertugas. Pemberian sangsi tersebut ternyata bukan solusi yang tepat, karena pada kenyataanya siswa kembali mengulangi kebiasaan datang
terlambat ke sekolah pada hari berikutnya. Selain itu bagi siswa sangsi menjadi suatu hal yang menyenangkan atau sebagai upaya menghindari mengikuti
pelajaran tertentu. Bertolak dari masalah ini, diupayakan solusi yang tepat untuk menangani masalah tersebut. Peneliti mencoba menggunakan layanan konseling
kelompok dengan pendekatan konseling singkat berfokus pada solusi atau Brief Counseling sebagai upaya menghilangkan kebiasaan datang terlambat pada siswa-
siswi SMA Tiga Maret. Peneliti memilih desain penelitian tindakan dalam melaksanakan layanan
konseling kelompok dengan pendekatan konseling singkat berfokus pada solusi. Penelitian tindakan ini dalam setiap siklusnya memuat adanya perencenaan,
tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini juga membutuhkan kolaborasi
dengan pihak lain seperti wali kelas, guru Bimngan dan Konseling, serta teman- teman kelas.
G. Hipotesis Tindakan