5. Tahap-tahap layanan konseling kelompok.
Tahapan-tahapan konseling kelompok terdiri dari: a.
Pembukaan. Diletakkan  dasar  bagi  pengembangan  hubungan  antar  pribadi  working
relationship  yang  baik,  yang  memungkinkan  pembicaraan  terbuka  dan terarah  pada  penyelesaian  masalah.  Yang  paling  pokok  adalah
pembukaan pada awal proses konseling kelompok, bila kelompok saling bertemu  untuk  pertama  kali.  Mengingat  jumlah  pertemuan  pertemuan
lebih dari satu kali, pertemuan-pertemuan berikutnya juga memakai suatu pembukaan, tetapi caranya akan lain dibanding dengan pembukaan pada
waktu saling bertemu untuk pertama kali. Selain itu dalam pembukaan ini terjadi perkenalan konseli satu dengan yang lain serta konselor sendiri.
b. Penjelasan masalah.
Masing-masing  konseli  mengutarakan  masalah  yang  dihadapi  berkaitan dengan  materi  diskusi,  sambil  mengungkapkan  pikiran  dan  perasaannya
secara  bebas.  Selama  seseorang  konseli  mengungkapkan  apa  yang dipandangnya perlu dikemukakan, konseli lainnya mendengarkan dengan
sungguh-sungguh  dan  berusaha  ikut  menghayati  ungkapkan  pikiran perasaan  temanya.  Mereka  dapat  menanggapi  ungkapan  teman  dengan
memberikan  komentar  singkat,  yang  menunjukan  ungkapan  itu  telah ditangkap
dengan konkret.
Setelah semua
konseli selesai
mengungkapkan masalahnya menurut pandagan sendiri-sendiri, konselor
meringkas  apa  yang  dikatakan  oleh  masing-masing  konseli  dan mengusulkan  suatu  perumusan  masalah  yang  umum,  yang  mencakup
semua ungkapan yang telah dikemukakan oleh para konseli. c.
Penggalian latar belakang masalah. Karena para konseli pada fase 2 biasanya belum menyajikan gambaran
lengkap  mengenai  kedudukan  masalah  dalam  keseluruhan  situasi  hidup masing-masing,  diperlukan  penjelasan  lebih  mendetail  dan  mendalam.
Pada fase ini konselor membawa kelompok masuk ke fase analisis kasus, dengan  tujuan  supaya  para  konseli  lebih  memahami  latar  belakang
masalahnya  sendiri-sendiri  dan  masalah  teman,  dan  sekaligus  mulai sedikit mengerti tentang asal-usul permasalahan yang dibahas bersama.
d. Penyelesaian masalah.
Berdasarkan apa yang telah digali dalam fase analisis kasus,konselor dan para  konseli  membahas  bagaimana  persoalan  dapat  diatasi.  Kelompok
konseli  selama  fase  ini  harus  ikut  berpikir,  memandang,  dan mempertimbangkan,  narnun  peranan  konselor  di  institusi  pendidikan
dalam mencari bersama penyelesaian permasalahan pada umumnya lebih besar.
e. Penutup.
Bilamana  kelompok  sudah  siap  untuk  melaksanakan  apa  yang  telah diputuskan  bersama,  proses  konseling  dapat  diakhiri  dan  kelompok
dibubarkan  pada  pertemuan  terakhir.  Bilamana  Proses  konseling  belum
selesai,  pertemuan  yang  sedang  berlangsung  ditutup  untuk  dilanjutkan pada lain hari.
6. Keterampilan konselor dalam konseling kelompok.